Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Lonely Adventure story 2

Wahhh.........Makin seru aja......
Harus punya strategi yang jitu nih biar bisa ngalahin musuh.....

Mantap Hu.....Ditunggu Updatenya, tetap semangat......:Peace::Peace::Peace:
Bener suhu.. yang simple sih, pasangin dinamite sekeliling rumah, bom deh pas pada tidur... mokat semua pasti...
 
Asyik ceritanya kaya film action gitu bro tapi romantis,lanjutkan...
 
Semangat Suhu Bersatu kita kuat ber empat kita karaoke, waduh ini mah cuman 4 tambah lagi hu pasukan sama update nya...
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
masih belum update ya... ya sudah berangkat Nguli dahulu akh... siapa tau dikasih wejangan nanti pas makan siang....
ditunggu suhu update action, strategi, dan kesuksesan semuanya.
 
Mulustrasi...


Aiko Nakazawa






Neng Dea



6b8f66616546523.jpg





Lanjut lagi ya suhu..



*Chapter dua puluh enam, hari ke sepuluh



•••©©©•••


"Dan dalam operasi ini, kamu akan memakai nama sandi yang biasa. Balak 6, dan agen dari Jepang, memakai nama sandi, Sakura Putih. Perintah nya... Hancurkan Musuh, tidak ada yang tersisa termasuk barang bukti. Destroy totally... Kill... them... all... kamu punya waktu 2 x 24 jam terhitung hubungan ini terputus dan akan terbakar otomatis. Ingat semboyan agen... Berhasil tidak dipuji, Hilang tidak dicari. Selamat bertugas.."

Video terputus.. aku segera mengeluarkan hard disc secepatnya, karena hanya perlu waktu 1 menit, hard disc akan terbakar, korslet.. supaya tidak membakar laptop, aku keluarkan secepatnya dari laptop ini.

Aku terduduk dengan lemas. Sangat berbeda dengan yang aku bayangkan. Hanya dengan 4 orang, masa perlu dapur umum, markas, pusat comando segala. Aku merenung, perintah sudah keluar, tidak ada langkah mundur. Sekali gagal, tidak akan dibela dan diakui kesatuan. Sekarang semua terserah aku, nasib masyarakat cibodas herang disini, tumpuan harapan kakek, teh Yeti, Nakazawa dan perusahaan ku sendiri di operasi ini, dan kehormatan bangsa dalam menghadapi tentara penyusup pun di operasi ini. Tidak ada kata mundur, yang tersedia adalah jalan maju.. maju sampai selesai, dan satu tujuan, hancurkan total, dan bunuh semua. Jelas, tidak boleh ada yang tersisa di pihak musuh. Maaf, hai Sanjoyo dan antek, jika ada ingin kabur sekarang, sudah tidak ada kesempatan. Saya pasti akan bunuh anda. Clear..



Aku mau hancurkan pakai apa, senjata dan amunisi tidak punya. Apa aku harus gerilya seperti Rambo? ah, komandan selalu begitu, kalo sudah operasi, tidak kompromi, tanya kek ada kesulitan atau halangan apa, ini gak ada kesempatan sama sekali. Hadehh... ama anak sendiri yang sedang taruhan nyawa aja begini, ama orang lain gimana lagi..

Aku lihat sudah hampir jam 2. Mataku sudah tidak mengantuk lagi. Lebih baik aku jalan malam.

Aku balik ke kamar, pakai pakaian khusus ku, bawa peralatan, dan beberapa kamera lidi. Aku ingin pasang di pohon dan beberapa tempat lagi yang memungkinkan. Lalu dengan mengendap aku melesat. Mungkin kalo malam tak semua terlacak jumlah penghuni nya, tapi setidak nya aku tau kondisi terakhir disana dan kamera halus ku terpasang.

Target lokasi pertama ada lah kolam renang, halaman parkir, gudang penyimpanan, pendopo taman, lorong samping, garasi, dan pintu depan. Kamera ku pasang di pohon yang paling dekat ke arah sasaran, tapi masih di luar tembok. Kamera ini tanpa kabel, dan dikendalikan melalui satelite, jarak fokus sampai 300m. Fisik nya hanya panjang 10cm seperti lidi, yang salah satu sisi nya berwarna hitam, karena berisi lensa, sisi lain nya warna coklat. Kamera ini tersamarkan, jika di taruh di pohon, terlihat seperti dahan kecil kering yang menempel di batang atau dahan. Padahal, aku rekat kan agar tidak jatuh. Ini salah satu peralatan pengintaian militer terbaru.

Tidak lama aku sudah mulai ke titik sasaran, memasang kamera satu demi satu. Dan aku pastikan tidak terhalang pandangan nya oleh daun atau hal lain. Cuaca sangat nendukung, mendung sedikit berangin sehingga orang malas keluar dan memilih menarik selimut. Apalagi daerah ini masih termasuk lereng kaki gunung salak, yang cuacanya sejuk. Setengah jam sudah aku selesai pasang di tujuh titik. Lalu aku aktifkan serentak, yang sudah aku koneksikan ke hp khusus ku. Aku periksa, semua baik. Ok, aku bisa tinggal.

Aku kembali masuk rumah, dan mengganti pakaian ku. Lalu memeriksa hape ku. Terlihat semua sepi, hanya ada yang berjaga di gerbang depan. Sudah jam dua lebih aku mulai istirahat.

Jam 5 pagi aku bangun, dan mulai olahraga agar pikiran ku sedikit santai. Aku sedikit peregangan saja. Lumayan bisa menyegarkan otakku..

Aku segera mandi, aku tidak ke koperasi hari ini. Ridwan dia pergi, tapi jam 12 dia mau izin sama ibu Pratiwi katanya. Aku bilang Ridwan tidak perlu belanja dulu, kita belum tau ada berapa orang nantinya.

Sambil sarapan, ku ingat seorang teman, teman lama di BC yang cukup akrab, aku sms dia mau menanyakan sesuatu yang mengganjal di otak ku sejak kemarin. Tiba-tiba aku ingat kembali. Dari pada aku lupa lagi aku sms dia. Dia menjawab, dan kamipun sibuk berbalas sms.

Ridwan sudah berangkat, aku yang sudah mandi, sambil menyiapkan laptop ku yang terkoneksi kamera lidi. Berkali-kali kami berbalas sms, hanya sms karena dia sedang ada di dalam sebuah perjalanan bersama temannya. Dan sms terakhir yang aku dapatkan, benar-benar membuat ku terkejut. Hmmmh... apapun yg sudah dia lakukan, tetap dia harus mati, dan biar anak-anak dari mantan anak buah mu yang menyelesaikan kamu, pembunuh..
Dia kali ini tidak bisa lari... Dan melihat jawaban teman ku, aku tersenyum sumringah.

Tak lama, datang dua orang lelaki, pertengahan 30 an.

"Assalamualaikum."

"Wa'alaikumsalam." jawab aku...

"Dengan Balak 6?"

"Siap, saya Ndan.. silahkan masuk bang.. saya udah nunggu abang-abang berdua."

"Wah, gak sangka, masih muda ternyata. Tapi nama udah kemana-mana yah. Udah berapa tahun di kesatuan?" seorang berambut tebal bertanya.

"Siap, jalan 5 bang."

"Ooo... mantap.. kenalkan saya Manik dan ini bang Saiful." seorang agen berambut tebal tapi rapi ini mengaku bernama Manik, dan senior nya yang berambut sangat tipis ini bernama Saiful.

"Udeh, kita gak usah ribet-ribet dengan panggilan, tugas dah berat ini. Lo panggil gue cukup bang aja. Kecuali acara seremoni resmi, iye lo musti tau, kalo gak gue push up lho sampe dangdut."

"Iya bang, ngerti bang."

"Coba lo jelasin Lak, gimana keadaan nya."

"Baik bang.. jadi awal nya aku gak sengaja bang. Aku waktu itu baru satu hari di desa ini. Aku udah di teror bang. Aku dipukuli di keroyok oleh anak nya pak Kades. Trus aku ditolong seorang tokoh tua di kampung ini, nah besok nya waktu di cibadak, ketemu lagi bang ama gerombolan nya. Aku bentrok lagi, tapi kali ini aku ngelawan dan dia pada bonyok. Tapi aku di tangkap polisi bang, dan dibawa ke polsek. Itu orang namanya Yudha, juga diangkut ke polsek ama polisi."

"Nah ini baru bener. Gue kaget tadi, masa sekelas lo di keroyok cecunguk bisa kalah ampe di tolongin. Tadi gue sempet mikir, set.. sakti bener anak kades?"

"Bukan bang, aku lupa cerita.. yang aku di pukuli pertama itu, aku cuma diam bertahan, gak ngelawan. Karena takut kesalahan tangan, soalnya masalah nya belom jelas. Kalo bentrok ke dua aku udah gak ragu-ragu lagi bang.."

"Lanjut..."

"Nah waktu di tahan polisi itu, ibu nya Yudha, istri pak kades datang trus datangi aku juga. Sambil marah anaknya aku pukul, dia teriak cerita suaminya, mantan Direktur P2 Bea dan cukai pusat. Disitu aku baru tau status dahulu kades itu. Di situ makin menambah rasa curigaku bang. Masa sekelas pejabat tinggi, mau habisin pensiun di kampung sini, tapi tetap eksklusif gak berbaur ama masyarakat, kaya ada yang disembunyikan. Juga dapat info dari sahabat aku yang udah lebih lama disini kalo dalam waktu 2x seminggu ada truk keluar masuk rumah itu. Dan dikawal ketat. Aku makin curiga, lalu aku lakukan jalan malam. Dan benar disana ada barang selundupan. Ripon-T812, sixbreshsus, Ripon8, F-27256, hand cover teip dan long stick angel. Saya laporkan, di telusuri, mereka masukkan dengan prosedur resmi tapi mencuri pakai izin perusahaan ku, dan barang nya hendak di jual untuk pemberontak MORO dari Filipina Selatan. Itu secara garis besar nya bang."

"Hmmmh... oke gue laper... ada makanan apa nih?"

Ampun, si bang Saiful. Paling bisa dah..

"Maaf bang, aku periksa sebentar yah. Tadi sih ada, karena aku udah sarapan memang."

"Oke lah, lo lagi sendiri di sini?"

"Iye bang, kakek kayanya keluar, nenek belom balik dari pasar, ada sepupu nya sahabat aku itu, keluar juga gak keliatan."

"Ya udah ntar aja lah, sini lanjut dulu. Nik, ada yang mau lo tanya?"

"Siap, ini bang.. selain kita ber tiga, ada yg akan terlibat langsung gak bang?"
tanya Manik padaku

"Ada bang, satu orang lagi. Agen dari Nakazawa, itu perusahaan resmi pemasok alat-alat tadi. Nakazawa itu supplier untuk perusahaan kami bang. Tadi malam kata ayah sudah terbang dari Narita bang. 7 jam penerbangan, harus nya sudah di jakarta tadi subuh, dia mungkin saat ini otw ke sini. Kira-kira tengah hari mungkin sudah tiba bang."

"Oke, sudah tau kan instruksi dari komandan Tigor?"

"Jelas bang.."

"Baik.. ini instruksi yang gak bikin ribet. Gue seneng yang begini. Beda ama polisi, dia tugas nya ribet. Kita tentara gak mau ribet. Musuh.... bantai... selesai... begitu juga sebaliknya, musuh ke kita, kita gak akan diampunin kalo kalah, pasti kita di finish ama dia. Jadi ini lah perang. Kita tunggu si Jepang aja yah biar enak koordinasinya, nanti aja sekalian kita atue strategi nya dan lo bisa bikin pertemuan ama polisi daerah sini ama gue? biar mereka jangan ribetin tugas kita ntar..."

Iya bang, bisa banget.. nanti setelah kita rapat koordinasi bareng si Jepang?

"Iya, segera aja. Makin cepet kita makin ada waktu persiapan."

"Baik bang, aku sms sebentar. Bang, kesini bang, ada yang aku mau kasih lihat." aku ajak bang Saiful dan Manik masuk kamar belakang yang sedang stand by laptop ku memantau kamera lidi.

Kami masuk kamar belakang, melihat pada kamera itu. Kedua perwira ini terkejut sekaligus senang.

"Lak, mantap nih kerjaan lo. Lo kesatuan apa sih? Persenjataan?"

"Iya bang."

"Wah, gak kentara ini?"

"Gak bang, itu kamera keluaran terbaru bang. Buatan Nakazawa juga."

Mereka mengamati monitor pemantau. Termasuk aku. Tampak disana ada aktivitas nongkrong di kolam renang, ada yang ngobrol di taman, ada 6 mobil pribadi terparkir di area parkir. Terlihat di monitor orang yang ber aktivitas sekitar 10 orang, ini yang terlihat dari luar, belum tau jumlah di dalam ruangan. Orang-orang penting mereka belum terlihat.

"Bang izin, silahkan memantau bang aku liat makanan dulu ya bang. Bisa? biar abang-abang sarapan dulu."

"Oke deh. Emang tengki gue dah kosong nih, blom diisi dari berangkat tadi malam."

Aku langsung menuju dapur, aku lihat persediaan makanan. Sip, masih banyak ternyata. Ah, gue siapin dulu lah buat nih abang-abang ber dua. Udah jam 9 an kali ini yah.

Tidak sampai 5 menit, makanan sudah tersedia di meja. Aku sempat melirik ke jam di dinding, jam 9.35, wah cepet juga waktu bergulir. Waktu buat operasi makin singkat. Hmmm.. asal pihak lawan belum menyadari kehadiran kami, kami masih leluasa bergerak. Mudah-mudahan kami terus di beri kemudahan. Hah, ternyata abang-abang ini tas ransel nya gede-gede banget. Tadi aku gak perhatiin, pasti bawa persenjataan tempur ini. Aku aja gak bawa peralatan apa-apa. Hadeh.. paling gak siap aku ini..

"Bang, ayo bang, sarapan udah siap bang. Abang bisa makan bang. Aku temani"

"Oke Lak, ayo Nik. Udah ntar lagi lo liatin nya."

"Oke bang, aku lagi pelajari bang orang nya disana. Aku lihat sepertinya belum ada yang spesial ya bang."

"Iya, itu orang MORO juga belom keliatan. Cuma gue bingung, kok dia bisa masuk yah, kaya nya pake visa turis dia."

"Iya bang, kata teman ku baru mendarat dan lewat imigrasi di Halim. Ini baru masuk sms nya. Gak bisa di tahan, dokumen mereka lengkap dan gak bawa senjata atau alat terlarang kata nya."

"Ada kemungkinan dia udah ada orang di sini, yang sudah nyiapin semua nya. Dia orang tinggal datang. Berapa orang katanya Nik?"

"Kata nya teman ini, cuma 5 orang bang."

"Info yang sampai ke gue ada 15, berarti yang lain udah di Indonesia sebelumnya. Biarin lah, biar dia kenalan ama lo ntar Nik, hehehe..."

"Siap bang, Manik siap kenalan ama orang Moro. Hahaha..."


Dan mereka berdua langsung menuju meja makan, dan mulai makan. Sambil berbincang.

"Lak, aktivitas kita ini, dia udah ada yang curiga belom?"

"Belum bang, mereka belom sadar kaya nya."

"Bagus. Tapi begitu nanti mereka sadar, kita harus serang, gimana pun juga, jadi gak ada waktu persiapan. Yang gue khawatirin ini, si tentara Moro, dia udah biasa perang, dan memang masih perang di wilayah nya. Dia pasti lebih waspada, naluri tentara nya pasti jalan. Ini terlalu nyaman mereka gue liat di kamera, dan penduduk terlalu biasa. Tentara yang terlatih, akan selalu waspada. Gue berpendapat, setelah kita tau kondisi di dalam rumah, kamera segera kita singkirkan sebelum orang moro datang. Gue percaya, kalo mereka pasti bisa nemuin kamera ini. Lo pasang nya dimana Lak?"

"Dari luar tembok sih bang, gak ada yang didalam. Rata-rata jarak 50m dari kamera ke titik focus. Ada yang lebih malah."

"Lumayan jauh. Lo pasang nya di mana?"

"Ranting pohon bang, yang tumbuh di luar pagar."

"Lo masih ada stok, bisa gue liat."

"Bentar bang." aku segera melesat ke kamar ku, ambil 1 kamera lidi. Dan kembali ke meja.

"Ini bang." aku sodorkan satu

"Wah, gue malah belum tau type ini. Gue juga di persenjataan, ini belum liat gue. Kalo ini masih baru, kemungkinan si Moro belum tau mungkin, tapi insting tentara nya pasti ngomong."

"Ada info apa lagi yang bisa lo bagi mengenai desa ini?"


"Nanti kan transaksi nya besok bang dia, mereka kan juga ada utusan yang dari Jepang nya, yang produksi barang selundupan itu bang, katanya ada 2 orang dari Kurzawa. Bapak dan anak katanya saya dapat info bang. Terus hari ini mau dapat tambahan personil dari BC katanya 50 orang, langsung dari Jakarta. Kalo pajabat BC yang terlibat sekarang ini, Agus Mercon, kanwil Medan dan Fajri Dono Cahyawan, Kepala Kantor KPU BC Tanjung Priok bang. Mereka udan seminggu lebih disini."

"Pada ngantar nyawa semua tuh orang. Biarin yang nanggung yang ngajak,
gue sih tinggal bantai, selesai.."


"Trus mengenai rekam jejak itu mantan pejabat dan masih pejabat BC itu, tadi pagi aku dapat kabar dari teman BC juga dari Jogja. Ketiga orang BC ini, Harris Sanjoyo, Agus Mercon, Fajri Dono, dari gugus tugas yang sama yaitu P2, Penindakan dan Penyidikan. Dan mereka pernah bertugas di waktu yang bersamaan selama kurun waktu 2 tahun 4 bulan, tahun 199f sampai 199h di Semarang. Harris Sanjoyo waktu itu Kepala KPU Tanjung Emas, Agus Mercon kabid P2, Fajri Dono Kasie Intel nya."

"Hmmm... itu 20 tahun yang lalu... persekutuan yang awet."

"Dan bang, saya juga ada temuan, pada waktu itu, ada kasus penembakan seorang staff P2 oleh diduga kaki tangan bandar narkoba, yang kebetulan 2 hari sebelomnya, ada upaya penyelundupan yang digagal kan petugas itu, anak buah bandar nya dia tangkap dan dia korek, muncul nama-nama penting dalam jajaran BC sendiri yang terlibat. Dan petugas itu mau melaporkan pada kepolisian, tapi sebelom hal itu di laksanakan, dia dihabisi saat tugas bang."

"Kok kamu tau persis?" tanya bang Manik

"Karena, petugas itu, almarhum ayah dari calon saya bang. Dan baru pagi ini saya jelas dan gamblang. Bahkan calon saya pun belum saya kasih tau."

"Wah, makin berat dosa nya tuh orang-orang, makin gampang dah habisin nya." kata bang Manik

"Gini bang, aku minta izin.. sebelum dia kita habisi, biar dia di hadapkan dulu ama anak-anak nya petugas yang dia bunuh bang. Kasian anak petugas itu, menderita terus dari bayi gak ada bapak."

"Ya gue izinin. Tapi jangan sampe lolos, gue gak mau gagal dalam tugas." sela bang Saiful

"Makasih banyak bang"

"Bang, untuk warga sekitar, aku udah koordinasi ama kakek sini, kakek sini mantan kades lama sebelum di ganti kades sekarang yg baru 3 tahun. Jadi nanti warga kita mobilisasi ke arah barat, dengan iming-iming panggung musik, wayang golek dan layar tancap. 1.5 km dari sini ada panti asuhan. Aku mau tarik warga kesana bang. Dan keliatan nya warga setuju dan mau. Biar daerah sini kosong besok malam bang. Transaksi akan dilaksanakan malam hari, bersamaan dengan panggung hiburan. Tadinya kades mau membuat sebuah kamuflase, sebuah acara semacam selamatan sunatan cucu nya, dengan acara dangdutan dan wayang golek juga di halaman balai desa, tapi warga sepakat tidak ada yang mau datang, warga sudah anti pati pada kades ini sebab selama 3 tahun praktis tidak ada yang diurus, dia menjadi kades agar akses menggunakan desa ini sebagai alat dan sarana proyek nya sendiri bang."

"Suatu pengalih perhatian yang menarik. Jadi maksud kamu, warga akan di tarik ke panggung yang di barat? siapa koordinasi dan pengawal di lokasi?" tanya Manik

"Aku sudah koordinasi dengan Martinus Surya, anggota polsek cibadak bang. Dia dan anggotanya siap amanin warga di panti asuhan bang."

"Oke, ternyata persiapan sudah hampir selesai. Hebat lo Lak, pantes nama lo cepet naik di kalangan kita. Tinggal persiapan internal kita nih sebagai algojo nya." puji bang Saiful.

"Makasih bang, mohon di bimbing bang, kritik dan saran nya mohon di templokin ke aku bang. Aku masih anak baru bang, masih sering gagap."

"Ntar gue templokin BH cewek aja ke muka lo deh.. mau? melotot deh lo.. hehehe... eh, gue ke depan dulu mau ngudut. Makasih yak makannya, gue gak ikut beresin nih..." canda bang Saiful lagi..

"Iya bang, jangan bang biar aku aja bang. Abang di depan aja."

Kedua abang itu keluar ke depan mau santai kayanya... aku beberes meja, dan mencuci piring kotor. Sedang sibuk di dapur, tiba-tiba..

"Lak.. ada ncie-ncie cakep nyariin lo nih.." teriak bang Saiful dari depan

Ncie..???



Bersambung lagi ya suhu...

Mohon kritik dan saran nya di templokin ke nubie ya suhu...
 
Terakhir diubah:
Keenakan baca jd berasa sedikit...pling seneng nih klo genre nya kaya begini ga cm sex doang...
Sorry SR ikut nimbrung komen...
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd