Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Lonely Adventure story 2

Makin seru ceritanya............tinggal nunggu aksi Anto CS

Ditunggu Hu lanjutannya.............:semangat::semangat::semangat:
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Selamat malam momod, king, pertapa, pendekar, guru besar, senpai, maha guru, guru suhu, dan para suhu semua. Semoga sukses dan bahagia.. nubie update malam ini...
 
Mulustrasi.....


Aiko Nakazawa




Neng Dea





Winda

a14ba7617056133.jpg




Berlanjut lagi suhu...




*Chapter dua puluh tujuh, hari ke sepuluh



•••©©©•••


"Iya bang, jangan bang biar aku aja bang. Abang di depan aja."

Kedua abang itu keluar ke depan mau santai kayanya... aku beberes meja, dan mencuci piring kotor. Sedang sibuk di dapur, tiba-tiba..

"Lak.. ada ncie-ncie cakep nyariin lo nih.." teriak bang Saiful dari depan

Ncie..???

Aku berpikir sambil menuju ke depan.

"Abang... "

Hah... aku tidak salah lihat? Aiko?
Aku lihat seorang wanita yang aku cintai berdiri dekat pintu masuk dengan tas besar, pakaian kemeja longgar tangan panjang, rambut pendek seleher, celana rok kain biru laut, sepatu kets putih. Dia tersenyum padaku.

"Kamu dek... aku gak salah lihat?"

"Nggak bang, ini Aiko.. "

"Eh, Aiko ada apa kesini? eh ini kenalkan Bang Saiful dan Bang Manik. Mereka atasan aku. Kami sedang ada operasi. Eh, kamu ama siapa?"

Jujur aku gugup, bingung, malu ama abang-abang ini. Ah, gak mungkin dia yang diutus Nakazawa sebagai agen. Bisa ruwet usuran, yang ada aku jadi mikirin dia terus ini.

"Bapak-bapak, saya Sakura Putih. Agen dari Nakazawa. Siap bergabung dalam operasi."

"Heh, kamu Sakura Putih? Bisa bahasa Indonesia? dan kenal ama si Balak 6?"

"Iya, saya Sakura Putih, kenal sekali dengan abang ini"

"Ah, lo Lak, gak omong sih yang datang cewek?"

"Jujur aku juga gak nyangka bang yang diutus Aiko bang. Ini aiko, calon aku bang. Putri tunggal pemilik Nakazawa grup."

"Hah yang bener? Widih, ini orang penting, anak emas, masa di kirim urusan beginian?"

"Ayo sayang, masuk dulu. Kamu pasti capek. Aduhhh... kok gak bilang-bilang."

"Ayo deh Nik, kita masuk biar jelas nih."

Aku ambil tas Aiko, aku gandeng masuk. Jujur aku rada shock dengan kenyataan dia juga seorang agen, tapi independent yang berafiliasi pada militer jepang. Bang Saiful dan bang Manik masuk. Kami duduk di kursi ruang tamu.

"Coba dek, jelasin ya dek ama aku dan abang-abang agen ini."

"Iya pak, bang, saya agen independent yang diutus Nakazawa untuk membantu menumpas Kurzawa dan para penyelundup dan pencuri ini. Papa sudah cerita semua. Bapak dan abang tidak usah khawatir pada Aiko, Aiko bisa jaga diri dan sudah dilatih untuk itu. Abang tau sendiri kan, gimana nya Aiko bang."

Aku mengangguk.. memang Aiko juga sudah di persiapkan dari muda sama seperti aku. Aku baru ingat kemungkinan itu saat ini. Kenapa kemarin-kemarin aku gak sadar yah. Iya, dia sudah lama dipersiapkan menjadi pasangan buat ku. Dia pelindung dan penahan aku. Ah, aku baru ingat. Tapi ini operasi, perang, dan kami agen, bukan pasangan kekasih saat ini.

"Sakura, spesialisasi nya apa kalo saya boleh tau?"

"Boleh sekali pak, kita memang harus saling tau kelebihan masing-masing team. Saya penembak jitu pak."

"Sniper?"

"Iya termasuk itu."


Aku tercengang dan melotot pada Aiko.

Aiko tersenyum manis dan mengangguk.

"Tapi Aiko juga siap full body contact.. pertarungan langsung, dengan atau tanpa senjata."

"Jadi ini yang adek maksud kegiatan khusus yang dilakukan 6 bulan terakhir?"

"Tujuh bulan pas sehari sebelum Aiko berangkat kesini."

"Edan.. tapi lengkap udah tim kita. Ada penyerbu, ada yang back up."
kata bang Manik

"Oke, personil udah datang semua. Sekarang lebih baik kita istirahat dulu. Si nona kaya nya lelah sekali. Gue mau jalan-jalan keliling sebentar, gue tau lo be dua masih mau ngomong kan tapi malu ama kita ber dua. Dua jam lagi kita kumpul dan mulai atur strategi. Habis itu jam 3 gue mau ketemu ama polisi sini. Cukup kan waktu 2 jam?" isyarat kedipan dari bang Saiful

"Apa sih bang? gak ada gitu an ah.. ngeledek aja si abang." Aiko mukanya merah

"Heh, kita gak ada waktu lagi lho, mulai rapat ntar, kaga ada yang nama nya pacaran sampe operasi selesai. Kalo berhasil lo bisa bareng lagi, gagal lo tau sendiri, kita belum tentu hidup besok."

"Aduh, umur di tangan Tuhan bang, si abang nih nakutin si Balak aja."

"Hahahaha... gue lagi baik nih ngasih kesempatan. Ayo Nik, gue mau liat-liat ini kampung, gue mau pelajari dari mana ntar masuk dan keluar kalo darurat. Lak, sakura, kita jalan dulu yah.. Assalamualaikum.."


"Wa'alaikumsalam." jawab ku

Aku dan aiko saling pandang. Ada kerinduan besar aku rasakan. Oh God, dia makin cantik. Dan saat ini dia makin hebat ternyata. Beda sekali dari 7 bulan yang lalu saat kami ketemu terakhir.

"Gimana kabar papa dek?"

"Baik bang, sehat. Dia titip salam ama abang dan titip pesan."

"Pesan apa dek?" aku menaikkan alis

"Hancurkan Kurzawa bang, musnahkan. Mereka itu pengkhianat bang. Ryuji Kurzawa, sang ayah 15 Tahun lalu adalah orang kepercayaan papa. Dia membelot dan mendirikan pabrik sendiri saat dia berhasil merayu seorang milyarder asal rusia untuk mendanai dia. Kemudian dia merebut banyak pelanggan papa, dan juga termasuk mengembangkan bisnis pada gank pengedar narkoba, dan pada kelompok separatis dan teroris seperti sekarang ini. Dia sangat berbahaya bang. Selagi ia disini, papa mau dia finish. Dia juga berhasil bekerja sama dengan mantan pejabat custom indonesia untuk memasukkan barang illegal ini dengan izin dari perusahaan nya abang kan? Dia sekarang lagi mendidik anak nya Ryukun menjadi penerus nya. Saat papa tau yang datang ke Jakarta itu Ryuji dan Ryukun, papa tanya Adek, mau membela nama baik perusahaan dan keluarga, adek jawab ya mau lah, makanya Papa kirim adek, karena kata papa, adek dan abang pasti bisa kalahin sekaligus musnahkan trah Kurzawa di Indonesia. Adek langsung setuju, adek mau bela kehormatan keluarga adek, sekalian bantu abang. Adek sudah lama memimpikan ini bang, beraksi bersama yayang ku."

"Baiklah, tapi ini operasi sungguhan dan perang sungguhan lho.. adek harus tau sayang.. dan adek apa sanggup tinggal di tempat sederhana ini? adek biasa tinggal di tempat mewah dan nyaman lho.."

"Abang sayang... adek selama latihan juga tinggal di hutan, dilaut, di goa, di rumah gubuk tanpa makan dan minum. Kadang minum air mentah dan makan buah dan umbi-umbian hutan. Adek di ajar survival juga abang sayang. Jangan khawatir soal itu. Adek udah lewati semua kok."

Aku menarik nafas lega. Yayang ku yang ini hampir seumur hidup nya senang, sekarang lagi belajar hidup susah. Yayang ku satu nya hampir selalu hidup prihatin, sekarang mau mulai hidup senang. Mudah-mudahan mereka bisa akur dan seimbang. Aku sangat memimpikannya..

"Dek, ayo abang mau kasih lihat sesuatu.." aku ajak Aiko ke kamar belakang melihat laptop itu, pintu aku tutup tapi tidak aku kunci.. Aiko mengikuti ku..

"Dek, lihat.. itu rumah yang akan kita serang. Adek nanti mempelajari posisi yang nyaman buat adek." Aku dan aiko berdiri bersama di depan laptop

"Eh, ini kan kamera N-41K0 kan. Keluaran tahun lalu?" Aiko bergayut padaku

"Iya sayang, sangat bagus dan tajam. Memang papa sangat pandai membuat alat. Dan yang ini dinamakan sesuai nama mu sayang." Aku peluk pinggangnya mesra.

"Iya, papa bilang ini tekhnologi terbaru." Bisik aiko di telingaku. Ku hirup leher nya, ada aroma keringat dan parfum disana. Aiko menggeliat, tangan nya meraih tengkuk ku. Aku kecup dan lumat bibir nya, kami saling melepas kerinduan kami yang lama kami tunggu. Nafas kami memburu, aku cumbu leher, tengkuk dan maju ke dada nya. Ku remas dada keras itu kedua nya. Tidak bisa sepenuhnya aku remas. Ku kecup kedua nya masih memakai baju. Segera aku buka 3 kancing nya, ku ciumi lereng gunung putih itu. Ku jilat i semua dan ku hisap kuat sehingga muncul tanda merah. Segara tangan ku meraih punggung nya, ku buka kaitan bra nya. Ah, gunung yang sangat indah. Sudah aku temui 7 bulan lalu, saat ini aku cumbui. Aku jilat kacang kecil di puncak gunung mulus itu, kiri kanan, ku gosok kan ke gigiku, dan ku hisap lembut. Setelah kacang itu mengeras, aku hisap kuat dan ku remas dan kuputar gemas. Aku hisap, aku jilat, aku hisap lagi keras, Aiko mengerang keras. Ku putar tangan ku meremas susu nya, ku pilin lembut puting keras itu. Ku remas dan menarik ke depan, dan kuhisap kuat. Puting itu semakin memerah dan menonjol.

Tangan ku merayap ke selangkangan nya.
Aiko menangkap tanganku. Menekan-nekan nya ke arah bukit kecil nya. Aku gesek kan dan putar jari ku disana sambil aku sedot payudara nya dengan liar. Basah sudah ke dua gunung ranum itu karena liur ku, aku terus mengelus di selangkangan nya, sampai tiba-tiba tangan kirinya menekan kepala ku ke dada kirinya dan tangan kanan nya menekan tangan kiri ku ke selangkangan nya. Aiko menegang, kepala nya terangkat ke atas, rambut ku di jambak dengan keras..

"Aaaaaiiihhh... ash.. ash..ashhh... aduh bang... Adek lemas... aduh... abang apain adek.. abang jahat... adek lemas sekali.."

Aku kecup kening nya. Kurapihkan baju nya.

"Istirahat ya sayang ku. Kamu butuh istirahat, walau sebentar. Abang mau ambil tas kamu. Sekarang tidur yah....
I LOVE U, MY LOVE.."

Aiko senyum sangat manis dan mengangguk..

Aku keluar kamar, membuka pintu depan, mengambil tas Aiko, membawa nya ke kamar, dan kututup dari luar. Aku puas bisa membuat Aiko puas..

Aku keluar ke teras. Aku duduk melihat sekeliling. Betapa damai nya desa ini. Besok harus terusik karena keserakahan para penjahat itu. Andai desa ini tetap damai, aku sangat senang. Aku harus tetap membuat desa ini nyaman dan aman. Aku merasa feel home disini. Entah kenapa.

Tiba-tiba dari jauh aku melihat nenek dan kakek berjalan bersama mendekat. Pasangan tua ini masih romantis dimasa tua nya. Kedua nya berjalan berdampingan dan bergandengan tangan. Aku sangat bahagia melihat nya. Aku merindukan hal yang sama, sangat menginspirasi buat aku.

"Assalamualaikum" sapa kakek

"Wa'alaikumsalam" jawab ku

"Sedang apa nak Anto?" tanya kakek

"Sedang melihat kemesraan kakek dan nenek. Anto bahagia sempat melihat nya, dan mendambakan seperti kakek dan nenek saat tua nanti." nenek tersenyum malu

"Ah, kamu bisa saja menggoda kami nak. Nenek jadi malu."

"Nenek kenapa harus malu, harus nya bangga dong nek"

"Iya ambu, ambu teh harus nya bangga bisa memberi contoh baik buat nak Anto, yang sudah kakek anggap cucu juga"

"Iya abah, ambu bangga jadi istri abah dan bisa mendampingi abah sampai sekarang. Udah sama-sama putih rambut, gigi udah mau habis, jalan udah pelan.. tapi hati ambu masih sama dan hangat ke abah."
jawab nenek romantis

"Biar sampai kapan pun, kami berikrar untuk sama-sama cu. Hanya maut yang memisahkan kami."

"Amin kek.. tapi si maut nya masih jauh kek. Kaya nya masih nyasar ke laut dia.."

"Ah, kamu bisa aja cu."

"Oh iya kakek, nenek, Anto mau kasih tau dan minta izin. Di kamar belakang ada seorang wanita, agen yang diutus dari nakazawa jepang sedang tidur. Tadi waktu dia tiba, kakek dan nenek tidak ada. Dia terlihat lelah. Dan Anto mau kasih tau, dia itu nama nya Aiko Nakazawa kek, calon istri Anto."

"Oh, cucu calon istri nya juga agen?"

"Anto juga baru tahu kek, kalo yang dikirim dari Jepang itu Aiko, dan ternyata Aiko selama ini adalah agen juga, dan sudah terlatih. Sekarang di utus kesini untuk mengatasi kurzawa kek."

"Ooo gitu. Wah, kamu dan calon mu berjuang bersama yah demi kebenaran dan kedamaian desa ini, Cibodas Herang.. hebat, kakek makin bangga sama kamu cu.."

"Jangan gitu kek, gak berani terima pujian itu kek. Anto cuma jalanin tugas kek. Hanya kebetulan kali ini Anto yang kebagian. Kalo bukan Anto, mungkin masih ada yang lain yang melakukan ini kek."

"Oh iya, Anto sampai lupa, juga tadi sudah datang dua orang agen kita dari TNI. Bang Saiful dan Bang Manik. Sekarang lagi keliling kata nya. Mungkin satu jam lagi akan kembali. Tadi mereka tiba, kakek dan nenek sudah keluar."

"Oh tamu nya sudah pada datang yah. Sudah pada makan kah?" tanya Nenek

"Sudah nek ke dua abang itu, kalau Aiko belum."

"Kalau gitu, selagi Aiko tidur biar nenek masakin buat dia."

"Jangan repot-repot nek, yang tadi masih banyak kok."

"Nggak repot cu, malah nenek bangga. Jadi ingat dulu jaman Jepang, nenek masakin buat makan para pejuang. Sekarang nenek akan kembali memasak untuk para pejuang ini. Masakan andalan nenek, sayur asem, lele goreng, tempe bacem, lalapan, dan sambal dadak."

Aku tersenyum, tapi hatiku bertanya, Aiko makan sayur asem.. mudah-mudahan dia mau.. kan ini Indonesia bukan Jepang. Dulu aja nenek moyang nya waktu datang kesini mungkin makan itu juga.. ya udah kita lihat aja lah...

"Nenek masuk dulu ya cu.."

"Iya nek, silahkan nek "

Nenek masuk, tinggal aku dan kakek duduk di teras.

"Cu, tadi kakek dari balai desa. Bertemu sekdes dan carik. Kakek sudah umumkan soal besok, sekdes setuju. Dia mau agar besok warga datang ke acara di panti asuhan. Panggung yang di balai desa sampai sekarang belum di pasang, kakek tanya ke sekdes, yang bagian pasang panggung, sampai sekarang belum di DP, sanggar wayang dan orkes dangdut nya juga belum. Jadi mereka gak mau manggung katanya. Kalo sudah di bayar baru mereka kerja, dan harus nya paling lambat satu hari sebelumnya, tapi sampai sekarang tidak ada kelanjutan, jadi mereka manggung di tempat lain katanya."

"Wah, memalukan kek. Kelakuan mantan pejabat kok begitu. Seenak nya sendiri."

Sedang berbincang serius, mobil innova Ridwan datang. Dan parkir dihalaman. Ridwan turun, dan ada Winda juga.

"Assalamualaikum kek.." sapa Ridwan

"Assalamualaikum kek.." sapa Winda

Ridwan salim kakek, Winda juga salim kakek.

"Kek, kenalin ini Winda kek. Teman spesial nya Ridwan."

"Saya Winda kek. Winda Hapsary Sutisna lengkap nya."

"Oo.. ini yang di bilang nenek kalo cucu kakek kecantol perempuan desa? wah, cucu kakek pinter juga milih nya.."

"Ridwan gitu loh kek."
Ridwan menyombongkan diri, Winda malu

"Kamu teh tinggal dimana Neng?"

"Desa Bungur Kulon kek."

"Oh.. kakek ada teman seperjuangan dulu dari desa Bungur Kulon. Nana Sutisna. Teman yang hebat itu, jago pisan main suling nya, juga pandai meniru suara burung. Dulu untuk mengecoh Jepang teh, kang Nana bikin suara burung. Jepang nya liat ke pohon, lengah, kakek tinggal tusuk wae punggung nya. Kakek masih ingat kejadiannya."

"Kek, Nana Sutisna itu kakek nya Winda. Masih ada sekarang juga. Masih sehat, masih suka niup suling kalo ke sawah dan suka manggil burung pake mulut."

"Eh, bener kamu cucu Nana Sutisna? kakek lama pisan gak ketemu. Kata nya tugas dan pindah ke surabaya, makanya kakek gak main lagi kesana."

"Di kampung udah 10 tahun kek. Kakek udah pensiun terus pulang ke kampung."

"Aih.. dunia sempit pisan. Mudah-mudahan kalian jodoh yah, kakek seneng pisan kalo bisa jadi saudaraan ama kang Nana eta."

"Amin.." jawab Ridwan nyaring..


Tak lama sebuah motor vario hitam datang, itu mas Surya. Dia membonceng seseorang wanita. Wanita yang sangat aku kenal.. Deandra Handayani Suryadi. Memang tadi aku sms mas Surya, dan dia datang kenapa cepat sekali? aku tadi kalo gak salah minta jam 3?

Oh, kedua bidadari ku saat ini sudah lengkap ada disini. Aku senang sekali. Sekalian aku mau kenalkan, aku harus membuat kedua nya akur, aku cinta ke dua nya, tidak ada bedanya. Sama rata. Saling melengkapi. Paling tidak sebelum aku berjuang bertaruh nyawa, aku sudah mengutarakan isi hati pada ke duanya. Andai aku tidak ada umur besok, sudah tidak ada ganjalan buat ku.

"Assalamualaikum" sapa Surya. Walau dia non muslim, salam itu fasih juga dia ucapkan

"Wa'alaikumsalam." jawab kami serentak

Surya maju salim ke kakek, Neng juga salim ke kakek.

"Wah, jenengan dateng cepet mas. Ta bilang nya jam 3 toh."

"Iya lae, tapi adikku ini maksa dia minta kesini. Mau bantu disini kata nya diajak Winda Jadi aku antar dia lah kesini."

"Iya a, aa mah gitu, ada acara penting kaya begini Neng gak di ajak."


"Bukan gak diajak, ini bukan acara mainan, tapi ini operasi khusus dan taruhannya nyawa. Aa mana tega libatin kamu, kamu tadi nya aa mau minta temanin anak panti saja, kan besok ada panggung hiburan disana."

"Iya dari siang kakek minta, jam 2 siang udah mulai sampai malam."

"Moal ah, Neng juga mau berjuang ama aa. Winda aja di suruh masak ama a Ridwan."


"Neng juga tugas nya mulia lho, jaga anak panti. Hayooo.."

"Tapi Neng mau disini bareng aa"

"Baiklah kalo gitu, aku juga ada yang mau aku omongin sebelum nanti kami ada rapat koordinasi internal dengan abang-abang agen dari TNI dan agen dari Nakazawa, Jepang. Setelah rapat koordinasi itu, kami sudah tidak bisa di ganggu, karena kami sudah harus konsentrasi penuh untuk operasi. Sudah tidak bisa berpikir macam-macam lagi. Tujuan hanya satu, bertugas sampai selesai. Berhasil tetap hidup, gagal tinggal nyawa."

"Aa.. omong naon sih" protes Neng

"Iya lae, jangan lah begitu. Gak aku biarkan laeku kenapa-kenapa. Aku akan bantu kau lae."

"Bro... lo jangan omong sembarangan. Gue lempar bata ngomong gitu. Gue gak rela lo kenapa-kenapa. "


"Bro, Neng, kakek, Winda, aku mau jelaskan. Ini lah aku. Salah satu pekerjaan ku adalah prajurit. Dan aku harus siap jika tugas memanggil, jika negara membutuhkan aku. Aku sudah hampir 5 tahun bertugas, tapi semua undercover, penyamaran. Ridwan, kita berkenalan sudah 4 tahun lebih, dan saat itu aku sudah menjadi prajurit bagian intelligent. Aku SMA hanya 2 tahun. Aku ikut jalur cepat. Lalu aku pendidikan 1 tahun. Baru setelah itu, aku daftar kuliah. Jadi kita kenalan, aku sudah prajurit. Jadi sudah tugas ku melaksanakan perintah. Ini perintah sudah aku terima, tidak mungkin aku mundur. Tugas ku saat ini adalah, menghancurkan Sanjoyo dan menghancurkan Kurzawa dan para separatis Moro yang mungkin sebentar lagi akan datang ke rumah itu. Jadi ini bukan hanya murni persaingan bisnis semata dan penyelundupan. Yang mereka selundupkan akan mereka jual ke pemberontak. Dilakukan di wilayah negara kita, tentu kami tidak akan diam, wilayah kedaulatan negara kita di injak-injak oleh negara lain. Kedaulatan NKRI harga mati." semua terdiam mendengar penjelasan ku. Tidak ada komentar. Mas Surya pun tidak.

"Ini adalah pengakuan ku yang pertama secara terbuka, dan aku siap menanggung akibat nya. Mas Surya sebetulnya sudah tau status aku, dan aku berterima kasih pada mas. Aku sudah menganggap semua sudah jadi saudara dan bagian dari hidup ku. Dan juga untuk memulai operasi ini, saat ini rumah ini sudah kedatangan 3 orang tamu."

"Dua orang sedang jalan-jalan keliling desa, satu orang sedang istirahat di kamar belakang tadi."

"Dua orang dari TNI murni, Mayor Saiful dan Kapten Manik. Sedang keluar saat ini. Juga seorang agen independent utusan dari Nakazawa Jepang, sama seperti aku utusan dari ayahku walau aku bukan independent. Dia kesini menjalankan tugas untuk keluarga, perusahaan nya, juga secara berkaitan untuk negara nya karena menumpas pencuri alat militer berlisensi negara nya untuk di jual pada pihak yang jahat dan tidak resmi Dia nama nya Aiko Nakazawa."



Bersambung lagi suhu...

Mohon kritik dan saran nya ya suhu...
 
Terakhir diubah:
"Oke, personil udah datang semua. Sekarang lebih baik kita istirahat dulu. Si nona kaya nya lelah sekali. Gue mau jalan-jalan keliling sebentar, gue tau lo be dua masih mau ngomong kan tapi malu ama kita ber dua. Dua jam lagi kita kumpul dan mulai atur strategi. Habis itu jam 3 gue mau ketemu ama polisi sini. Cukup kan waktu 2 jam?" isyarat kedipan dari bang Surya


maaf bang @Balak 6, kayaknya ada salah penyebutan nama tokoh. itu kan seharusnya perkataan dari bang Manik atau bang Saiful.
Weih... mantap suhu.. sebentar di edit..
 
Terakhir diubah:
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Aaahh....kenapa sih pas nyebut Aiko dipotong...padahal dah dipirit pelan...eh bersambung, teganya anton.
Kabarin kalo maunyerang yah....
 
Bimabet
Nice...
Saran, bkin index dong..

Cerita lo gokil..
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd