Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
-
Alamat alternatif sudah baru gan.
Bookmark alamat ini gan : https://bit.ly/ceksemprot
Atau buka dengan VPNIkuti alamat terbaru dari forum di : Follow Twitter @SemprotCom
CERBUNG - TAMAT Lonely Adventure story 3 - I Promise
- Thread starter Balak 6
- Start date
-
- Tags
- #ceritafiksindeso
Ombaxkapur
Semprot Baru
- Daftar
- 10 May 2017
- Post
- 30
- Like diterima
- 0
Lgi Sibuk di RL ya Hu, , , Ampai lupa Ama lapak Sndiri, , , Keep Healthy hu, , ,pkoknya Sx Apdet bsa, 2-3 Part ya hu, , ,
, , ,
vloenchoer
Pertapa Semprot
Mudah3an tar malam update
Maaf baru sempat balaa suhu.. kita ikuti ya suhu selanjutnya.... sebentar lagi..
Wah.. ini ide bagus suhu.. nanti nubie pikirkan suhu.. terima kasih sudah mampir suh...Sehabis cerita ini, suhu buat dong cerita mengenai tentang putra. Gimana tentang masa dewasannya, percintaanya sama konflik²nya kayaknya bakalan mantep banget apalagi klo ditunjang adanya adegan incest dgn novi
Iya suhu.. sabar ya suhu.. sebentar lagi..
Itu bisa sih suhu di gara, cuma belom cling idenya.. sabar ya suhu..
Siap suhu.. kalau pun nubie tidak bisa update, nubie akan bilang pasti suhu..
Sedikit lagi suhu.. kita tunggu aja suhu..
Dea nya... diculik suhu... huaaaa...
Eee... iya malam ini suhu...
Eh.. jadi malu... terima kasih suhu..
Wah.. apa nih.. apa nih... update.. ayokk..
Yah.. baru selesai suhu.. bentaran yak..waaah tumben blum update...
Silahkan gan.. lapak masih lega gan..
Siap om suhu.. sedikit lagi.. paling sebentar lagi..
Hehehe... bisa aja suhu.. macet nya nggak kok suhu.. cuma agi sibuk aja. Sekarang lagi nggak kok...
Siap hu.. ayokk dah...
gandos2015
Tukang Semprot
setia menunggu lanjutan LAS.3
Selamat malam buat momod, submod, king, pertapa, pendekar, guru besar, tukang, senpai, guru, addict, holic, dan para suhu reader sekalian yang terhormat. Semoga sehat selalu dan bahagia..
Bengkulu91
Tukang Semprot
- Daftar
- 1 Feb 2017
- Post
- 1.224
- Like diterima
- 597
Lupa update kayaknya.... jadi cukup hilal aja....
Mulustrasi...
DEANDRA HATORANGAN
AIKO HATORANGAN
YETI KUSUMAWATI
DEBBY MARTAULI
JESSICA
Lanjutannya ya gann...
Sementara itu di sebuah mansion di ciputat..
Pov 3rd
Tampak masuk sebuah mobil mewah type Alphard terbaru, masuk ke halaman mansion itu. Tak lama turun dua lelaki kekar, berkulit gelap dan terang. Dibelakang nya menyusul seoranng lelaki berwajah oriental, dengan rambut selehar, badan berotot, kulit cerah. Kedua lelaki pertama memakai jaket dan celana jeans, lelaki ke tiga, memakai pakaian perlente dan tampang klimis. Kemeja lengan panjang biru, celana katun hitam, sepatu kulit. Menenteng gadget terbaru.
Terlihat Ibrahim Daud, Anton Widhiawan dan Aji Samsudin keluar rumah itu menyambut orang perlente itu dan menyalami nya dengan hangat.
"Welcome Andi.. di rumah I yang jelek ini.. I hope you can enjoy in here.."
"Ya, I pasti enjoy disini kalau sudah selesai semua."
"Welcome mister Andi, kenalkan saya Anton. Staff Parlemen di Indonesia."
Andi lau hanya menyalam, tanpa menjawab hanya melihat sekilas
"Welcome sir Andi. I Aji Samsudin. I senior police officer. I yang mengamankan operasi sir.."
Andi juga menyalami. Malah tidak melirik sama sekali.
"I love this country. Sangat mudah dan murah untuk melakukan semua pekerjaan disini. People of Parlement dan important Police officer, bisa diajak joint... amazing.. di negara saya, Malaysia, sama sekali tidak bise, tidak sama dengan disini. Juga di tempat tinggal saya di Singapore, mana boleh colusion seperti ini. Cuma di Indo yang bisa... hahaha... juga I lihat di television, semua seperti clown.. badut.. they do a good acting, for tipu rakyat you.. very funny..
Disatu ruang keluarga, tampak duduk berhadapan di sofa yang melingkari sebuah meja marmer putih mengkilap dengan serat yang sangat indah. Menandakan bahwa ini adalah barang mahal kelas satu.
Tampak Ibrahim Daud sebagai tuan rumah di sofa tunggal, dan Andi Lau juga di sofa tunggal satu nya. Di sofa panjang duduk Aji Samsudin dan Anton Widhiawan. Plus dua orang yang tadi datang bersama Andi Lau.
"Ibrahim, bagaimana alat itu. Apa sudah ready?"
"Sesungguh nye sudah Andi. Tapi belum sempurne. Ada satu komponen yang masih kurang. Si Kenjiro silap satu file komponen nya. But thats important, penting. Itu fungsi untuk meredam infrasonic tidak menyerang si pemakai. Sekarang ni, siapa pun yang pakai alat tu, akan di serang pikiran nye, sehingga pikirannya kosong macam mayat hidup. Jadi jika di pakai untuk membuka sandi, pasti tak bise, karena yang pakai alat tuh linglung die.."
"Jadi dimana bise dapat komponen tuh?"
"Saat ini masih di pegang oleh Nakazawa corp. Milik dari Julian Raja. I feeling saat nih dia belum sadar kalau kite ingin kan dokument tuh."
"Gimane care kita dapat itu document? You bisa dapat kan document utama, so why u tidak bise dapat document kecil?"
"I sudeh pun ade cara. I sudah dapat kan die punya wife. Kidnapp wife nye. Kite pakse die serahkan itu document. Atau his wife kite kill. Thats all"
"But.. ur job is not clear, jike die tidak kasih tuh document. U yakin die pasti mau tukar document dengan wife?"
"I yakin Andi. Cause... wife sangat beautiful. I sure die tak kan rela wife nya mati.."
"So.. wife nye sudah u kuasai?"
"Iye.. sudah. Ada juga di sini.. hahaha.."
"Oke.. jangan wasting time. Bawa kesini. I cube tengok.."
Aji Samsudin segera bangkit dan menuju tampat Dea di sekap.
Tak lama ia kembali, dengan seorang perempuan dewasa yang di pegangi kedua tangan nya oleh dua pengawal lelaki kekar.
"Mister Andi.. ini dia sandera kita. Nyonya Julian."
"Hmmh.. " Andi lau melihat Dea dari kepala sampai kaki..
Andi lau tampak termenung dan berpikir..
"Ibrahim.. you tidak salah ambil orang kan?"
"Tidak Andi. Die tuh Julian wife.."
"Hai ibu.. you tau kenape kita culik?"
"Ya tau.. kalian minta dokumen alat yang di buat suami saya kan?"
"Right.. betul sekali. Berikan itu document, u bebas.. I tidak mau perpanjang urusan dengan u.. I tengok u perempuan baik-baik."
"Pak.. dokumen kaya begitu aja kok sampe sandera gini sih pak? apa penting nya sih? nyawa orang di bandingin ama dokumen begitu aja. Bapak di kasih, suami saya bisa bikin lagi.. "
Andi Lau melihat ke Dea tajam, seakan ingin membaca pikiran nya.
"Alat itu important for us. Kalau file itu sudah ada, kite baru bisa kerja. You hubungi suami u sekarang. Suruh die serahkan document itu.."
Aji Samsudin menyerahkan hp ke Dea.
Dea segera memencet nomor..
tutt... tuuuttt... tuuutt..
tuuutt... tuuutt... tuuutt..
Telp diangkat ternyata di stel loud speaker..
"Hallo..."
"Pah.. ini mamah.."
"Eh.. mamah.. dimana mah.. gimana kabar mamah dan Novi.. ini no siapa?"
"Pah.. dengerin mama.. mamah ada.."
tiba-tiba hape nya di rampas Andi Lau.
"Istri you dalam penguasaan saya. Serahkan document peredam J03L1411, besok siang."
"Tidak bisa, tidak mungkin. Dokumen masih di Jepang. Perlu waktu tiba disini."
"Oke.. the day after tomorrow, atau lusa you musti serahkan. I will call u..."
tut.. tut.. tut.. tut..
Telpon diputus Andi Lau.
Andi Lau tidak langsung menyerahkan hp Ajie, tapi melihat nomor keluar di hape Aji.
"Mana hp perempuan nih..?"
"Ada mister.. ini.."
Ternyata hape Dea di tahan oleh Aji Samsudin. Andi Lau mengambil hp itu dan men start nya. Beberapa saat bunyi notifikasi di hp Dea. Tapi sepertinya Andi Lau tidak tertarik. Dia lebih tertarik mengerjakan sesuatu. Lalu, Andi Lau memencet no telp yang tadi di pakai telpon keluar oleh Dea. Suatu cara memeriksa kebenaran yang sangat baik. Pikirnya, tidak mungkin istri tidak menyimpan no hape suami nya di hp nya.
Saat nomor melakukan panggilan muncul sebuah nama dan foto profile di hape itu. Tertulis "Papah" dan sebuah photo. Dan..
Andi Lau terbelalak dengan amat sangat setelah melihat photo yang bernama papah itu. Segera di batalkan panggilan dan memblock panggilan masuk dari nomor papah itu. Kemudian.. dia membuka phone book hape itu, menelusuri kontak papah. Setelah ketemu, dia langsung membuka photo profile nya. Dan men zoom nya.
Mata terbelalak, mulut manganga.
"What the fuck is this?"
Andi Lau memandang foto hape, lalu melihat ke Dea. Melihat hape lagi dan melihat Dea lagi.. tampak sebersit ketakutan di wajah nya. Senyap sesaat, semua melihat ke Andi Lau.
"Ibrahim.. you in the big big, really big trouble now.. you dalam masalah sangat besar.. you sangat ceroboh. You sangat tidak mengenali musuh you.."
Semua makin senyap. Dea waspada, dia menyadari ada yang mengenali siapa suaminya. Ini tidak bagus, karena musuh bisa waspada dan bersiap. Juga keselamatannya jadi terancam.
"You memancing lion untuk bangun dari tidur. Fuck all of you.."
"Maaf mister.. ada apa. Kalau dia memang mempunyai kejahatan, I polisi di sini tidak akan diam. I kirim I punya pasukan. "
"Ya.. I hope you lakukan apa yang you cakap baru saje. Sebab, jika tidak, I jamin.. you mati.."
Aji Samsudin tercekat.
Tampak raut tiba-tiba senyum dari Andi Lau.. yang tadi nya tegang, saat ini menjadi ramah. Sungguh pemain watak yang handal.
"Ibrahim.. I think.. cukup untuk nyonya ini. Kasih makan nikmat.. jangan cube ganggu nyonya nih.. now you punya truff biar suami nye kasih document."
Aji Samsudin langsung membawa Dea kembali ke kamar penyekapannya.
Tak lama, mereka kembali kumpul di ruang besar itu...
"Andi.. ape kah yang mengganggu pikir you?"
Andi Lau masih menunduk melihat lantai, seakan tidak percaya. Hape Dea masih di situ, tapi seakan dilupakan, tergeletak di sofa posisi tertelungkup dan silent. Mereka lupa mematikan apalagi mencabut battery nya. Beberapa kali ada upaya telp masuk, tapi ter block sistem.
"I harap, mulai saat ini.. jangan ada yang bertindak ceroboh, lengah. Ini lebih besar dari yang I pikir. All of you.. sungguh tidak kenal dengan suami nyonya tadi?"
"I kenal Andi. Name nya Julian Raja Hatorangan, dia bussiness man sukses. Importer telecomunication part and equipment. Peralatan komunikasi asal Japan. Now.. he is owner Nakazawa corp, pembuat alat komunikasi yang terkenal di Japan. Dia the rich man."
"Ya.. betul.. tapi bukan itu yang I maksod. I tidak perduli data tu.. tidak ada gune for I. I maksod, how dangerous he is? you tau, seberape bahaye nye die tuh? Ape yang sanggop die lalukan for kill all of you?"
Semua tercengang, terkejut, dan tidak percaya. Seorang Andi Lau, pimpinan TRIAD hongkong cabang south east asia, asia tenggara, sangat mengkhawatiri seorang pengusaha yang terlihat polos dan lemah lembut itu? apa yang harus di takuti. Tidak ada sepertinya.
Semua menggeleng, tidak tau dan tidak percaya..
"He is one of the best agen soldier in south east asia.."
Salah satu agen prajurit terbaik di asia tenggara.
"Ahh.. " seruan tertahan keluar di Ibrahim Daud. Anton Widhiawan dan Aji Samsudin melotot tidak percaya..
"I hear history, 16 years ago.. ya 16 tahun lalu, he's killed the big boss of Kurazawa corp and only one son. Pemilik Kurazawa, Ryuzi dan Ryukun, mati sama die. Kompetitor direct nye. Kurazawa tuh kite punya kawan juge. Dan akhir nye Kurazawa pun tutup. Nakazawa berjaye sendiri. And lime tahun kemudian, Nakazawa tuh Julian punye. Julian, Die juge yang menghancorkan sarang kelompok Kumikai, anak cabang Yakuza Yokohama yang mencube mengganggu factory Nakazawa, setelah pun Kumikai tahu kalau Nakazawa sudah bukan di punyai Takeshi Nakazawa lagi. Selama itu, mereka sungkan dengan Takeshi, sebab tangguh sangat ilmu fight nye. Ternyata, Kumikai, hancor di tangan die. You know he's code name..? Balak 6"
"so.. what must we do... ape yang harus kite buat sekarang?"
"Tak ade jalan lain. Kita harus kirim pasukan banyak dan terbaik ke sini
Atau you mau mati percume? tindakan you yang mengajak die business, tidak salah, yang salah adalah, you sudah curi die punya document, and now you kidnapp die punya wife. Pasti lah die murka. Tapi, I penasaran dengan skill fight nye.."
"Andi.. come on, TRIAD must have good person right? pasti lah ade orang yang pandai and punye skill fight hebat.. kirim lah kesini.."
"Ade lah pasti.. kalau cume die seorang.. apa pula takut? kita banyak person.. hmmmhh.. waktu 3 days i think cukop tuk panggil best person ke sini. Oke.. I will contact to hongkong now.."
Pov Dea
Hmmmm... siapa lelaki yang bernama Andi. Dia menyadari abang. Bahaya ini.. tapi tadi kelihatannya dia telpon abang pake hape aku. Mudah-mudahan abang segera bisa mendapat posisi lokasi ini. Sepertinya yang bernama Andi itu orang penting di kelompok ini. Aku harus hati-hati. Sial.. aku lapar dan haus lagi..
Bagaimana putriku yah.. hari sudah gelap begini. Kalau dari.pembicaraan mereka, sepertinya mereka tidak mendapatkan Novi. Si Ibrahim hanya bilang mendaparkan istri nya Julian, berarti si Andi itu tidak tau kalau Novi lari. Bagus lah..
Tiba-tiba pintu dibuka, seorang pelayan wanita setengah umur masuk, membawa dua wadah yang berisi nasi dan lauk nya, dan segelas minuman. Dibelakang nya di kawal seorang lelaki tegap.
Aku coba melihat wajah ibu ini, seperti nya biasa, tapi wajah nya sedikit mengeluarkan raut ke khawatiran juga ketakutan. Si Ibu tau persis kalau dia diawasi dengan ketat. Tapi.. si ibu beberapa kali melirik pada ku.. tapi tunggu.. jari tangan itu, yang memegang piring itu, mengetuk piring tiga kali, sangat tersamar, tapi..
Tanpa bicara, setelah makanan dan minuman di letakkan di meja, kedua orang ini pun keluar.
Tak lama Aji Samsudin masuk..
"Ibu.. ayo makan dulu. Gue gak mau lo sakit. Perempuan manja gedongan kaya lo mana bisa hidup susah. Makan bu.. ayo.."
"Hemm.. kalian memang penjahat.. kamu semua jahat. Kamu mau mencelakai saya dan keluarga saya. Padahal kami tidak kenal sama kalian.."
"Udah bu.. jangan banyak omong.. makan bu.. cepet.. gue tunggu... "
Mereka seperti nya sangat takut aku kenapa-kenapa, sebab sekarang cuma aku jaminan nya buat mereka. Tapi.. Novi.. dia apa sudah makan? tapi tadi aku sempat menyelipkan sedikit uang. Mudah-mudahan berguna untuk nya.
"Ayo bu.. cepetan makan.. gue masih ada kerjaaan yang lain.. gue musti pastiin lo makan bu.."
Aku mulai mendatangi meja. Ada satu piring isi nasi putih, dan satu piring isi sayur oseng, ayam goreng, ikan dan pisang. Juga segelas besar teh dingin. Di sisi piring terdapat.sendok dan garpu. Makanan ini kelihatannya lezat.
Pov 3rd
Dea segera mulai memakan makanan itu. Karena memang juga sudah lapar. Sementara Aji Samsudin memperhatikan di kursi satu nya. Dengan ekspresi dingin. Entah apa yang dia pikirkan.
Dea makan dengan lambat. Seperti sedang memikirkan sesuatu. Tiba-tiba.. wajah nya berubah.. dia segera menyadari..
"Pak, saya tidak bisa makan nyaman kalau di tungguin begini. Yang ada perut saya jadi nolak pak."
"Makan.. makan aja susah bener.. emang gue ganggu?"
Dea malah minum air dan berhenti makan. Melihat hal itu, Aji segera melihat ke Dea. Tapi Dea merajuk.
"Oke.. gue keluar.. gue di depan.. makan nyonya.. jangan bikin gue marah.."
Lalu Aji Samsudin bangkit dan berjalan ke luar.
Setelah melihat Aji keluar, Dea segera melihat sesuatu ke bawah piring. Terselip selembar kertas yang di tempel dengan lakban disana. Segera Dea ambil kertas itu, melihat arah keluar dan membaca dengan cepat
10 menit kemudian makanan itu telah habis. Tak lama, Aji Samsudin masuk lagi..
"Bagus.. sudah habis. Tugas saya selesai.. hehehe.. Jo.."
Orang yang di panggil Jo masuk..
"Iya pak.."
"Suruh Marni angkat piring ini.."
"Siap pak.."
Aji keluar lagi.
Tak lama, ibu tadi datang ke kamar. Juga bersama lelaki pengawal nya tadi. Dan membenahi piring. Saat tangan nya tanpa kentara meraba ke bawah piring, lalu si ibu melihat ke Dea. Dea membalas melihat sekilas, lalu mengangguk halus sambil melihat ke arah lain. Tapi.. buat si ibu, itu sudah cukup.
"Bu Marni.. tolong di jaga baik-baik piring nya bu.. " kata Dea
"Baik bu.. nanti saya jaga in.. "
Lalu ibu Marni keluar ruangan, pengawal nya juga keluar. Tak lama.. Dea merasa sangat mengantuk. Tadi nya dia pikir akibat kenyang habis makan. Tapi, dia merasa sesuatu yang aneh.. secepat mungkin ia mengatur nafas sebelum kesadarannya hilang..
Di rumah sakit Istana Indah
Pov 3rd
Debby menunduk malu. Abangnya meledek nya. Yang sungguh terkejut adalah Surya. Dia tidak menyangka sama sekali kalau Debby adalah adik Anto, adik ipar nya.
"Bah.. sungguh nya lae? si Debby ini ito nya si lae?"
"Nggiih mas.. memang adik aku mas. Adik ku sing bontot.."
"Ee.. ee.. tapi.. ini lae.. sudah kah lae tau apa yang sudah terjadi antara aku sama Debby? maksud ku... eee... kalo kami itu...."
"Iyo.. aku wis ngerti mas.. Debby tidak mau dia cerita sopo arjuna ne, kata ne nanti kalau sudah klop. Yo lek aku dewe.. monggo silahkan wae mas.. "
"Lae.. sungguh, tidak aku tau lae. Debby juga belum cerita dia. Kita pun baru jalan 6 bulan ini lae.. "
"Deb.. sini dulu.."
Debby maju ke arah abang nya..
Anto melihat ke mata Debby, Debby yang tadi melihat ke Anto, sekarang menunduk.
"Iya bang.. mas Surya itu pacar Debby bang. Debby belum cerita ke abang juga sama yang lainnya. Rencana kita, minggu depan, mas Surya mau main ke rumah. Maaf bang, karena kami memang sama-sama sibuk. Mencari waktu yang sama kosong, masih sulit bang."
"Oke lah.. abang ikut kalian ajalah.. Aku bisa apa, satu kakak ipar ku, satu adikku. Hehehe..."
Yeti dan Putra yang memperhatikan sejak tadi.. cuma tercengang tidak bisa bicara juga..
Tiba-tiba, hape Anto berbunyi..
Anto mengangkat..
Anto tetap berusaha memancing dan berteriak.. Lalu Anto, meremas hape nya.. kegeraman yang amat sangat dia rasakan.
Secepat nya Anto keluar ruangan. Dia langsung berlari secepat nya. Tujuannya adalah ke parkiran. Dia menuju mobil nya. Dia tidak perduli siapapun lagi. Yang dia butuhkan adalah hape khususnya.
Setelah sampai mobilnya di besement, dia segera mengambil hape khususnya. Segera dia aktifkan. Lalu coba menghubungi nomor Dea. Masuk, tapi tidak diangkat. Beberapa kali tetap sama. Tapi itu sudah cukup. Segera dia aktifkan aplikasi satelite nya. Tak butuh lama, muncul sebuah koordinat di peta satelite itu. Segera dia selidiki lokasi dengan gambar 4D. Tak disadari, Surya sudah di sebelahnya.
"Lae.. tidak apa-apa kau lae? jangan kau tanggung sendiri lae ku.. "
"Iya mas. Maaf, aku hanya mau mengambil hape ku ini. Aku sudah dapat koordinat nya mas. Aku akan kesana, aku akan jemput sendiri anak dan istri ku.."
"Lae, jangan gegabah lae.. ini bukan main an. Aku pun adikku nya yang disana. Lebih baik kita bawa bantuan lae.."
"Aku ora pernah kerjo rame-rame mas. Paling 3 atau 4 orang. Koyone aku gak hubungi markas ku, iki urusan ne keluarga ku karo perusahaan ku."
"Lebih bagus kita pulang dulu, atur siasat. Yang penting sudah kita tau lokasi. Juga selama yang diminta penculik itu belum kita kasih, pasti Dea tidak apa-apa. Kita pun tau nya siapa Dea itu. Feeling ku sengaja nya Dea tidak melawan, mau tau dia siapa otak nya ini."
Anto diam, raut kekhawatiran sangat terlihat. Tetapi omongan Surya memang benar setelah dia pikir-pikir.
"Matur nuwun mas.. jenengan wes eling ke aku. Sudah mengingatkan aku. Kalau mengikuti marah ku, aku wes ta serbu."
Anto dan Surya kembali ke ruangan perawatan Putra setelah nengunci kembali mobil nya.
Tak lama mereka kembali ke atas. Disana mereka menemukan Yeti, Putra yang sedang berpelukan. Dan Debby di samping kasur Putra juga.
"Mas.. gimana Neng, gimana Novi.. ??"
"Pah.. cerita pah.. gimana bibi sama Novi.. ayo pah.. biar Putra hajar semua yang ganggu in.. Putra baru punya keluarga utuh sudah di ganggu.."
"Iya bang.. ini Putra sudah mau lari saja kejar abang tadi, aku pegangin dia.."
Anto segera menyadari bahwa tindakan nya membuat banyak orang panik.
"Maaf kan papa juga abang. Papa bikin kamu panik. Sudah nak, sudah kamu tenang aja yah.. semua baik-baik saja."
"Di mana mereka mas? Mas pasti tau sesuatu kan? Aku tau, aku masih ingat ekspresi mas jika mas sudah mendapat satu petunjuk. Aku belum bisa lupa mas.."
"Benar teh, aku menemukan satu titik koordinat.. (sambil mengeluarkan hape nya). Lokasi si wilayah ciputat... "
"Ohh.. serua.. ciputat.. pasti disana.. " seru Putra tertahan
"Kamu tau sesuatu Putra?"
"Ahh.. bukan bu.. bukan.. Putra.. gak kok.."
Putra gugup saat di tanya ibu nya.
"Bang.. sebaiknya kita pulang dulu.. pasti datanya Putra sudah selesai.."
"Hmmhh.. ya ayo lah.. kamu sudah siap kan nak. Kita istirahat dirumah saja yah.."
Putra tidak segera menjawab, pikirannya seperti melayang.. dan dia tersadar saat Yeti memukul tangan nya..
"Eh.. iya pah.. iya... siap pah.."
Anto bukan tidak menyadari tindakan Putra, tapi ia masih mereka-reka apa yang diketahui anak nya ini.
"Say.. lebih baik kita duluan ke bawah.. kita selesai kan dokument nya Putra.. supaya Putra bisa langsung ke mobil.."
"Oh iya kak.. betul juga.. Bang, aku sama kak Surya ke bawah duluan yah. Nanti abang dan teteh sama Putra, tunggu saja si bawah. Sebentar..."
Debby dan Surya sudah tidak malu lagi mengakui hubungan nya saat ini. Dan Debby segera memencet tombol bantuan, khusus ke perawat. Tak lama, perawat datang.
"Ya bu, ada yang bisa di bantu.."
"Sus, tolong siapkan kursi roda. Keponakan saya mau pulang. Dokter Michelle masih ada?"
"Ada, sedang visit di ruang sebelah. Dua ruang an dari sini. ".
"Oke, suster, saya mau urus kepulangan dulu di administrasi.. tolong layani keponakan saya yah... ayo say kita ke Michelle dulu..."
Perlu waktu empat puluh lima menit, agar mereka benar-benar jalan pulang dari rumah sakit.
Satu jam kemudian, mereka baru tiba di rumah Anto, ya karena jalanan memang macet pada sore hari.
Mereka tiba dengan dua mobil dan satu motor. Iya.. Surya menggunakan sepeda motor. Debby membawa mobil nya sendiri. Sementara Yeti, Putra ikut mobil Anto yang di setiri oleh Wawan supir Aiko.
Mereka tiba dan langsung di terima Stevan dan Aiko. Juga ada Jessica dan Romi. Terlihat mereka sangat cemas dan khawatir. Jelas, ini karena belum ada kabar dari Novi dan Dea.
Stevan segera merangkul Putra yang berjalan.. yah jelas terlihat dia sudah berjalan normal.. Aiko segera memeluk Yeti..
"Selamat datang teteh.. kita sekarang disini yah. Ini lah rumah Putra juga.. oh iya.. Romi, Jessica.. sini nak.. kenalkan.. ini sekarang kakak kamu nak.. dan ini ibu kamu.."
Romi salim ke Yeti lalu Putra. Jessica sempat melihat lama ke Putra.. lalu salim juga.
"Kak Putra hebat.. mama udah cerita.. Jessi udah kira kalau kakak pasti bukan sembarangan. Gak tau perasaan Jessi bilang gitu.. eh gak tau nya... kakak nya Jessi.."
Debby menyusul, lalu Surya juga masuk halaman dan berkumpul.
"Jessi, Romi.. hayo ajak masuk dong, kok di luar ajah.."
"Eh tante ada juga.. eh... tan.. itu kan.. yang di... hihihi... ini toh calon om ku.. om.. aku Jessi.. Jessi udah liat photo om di hape tante galak.. tulisannya... yayang.. hihihi..."
"Heh anak kecil.. gak sopan.. salim kek dulu.."
"Jessi salim om.. "
Lalu Romi juga salim, Aiko maju dan menyalami Surya.
"Hallo mas, lama gak kesini..?"
"Iya nih.. aku sibuk Aiko.."
"Ketemu abang di rumah sakit yah.."
"Iya mah.. gak sengaja ketemu Debby juga.. ternyata mereka... ehmm.. udah jalan bareng 6 bulan terakhir.."
"Woww... surprise ini.. Selamat yah buat kalian.. salam lagi ah..."
"Ihh.. kakak, udah lama juga.."
"Tapi aku baru tau kan Debby.. hehehe.. aku setuju lah..."
"Makan.. makan.. gak mau tau..."Jessi nyeletuk.
"Iya nanti.. kita sekarang pikirin Novi dulu ama mama Dea." Stevan kembali mengingatkan.
Stevan memang memiliki sifat lebih dewasa melebihi usia nya.
"Iya, benar.. mama Dea dan Novi belum ada kabar.." celetuk Putra
Seketika suasana kembali muram..
"Ayo masuk.. biar kita mandi dan makan bersama. Papa masih ada yang papa harus urus.. juga sama om Surya kalian.."
"Iya pah, aku dan Putra juga ada urusan sendiri.." kata Stevan
Mereka masuk ke dalam rumah. Tas dan perlengkapan Putra dan Yeti segera di bantu ART. Putra segera di ajak Stevan ke kamar nya, Romi pun mengekor. Anto, Surya dan Debby keruang keluarga. Sedang Aiko mengantarkan Yeti ke kamarnya. Tinggal Jessi yang bingung seakan di tinggal sendiri. Anto segera memanggil..
"Jess.. kesini kamu nang (panggilan orang medan untuk putrinya)"
Jessica mendekat ke papa nya. Anto menggesar sedikit. Dan Jessi segera duduk di sisi papanya. Anto segera merangkul Jessica, Jessica pun langsung memasukkan badan nya ke dada papa nya yang bidang.
"Udah lama juga rasanya papa gak peluk kamu lagi yah.."
"Iya sih.. tapi Jessi tau kok papa sibuk sekali. Padahal udah dibantu sama mama berdua. Tapi Jessi seneng pah, sekarang papah sempat peluk Jessi."
"Maaf ya sayang.. papa memang terakhir ini sibuk sekali. Jess.. papa tanya, Jessi udah tau kan Putra dan bibi Yeti itu?"
"Udah kok pah.. mama besar udah cerita. Juga mama besar (Aiko) juga udah cerita ke kakek Takeshi. Tapi kata mama, kakek doli (bapak Anto) dan nenek boru (mama Anto) belum tau katanya. Kan belum ketemu."
"Nanti biar papa yang cerita. Ke kakek Takeshi juga harus papa cerita lagi, sebab papa kan lelaki, dan ini karena papa juga. Yah, ini salah papa."
"Jessi rasa... gak masalah juga pah.. kan papa udah mau urus kak Putra. Bibi juga kalau papa juga mau urus.. udah jadiin aja mama baru aku.. Jessi mau kok pah.."
"Ya.. nanti papa pikirin. Sekarang yang harus papa pikirkan kakakmu Novi dan mama mu. "
"Memang sih Jessi khawatir pah. Itu mama kandung aku. Tapi aku juga tau gimana nya mamah, sedikit menghibur aku lah. Yang aku khawatirin kak Novi.. dia gak bisa beladiri dan tidak ada tenaga itu.."
"Tapi kakakmu itu paling cerdik dan cerdas.."
"Iya sih pah.."
"Mas.. jenengan turu nang kene wae yo mas.. aku perlu karo jenengan.. besok saja pulangnya.."
"Iya bisa juga.."
"Kau Deb..? disini lah kau, biar ada yang kawani Jessica tidur."
"Oke lah bang.. untung masih ada bajuku disini.."
"Ayo.. mandi dulu kita, biar sama kita makan malam.."
Mereka pun bubar..
Selang satu jam kemudian, semua anggota keluarga sudah kumpul. Diruang keluarga, yang terdiri dari dua set sofa plus meja dan ada karpet permadani besar didepan tv untuk menonton sambil santai. Juga sudah ada papa Takeshi disana. Tadi kata nya sedang ada pekerjaan penting di kamar beliau.
"Papa, sebelum kita makan malam.. Julian ingin mengatakan sesuatu pada papa Takeshi.. pah.. ini Putra (sambil menunjuk Putra yang duduk di sebelah nya), Putra ini... anak kandung Julian. Julian pun baru tau keberadaannya dua minggu lalu dari Ridwan, teman Julian yang di cibadak. Dia lebih tua satu tahun dari Stevan dan Novi. Karena Yeti (menunjuk Yeti) mengangandung Putra, saat Julian belum tunangan dengan Aiko dan Dea. Ini adalah akibat perbuatan saya pah. Dan.. Julian bermaksud untuk menanggung jawabi Putra pah, juga Yeti sebagai mama kandung Putra. Yeti ini kakak angkat nya Dea, dan yang banyak membantu Julian akan informasi yang Julian perlukan untuk saat penggerekan dan penyerangan ke Haris Sanjoyo yang bersekutu dengan Kurazawa, plus tentara Moro Philipina dan petugas Bea Cukai bejat waktu itu pah. Dari Yeti lah, Julian mengetahui ada barang Kurazawa di Cibodas Herang, ada berapa banyak orang disana, sampai waktu transaksi mereka. Dan setelah selesai kejadian itu.. kami Khilaf.. ya hanya satu kali, tanpa hati dan tanpa komitment. Dan, ternyata Allah berkehendak, Julian harus mempunyai anak dari Yeti. Itu yang terjadi pah. Mohon maaf papa buat Julian, Putra dan Yeti pah.."
"Papa selalu bangga pada mu nak. Atas ke satriaan mu, ke gentle an mu, lagi-lagi mau mengakui tanpa basa basi dan pembenaran. Sebenarnya papa sudah tau dari Aiko, tapi kamu tetap menyatakan sendiri langsung ke papah. Papah maaf kan.. Papah tidak masalah, dan papa lihat yang lain juga tidak sepertinya. Berarti, cucu ku bertambah satu lagi.. yah papa senang lah.. anak papa cuma satu.. adik papa satu.. papa senang punya keturunan banyak."
"Jadi papa bisa terima Putra dan Yeti?"
"Iya nak, papa bisa terima.."
Anto segera maju dan menyalim papa Takeshi lalu memeluknya, Yeti bangkit juga menyalim papa Takeshi sambil matanya basah, terakhir Putra, menyalim juga, cukup lama.. dan terdengar isakan halus..
"Cu.. kok menangis...? kakek senang kok punya cucu lagi.."
Putra mengangkat kepala nya.. dan memeluk pinggang papa Takeshi..
"Kakek.. terima kasih udah terima ibu dan Putra.. terima kasih kek.. Putra bahagia banget. Hari ini ketemu papah, trus ketemu kakek.. Putra sebelumnya tidak pernah terbayang sedikit pun.."
"Cu.. papa mu sekilas pernah cerita tentang kamu, walau dia belum tau kamu adalah anak nya. Di dalam diri mu ini ada energi yang sangat besar. Pesan kakek.. pelihara, kembangkan dan untuk di gunakan dijalan kebenaran. Ayah mu sangat mengkhawatirkan kamu kalau kamu salah langkah dan ke jalan yang salah, akan sangat berbahaya buat siapapun."
"Terima kasih kakek. Putra janji, Putra akan jalani semua nasehat kakek. Buat Putra itu semacam hukum dan wasiat yang tidak bisa di tolak."
Papa Takeshi, mengelus kepala Putra.
Lalu Putra melepas pelukan dan kembali mencium tangan papa Takeshi.
"Ayo, duduklah. Sekarang biar papa dan kakek cerita. Ada hal yang kakek urus saat kalian datang tadi sehingga, papa dan kakek kalian ini tidak ikut menerima kalian tadi."
"Tadi papa terima telepon dari Tokyo.
Papa di kabari oleh paman mu Aiko, Kazuyoshi, yang mencuri document J03L1411 itu adalah orang Yakuza Kumikai Yokohama. Dia di selundupkan masuk ke perusahaan sampai kerja di lab alat kita. Dia memang seorang sarjana elektronika dan selama ini pekerjaan nya cukup baik. Nama nya Tadayuki Toda. Dia mencuri ternyata bukan murni karena uang walau motif uang nya juga ada. Ternyata dia terpaksa, sebab adiknya di culik oleh TRIAD hongkong saat liburan. Dan dia diminta sebagai tebusannya, menyerahkan dokumen alat itu. Dan dia sebenarnya bukan lupa membawa file peredam nya tetapi memang sengaja tidak di bawa oleh dia. Karena dia tidak mau menyerahkan secara utuh semua document atas alat itu. Yakuza Kumikai, sudah tunduk seutuhnya sama kamu Julian. Mereka diam-diam melindungi Nakazawa dari dalam. Karena ada pengkhianat lain di perusahaan, yaitu kepala ekspedisi kita, Shinzhi, ternyata adalah suami nya dari putri Ryuji Kurazawa, atau adik ipar nya Ryukun Kurazawa yang kalian basmi di sukabumi. Shinzhi yang melaporkan pada TRIAD hongkong, kalau Nakazawa mempunyai alat baru juga fungsi nya. Dan bekali-kali Shinzhi mencoba menerobos ke lab untuk mencuri alat, tapi selalu di jaga ketat oleh Tadayuki. Sampai satu kesempatan, Shinzi mencuri dengar perkataan Tada dengan adik perempuannya. Bahwa adik perempuannya sedang di hongkong. Shinzhi tau adik nya Tada itu. Dia mencari tau keberadaan adik nya Tada di hongkong, setelah di ketahui, dia melapor ke boss TRIAD agar menculik adik Tada buat alat memaksa Tada memberikan alat itu. TRIAD akhirnya menculik adik Tada dan memaksa Tada menukar dengan adik nya. Tada nego dengan master file dokument nya dengan alasan alat baru saja di bawa pergi oleh boss nya. TRIAD setuju. Terjadilah transaksi itu. Tapi janji tetap janji, setelah dokument mereka dapat Tada dan adik nya tetap mereka tahan. Inilah licik nya TRIAD dan mereka tidak gentle. Tapi sejujurnya, TRIAD juga takut, jika Tada dan adiknya di lepas, dan melapor ke Yakuza, maka Yakuza akan menyerang mereka. Mereka khawatir hal itu. Karena satu orang akan menimbulkan banyak korban. Tetapi.. setelah TRIAD tahu, bahwa dokument yang di berikan Tada itu tidak lengkap, tadi sore Tadayuki Toda dan adik nya di eksekusi TRIAD. Memang ini cerita menyeramkan, tapi itulah yang terjadi. Merembet sampai kesini. Sebab TRIAD tau melalui agen nya di Asia Tenggara bahwa, pemilik baru Nakazawa dari Indonesia. Dan... mereka memaksa nya untuk menukar dokumen itu dengan tawanan mereka. Dan saat ini mereka menawan Dea dan Novi."
Semua yang di ruangan bergidik ngeri.. ternyata ini lebih gila dari yang diperkirakan, lebih brutal dari yang dipikirkan. Bagaimana jika Yakuza berbondong datang dari Jepang dan TRIAD bergerombol datang dari hongkong dan bertempur di ciputat.. haisshh.. seperti nya mustahil, tapi kenyataan nya begitu.
"Berita penculikan istri dan anak pemilik Nakazawa sudah sampai di telinga Kumikai, ditambah lagi dengan di eksekusi nya Tada dan adiknya membuat mereka murka. Shinzhi dan istrinya juga kekuarga nya, sudah di bantai habis oleh Kumikai. Clan Kurazawa sudah benar-benar habis. Sekarang mereka berencana berangkat ke Jakarta..
Bersambung laginya suhu...
Mohon kritik dan saran nya ya suhu..
Maaf baru bisa segini dulu suhu...
hal. 35
DEANDRA HATORANGAN
AIKO HATORANGAN
YETI KUSUMAWATI
DEBBY MARTAULI
JESSICA
Lanjutannya ya gann...
Sementara itu di sebuah mansion di ciputat..
Pov 3rd
Tampak masuk sebuah mobil mewah type Alphard terbaru, masuk ke halaman mansion itu. Tak lama turun dua lelaki kekar, berkulit gelap dan terang. Dibelakang nya menyusul seoranng lelaki berwajah oriental, dengan rambut selehar, badan berotot, kulit cerah. Kedua lelaki pertama memakai jaket dan celana jeans, lelaki ke tiga, memakai pakaian perlente dan tampang klimis. Kemeja lengan panjang biru, celana katun hitam, sepatu kulit. Menenteng gadget terbaru.
Terlihat Ibrahim Daud, Anton Widhiawan dan Aji Samsudin keluar rumah itu menyambut orang perlente itu dan menyalami nya dengan hangat.
"Welcome Andi.. di rumah I yang jelek ini.. I hope you can enjoy in here.."
"Ya, I pasti enjoy disini kalau sudah selesai semua."
"Welcome mister Andi, kenalkan saya Anton. Staff Parlemen di Indonesia."
Andi lau hanya menyalam, tanpa menjawab hanya melihat sekilas
"Welcome sir Andi. I Aji Samsudin. I senior police officer. I yang mengamankan operasi sir.."
Andi juga menyalami. Malah tidak melirik sama sekali.
"I love this country. Sangat mudah dan murah untuk melakukan semua pekerjaan disini. People of Parlement dan important Police officer, bisa diajak joint... amazing.. di negara saya, Malaysia, sama sekali tidak bise, tidak sama dengan disini. Juga di tempat tinggal saya di Singapore, mana boleh colusion seperti ini. Cuma di Indo yang bisa... hahaha... juga I lihat di television, semua seperti clown.. badut.. they do a good acting, for tipu rakyat you.. very funny..
~~~©©©~~~
Kemudian mereka masuk rumah itu.
Disatu ruang keluarga, tampak duduk berhadapan di sofa yang melingkari sebuah meja marmer putih mengkilap dengan serat yang sangat indah. Menandakan bahwa ini adalah barang mahal kelas satu.
Tampak Ibrahim Daud sebagai tuan rumah di sofa tunggal, dan Andi Lau juga di sofa tunggal satu nya. Di sofa panjang duduk Aji Samsudin dan Anton Widhiawan. Plus dua orang yang tadi datang bersama Andi Lau.
"Ibrahim, bagaimana alat itu. Apa sudah ready?"
"Sesungguh nye sudah Andi. Tapi belum sempurne. Ada satu komponen yang masih kurang. Si Kenjiro silap satu file komponen nya. But thats important, penting. Itu fungsi untuk meredam infrasonic tidak menyerang si pemakai. Sekarang ni, siapa pun yang pakai alat tu, akan di serang pikiran nye, sehingga pikirannya kosong macam mayat hidup. Jadi jika di pakai untuk membuka sandi, pasti tak bise, karena yang pakai alat tuh linglung die.."
"Jadi dimana bise dapat komponen tuh?"
"Saat ini masih di pegang oleh Nakazawa corp. Milik dari Julian Raja. I feeling saat nih dia belum sadar kalau kite ingin kan dokument tuh."
"Gimane care kita dapat itu document? You bisa dapat kan document utama, so why u tidak bise dapat document kecil?"
"I sudeh pun ade cara. I sudah dapat kan die punya wife. Kidnapp wife nye. Kite pakse die serahkan itu document. Atau his wife kite kill. Thats all"
"But.. ur job is not clear, jike die tidak kasih tuh document. U yakin die pasti mau tukar document dengan wife?"
"I yakin Andi. Cause... wife sangat beautiful. I sure die tak kan rela wife nya mati.."
"So.. wife nye sudah u kuasai?"
"Iye.. sudah. Ada juga di sini.. hahaha.."
"Oke.. jangan wasting time. Bawa kesini. I cube tengok.."
Aji Samsudin segera bangkit dan menuju tampat Dea di sekap.
Tak lama ia kembali, dengan seorang perempuan dewasa yang di pegangi kedua tangan nya oleh dua pengawal lelaki kekar.
"Mister Andi.. ini dia sandera kita. Nyonya Julian."
"Hmmh.. " Andi lau melihat Dea dari kepala sampai kaki..
Andi lau tampak termenung dan berpikir..
"Ibrahim.. you tidak salah ambil orang kan?"
"Tidak Andi. Die tuh Julian wife.."
"Hai ibu.. you tau kenape kita culik?"
"Ya tau.. kalian minta dokumen alat yang di buat suami saya kan?"
"Right.. betul sekali. Berikan itu document, u bebas.. I tidak mau perpanjang urusan dengan u.. I tengok u perempuan baik-baik."
"Pak.. dokumen kaya begitu aja kok sampe sandera gini sih pak? apa penting nya sih? nyawa orang di bandingin ama dokumen begitu aja. Bapak di kasih, suami saya bisa bikin lagi.. "
Andi Lau melihat ke Dea tajam, seakan ingin membaca pikiran nya.
"Alat itu important for us. Kalau file itu sudah ada, kite baru bisa kerja. You hubungi suami u sekarang. Suruh die serahkan document itu.."
Aji Samsudin menyerahkan hp ke Dea.
Dea segera memencet nomor..
tutt... tuuuttt... tuuutt..
tuuutt... tuuutt... tuuutt..
Telp diangkat ternyata di stel loud speaker..
"Hallo..."
"Pah.. ini mamah.."
"Eh.. mamah.. dimana mah.. gimana kabar mamah dan Novi.. ini no siapa?"
"Pah.. dengerin mama.. mamah ada.."
tiba-tiba hape nya di rampas Andi Lau.
"Istri you dalam penguasaan saya. Serahkan document peredam J03L1411, besok siang."
"Tidak bisa, tidak mungkin. Dokumen masih di Jepang. Perlu waktu tiba disini."
"Oke.. the day after tomorrow, atau lusa you musti serahkan. I will call u..."
tut.. tut.. tut.. tut..
Telpon diputus Andi Lau.
Andi Lau tidak langsung menyerahkan hp Ajie, tapi melihat nomor keluar di hape Aji.
"Mana hp perempuan nih..?"
"Ada mister.. ini.."
Ternyata hape Dea di tahan oleh Aji Samsudin. Andi Lau mengambil hp itu dan men start nya. Beberapa saat bunyi notifikasi di hp Dea. Tapi sepertinya Andi Lau tidak tertarik. Dia lebih tertarik mengerjakan sesuatu. Lalu, Andi Lau memencet no telp yang tadi di pakai telpon keluar oleh Dea. Suatu cara memeriksa kebenaran yang sangat baik. Pikirnya, tidak mungkin istri tidak menyimpan no hape suami nya di hp nya.
Saat nomor melakukan panggilan muncul sebuah nama dan foto profile di hape itu. Tertulis "Papah" dan sebuah photo. Dan..
Andi Lau terbelalak dengan amat sangat setelah melihat photo yang bernama papah itu. Segera di batalkan panggilan dan memblock panggilan masuk dari nomor papah itu. Kemudian.. dia membuka phone book hape itu, menelusuri kontak papah. Setelah ketemu, dia langsung membuka photo profile nya. Dan men zoom nya.
Mata terbelalak, mulut manganga.
"What the fuck is this?"
Andi Lau memandang foto hape, lalu melihat ke Dea. Melihat hape lagi dan melihat Dea lagi.. tampak sebersit ketakutan di wajah nya. Senyap sesaat, semua melihat ke Andi Lau.
"Ibrahim.. you in the big big, really big trouble now.. you dalam masalah sangat besar.. you sangat ceroboh. You sangat tidak mengenali musuh you.."
Semua makin senyap. Dea waspada, dia menyadari ada yang mengenali siapa suaminya. Ini tidak bagus, karena musuh bisa waspada dan bersiap. Juga keselamatannya jadi terancam.
"You memancing lion untuk bangun dari tidur. Fuck all of you.."
"Maaf mister.. ada apa. Kalau dia memang mempunyai kejahatan, I polisi di sini tidak akan diam. I kirim I punya pasukan. "
"Ya.. I hope you lakukan apa yang you cakap baru saje. Sebab, jika tidak, I jamin.. you mati.."
Aji Samsudin tercekat.
Tampak raut tiba-tiba senyum dari Andi Lau.. yang tadi nya tegang, saat ini menjadi ramah. Sungguh pemain watak yang handal.
"Ibrahim.. I think.. cukup untuk nyonya ini. Kasih makan nikmat.. jangan cube ganggu nyonya nih.. now you punya truff biar suami nye kasih document."
Aji Samsudin langsung membawa Dea kembali ke kamar penyekapannya.
Tak lama, mereka kembali kumpul di ruang besar itu...
"Andi.. ape kah yang mengganggu pikir you?"
Andi Lau masih menunduk melihat lantai, seakan tidak percaya. Hape Dea masih di situ, tapi seakan dilupakan, tergeletak di sofa posisi tertelungkup dan silent. Mereka lupa mematikan apalagi mencabut battery nya. Beberapa kali ada upaya telp masuk, tapi ter block sistem.
"I harap, mulai saat ini.. jangan ada yang bertindak ceroboh, lengah. Ini lebih besar dari yang I pikir. All of you.. sungguh tidak kenal dengan suami nyonya tadi?"
"I kenal Andi. Name nya Julian Raja Hatorangan, dia bussiness man sukses. Importer telecomunication part and equipment. Peralatan komunikasi asal Japan. Now.. he is owner Nakazawa corp, pembuat alat komunikasi yang terkenal di Japan. Dia the rich man."
"Ya.. betul.. tapi bukan itu yang I maksod. I tidak perduli data tu.. tidak ada gune for I. I maksod, how dangerous he is? you tau, seberape bahaye nye die tuh? Ape yang sanggop die lalukan for kill all of you?"
Semua tercengang, terkejut, dan tidak percaya. Seorang Andi Lau, pimpinan TRIAD hongkong cabang south east asia, asia tenggara, sangat mengkhawatiri seorang pengusaha yang terlihat polos dan lemah lembut itu? apa yang harus di takuti. Tidak ada sepertinya.
Semua menggeleng, tidak tau dan tidak percaya..
"He is one of the best agen soldier in south east asia.."
Salah satu agen prajurit terbaik di asia tenggara.
"Ahh.. " seruan tertahan keluar di Ibrahim Daud. Anton Widhiawan dan Aji Samsudin melotot tidak percaya..
"I hear history, 16 years ago.. ya 16 tahun lalu, he's killed the big boss of Kurazawa corp and only one son. Pemilik Kurazawa, Ryuzi dan Ryukun, mati sama die. Kompetitor direct nye. Kurazawa tuh kite punya kawan juge. Dan akhir nye Kurazawa pun tutup. Nakazawa berjaye sendiri. And lime tahun kemudian, Nakazawa tuh Julian punye. Julian, Die juge yang menghancorkan sarang kelompok Kumikai, anak cabang Yakuza Yokohama yang mencube mengganggu factory Nakazawa, setelah pun Kumikai tahu kalau Nakazawa sudah bukan di punyai Takeshi Nakazawa lagi. Selama itu, mereka sungkan dengan Takeshi, sebab tangguh sangat ilmu fight nye. Ternyata, Kumikai, hancor di tangan die. You know he's code name..? Balak 6"
"so.. what must we do... ape yang harus kite buat sekarang?"
"Tak ade jalan lain. Kita harus kirim pasukan banyak dan terbaik ke sini
Atau you mau mati percume? tindakan you yang mengajak die business, tidak salah, yang salah adalah, you sudah curi die punya document, and now you kidnapp die punya wife. Pasti lah die murka. Tapi, I penasaran dengan skill fight nye.."
"Andi.. come on, TRIAD must have good person right? pasti lah ade orang yang pandai and punye skill fight hebat.. kirim lah kesini.."
"Ade lah pasti.. kalau cume die seorang.. apa pula takut? kita banyak person.. hmmmhh.. waktu 3 days i think cukop tuk panggil best person ke sini. Oke.. I will contact to hongkong now.."
Pov Dea
Hmmmm... siapa lelaki yang bernama Andi. Dia menyadari abang. Bahaya ini.. tapi tadi kelihatannya dia telpon abang pake hape aku. Mudah-mudahan abang segera bisa mendapat posisi lokasi ini. Sepertinya yang bernama Andi itu orang penting di kelompok ini. Aku harus hati-hati. Sial.. aku lapar dan haus lagi..
Bagaimana putriku yah.. hari sudah gelap begini. Kalau dari.pembicaraan mereka, sepertinya mereka tidak mendapatkan Novi. Si Ibrahim hanya bilang mendaparkan istri nya Julian, berarti si Andi itu tidak tau kalau Novi lari. Bagus lah..
Tiba-tiba pintu dibuka, seorang pelayan wanita setengah umur masuk, membawa dua wadah yang berisi nasi dan lauk nya, dan segelas minuman. Dibelakang nya di kawal seorang lelaki tegap.
Aku coba melihat wajah ibu ini, seperti nya biasa, tapi wajah nya sedikit mengeluarkan raut ke khawatiran juga ketakutan. Si Ibu tau persis kalau dia diawasi dengan ketat. Tapi.. si ibu beberapa kali melirik pada ku.. tapi tunggu.. jari tangan itu, yang memegang piring itu, mengetuk piring tiga kali, sangat tersamar, tapi..
Tanpa bicara, setelah makanan dan minuman di letakkan di meja, kedua orang ini pun keluar.
Tak lama Aji Samsudin masuk..
"Ibu.. ayo makan dulu. Gue gak mau lo sakit. Perempuan manja gedongan kaya lo mana bisa hidup susah. Makan bu.. ayo.."
"Hemm.. kalian memang penjahat.. kamu semua jahat. Kamu mau mencelakai saya dan keluarga saya. Padahal kami tidak kenal sama kalian.."
"Udah bu.. jangan banyak omong.. makan bu.. cepet.. gue tunggu... "
Mereka seperti nya sangat takut aku kenapa-kenapa, sebab sekarang cuma aku jaminan nya buat mereka. Tapi.. Novi.. dia apa sudah makan? tapi tadi aku sempat menyelipkan sedikit uang. Mudah-mudahan berguna untuk nya.
"Ayo bu.. cepetan makan.. gue masih ada kerjaaan yang lain.. gue musti pastiin lo makan bu.."
Aku mulai mendatangi meja. Ada satu piring isi nasi putih, dan satu piring isi sayur oseng, ayam goreng, ikan dan pisang. Juga segelas besar teh dingin. Di sisi piring terdapat.sendok dan garpu. Makanan ini kelihatannya lezat.
Pov 3rd
Dea segera mulai memakan makanan itu. Karena memang juga sudah lapar. Sementara Aji Samsudin memperhatikan di kursi satu nya. Dengan ekspresi dingin. Entah apa yang dia pikirkan.
Dea makan dengan lambat. Seperti sedang memikirkan sesuatu. Tiba-tiba.. wajah nya berubah.. dia segera menyadari..
"Pak, saya tidak bisa makan nyaman kalau di tungguin begini. Yang ada perut saya jadi nolak pak."
"Makan.. makan aja susah bener.. emang gue ganggu?"
Dea malah minum air dan berhenti makan. Melihat hal itu, Aji segera melihat ke Dea. Tapi Dea merajuk.
"Oke.. gue keluar.. gue di depan.. makan nyonya.. jangan bikin gue marah.."
Lalu Aji Samsudin bangkit dan berjalan ke luar.
Setelah melihat Aji keluar, Dea segera melihat sesuatu ke bawah piring. Terselip selembar kertas yang di tempel dengan lakban disana. Segera Dea ambil kertas itu, melihat arah keluar dan membaca dengan cepat
lalu kertas di robek dan di selipkan dalam retakan tembok dinding. Dea tersenyum, dia seperti nya percaya pada ibu itu.. lalu melanjutkan makan nya.
10 menit kemudian makanan itu telah habis. Tak lama, Aji Samsudin masuk lagi..
"Bagus.. sudah habis. Tugas saya selesai.. hehehe.. Jo.."
Orang yang di panggil Jo masuk..
"Iya pak.."
"Suruh Marni angkat piring ini.."
"Siap pak.."
Aji keluar lagi.
Tak lama, ibu tadi datang ke kamar. Juga bersama lelaki pengawal nya tadi. Dan membenahi piring. Saat tangan nya tanpa kentara meraba ke bawah piring, lalu si ibu melihat ke Dea. Dea membalas melihat sekilas, lalu mengangguk halus sambil melihat ke arah lain. Tapi.. buat si ibu, itu sudah cukup.
"Bu Marni.. tolong di jaga baik-baik piring nya bu.. " kata Dea
"Baik bu.. nanti saya jaga in.. "
Lalu ibu Marni keluar ruangan, pengawal nya juga keluar. Tak lama.. Dea merasa sangat mengantuk. Tadi nya dia pikir akibat kenyang habis makan. Tapi, dia merasa sesuatu yang aneh.. secepat mungkin ia mengatur nafas sebelum kesadarannya hilang..
•••©©©•••
Di rumah sakit Istana Indah
Pov 3rd
Debby menunduk malu. Abangnya meledek nya. Yang sungguh terkejut adalah Surya. Dia tidak menyangka sama sekali kalau Debby adalah adik Anto, adik ipar nya.
"Bah.. sungguh nya lae? si Debby ini ito nya si lae?"
"Nggiih mas.. memang adik aku mas. Adik ku sing bontot.."
"Ee.. ee.. tapi.. ini lae.. sudah kah lae tau apa yang sudah terjadi antara aku sama Debby? maksud ku... eee... kalo kami itu...."
"Iyo.. aku wis ngerti mas.. Debby tidak mau dia cerita sopo arjuna ne, kata ne nanti kalau sudah klop. Yo lek aku dewe.. monggo silahkan wae mas.. "
"Lae.. sungguh, tidak aku tau lae. Debby juga belum cerita dia. Kita pun baru jalan 6 bulan ini lae.. "
"Deb.. sini dulu.."
Debby maju ke arah abang nya..
Anto melihat ke mata Debby, Debby yang tadi melihat ke Anto, sekarang menunduk.
"Iya bang.. mas Surya itu pacar Debby bang. Debby belum cerita ke abang juga sama yang lainnya. Rencana kita, minggu depan, mas Surya mau main ke rumah. Maaf bang, karena kami memang sama-sama sibuk. Mencari waktu yang sama kosong, masih sulit bang."
"Oke lah.. abang ikut kalian ajalah.. Aku bisa apa, satu kakak ipar ku, satu adikku. Hehehe..."
Yeti dan Putra yang memperhatikan sejak tadi.. cuma tercengang tidak bisa bicara juga..
Tiba-tiba, hape Anto berbunyi..
Anto mengangkat..
Anto tetap berusaha memancing dan berteriak.. Lalu Anto, meremas hape nya.. kegeraman yang amat sangat dia rasakan.
Secepat nya Anto keluar ruangan. Dia langsung berlari secepat nya. Tujuannya adalah ke parkiran. Dia menuju mobil nya. Dia tidak perduli siapapun lagi. Yang dia butuhkan adalah hape khususnya.
Setelah sampai mobilnya di besement, dia segera mengambil hape khususnya. Segera dia aktifkan. Lalu coba menghubungi nomor Dea. Masuk, tapi tidak diangkat. Beberapa kali tetap sama. Tapi itu sudah cukup. Segera dia aktifkan aplikasi satelite nya. Tak butuh lama, muncul sebuah koordinat di peta satelite itu. Segera dia selidiki lokasi dengan gambar 4D. Tak disadari, Surya sudah di sebelahnya.
"Lae.. tidak apa-apa kau lae? jangan kau tanggung sendiri lae ku.. "
"Iya mas. Maaf, aku hanya mau mengambil hape ku ini. Aku sudah dapat koordinat nya mas. Aku akan kesana, aku akan jemput sendiri anak dan istri ku.."
"Lae, jangan gegabah lae.. ini bukan main an. Aku pun adikku nya yang disana. Lebih baik kita bawa bantuan lae.."
"Aku ora pernah kerjo rame-rame mas. Paling 3 atau 4 orang. Koyone aku gak hubungi markas ku, iki urusan ne keluarga ku karo perusahaan ku."
"Lebih bagus kita pulang dulu, atur siasat. Yang penting sudah kita tau lokasi. Juga selama yang diminta penculik itu belum kita kasih, pasti Dea tidak apa-apa. Kita pun tau nya siapa Dea itu. Feeling ku sengaja nya Dea tidak melawan, mau tau dia siapa otak nya ini."
Anto diam, raut kekhawatiran sangat terlihat. Tetapi omongan Surya memang benar setelah dia pikir-pikir.
"Matur nuwun mas.. jenengan wes eling ke aku. Sudah mengingatkan aku. Kalau mengikuti marah ku, aku wes ta serbu."
Anto dan Surya kembali ke ruangan perawatan Putra setelah nengunci kembali mobil nya.
Tak lama mereka kembali ke atas. Disana mereka menemukan Yeti, Putra yang sedang berpelukan. Dan Debby di samping kasur Putra juga.
"Mas.. gimana Neng, gimana Novi.. ??"
"Pah.. cerita pah.. gimana bibi sama Novi.. ayo pah.. biar Putra hajar semua yang ganggu in.. Putra baru punya keluarga utuh sudah di ganggu.."
"Iya bang.. ini Putra sudah mau lari saja kejar abang tadi, aku pegangin dia.."
Anto segera menyadari bahwa tindakan nya membuat banyak orang panik.
"Maaf kan papa juga abang. Papa bikin kamu panik. Sudah nak, sudah kamu tenang aja yah.. semua baik-baik saja."
"Di mana mereka mas? Mas pasti tau sesuatu kan? Aku tau, aku masih ingat ekspresi mas jika mas sudah mendapat satu petunjuk. Aku belum bisa lupa mas.."
"Benar teh, aku menemukan satu titik koordinat.. (sambil mengeluarkan hape nya). Lokasi si wilayah ciputat... "
"Ohh.. serua.. ciputat.. pasti disana.. " seru Putra tertahan
"Kamu tau sesuatu Putra?"
"Ahh.. bukan bu.. bukan.. Putra.. gak kok.."
Putra gugup saat di tanya ibu nya.
"Bang.. sebaiknya kita pulang dulu.. pasti datanya Putra sudah selesai.."
"Hmmhh.. ya ayo lah.. kamu sudah siap kan nak. Kita istirahat dirumah saja yah.."
Putra tidak segera menjawab, pikirannya seperti melayang.. dan dia tersadar saat Yeti memukul tangan nya..
"Eh.. iya pah.. iya... siap pah.."
Anto bukan tidak menyadari tindakan Putra, tapi ia masih mereka-reka apa yang diketahui anak nya ini.
"Say.. lebih baik kita duluan ke bawah.. kita selesai kan dokument nya Putra.. supaya Putra bisa langsung ke mobil.."
"Oh iya kak.. betul juga.. Bang, aku sama kak Surya ke bawah duluan yah. Nanti abang dan teteh sama Putra, tunggu saja si bawah. Sebentar..."
Debby dan Surya sudah tidak malu lagi mengakui hubungan nya saat ini. Dan Debby segera memencet tombol bantuan, khusus ke perawat. Tak lama, perawat datang.
"Ya bu, ada yang bisa di bantu.."
"Sus, tolong siapkan kursi roda. Keponakan saya mau pulang. Dokter Michelle masih ada?"
"Ada, sedang visit di ruang sebelah. Dua ruang an dari sini. ".
"Oke, suster, saya mau urus kepulangan dulu di administrasi.. tolong layani keponakan saya yah... ayo say kita ke Michelle dulu..."
Perlu waktu empat puluh lima menit, agar mereka benar-benar jalan pulang dari rumah sakit.
Satu jam kemudian, mereka baru tiba di rumah Anto, ya karena jalanan memang macet pada sore hari.
Mereka tiba dengan dua mobil dan satu motor. Iya.. Surya menggunakan sepeda motor. Debby membawa mobil nya sendiri. Sementara Yeti, Putra ikut mobil Anto yang di setiri oleh Wawan supir Aiko.
Mereka tiba dan langsung di terima Stevan dan Aiko. Juga ada Jessica dan Romi. Terlihat mereka sangat cemas dan khawatir. Jelas, ini karena belum ada kabar dari Novi dan Dea.
Stevan segera merangkul Putra yang berjalan.. yah jelas terlihat dia sudah berjalan normal.. Aiko segera memeluk Yeti..
"Selamat datang teteh.. kita sekarang disini yah. Ini lah rumah Putra juga.. oh iya.. Romi, Jessica.. sini nak.. kenalkan.. ini sekarang kakak kamu nak.. dan ini ibu kamu.."
Romi salim ke Yeti lalu Putra. Jessica sempat melihat lama ke Putra.. lalu salim juga.
"Kak Putra hebat.. mama udah cerita.. Jessi udah kira kalau kakak pasti bukan sembarangan. Gak tau perasaan Jessi bilang gitu.. eh gak tau nya... kakak nya Jessi.."
Debby menyusul, lalu Surya juga masuk halaman dan berkumpul.
"Jessi, Romi.. hayo ajak masuk dong, kok di luar ajah.."
"Eh tante ada juga.. eh... tan.. itu kan.. yang di... hihihi... ini toh calon om ku.. om.. aku Jessi.. Jessi udah liat photo om di hape tante galak.. tulisannya... yayang.. hihihi..."
"Heh anak kecil.. gak sopan.. salim kek dulu.."
"Jessi salim om.. "
Lalu Romi juga salim, Aiko maju dan menyalami Surya.
"Hallo mas, lama gak kesini..?"
"Iya nih.. aku sibuk Aiko.."
"Ketemu abang di rumah sakit yah.."
"Iya mah.. gak sengaja ketemu Debby juga.. ternyata mereka... ehmm.. udah jalan bareng 6 bulan terakhir.."
"Woww... surprise ini.. Selamat yah buat kalian.. salam lagi ah..."
"Ihh.. kakak, udah lama juga.."
"Tapi aku baru tau kan Debby.. hehehe.. aku setuju lah..."
"Makan.. makan.. gak mau tau..."Jessi nyeletuk.
"Iya nanti.. kita sekarang pikirin Novi dulu ama mama Dea." Stevan kembali mengingatkan.
Stevan memang memiliki sifat lebih dewasa melebihi usia nya.
"Iya, benar.. mama Dea dan Novi belum ada kabar.." celetuk Putra
Seketika suasana kembali muram..
"Ayo masuk.. biar kita mandi dan makan bersama. Papa masih ada yang papa harus urus.. juga sama om Surya kalian.."
"Iya pah, aku dan Putra juga ada urusan sendiri.." kata Stevan
Mereka masuk ke dalam rumah. Tas dan perlengkapan Putra dan Yeti segera di bantu ART. Putra segera di ajak Stevan ke kamar nya, Romi pun mengekor. Anto, Surya dan Debby keruang keluarga. Sedang Aiko mengantarkan Yeti ke kamarnya. Tinggal Jessi yang bingung seakan di tinggal sendiri. Anto segera memanggil..
"Jess.. kesini kamu nang (panggilan orang medan untuk putrinya)"
Jessica mendekat ke papa nya. Anto menggesar sedikit. Dan Jessi segera duduk di sisi papanya. Anto segera merangkul Jessica, Jessica pun langsung memasukkan badan nya ke dada papa nya yang bidang.
"Udah lama juga rasanya papa gak peluk kamu lagi yah.."
"Iya sih.. tapi Jessi tau kok papa sibuk sekali. Padahal udah dibantu sama mama berdua. Tapi Jessi seneng pah, sekarang papah sempat peluk Jessi."
"Maaf ya sayang.. papa memang terakhir ini sibuk sekali. Jess.. papa tanya, Jessi udah tau kan Putra dan bibi Yeti itu?"
"Udah kok pah.. mama besar udah cerita. Juga mama besar (Aiko) juga udah cerita ke kakek Takeshi. Tapi kata mama, kakek doli (bapak Anto) dan nenek boru (mama Anto) belum tau katanya. Kan belum ketemu."
"Nanti biar papa yang cerita. Ke kakek Takeshi juga harus papa cerita lagi, sebab papa kan lelaki, dan ini karena papa juga. Yah, ini salah papa."
"Jessi rasa... gak masalah juga pah.. kan papa udah mau urus kak Putra. Bibi juga kalau papa juga mau urus.. udah jadiin aja mama baru aku.. Jessi mau kok pah.."
"Ya.. nanti papa pikirin. Sekarang yang harus papa pikirkan kakakmu Novi dan mama mu. "
"Memang sih Jessi khawatir pah. Itu mama kandung aku. Tapi aku juga tau gimana nya mamah, sedikit menghibur aku lah. Yang aku khawatirin kak Novi.. dia gak bisa beladiri dan tidak ada tenaga itu.."
"Tapi kakakmu itu paling cerdik dan cerdas.."
"Iya sih pah.."
"Mas.. jenengan turu nang kene wae yo mas.. aku perlu karo jenengan.. besok saja pulangnya.."
"Iya bisa juga.."
"Kau Deb..? disini lah kau, biar ada yang kawani Jessica tidur."
"Oke lah bang.. untung masih ada bajuku disini.."
"Ayo.. mandi dulu kita, biar sama kita makan malam.."
Mereka pun bubar..
Selang satu jam kemudian, semua anggota keluarga sudah kumpul. Diruang keluarga, yang terdiri dari dua set sofa plus meja dan ada karpet permadani besar didepan tv untuk menonton sambil santai. Juga sudah ada papa Takeshi disana. Tadi kata nya sedang ada pekerjaan penting di kamar beliau.
"Papa, sebelum kita makan malam.. Julian ingin mengatakan sesuatu pada papa Takeshi.. pah.. ini Putra (sambil menunjuk Putra yang duduk di sebelah nya), Putra ini... anak kandung Julian. Julian pun baru tau keberadaannya dua minggu lalu dari Ridwan, teman Julian yang di cibadak. Dia lebih tua satu tahun dari Stevan dan Novi. Karena Yeti (menunjuk Yeti) mengangandung Putra, saat Julian belum tunangan dengan Aiko dan Dea. Ini adalah akibat perbuatan saya pah. Dan.. Julian bermaksud untuk menanggung jawabi Putra pah, juga Yeti sebagai mama kandung Putra. Yeti ini kakak angkat nya Dea, dan yang banyak membantu Julian akan informasi yang Julian perlukan untuk saat penggerekan dan penyerangan ke Haris Sanjoyo yang bersekutu dengan Kurazawa, plus tentara Moro Philipina dan petugas Bea Cukai bejat waktu itu pah. Dari Yeti lah, Julian mengetahui ada barang Kurazawa di Cibodas Herang, ada berapa banyak orang disana, sampai waktu transaksi mereka. Dan setelah selesai kejadian itu.. kami Khilaf.. ya hanya satu kali, tanpa hati dan tanpa komitment. Dan, ternyata Allah berkehendak, Julian harus mempunyai anak dari Yeti. Itu yang terjadi pah. Mohon maaf papa buat Julian, Putra dan Yeti pah.."
"Papa selalu bangga pada mu nak. Atas ke satriaan mu, ke gentle an mu, lagi-lagi mau mengakui tanpa basa basi dan pembenaran. Sebenarnya papa sudah tau dari Aiko, tapi kamu tetap menyatakan sendiri langsung ke papah. Papah maaf kan.. Papah tidak masalah, dan papa lihat yang lain juga tidak sepertinya. Berarti, cucu ku bertambah satu lagi.. yah papa senang lah.. anak papa cuma satu.. adik papa satu.. papa senang punya keturunan banyak."
"Jadi papa bisa terima Putra dan Yeti?"
"Iya nak, papa bisa terima.."
Anto segera maju dan menyalim papa Takeshi lalu memeluknya, Yeti bangkit juga menyalim papa Takeshi sambil matanya basah, terakhir Putra, menyalim juga, cukup lama.. dan terdengar isakan halus..
"Cu.. kok menangis...? kakek senang kok punya cucu lagi.."
Putra mengangkat kepala nya.. dan memeluk pinggang papa Takeshi..
"Kakek.. terima kasih udah terima ibu dan Putra.. terima kasih kek.. Putra bahagia banget. Hari ini ketemu papah, trus ketemu kakek.. Putra sebelumnya tidak pernah terbayang sedikit pun.."
"Cu.. papa mu sekilas pernah cerita tentang kamu, walau dia belum tau kamu adalah anak nya. Di dalam diri mu ini ada energi yang sangat besar. Pesan kakek.. pelihara, kembangkan dan untuk di gunakan dijalan kebenaran. Ayah mu sangat mengkhawatirkan kamu kalau kamu salah langkah dan ke jalan yang salah, akan sangat berbahaya buat siapapun."
"Terima kasih kakek. Putra janji, Putra akan jalani semua nasehat kakek. Buat Putra itu semacam hukum dan wasiat yang tidak bisa di tolak."
Papa Takeshi, mengelus kepala Putra.
Lalu Putra melepas pelukan dan kembali mencium tangan papa Takeshi.
"Ayo, duduklah. Sekarang biar papa dan kakek cerita. Ada hal yang kakek urus saat kalian datang tadi sehingga, papa dan kakek kalian ini tidak ikut menerima kalian tadi."
"Tadi papa terima telepon dari Tokyo.
Papa di kabari oleh paman mu Aiko, Kazuyoshi, yang mencuri document J03L1411 itu adalah orang Yakuza Kumikai Yokohama. Dia di selundupkan masuk ke perusahaan sampai kerja di lab alat kita. Dia memang seorang sarjana elektronika dan selama ini pekerjaan nya cukup baik. Nama nya Tadayuki Toda. Dia mencuri ternyata bukan murni karena uang walau motif uang nya juga ada. Ternyata dia terpaksa, sebab adiknya di culik oleh TRIAD hongkong saat liburan. Dan dia diminta sebagai tebusannya, menyerahkan dokumen alat itu. Dan dia sebenarnya bukan lupa membawa file peredam nya tetapi memang sengaja tidak di bawa oleh dia. Karena dia tidak mau menyerahkan secara utuh semua document atas alat itu. Yakuza Kumikai, sudah tunduk seutuhnya sama kamu Julian. Mereka diam-diam melindungi Nakazawa dari dalam. Karena ada pengkhianat lain di perusahaan, yaitu kepala ekspedisi kita, Shinzhi, ternyata adalah suami nya dari putri Ryuji Kurazawa, atau adik ipar nya Ryukun Kurazawa yang kalian basmi di sukabumi. Shinzhi yang melaporkan pada TRIAD hongkong, kalau Nakazawa mempunyai alat baru juga fungsi nya. Dan bekali-kali Shinzhi mencoba menerobos ke lab untuk mencuri alat, tapi selalu di jaga ketat oleh Tadayuki. Sampai satu kesempatan, Shinzi mencuri dengar perkataan Tada dengan adik perempuannya. Bahwa adik perempuannya sedang di hongkong. Shinzhi tau adik nya Tada itu. Dia mencari tau keberadaan adik nya Tada di hongkong, setelah di ketahui, dia melapor ke boss TRIAD agar menculik adik Tada buat alat memaksa Tada memberikan alat itu. TRIAD akhirnya menculik adik Tada dan memaksa Tada menukar dengan adik nya. Tada nego dengan master file dokument nya dengan alasan alat baru saja di bawa pergi oleh boss nya. TRIAD setuju. Terjadilah transaksi itu. Tapi janji tetap janji, setelah dokument mereka dapat Tada dan adik nya tetap mereka tahan. Inilah licik nya TRIAD dan mereka tidak gentle. Tapi sejujurnya, TRIAD juga takut, jika Tada dan adiknya di lepas, dan melapor ke Yakuza, maka Yakuza akan menyerang mereka. Mereka khawatir hal itu. Karena satu orang akan menimbulkan banyak korban. Tetapi.. setelah TRIAD tahu, bahwa dokument yang di berikan Tada itu tidak lengkap, tadi sore Tadayuki Toda dan adik nya di eksekusi TRIAD. Memang ini cerita menyeramkan, tapi itulah yang terjadi. Merembet sampai kesini. Sebab TRIAD tau melalui agen nya di Asia Tenggara bahwa, pemilik baru Nakazawa dari Indonesia. Dan... mereka memaksa nya untuk menukar dokumen itu dengan tawanan mereka. Dan saat ini mereka menawan Dea dan Novi."
Semua yang di ruangan bergidik ngeri.. ternyata ini lebih gila dari yang diperkirakan, lebih brutal dari yang dipikirkan. Bagaimana jika Yakuza berbondong datang dari Jepang dan TRIAD bergerombol datang dari hongkong dan bertempur di ciputat.. haisshh.. seperti nya mustahil, tapi kenyataan nya begitu.
"Berita penculikan istri dan anak pemilik Nakazawa sudah sampai di telinga Kumikai, ditambah lagi dengan di eksekusi nya Tada dan adiknya membuat mereka murka. Shinzhi dan istrinya juga kekuarga nya, sudah di bantai habis oleh Kumikai. Clan Kurazawa sudah benar-benar habis. Sekarang mereka berencana berangkat ke Jakarta..
Bersambung laginya suhu...
Mohon kritik dan saran nya ya suhu..
Maaf baru bisa segini dulu suhu...
hal. 35
Terakhir diubah:
bobcool002
Kakak Semprot
Ijin baca dulu hu, sambil ngopi tengah malam...
gandos2015
Tukang Semprot
Thx kejutannya suhu balak6. sehat dan semngat suhu
Bengkulu91
Tukang Semprot
- Daftar
- 1 Feb 2017
- Post
- 1.224
- Like diterima
- 597
Terima kasih. Makin matang tulisannya.. temponya mantap dan makin nyandu.. mau lagi, mau lagi..
Similar threads
CERBUNG - TAMAT
Lonely Adventure Story 4 - NEXT GENERATION
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
