Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Lonely Adventure story 3 - I Promise

Bimabet
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Malam para suhu semua. Terima kasih banyak atas dukungan dari para suhu yang masih setia di trit ndeso ini.

Jika tidak ada halangan, besok nubie update suhu. Penulisan tinggal sedikit lagi..

Wooowww mantab...
Ditunggu update nya besok suhu...
 
Selamat malam buat momod, submod, king, maha guru, guru besar, pertapa, pendekar, guru, senpai, tukang, addict, holic, lover, dan para suhu reader semua yang terhormat. Semoga sehat dan bahagia senantiasa..

okeh suhu balak 6... lanjutkan;)
 
Mulustrasi...


AIKO HATORANGAN



DEANDRA HATORANGAN



YETI KUSUMAWATI



NOVIA TAMARA



JESSICA



DEBBY MARTAULI



RISKA ULI ARTA






Lanjutannya ya gan..


"Terima kasih sudah berkumpul disini. Buat yang baru gabung, Riska, Rio, bang Saiful, bang Manik. Ini adalah peperangan kita melawan genk preman modern, TRIAD, dan level A. Aku dapat info dari informan di hongkong mereka sudah berangkat dengan satu pesawat. Maskapai Hongkong. Langsung ke Soetta. Tiba pukul 05.15 pagi. Estimasi tiba disini sekitar jam 7.00 pagi."

"Rombongan di pimpin langsung oleh Wakil Ketua II, Robin Tanaka. Orang Hongkong keturunan Jepang. Di bawah nya ada dua wakil nya sebagai kepala grup. Anthony Wang, seorang ahli strategi perang TRIAD. Dia adalah bisa di bilang otak dari semua operasi keras dari mereka. Ini tidak mainan. Tapi kalau kita bisa singkirkan TRIAD sementara akan lumpuh dan rapuh. Wakil yang kedua, ini misterius, biasa di panggil Tornado. Padahal spesialisasi nya adalah penembak runduk atau biasa di sebut SNIPER. Hanya karena keahliannya bisa menembak jarak jauh secara cepat dan tepat sehingga kerap menimbulkan kekacauan dan ketakutan di kalangan musuh. Ini juga memang sangat tergantung juga senjata yang digunakan. Keahlian lain, ia ahli senjata berat jarak jauh.. sejenis roket atau granat. Kita harus menemukan posisi nya, sebab selalu dia di posisi tidak terlihat."

"Anggota TRIAD yang datang ini seluruh nya berjumlah 78 orang termasuk tiga orang pimpinan nya. Dan masing-masing minimal mempunyai dua keahlian khusus. Ada yang sampai tiga. Jika ketuanya kabar nya mempunyai 5 spesialisasi. Aku juga kurang paham apa saja. Tapi kita pun masing-masing terlatih. Jadi kita pun pasti bisa menghadapi nya. Kita mempunyai info yang lebih dari mereka. Sejauh ini paham yah semua..??"



~~~©©©~~~


"Siap.. iya paham.."

"Saya mengusulkan kita terbagi tiga tim. Tim Serbu, Tim Halau dan Tim Tameng.
Tim Serbu itu Saya, Dea, Wiro, Pitung, bang Saiful dan bang Manik. Tim Halau itu Mas Surya, Rio, Buta, Putra, Bapak dan Papa Takeshi. Tim Tameng itu Aiko, Stevan, Romi. Riska dan Debby di tim medis."

"Tim Serbu melayani pertemburan terbuka atau pun bersenjata. Tim Halau itu memukul mundur musuh, ini sebagai gelombang serangan yang memukul musuh, baik dengan senjata atau alat berat. Tim Tameng ini bertugas memukul dari jauh dan mengamankan penembak musuh. Iya, musuh pun punya penembak jitu, tim tameng yang harus melumpuhkan dan menyelesaikan nya.."

"Oke tim sudah di bagi.. sekarang kita bicara kan detil per kelompok tim. Ini saya ada peta lokasi ini."

Rapat koordinasi tekhnis mengenai taktik dan strategi di lakukan sampai menjelang maghrib. Setelah selesai, lalu menyiapkan diri masing-masing.

Aiko menuju titik pengintaian nya. Disebuah pohon nangka yang besar. Ia memeriksa pohon itu. Saat ini ia akan mulai meminum obat anti buang air dan juga menjaga asupan cairan yang masuk dalam tubuh nya. Aiko yang akan terjaga sepanjang malam, karena fungsi nya sebagai pengaman jarak jauh, tentu ia harus siap jauh sebelum yang lain ada. Dia tidak boleh ada yang mengetahui posisi nya. Setelah mendapat kan nya, Aiko, Stevan dan Romi berkumpul dan berunding membagi tugas. Aiko akan naik selepas tengah malam.

Anto dan tim serbu lain nya juga bersama berunding. Anto dan Dea akan berpartner. Wiro dan Pitung sesama ahli bertarung langsung keras dengan dan tanpa senjata. Bang Saiful dan Bang Manik berpasangan. Setiap pasang akan saling back up. Jadi walaupun terjadi pertarungan keras dan langsung, tetap tidak asal. Ada saling menjaga dan membantu.

Tim Halau di komando Tigor. Dia membagi yang memakai alat berat dan senjata. Surya, Takeshi dan Tigor melayani dengan senjata tempur. si Buta dan Rio dengan senjata jarak jauh. Putra ini masih bingung mereka mau dimana, tapi Tigor dengan mantap mengatakan, dia adalah Punisher nya.. dia akan keluar di saat penentuan. Terutama saat melayani Robin Tanaka si spesial person. Tentu ia memiliki kemampuan diatas rata-rata sehingga menjabat sebagai wakil ketua dari TRIAD. Info yang di dapat, Robin Tanaka ahli dalam menghilang laksana ninja dan bergerak secepat angin. Ini tentu karena kemampuan ilmu nya yang tinggi.

Setelah rapat koordinasi, semua berkumpul di ruang besar. Menyiapkan perlengkapan masing-masing. Rio dan Buta yang juga ahli perang gerilya, memasang jebakan di beberapa tempat.

Rio yang pernah ikut pelatihan perang gerilya dan terjun di pasukan UN, berdua dengan si Buta yang memang dari kesatuan yang sama, sangat serius mempersiapkan semua nya.

Menjelang jam 8.00 malam, Debby datang. Dia membawa juga peralatan medis nya. Dia langsung bergabung dengan kakaknya Riska. Segera mengambil satu kamar kosong bekas kamar Riki. Disana yang masih bebas dari darah dan mayat. Menaruh alat medis dan mereka juga berdiskusi.

Ibu Marni menyiapkan makanan buat mereka semua, secara bergantian mereka makan.

Pukul 10 malam persiapan terakhir. Setelah posisi masing-masing telah di tentukan dan jebakan maupun lokasi telah di pelajari dengan baik mereka berkumpul lagi dan menjelaskan masing-masing hasil persiapan nya ke semua agar tidak ada yang salah. Apalagi salah sasaran atau salah koordinasi.

Jam 11 malam, suasana sudah senyap. Lampu telah di nyalakan sesuai kebutuhan. Suasana sangat mencekam. Apalagi cuaca sedikit mendung. Tak ada angin, tak ada suara binatang malam. Seperti nya alam memang tau, akan ada kesedihan dan darah yang tertumpah lagi beberapa jam ke depan.

Tepat jam 00.00, Aiko berangkat ke posisi nya. Dengan senjata SPR-2 dan Pistol (point) .50 C Conversion Unit Night Hawk Custom (Israel)



untuk dikelas Handgun, senjata ini adalah senjata yang memiliki daya hancur paling mengerikan dibanding Handgun lainnya, tapi memiliki akurasi yang sangat sedikit, namun memiliki kecepatan peluru seperti senapan jarak jauh/Sniper. Pistol yang dirancang oleh John Browning di Amerika pada tahun 1911. .50 C Night Hawk adalah senjata yang sama dan identik dengan Desert Eagle yang dibuat oleh Israel, dari segi tampilan memang sama, namun Desert Eagle memiliki akurasi yang tajam namun tidak memiliki daya hancur yang mematikan, berbicara dengan daya hancur, .50 C adalah Handgun satu-satunya yang memiliki sistem rahasia Rail/No Rail Single Action yang hanya dimiliki oleh Night Hawk Custom, sehingga dapat memicu peluru dapat/tidaknya berputar terus walau di dalam objek yang ditembakan, kebanyakan handgun biasa ketika ditembakan maka peluru berhenti dan bersarang di dalam objek yang ditembakan, tetapi tidak untuk .50 C peluru akan terus berputar didalam objek selama mungkin bahkan bisa menembus, tidak dipungkiri bahwa senjata ini adalah senjata yang cukup mematikan. .50C memiliki kaliber khusus yang juga dirancang khusus .50 C hanya mampu memuntahkan 3 peluru dalam waktu 5 detik, beratnya 1,8 kg, akurasi yang sangat lemah 45% meleset dari sasaran 55% tepat sasaran, dan satu hal yang membuat senjata ini mengerikan .50 C memiliki suara tembakan yang begitu keras terdengar hingga jauh dan tidak dirancang untuk memiliki peredam suara, sehingga cukup untuk memperingatkan musuh. Bahkan sebuah pohon dengan diameter 50cm akan rengkah di hajar pistol ini.

Stevan dan Romi memakai pakaian siluman atau samaran. Tubuh di tutupi ranting dan rumput. Sebelum berangkat, papa nya berpesan agar menggunakan tameng energi saat konfrontasi terjadi menghindari ada pembokong atau tembakan yang membahayakan. Setelah melapor ke puskom, Stevan dan Romi berangkat satu jam kemudian dari Aiko. Mereka adalah anak-anak yang sudah terlatih dengan baik. Sebab Anto sadar, dengan status nya juga status ayahnya Tigor, mengakibatkan banyak nya musuh yang setiap saat mengincar keluarga nya. Maka dari itu, Anto mempersiapkan betul anggota keluarga nya.

Tim Halau segera mengambil posisi di beberapa tempat. Pertempuran diarah kan pada area terbuka di halaman. Sebisa mungkin jangan sampai ada yang berhasil masuk rumah itu, karena akan sulit mengatasi nya. Saat mereka masuk tim Halau akan mengepung dari arah belakang, tim serbu menghantam dari depan. Di pancing agar masuk benteng. Ibu Marni, Debby dan Riska segera naik ke posisi.

Jessi juga juga bersiap memantau posisi dari satelite. Jessi tau mama nya sdah di posisi intai, ke dua abang nya juga.

Hari sudah menjelang subuh. Beberapa di posisi yang tadi nya masih bersantai atau sempat isrirahat, lambat laun mulai membenahi diri masing-masing.


~~~•°•~~~


Sementara itu di rumah Anto

Jessi istirahat, yang memantau Yeti. Dia sudah di ajarkan mengendalikan kamera satelite dan mengarahkan dan mencari focus nya. Saat ini Yeti sedang serius. Saat seorang masuk ruangan itu.

"Mah.. ini mamah yang jaga. Jessi kemana mah??"

"Ooh Novi.. ee.. Jessi itu di sebelah sedang tidur. Kasihan dia semalaman terjaga terus. Satu jam lagi kami gantian. Bergantian tiap tiga jam. Tante sudah.."

"Mamah.. bukan tante.. Novi punya tante Riska dan Debby. Ibu Yeti adalah mamah aku juga..."

"Ahh.. ma.. ma.. gak sangka kalau.. bisa secepat ini di terima di... si.. ni.." Yeti terharu dan menunduk. Matanya berkaca-kaca.

"Iya mah.. pasti. Kalau nanti ini selesai, pasti akan kembali ke kesibukan semula. Papah, mamah Aiko, mamah aku, pasti sibuk bekerja. Jadi... aku harap.. mama Yeti yang bisa menjaga kami di rumah.. anak semua jadi lima sama Putra. Itu harapan Novi.. mudah-mudahan terwujud.."


"Eh.. Novi kok kesini nak?.. kamu kan masih sakit belum bisa banyak bergerak kan? Nanti luka mu berdarah lagi sayang.."

"Gak mah... Novi udah baikan. Novi juga mau pastiin di sana aman. Tau nya kan ya dari sini mah.."

"Aduh.. iya sih. Tapi kamu.. ah.. sudah kamu rebahan sana di kasur sebelah. Ada Jessi tuh.. udah subuh lagi ini... "

"Mamah lelah, biar Novi yang pantau. Novi juga bisa kok operasiin ini, aku yang tau duluan malah baru Jessi..."

"Nggak sayang.. apalagi sekarang ada teman bicara gini sama kamu, ya mama segar deh... tapi udah biar mama pantau dulu, jangan lengah kita nya.."

"Betul itu mah.. mas Edwin dimana yah?"

"Di taruh di kamar tamu kata mama mu tadi.."


Tak lama kemudian, Jessi muncul..

"Pagi kak.. pagi mah.. iihh kakak mah udah jalan-jalan ajah. Bukan istirahat tuh.."

"Iya kakak udah jauh mendingan. Lagian kakak cuma mau tau kondisi di sana. Kakak mau tau pembagian tugas nya aja.."

"Ini kaya gini.."


Novi menzoom kamera dan mulai mengaktifkan night eyes nya. Tampak beberapa person terlihat sembunyi. Novi segera mengenali mereka.

"Mama Aiko jadi sniper di pohon nangka tua yang tinggi besar."

Tampak Aiko sambil setengah bergelayut dengan tali di pinggang. Aiko memakai topeng dan pakaian jalan malam hitam. Dan tersamar di balik rimbunnya dedaunan nangka itu. Stevan terlihat bersandar di batang sebuah pohon rambutan dan Romi sedang tiarap.

Hari meremang terang.


~~~•°•~~~

Sementara itu di ciputat.

Anto mendapat sebuah sms. Dia membaca sejenak. Dan merenung.

"Tamu kita sudah tiba di bandara Soetta, dan baru saja meluncur dengan dua bis besar. Tapi ada yang aneh, sumber ku bilang data manifest dari hongkong 78 orang, tapi setelah diamati, di bis total hanya 77 orang. Kemana yang satu orang?"

"Informan mu tidak salah Julian..?"

"Tidak pak.. dia yang jadi porter di sana bersama dua temannya.."

"Aneh.. kenapa yang satu orang harus hilang...??"

"Atau dia ini si Tornado itu..??"

"Bisa jadi pah.."

"Sebentar.. pemimpin rombongan ini Robin Tanaka kan Lak?"

"Betul bang Saiful.."

"Dia ini pernah ketemu ama gue di down town. Dia bilang ama gue kalo dia benci sekaligus kagum ama lo selaku pemilik baru Nakazawa dan seorang agen hebat. Dia pasti akan menyelidiki tentang lo Lak. Apa setelah tau dia kali ini konfrontasi ama lo, dia pasti selidikin lo Lak.."

"Haaahhh... tunggu.. tunggu... mah, siapa yang tinggal dirumah..??"

"Novi, Edwin, Jessica dan teteh. Sisa nya PRT dan itu para orang yang kita bawa dari sini tadi siang..."

"Wah.. celaka.. dia mengincar rumah juga.."

"Tidaaak.. satupun di rumah tidak ada yang bisa terlatih beladiri.."

"Mah.. baiknya kamu pulang mah.. lindungi rumah. Novi, Jessica, Yeti dan lainnya sangat bahaya sekarang.. "

"Oke pah.. aku pulang.."

"Ajak Romi mah.."

"Romi.. kamu dengar nak.. merapat ke dalam segera. Kita harus pulang sekarang.."

Dea berlari sambil membawa senjata dan amunisi menuju mobil. Langsung disusul Romi dan meloncat masuk mobil. Tak lama mobil langsung menghilang.

Kepanikan itu cukup mengganggu mereka.

"Sudah.. kembali focus ke posisi. Dea dan Romi cukup memback up rumah. Yang dihadapi satu orang kan..?"

"Iya pak.."

"Percayalah.. mereka bisa diandalkan.."

"Siapp..."


Kembali semua bersiap. Siaga di posisi.
Suasana di rumah itu terlihat senyap, laksana tak terlihat ada kehidupan. Lampu pun masih hidup. Suasana mulai terang, matahari belum terlihat karena terhalang rimbunnya pepohonan, tapi cahaya nya sudah masuk merambat ke seantero wilayah mansion itu. Tak ada angin, tak ada suara burung berkicau. Semua sunyi dan mencekam.

Sementara para pasukan sudah bersiap di posisi masing-masing. Sambil menunggu kabar dari Jessica.

Jessica yang mendengar semua percakapan di earphone nya, sejenak tertegun. Tapi segera seutas senyum tipis terlintas..

"Hmmhh.. lo mau masuk rumah gue.. langkahin dulu Jessica.." gumam nya pelan. Sekaligus mengutak atik keyboard komputernya.

Selang satu jam setengah kemudian.. Jessica memberi informasi..

"Pah.. dua bis hampir sampai simpang masuk kesana pah. Mereka sudah siap dengan senjata nya pah.. "

"Makasih nak. Sepertinya ini langsung ke menu utama.. semuaaa.. siaga..."

"Siap.."

Dua buah bis berhenti di lapangan parkir depan rumah besar itu. Semua orang itu turun dengan senjata lengkap. Setelah mereka semua turun, sang sopir dan kenek tanpa di komando segera lari pontang panting keluar dari lokasi itu..

Segera mereka merangsek masuk sekaligus. Dari dalam segera di sambut oleh para satria disana. Pertempuran segera pecah..

Lima orang bersenjata M-16 dengan berkalung peluru menyiram ke sasaran.



Tapi di balas oleh lontaran granat nanas dua kali dari si Wiro.



Dua terlempar mati, tiga terluka parah. Seketika formasi mereka sedikit terpecah. Lima orang di belakang nya segera bergeser ke kiri. Lalu lima lagi muncul dan maju menyerang. Dengan menenteng M-4 Assault series.



Senjata buatan Colt tahun 1994. Senapan dengan jarak efektif 300m bisa menjangkau hingga 800m. Bisa menyiram 700-950 butir per menit.

Ini adalah lawan yang sangat sepadan dengan senjata yang di genggam Surya, Barret REC-7.



Memang secara banyak nya peluru, Barret REC-7 masih lebih sedikit dari M-4 Assault series, tapi daya jangkau efektif lebih jauh yaitu 600m. Dan Surya lebih siap secara posisi. Sehingga, tiga orang terjungkal dan dua melompat panik menghindar.

Tiba-tiba dari belakang muncul seorang membawa senapan serbu dengan sistem Gantling. M134D Minigun



Buatan Dillon Aero adalah senapan mesin enam laras 7,62 mm, dengan tingkat tembakan tinggi (2.000 sampai 6.000 putaran per menit). Seorang berbaju jas hitam perlente, rambut pendek tegap dan berotot.

Siraman machine gun ini menahan tembakan para pasukan dari pihak Anto. Yang di sasar adalah persembunyian Takeshi dan Tigor yang bersembunyi di balik sebuah tembok. Hantaman peluru itu mengakibatkan tembok itu gompal, dan posisi Takeshi dan Tigor dalam bahaya. Melihat situasi itu, si Buta menjawab dengan lontaran Milkor MGL MK1L.



Dua buah granat terlontar ke arah si penembak senjata mesin. Dia mencoba menembak lontaran granat itu agar meledak di udara. Dan memang berhasil..

duuaaarrr....

duuaaarrr..

Kedua granat meledak di udara sebelum berhasil mencapai sasaran. Tapi hal itu cukup untuk menyelamatkan Takeshi dan Tigor. Kedua nya melompat menghindar dan sembunyi. Sadar sasaran nya lepas, si penembak marah dan menyasar si Buta sebagai pelampiasan. Buta segera menghindar di balik sebuah tirai raksasa. Tapi Rio yang merupakan partner nya si Buta, tidak tinggal diam. Dia menghajar dengan FAMAS.



Senjata yang di buat di saint ettiene, Perancis ini sanggup melontarkan peluru hingga 1000 butir per menit. Walau secara senjata kalah tapi penguasaan atas senjata yang membedakan. Nyata betul jika Rio sungguh menguasai senjata FAMAS ini. Senjata dengan berat 3,8 kg dan panjang 757mm sudah di setting ke "full-auto" atau sangat akurat. Setiap lontaran peluru terarah dengan sangat baik.

Melihat ada dari pihak musuh melayani machine gun nya, si penembak itu terbagi perhatiannya. Saat itulah, sebuah peluru menghantam di dada. Dan dia terjungkal. Sebuah peluru dari SPR-2 melobangi jantungnya.



Ini jelas eksekusi dari Aiko.

"Sniper... sniper... runnn..."

Seorang berjaket panjang berteriak. Seketika barisan penyerbu menghambur.

Seorang yang berlari kembali terjungkal di hantam SPR-2. Tiga orang yang berlari ke arah Pitung yang mengarah ke arah samping kiri rumah, yang menunggu di balik tembok. Saat tiba, Pitung menghantam dengan sabetan pisau golok dua jengkal nya. Yang terdepan tercekat terpaksa melepas senjatanya. Sadar yang menyerang tanpa senjata, dua orang lain juga melepas senjatanya dan mencabut belati nya. Ada juga mencabut double-stick nya. Wiro yang melihat Pitung di kepung, segera masuk ke arena pertarungan dengan membawa golok lebar nya. Pertarungan segera pecah. Wiro dan Pitung yang disisi kiri rumah, menyerang dengan segenap hati.

Beladiri Kung Fu dan Karate dilawan dengan Pencak Silat Indonesia. Sejenak para TRIAD terkejut menghadapi kenyataan gagah dan bahaya nya serangan para pesilat TNI ini. Berkali-kali mereka harus mati-matian berusaha menghindar dari serangan gencar dari Wiro dan Pitung. Keringat dingin mulai membanjiri badan ketiga orang ini. Saat Wiro menghantam golok nya, TRIAD yang berkaos hitam melompat mundur sambil mengayunkan belatinya. Wiro merangsek maju, tendangan samping kaki kanan mengarah dada nya, di tangkis tangan kiri di bales pukulan lurus karate, tapi Wiro tidak mundur, sambil memutar, kaki kiri menyapu ke bawah dan menebang kedua kaki si TRIAD kaos hitam dan terjatuh punggung lebih dulu, dan Wiro meneruskan dengan tusukan golok nya ke dada..

creebb...

aaaahkkhh..
.

Satu finish. Wiro segera berguling bangun dan langsung bersiap, menyerang lagi.

Lokasi ini tidak mudah di jangkau, karena harus menyebrangi arena pertempuran bersenjata. Pitung membabat pisau golok dua jengkal nya, anggota TRIAD berjaket krem yang jadi lawan nya, mundur selangkah dan membalas dengan tendangan kanan melompat mengarah kepala Pitung. Pitung meliukkan tubuh ke belakang, kaki lewat. Lalu Pitung langsung menyerang dengan kaki kiri ke pinggang si jaket krem. Ditangkis dengan tangan kanan lalu tangan itu juga maju menusuk dada Pitung. Ini yang di tunggu. Badan Pitung melengos ke kanan, tangan di tangkap tangan kanan Pitung, lalu di puntir ke kekiri, belati lepas, sebuah hantaman siku kanan masuk telak menghajar rahang kiri si TRIAD jaket krem..

dugkkhhh...

krakkhh...

haiyaahhhhh...


Terdengar suara tulang berderak dan jeritan penanda selesai nyawa nya.. dan tergeletak. Tersisa anggota TRIAD kaos merah berlogo organisasi mereka. Wiro melompat sambil melontarkan dua pukulan beruntun. Si kaos merah mundur cepat dan membalas memukul dengan jurus kung fu tapak terbuka.

bugghh..

ugghh...


Wiro kena dada kanan nya dan terdorong ke belakang. Pitung segera maju tapi..

"Biarin Wir.. dia bagian gue.. dia udah berani sentuh gue, bayarannya nyawa nya..."

Pitung mundur...

Si TRIAD kaos merah yang merasa bisa memukul Wiro, segera memasang kuda-kuda lagi dan ada senyum mengejek di bibir nya..

"Lo udah berani sentuh tentara Indonesia, nyawa lo lepas..."

"Hah.. Indonesian ARMY.. fuhh.."


Dia meludah tanda menghina. Wiro naik pitam..

"Gue minum darah lo... anjiiiing... "

Pitung melompat menerjang, pukulan terlontar tiga kali berurutan. Lalu di susul tendangan kiri dan disusul tendangan memutar kanan. Si TRIAD terkesiap. Dia tak menduga dalam sekejap, lima serangan terlontar sangat cepat dan mematikan. Dia terus mundur tanpa sempat membalas. Sampai satu posisi dia mati langkah dan harus mengadu tangan nya dengan tangan Wiro. Dan kemudian menangkis lagi dengan tangan kanan nya. Sambil mundur karena tidak ada kesempatan untuk membalas. Wiro kesetanan dan makin keras dan sebat menggempur. Si kaos merah sangat keteteran menghadapi cepat nya pukulan dan tendangan yang menghantam dia. Hingga satu sodokan siku menghantam uluhati nya.. disusul pukulan dengan tapak kiri ke rahang nya, terakhir kepala nya di adu dengan lutut kanan si Wiro..

buugghhh...

aiiaahhh....


Kepala terlempar terdongak ke belakang. Darah mengucur deras dari hidung menutup riwayat hidup si TRIAD berkaos merah berlogo organisasi nya.

"cuiihhh... makan perbuatan lo.."

Pitung meludahi mayat TRIAD itu.

Wiro dan Pitung bergerak meninggalkan lokasi itu.

Pertempuran terus terjadi dengan sengit. Sudah 18 orang TRIAD yang terbunuh. Dan posisi mereka masih belum juga bisa menguntungkan sebab pertahanan dari pasukan Anto begitu kuat.

Buta melontarkan Milkor MGL MK1L nya. Pertahanan musuh tercerai berai. Seorang yang bertubuh tinggi besar dan berotot, berteriak nyaring. Tampak nya dia memberi arahan ke pasukannya secara langsung. Sesuatu.yang cukup aneh memang. Tapi.. itu memang terjadi sebab, alat komunikasi nya di hack oleh Jessi dari puskom yang ada dirumah Anto. Si pemimpin TRIAD yang ternyata adalah Anthony Wang sangat murka, sehingga ia memberi arahan secara langsung. Tentu hal ini bisa di ketahui oleh pihak lain yang mengerti bahasa mereka. Dan.. dipihak Anto.... yang memahami bahasa ini karena pernah ikut dan berhubungan dengan TRIAD adalah Saiful dan Manik.

Tentu kedua abang ini paham, dan segera memberi info ke Anto. TRIAD ingin secepatnya menyerang dan menerobos. Karena amunisi mereka mulai terbatas. Dan juga sniper TRIAD harus segera membantu mengamankan.

Mengerti bahwa TRIAD pun ada Sniper nya, Anto segera menginstruksikan tim Tameng menghentikan nya.

Aiko segera memeriksa lokasi, tapi gerak nya terbatas. Ini lebih banyak peran Stevan. Aiko meminta Jessi mendeteksi keberadaan si sniper musuh. Tapi tidak ada respon dari puskom. Timbul tanda tanya di hati nya. Tapi segera dia kuatkan hati sebab ada Dea dan Romi di sana.

"Stevan... puskom tidak menjawab permintaan mamah, kamu bisa mencari dari bawah Nak..??"

"Siap mah..."


Stevan yang sejatinya sudah gatal tangannya, segera bergerak menelusuri setiap lokasi.

Sementara itu gelombang serangan makun gencar di lakukan. TRIAD mengeluarkan semua persenjataan nya. Tim Halau melayani dengam gagah. Tim Serbu menyerang dengan senjata pisau dan pistol serbu.

Anto yang partner nya Dea sudah pulang, menyelinap diantara tanaman dan dengan tiba-tiba menyerang dua TRIAD yang sembunyi sambil membidik. Satu belati menancap tepat di punggung dan satu nya berguling dan mencoba mengarahkan senjata ke arah Anto. Anto melompat sebat, sebuah tendangan menghantam dada si TRIAD tanpa sempat membidik. Tubuh terbanting dan diam tak bergerak. Lalu Anto merapat ke dinding samping gerbang, merayap dan mengincar seorang TRIAD yang tadi berteriak, Anthony Wang, sambil menenteng sebuah pistol Glock.

Dia mencoba membidik bang Manik yang sedang baku tembak dengan seorang TRIAD botak yang sama menggunakan pistol revolver. Anto membisikkan si Anthony Wang.

psstt.. hei.. come..

Anthony terkejut mendapati Anto berdiri di sisi buta / blind site nya. Andai Anto mau, dia sudah akan celaka sejak tadi. Tapi Anto lebih memilih memanggil sembari membiarkan musuh mengetahui posisi nya. Sebagai seorang ahli strategi perang, hal ini jadi satu pukulan telak yang memalukan untuk Anthony. Andai ada seseorang yang mengerti, Anthony sudah kehilangan muka.

Anthony marah untuk menutupi malu nya. Dia segera mendatangi Anto sambil mengarahkan pistol nya. Anto tidak gentar hanya tersenyum sambil membuka ke dua tangan nya lebar-lebar seakan mempersilahkan untuk memilih sasaran yang di inginkan. Hal ini justru membuat Anthony Wang, kembali kehilangan muka. Melawan musuh tanpa senjata dan mempersilahkan menembak, tentu membuat Anthony mengerti, musuh ingin bertarung tangan kosong. Anthony segera membuang pistol nya dan mendatangi Anto.

Anthony yang seorang anggota elit utama dari organisasi TRIAD dan mempunyai posisi strategis, diutus oleh seorang ketua untuk menghadapi masalah ini tentu karena bahaya nya seorang yang bernama Balak 6. Dan saat ini, yang di cari sudah berdiri di depannya.




Nyambung ke lembar satunya ya gann...

Mohon kritik ama saran nya ya suhu juragan..
 
Terakhir diubah:
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Mulustrasi...


AIKO HATORANGAN



JESSICA






Sambungan dari atas ya suhu..


Disaat yang sama, di area lapangan itu. Para TRIAD menyerbu bersama dengan gelombang serangan yang menghujani pasukan Anto. Tidak seperti yang awal nya mereka menyerang setahap demi setahap, saat ini puluhan anggota TRIAD berlarian menyerbu ke dalam.

Hujan peluru dan mortir granat berdentum silih berganti. Pasukan mulai berguguran satu demi satu. Bang Saiful dan Bang Manik sampai mengeluarkan senjata nya masing-masing membantu tim Halau. Setiap anggota TRIAD yang terdekat di bidik dan disasar tapi disaat bersamaan juga dia di sasar oleh senjata musuh.

Sebuah mortir TRIAD menghantam sebuah pot pohon palem botol yang rapat dengan tembok, dan dibalik tembok itu tempat bersembunyi nya Takeshi Nakazawa. Tembok terpecah dan serihan mengantam pelipis dari Takeshi sehingga robek dan berdarah. Segera Takeshi mundur. Tigor yang mendapati sahabat sekaligus besannya terluka, menggereng marah. Dia langsung melihat si penembak, tanpa lama segera mengambil SS-2 buatan PINDAD.



Menukar peluru ke ukuran 7,22 mm dan merubah setting ke one shot. Segera dia bidik si penembak mortir dengan teleskop trijokon. Dan..

doorrr...

disebelah sana, terlihat kepala yang pecah memuntahkan isi nya sehingga berceceran. Seorang rekan nya yang melihat hal itu, segera berguling ngeri. Dan berlindung.

Sementara itu Takeshi segera menyeka darah yang membanjiri muka nya. Tapi tak lama segera kembali memuntahkan peluru nya membidik para TRIAD yang menyerbu masuk.

Tiga anggota TRIAD menuju pintu masuk. Disana ada Surya dan Rio. Barret REC-7 nya Surya bicara. Seorang terjungkal di tembus peluru nya, Rio menghujam dengan FAMAS nya, tanpa ampun memberondong dua sisa nya. Tentu ke dua orang ini berkepentingan menjaga akses masuk sebab di dalam ada dua orang bidadari mereka yang harus di jaga, Debby dan Riska yang menunggu di ruang medis.

Tapi satu orang kembali menerobos, dengan berlari menghujani Rio dan Surya dengan AK-47 yang secara kebetulan memang sedang berdekatan.



Sebuah tembakan mengenai paha Surya dan juga menyerempet punggung Rio..

aagghh...

uassuuu koe...


Surya dengan tetap menahan tubuh agar tidak terjatuh, membalas tembakan itu dengan gencar dan ganas. Si penembak sembunyi di balik tirai, Surya tetap membidik dan mendekat lalu merapat pada sisi lain tirai itu. Jarak kedua nya hanya dibatasi sebuah tirai sebesar sepelukan tangan. Surya tau, ini game of death. One shot, one die..

Sambil menahan sakit di pahanya, Surya mencabut belati nya. Ia sadar perkelahian jarak dekat seperti ini akan lebih mudah dengan pisau. Si TRIAD menggunakan jaket kain coklat panjang. Ia terlihat juga takut dan nafas memburu. Ini sedikit membantu Surya memahami posisi lawannya. Saat tidak diduga, Surya melompat..

cleebbb....

tat.. tat.. tat.. tat.. tat.. tatt..


Belati menghujam dada si TRIAD, dia mencoba membalas menembak, tapi tangan kiri Surya dengan sigap menahan senjata itu agar terarah ke atas.. tubuh itu menegang.. dan... ambruk... lepas nyawanya.. disisi lain Rio terlihat meringis menahan sakit sambil memberi jempol ke Surya. Satupun tidak memberitahu puskom ada yang luka, seakan paham akan kepanikan para wanitanya.

Satu jam penuh baku tembak terus terjadi. Korban dari TRIAD sudah hampir separuh. Ditambah mayat para BC, halaman ini sungguh sangat menyeramkan. Seakan ada ladang pembantaian disana.

Si Buta yang tadinya berpasangan dengan Rio, memang meminta Rio agar menjaga pintu masuk rumah pada saat TRIAD menyerbu secara penuh. Dia tau, Surya sendiri yang sejak awal mengambil posisi di situ, mungkin akan kesulitan membendung serangan seorang diri. Sedang dia tetap berada di latar agak ke samping disana ada garasi terbuka dan ada undakan setinggi pinggang yang di pakai untuk mencuci atap mobil. Si Buta dengan Milkor MGL MK1L nya, kembali menyiram para penyerbu yang masuk. Dengan ilmu Getaran nya, dengan mata ditutup ikat kepala, dia menembak arah gerbang masuk. Lima orang terjungkal dan tertahan. Lima lagi langsung merapat ke kiri gerbang, tanpa mereka sadari, mereka menyentuh sebuah benang halus. Dan...

Lima belati menerjang mereka. Empat kena, di leher... mati, di perut.. mati, di dada.. mati, satu tidak sengaja mengenai senjata dan dia selamat satu lagi dia masih bisa mengelakkan karena secara kebetulan sempat melihat datangnya pisau. Kepanikan melanda barisan itu. Yang selamat, terlihat mukanya seputih kapas. Muka nya yang memang sudah putih, makin putih akibat terkejut dan takut luar biasa. Mereka sudah hendak lari, menyerah, dan membayangkan kematian yang ada di depan mereka. Tapi mereka lebih takut pada seorang Robin Tanaka. Dan sampai detik ini keberadaan Robin tidak di ketahui posisi nya.

Seseorang dengan pakaian perlente, rambut cepak, dan badan tegap berotot. Berdiri sekitar 10m di luar pintu gerbang. Dia memandang dengan nanar, anggota TRIAD, satu persatu di habisi oleh para pejuang negara ini. Dia sama sekali tidak menduga akan menghadapi tembok benteng yang sangat cadas dan mematikan. Dia sadar, kali ini misinya akan gagal.

Ini adalah aib besar bagi TRIAD dengan nama besar nya. Dia pun tahu, kembali dengan kegagalan, sama dengan mati.

Pikirannya menganalisa, tidak mungkin hal perlawanan seperti ini dilakukan oleh sipil, sekalipun yang terlatih militer. Strategi perang, nyali dan pengalaman tempur, tidak mungkin dimiliki oleh sipil. Pasti ada campur tangan militer disini. Dan bukan militer sembarangan. Ini hanya sanggup di lakukan oleh pasukan elit. Robin Tanaka, si lelaki yang tertegun itu segera sadar, pasukan elit Indonesia adalah salah satu yang paling di segani dan di takuti di dunia. Barisan pasukan elit Indonesia yang pernah dia ketahui dan pelajari, sungguh membuat nyali gentar.

Memang tidak di pungkiri, dibarisan para pejuang ini, ada anggota para pasukan elit. Kopaska, kopassus, korpaskhas, marinir, denjaka, brimob semua ada. Yang mana mereka, tak satupun yang akan mengaku. Apalagi para agen ini. Identitas mereka adalah harga mati. Yang tahu kesatuan mereka adalah mereka sendiri dan atasannya. Rekan sesama agen pun yang baru bertemu, tidak akan tahu dari kesatuan mana masing-masing mereka. Sedikit pembeda adalah dari cara bertempur, ini orang awam atau militer biasa tidak akan tahu. Hanya yang sudah sering bergaul dan terlibat dalam operasi, akan bisa memahaminya.

Robin Tanaka maju ke arah pintu gerbang, dia sekilas melihat sekitar dengan cepat. Dan segera mendapati, Anthony Wang sedang bertempur dengan sebat dan ganas dengan seseorang. Dia segera mengenali nya.. itu adalah Balak 6. Agen rahasia militer terbaik se Asia Tenggara. Pantas seorang Andi Lau harus meminta bantuan pada pusat menghadapi pasukan orang ini.

Diluar rumah, Aiko yang sudah menghabisi lebih dari lima orang dan membatalkan serangan TRIAD akibat teror tembakannya, dia tidak menyadari sesosok yang berada di sebuah pohon jati berjarak 300m di sisi kanan belakang, sedang membidik nya. Sesosok dengan baju hitam-hitam membekal sebuah senjata Winchester M-70.



Senjata penembak runduk legendaris buatan USA yang pernah diandalkan Sniper legendaris dunia asal Indonesia, Alm. Peltu Tatang Koswara.

Winchester M-70 yang beroperasi dengan sistem bolt action dan peluru 7,6 mm menjadi senjata yang sangat mematikan serta sangat efektif dan efisien saat dipergunakan mengeliminasi sasaran terpilih. Winchester M-70 yang dilengkapi alat peredam suara (silencer), teropong bidik malam (night vision), dan akurasi tembakan yang mencapai 900 meter, sangat akurat dalam membidik sasaran nya.

Di saat yang genting itu, Stevan yang menangkap bayangan sesosok di atas pohon, terlihat panik dan berteriak..

"Mamah.. sniper posisi 4. Menunduk..."

dorrr...

aaahh..

Sebuah tembakan dari Winchester M-70 meletus dan mengenai Aiko. Aiko terlempar di tempat. Dia yang dalam posisi di lindungi tali pengaman, tergantung tali itu dan senapan SPR-2 nya tergantung di punggung nya. Aiko tampak terlepas tanpa pegangan, andai tak ada tali pengaman, tentu sudah jatuh ke tanah.

Stevan teriak panik..

"Mamaaahhh... aahh.."

Lalu dia melampiaskan murka nya pada si sosok sniper musuh. Dia cabut pistol Barreta nya dan menghujani dengan tembakan ke atas..



dorrr... dorr.. dorr..

Tiga tembakan terlontar.

haiiyaaahhh...

Si sosok hitam terkejut panik lokasi nya di ketahui Stevan. Segera dia meraih tali, menggantung di tali dan meluncur turun sambil membalas menembak. Ternyata dia sudah menyiapkan juga jalan untuk lari.

dorrr.. dorr..

Winchester M-70 menyalak dua kali walau tidak di tembakkan dengan membidik tepat, tetap saja arah tembakan menyasar posisi Stevan. Stevan membuang badan dan mengelakkan tembakan. Tapi kesempatan itu cukup untuk membuat si sniper punya waktu untuk turun dan segera menghilang di rerimbunan pepohonan.

"Stevan... tahan.. jangan emosi dan nafsu.. kendalikan amarah mu nak.."

Aiko teriak mengingatkan Stevan. Stevan yang mendapat teriakan, jadi sadar, mamah nya masih tersadar dengan baik.

Stevan tetap menggereng marah, dia sungguh murka. Tapi sedikit tertahan. Dia tarik nafas menenangkan diri. Tapi dia merasa gagal menjaga mamah nya. Dengan melompat dia kejar ke arah larinya si sniper musuh. Setelah sampai di posisi turunnya si sniper, terlihat tetesan darah segar di lokasi itu. Stevan langsung paham, sang sniper terluka terkena hajaran Barreta nya. Dia ikuti tetesan darah itu sambil bersiap dengan Barreta di tangan kanan. 10 langkah dia menemukan senjata Winchester M-70 itu. Stevan memeriksa, peluru kosong. Pantas dia tinggal. Setelah sejauh 50m kedepan, Stevan tidak lagi menemukan tetesan darah lagi. Sekelilingnya hanya pohon jati, mahoni, dan jambu merah. Saat melihat sekeliling, sesosok melompat dari atas pohon jambu sambil menusukkan belati nya.

Stevan terkejut.. langsung melompat ke belakang, tapi tak ayal, tangan nya tetap tergores. Pistol terlepas. Stevan langsung bangun. Dan di depannya berdiri seorang TRIAD berperawakan kurus dan tinggi. Memakai baju jalan malam hitam-hitam. Setelah melihat Stevan, tersungging senyum tipis..

"Hehehe.. Kids.."

Jelas.. maksud nya adalah menghina Stevan. Tapi Stevan yang dalam posisi murka, tentu hal ini membuat ia makin emosi. Tanpa basa-basi, Stevan langsung melompat menyerang dengan segenap hati dan seluruh kemampuan terbaik yang ia miliki.

Lompatan sambil menendang beruntun kaki kiri dan kanan. Tiga tendangan terlontar. Disusul tiga pukulan bertubi-tubi mengarah leher dan dada si TRIAD. Dia terkejut bukan kepalang. Ini serangan dengan bobot tidak mainan. Walau dilancarkan oleh seorang remaja tanggung, tapi power dan speed nya sungguh serius. Terkena telak, pasti fatal dampak nya. Keringat dingin keluar dari dahi si TRIAD kurus sang sniper. Ditambah lagi, memang tangan kiri dekat sikunya jelas luka tertembak Stevan. Mungkin ini juga satu alasan ia lepas senjata Winchester nya karena sudah tidak bisa dia gunakan selama tangan kiri nya terluka seperti sekarang.

Si kurus terus mundur sambil menyabet belati nya sebagai pertahanan. Stevan memang tertahan akibat belati itu. Tapi hanya sesaat, tanpa menunggu lagi, Stevan segera menyambung serangan nya. Tak berlangsung lama, dua pukulan Stevan menghantam muka dan dada si Sniper kurus. Darah mengucur keluar dari muka nya yang tirus itu. Ia tampak sudah kepayahan menahan serangan sekuat tenaga dari Stevan.

Memang sniper ini juga di lengkapi dengan ilmu beladiri yang tidak lemah, ilmu beladirinya tinggi dan mantap. Hanya jika pun dalam kondisi sehat dan normal, kemampuannya tetap satu tingkat di bawah Stevan. Bermacam jurus yang ia tau sudah dia gunakan untuk menghidar dan membalas. Tapi semua dengan mudah di patahkan Stevan, ditambah Stevan memang dalam situasi ingin menghabisi dirinya. Hal ini jelas sangat melumerkan nyali si sniper.

Hal ini dapat di tangkap oleh mata Stevan, yang sejak tadi tajam menghujam laksana rajawali yang memandang mangsanya seekor merpati yang siap dia cabik. Dengan pandangan matanya yang menghujam nyali, menjadikan musuh nya sudah terbunuh secara mental, dan tinggal menunggu waktu tercabik-cabik secara nyata.

Sniper kurus tersuruk di rumput. Jerit kesakitan terdengar sangat jelas. Stevan datang.. tapi... di kesempatan terakhir..

Sebuah sabetan mengincar perut Stevan.. Stevan yang sudah siaga, menangkap tangan kanan yang memegang belati, dan memuntir tapak nya, belati lepas. Dengan belati itu Stevan menikam dada si sniper kurus dan mencabut lagi dan menusuk leher nya tembus ke belakang. Kematian nya sangat menyeramkan. Stevan menendang tubuh itu. Ia teringat mama nya, segera ia kembali ke mama nya.

Di dalam halaman rumah, pertarungan Anto dan Anthony Wang berlangsung sengit. Anto yang dalam kondisi luka, jelas gerakan nya tertahan tidak sebebas biasanya. Ini yang membuat Anthony masih bisa melayani nya. Jika tidak, sejak tadi dia sudah celaka. Power pukulan jauh berkurang dan kecepatan juga berkurang. Anto mencoba melupakan rasa sakit nya.

Hal ini di tangkap oleh mata seorang Robin Tanaka. Dia melihat ada kesempatan bagus untuk setidaknya memenangkan pertempuran. Jika raja sudah kalah, prajurit akan menyerah.

Tanpa pikir panjang dia mengepung Anto. Anto yang akhirnya sadar di kepung, dan setelah dia lihat seorang pentolan kelas wahid dari TRIAD, sejenak tertegun. Bukan takut, tapi sedikit heran karena mereka harus mengeroyok, tanpa mau fight secara jantan. Tapi pikiran itu hanya sesaat. Tidak ada waktu berpikir lagi, saat nya habis-habisan sampai mati.

Sebuah tendangan kaki kanan dari Anthony mengarah kepala Anto, Anto melengos ke kanan, lalu memukul samping lutut bagian dalam kaki kanan Anthony itu. Kaki terlempar ke kanan, dan terdengar jerit kesakitan dari Anthony. Dia lengah karena tadi matanya sempat menangkap kehadiran Robin Tanaka, dan saat ini harus di bayar mahal. Kaki kanan nya terasa patah di sendi lutut bagian dalam nya. Seketika ia tidak sanggup berdiri. Anto yang mengetahui hal itu segera memburu Anthony. Pukulan kanan terlontar menyasar tengkuk. Anthony berguling, luput, tapi Anto susul dengan tendangan kiri ke rusuk dan pukulan ke rahang Anthony.

Tendangan mengena..

bugghh...

haiyyaaahh...


pukulan terlontar...

dugghh...

egghhh...


Anto terlempar dan tersungkur di tanah. Sebuah tendangan secepat kilat dan nyaris tak tertangkap pandangan, menghajar telak punggung nya. Luka di punggung kembali pecah.

"Hei.. Robin... gue lawan lo.. masih ingat kan lo nyet...?"

"Ooowww.. Batman.. I miss U so much.. you ada juga disini.. hahaha.. memang takdir kita bertemu lagi.. saya bisa membalas kekalahan saya lima tahun lalu.. kamu saat ini tidak akan bisa lolos.. kamu harus membayar lunas plus bunganya..." (bahasa inggris yang di arti kan ke bahasa Indonesia)

"Haha.. Robin palsu... sejak dulu lo tidak bakal pernah mengalahkan Batman. Robin kaya lo udah seharus nya masuk got dan ngumpet karena udah gak ada muka lo ama dunia.. salam tepok pantat.. hek hek hek.."


Muka Robin Tanaka merah seperti tomat masak. Dia di bully kejadian lima tahun lalu di hongkong, saat dia dikalahkan dengan terhina oleh sang Batman, Muhammad Saiful.

Saat itu dengan telak dia di kecundangi oleh bang Saiful sampai untuk bangun pun dia tak sanggup dari telungkupnya. Dan dengan penuh jenaka, menepuk pantat Robin tiga kali dan tertawa sambil pergi meninggalkan Robin saat itu. Saat itu, nama Robin hilang dari peredaran.. dan ada seorang pengganti nya, pasangan sang Batman, Robin dari Indonesia.. bang Manik.

Robin Tanaka baru muncul lagi setelah menghilang selama tiga tahun. Kabarnya dia meningkatkan ilmu beladiri nya. Dan kabarnya, dia sudah menguasai ilmu gerak kilat nya ninja samurai jepang. Dengan ilmu gerak kilat itu tadi dia menendang dengan cara membokong Anto.. Bang Saiful bukan tidak menyadari bahaya yang mengancam, bang Saiful tau, Robin Tanaka sangat murka begitu melihat dirinya karena dendam akan malu yang dia dapat lima tahun lalu.. seorang wakil ketua TRIAD di permalukan di pinggir lapangan saat mereka bentrok.

Para pasukan TRIAD yang tersisa melihat ketua mereka turun gelanggang, semangat nya terpompa lagi. Jumlah mereka yang tinggal sepertiga, tetap lebih banyak jumlah nya dari jumlah para pejuang ini. Semangat meningkat, daya gempur nya makin gencar. Takeshi, Tigor, Surya, Rio, Buta dan Manik masih melayani dengan gagah perkasa. Wiro dan Pitung dengan senyap mengincar dari belakang satu persatu pasukan musuh yang lengah.

Robin Tanaka menatap tajam ke Saiful. Murka yang ditahan selama lima tahun akan dia tumpahkan hari ini, saat ini, sekarang juga. Tanpa bisa di tunda dan di tahankan lagi.

Dengan satu bentakan yang menggema seantero halaman..

"I KILL YOU, ASS HOLE..... HAIIYAAAHHH..."

Robin Tanaka berkelebat menyerang Saiful. Serangan secepat kilat, menyisakan bayangan baju perlente nya. Tiga tendangan terlontar dalam satu lompatan. Saiful mundur dan membalas dengan tendangan tidak kalah gesit nya..

Pertarungan segera pecah. Tapi.. Saiful saat ini bukanlah sosok Saiful 16 tahun lalu, atau 10 tahun lalu ataupun juga 5 tahun lalu. Saiful yang sekarang sudah mengalami proses alamiah, yang pasti di alami seluruh manusia. Yaitu penuaan.

Sejenak saja, Saiful sudah sangat keteteran. Walau dia tahu membaca arah serangan nya Robin Tanaka, tapi kecepatan yang meningkat sampai tiga kali lipat, membuat Saiful bertahan total mati-matian. Manik yang melihat rekan karibnya dalam bahaya segera melompat membantu. Mengeroyok Robin Tanaka.

"Hahaha.. majulah hai Batman dan Robin. Hari ini kisah kalian selesai. Balak 6 pun juga habis.. ku musnahkan semua.."

Manik menggempur dengan segenap hati dengan tujuan menyelamatkan bang Saiful.

Manik memukul cepat kanan kiri, Robin Tanaka diam, dan tanpa bisa di tangkap mata, dia berkelebat cepat dan sebuah tendangan sudah menghajar pinggang Manik hingga terlempar ke samping kanan. Saiful maju lagi, dia mau menciptakan perkelahian jarak dekat agar gerakan Robin Tanaka terbatas, tapi kali ini salah. Dua pukulan Robin Tanaka menghajar telak dada nya. Terasa terbongkar isi dada nya. Sesak dan sakit luar biasa di rasa Saiful.

Tawa pongah Robin Tanaka terdengar..

"Hahaha... orang Indonesia. Tahu kemampuan hanya seperti ini, sejak tadi sudah aku lenyapkan ras tak berguna ini sehingga aku harus mengorbankan puluhan anak buah ku. Anggap saja tadi aku kasih voor buat kalian, bangsa budak jajahan jepang. Sekarang.. tuan kalian, Robin Tanaka akan menghukum kalian.."

Anto yang melihat dua senior nya dihajar, segera mengatur nafas. Anthony Wang yang ada di belakangnya dengan tertatih, mencoba menyerang dengan pistol. Membokong Anto.. tapi..

dorr.. dorr.. dorr..

FN 57 warna emas milik Tigor Habonaran menyalak.



Tiga peluru bersarang dengan nyaman di punggung si Anthony Wang. Tapi tembakan ke Anthony ini juga harus dibayar mahal oleh nya akibat menelamatkan putra nya yang tercinta. Sebuah peluru M-16 mengenai perut Tigor.



akkhh...

Tigor jatuh berlutut. Memegangi perut nya. Takeshi yang melihat hal itu, tidak memberi ampun si penembak. Senapan SS-2,



menghantam anggota TRIAD itu dan juga seorang temannya di samping nya. Kedua nya terjungkal, diam selamanya.



Bersambung lagi ya suhu semua..

Mohon kritik dan saran nya ya suhu..
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd