Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA TAMAT MAYA ISTRIKU (COVER)

Siapa pasangan ideal menurut (harapan) kalian?

  • Gio - Maya

  • Gio - Frieska

  • Bazam - Maya

  • Anto - Maya

  • Gio - Farin


Hasil hanya dapat dilihat setelah memilih.
BAGIAN 39

P A S R A H



POV GIO

Cigetih, Rabu, 6 Februari 2024….


Aku berhasil menguntit istriku hingga sampai angkotnya berhenti di terminal. Kulihat dari jauh istriku turun…. mau kemana sih dia? Tak lama kemudian dia didekati oleh seorang laki-laki, setelah berbincang sebentar lalu istriku jalan di belakang lelaki itu menuju sebuah motor, dan mereka pergi. Jadi ini lelaki yang oleh istriku panggil dengan sebutan ‘Papa’ itu?

Aku kembali menguntit kemana mereka pergi, ternyata tak pernah kuduga, motor itu berhenti di depan rumah dokter Pskiater istriku. Maya memberinya lelaki itu uang lalu dia melangkah masuk, ternyata lelaki barusan hanyalah ojek… lalu lelaki yang kemarin aku lihat melakukan video call dengan istriku di kamar mandi itu…. apakah dia dokter Anto? Masa iya, sih?!?!?! Terus mengapa saat tadi aku mengajak dia untuk berkonsultasi lagi kesini dia tak mau????

Aku memarkirkan motor jauh dari tempat praktek itu, lalu aku dekati rumah itu. Setelah tengok kanan-kiri, setelah memastikan keadaan aman, pelan-pelan aku masuk pagar rumahnya, lalu mengendap pergi ke samping rumah.

Aku sampai ke sebuah tembok, dimana aku mendengar suara bercakap-cakap di dalam, aku rapatkan telingaku ke tembok, semakin terdengar walau tak terlalu jelas. Aku yakin mereka ada di ruang pemeriksaan, sayangnya tak ada jendela besar disini, hanya ada satu kaca ventilasi dan itu pun posisinya cukup tinggi. Untungnya ada sebuah pohon jambu, dengan ilmu peringan tubuh maka dengan mudah aku pun menaikinya. Bohong deng, aku sebenarnya naik biasa saja seperti manusia pada umumnya… tapi hati-hati dan tak mengeluarkan suara… masa naik pohon jambu saja pake ilmu segala?

Dan akhirnya dari batang pohon ini aku bisa melihat ke dalam melalui kaca ventilasi. Aku telungkup sambil mendekap batang pohon yang paling dekat ke kaca ventilasi, dari posisi ini cukup jelas terlihat ke dalam ruangan dan karena ada lubang udara, suara mereka pun lebih terdengar jelas dibandingkan aku merapatkan telingaku di tembok bawah. Aku lihat sekeliling, pohon-pohon rindang di halaman depan rumah ini cukup menghalangi aku dari pandangan orang-orang di luar sana. Tadinya aku sempat khawatir, di luar kondisinya cukup ramai, bahkan ada warung di seberang jalan dan banyak sekali orang yang berkumpul disana.

Aku mulai konsentrasi melihat apa yang dilakukan istriku di dalam. Apakah istriku datang kesini untuk berkonsultasi lagi? Setelah hari kemarin dia ‘hilang’ dan disinyalir melakukan hubungan terlarang dengan lelaki yang aku tak tahu siapa orangnya. Bisa jadi Maya menyesal lalu mendatangi dokternya ini, untuk berkonsultasi… bisa jadi!!!

Aku tidak melihat dokter Anto, tapi aku melihat Maya di ruangan prakter ini. Dia berbaring di salah satu kursi biru. Dia terlihat memejamkan mata, ya… benar…. rupanya istriku ini datang kesini untuk berkonsultasi. Tapi… eh.. sebentar… karena sekarang aku melihat istriku mulai melucuti seluruh pakaiannya sampai telanjang, dia pun menjungkirkan kursi biru itu…. bukan menjungkirkan sih… tapi seperti jok mobil yang disandarkan ke belakang hingga berbaring, apa istilahnya ya? Istriku seperti sudah tahu posisi tuas di samping kursi itu, hmmm…. apakah sebelumnya dia memang kesini?

Dan sambil berbaring terlentang kini kedua tangannya dia angkat ke atas, sehingga ketiak putihnya bisa terpampang jelas. Maya berbaring sambil mengangkang dan bisa terlihat kalau vaginanya yang mekar itu seolah menunggu kontol untuk menungganginya. Dia seolah menunggu dokter Anto masuk dan istriku seperti sengaja menggoda dokter Psikiaternya dengan dalih ingin berkonsultasi. Apakah dokter Anto akan merasa kaget melihat istriku seperti ini? Kalau kaget berarti ini adalah kejadian yang pertama.

Aku terkejut karena ponselku bergetar dan buru-buru kutekan agar suaranya berhenti. Ternyata itu WA dari Frieska yang menanyakan keberadaanku. Aku membalas seadanya dan mengatakan belum menemukan keberadaan Maya. Setelah itu aku membuat ponselku masuk dalam mode getar agar tak lagi ada suara yang akan membuat mereka sadar kalau aku ada disini.

Tak lama kemudian dokter Anto masuk ruangan… dan kini semuanya sudah terang benderang….. maksudnya aku sudah tahu jawaban dari segala kebingunganku. Bukan terang benderang langit menjadi terang!!! Karena bagiku langit terang justru terasa gelap setelah melihat dokter Anto masuk dalam keadaan telanjang bulat dan dia tampak senang melihat gaya istriku. Istriku tersenyum dan melebarkan pintu memeknya untuk kontol pria ini.

“Hehehe nggak sabar ya, Sayang?”

“Hihihihi….”


Tanpa perlu menunggu lebih lama lagi, dokter Anto segera menindih istriku dan mengajak kelamin mereka untuk bercumbu. Kontol super besar dari pria ini melesat masuk ke dalam memek Maya dan Maya menggelinjang dibuatnya. Sodokan demi sodokan itu membuat Maya mengerang binal dalam desahan duniawi, persetubuhan pengkhianatan ini bagiku sudah cukup menyakitkan.

Aku sudah pasrah, istri yang kuharapkan mau berusaha merubah sikapnya ternyata masih berbuat seperti ini, bahkan seseorang yang kuharapkan mampu menolong ‘sakitnya’ istriku ternyata dengan tak senonoh memanfaatkan kelebihan nafsu istriku itu. Dokter Anjing!!! Sekarang sudah tak ada lagi penolong dalam hidupku!!!!

Kulihat mulut Maya terus dilumat oleh bibir dokter Anto, setelah itu lelaki itu menampar-nampar payudara Maya dan menghisap susunya dalam genjotan yang berirama. Bosan dengan gaya missionary, maka kudengar dokter Anto meminta Maya diatas untuk memompa memeknya sendiri. Maya menurut, tanpa mengeluarkan kontol itu dari dalam memeknya, mereka berputar arah dan Maya melakulan apa yang tadi diminta.

“OOHHHH!! MMMMMMMHHH!! ENAAAAAAKK MAASSSS OOHHH!!”

“Memekmu benar-benar enakkk! Lontee!! Oooh!!”
Dokter Anto merem melek dan memegang pantat Maya.

“Iyaaaaa Masss… kontol Mas juga enakkk bangettttt!! Aaaaaaahhh!! Aaaaahhhhh!!” Desah Maya dengan kondisi payudara naik turun dan diremas-remas.

“OOOOOOHHH!! MASS!! MAAAUU KELLUARRR!!!” Maya melolong.

Tapi dokter Anto mengangkat tubuh istriku hingga penisnya tidak lagi menyodok memeknya, dokter Anto lalu berdiri dan tertawa. Sementara istriku merangkak dan memelas wajahnya.

“Maassssss!!!”

“Apa? Mau dientot??”
Tanya dokter Anto.

“Iyaaa Maass!! Maauuuuu!!! Maya mauuu!”
Maya merengek.

Dokter Anto ini meminta Maya menungging di depannya dan lelaki ini kembali menyodok memek istriku. Maya mengejang nikmat dan terlihat senang memeknya di pompa lagi.

“OOOHHH!! MMMHHH!! ENAAAAKK!! MAAYAAA SUKAAAAA!!!”

Dokter Anto berhenti lagi menggenjotnya dan mengeluarkan kontolnya dari memek Maya.

“Maaaassssssss!!” Alhasil Maya lagi-lagi merengek karena gagal orgasme.

“Hahahahahahahaha!!” Dokter Anto tertawa melihat Maya yang merengek.

Istriku tanpa disuruh merangkak dan menggenggam penis dokter Anto, dia kulum dengan wajah memelas.

“Masss, ayoooo ngentooot, Maya mau dientooot...” Ucap Istriku meminta.

“Tapi sampe malam ya, Sayang?” Kata dokter Anto.

Istriku terlihat bimbang, dia seperti berpikir. Sementara si Anto dokter mesum ini terus merangsangnya dengan gerayangan tangannya yang tak mau diam.

“Mau dientot aku nggak?!” Dokter Anto menepuk-nepuk kontolnya di wajah istriku.

“Iyaaa....”

“Apa??”

“Iyaaa! Mayaa mau! Iyaaa, Maaas!!”
Ucap istriku sambil menangis meraung namun terdengar manja.

Anto pun kemudian mengangguk dan mencium lembut bibir istriku. Mereka berdua kemudian tertawa, drama macam apa ini? tadi merengek menangis dan tiba-tiba kini tertawa. Dan aku terdiam menyaksikan ini. Gila! Istriku sudah benar-benar gila!!!

Aku sudah beberapa kali tak menyangka dan ini sudah kesekian kalinya aku tak menyangka melihat tingkah Maya. Dia sampai menangis seperti itu agar mau disetubuhi dan Maya menuruti permintaan lelaki yang bukan suaminya.

“Sayang mau nggak telepon suamimu sambil ngentot sama aku?” Ucap dokter Anto sambil berbaring.

Maya tak menjawab karena dia sedang sibuk mengangkang dan memasukkan kontol dokter Anto itu ke dalam memeknya.

“OOOOOOHHHH!!” Maya melenguh dan memejamkan mata saat kontol itu berada didalam memek.

“Ayok, telepon dulu suamimu, bilang kamu pulangnya malam….” Ucap dokter Anto seperti memaksa.

“Nnggghhh aaahhhh, Maasss, nngghhhh…” Istriku terlihat ragu.

“Oh, ya udah, berarti masih sayang sama suamimu itu ya…?”

“Nggak.. Mas!!! Suami aku cuma Mas Anto…. aku nggak sayang lagi sama Gio!!!”

DEGGGG!!!!


Maya lalu meraih ponselnya yang ada di meja kecil samping kursi biru itu dan dokter Anto mulai menggenjotnya. Maya kesusahan menekan ponselnya itu disaat memeknya digenjot.

“Nnnnghhh!! Maaaasss!! Pelan-pelaaan, aku susah nelepoon...” Ucap istriku manja.

“Hehehe ya udah… ya udah.”

Dokter Anto berhenti menggenjot dan akhirnya Maya bisa tenang, sambil menunggu telepon diangkat, tangan kiri Maya memainkan puting kanan dokter Anto sehingga lelaki ini tertawa dan juga memainkan puting payudara istriku. Dan akhirnya terjadi. Ponselku bergetar di dalam saku celana dan aku memandang istriku sejenak. Aku menghela nafas, sebelum mengangkatnya aku menyalakan rokok dulu sejenak untuk menenangkan diri, setelah dua isapan baru aku angkat telepon dari istriku itu.

“Paaah!” Ucap Maya di telepon ini.

“Iya, Mah. Ada apa?”

“Mamah lagi di dokter Anto…. kayaknya sampai malam deh pulangnya….”

“Loh? Tadi Papah ajak kesitu, nggak mau… kenapa? Emang Mamah ada apa kesitu lagi? Kok sampai malam?”
Ucapku pura-pura tak tahu.

“Ini, soalnya tadi Mamah di rumah… tiba-tiba kayak kumat gitu, ngghh…. Jadi daripada ngelakuin yang nggak-nggak.. mending Mamah konsultasi lagi ke dokter...”

“Oh gitu…. kenapa nggak bilang Papah? Apa perlu Papah kesitu?”
Tanyaku masih melanjutkan sandiwara.

“Aaaaahhhhh!!” Maya mendadak mendesah keras.

Aku juga kaget mendengar itu dan melihat apa yang terjadi dari kaca ventilasi. Kulihat Maya menelepon dengan payudara sedang dilahap dokter Anto, sepertinya tadi putingnya digigit atau dijilat sehingga dia tanpa sadar mendesah.

“Kenapa, Mah? Kenapa suaranya kayak gitu?” Aku berpura-pura kaget.

“I-Itu, Pah! digigit nyamuk!.... Banyak nyamuk disini!” Ucap Maya sambil menjewer telinga dokter Anto yang sedang menghisap payudaranya.

“Oh, kirain...”

Maya di telepon seolah tidak ada apa-apa, meski aku tahu dia menelepon dengan posisi memek ditusuk kontol dan payudara yang terus menerus dihisap oleh dokter Anto.

“Halo, Pak Gio…”

Tiba-tiba terdengar suara laki-laki, dan kulihat memang dokter Anto sudah memegang ponsel istriku. Wajah Maya tampak terihat tegang dan khawatir melihat pada dokter Anto yang tiba-tiba merebut teleponnya.

“Iya… iya…”

“Saya dokter Anto… istri Bapak sedang berada disini, Bapak tenang saja….. karena ada beberapa terapi yang sifatnya privat… mungkin perlu 3-4 sesi… dan kebetulan saat ini saya masih ada pasien lain, jadi harus menunggu dan mungkin akan selesai nanti malam…. Nanti saya kabari jika sudah selesai…”

“Oh gitu. apa saya perlu kesitu, dok?”
Tanyaku pura-pura tolol… aku juga nggak bego-bego amat!!!

“Saya ingin fokus untuk pertanyaan lebih dalam lagi, Pak… saat hari pertama ada beberapa hal yang belum terekspresikan dari yang bersangkutan karena mungkin ada Bapak disini… jadi lebih baik biar hari ini Bu Maya saja sendiri…” Ucapnya bullshit.

“Kira-kira sampe jam berapa ya, dok?”

“Belum pasti, Pak… tergantung masalahnya… nanti saya kabari Bapak… atau mungkin kalau terlalu malam, nanti biar saya yang antar pulang istri Bapak…”
Jawab dokter Anto sok diplomatis.

“Oh, iya dok… terimakasih sudah merepotkan….”

“Kalau begitu sudah dulu ya, Pak… ”

“Iya… iya….”


Hubungan telepon terputus dan aku melihat Maya cemberut kepada dokter Anto yang langsung mencaplok payudara istriku.

“Mass, ga sabar amat sih! Hampir aja deh tadi!!”

“Hehehehe, susumu bikin gemesin soalnya, siapa suruh susumu goyang-goyang gini?”

“Hmm...”
Maya tersenyum dan memeluk dokter Anto itu, “Lanjut ya, Mass.”

“Boleeeeh, tapi...”
Dokter Anto menggerayangi pantat istriku, “Mulai sekarang kita jadi suami-istri ya? hehehe.”

Istriku tersenyum, dia lepas pelukan itu dan menggoyangkan pinggulnya untuk mengulek kontol yang ada di dalam memeknya itu.

“Iyaa, aku emang istrinya Mas Anto, kok….”

“Kok Mas? Papa dong!!! Kayak kamu manggil suamimu barusan….”
Ucap dokter Anto seperti cemburu.

“Hihihi, iya, Pah….”

“Papah haus nih, Mah….”

“Papah haus? Tapi aku belom mau pipis….”

“Pengen air ludah Mamah aja….”


Kepala Maya langsung condong ke depan, tepat di atas wajah dokter Anto yang sudah membuka mulutnya, tak lama kemudian air ludah Maya turun menetes begitu deras dari mulutnya… dan langsung masuk ke dalam mulut dokter Anto yang sepertinya terasa nikmat menerima tetesan air ludah tersebut. Gila!! Dua-duanya sudah gila!!!

“Hehehe…. Istri aku udah cantik… pinter… tambah sayang deh...” langsung saja dokter Anto melahap lagi payudara istriku.

“Ohhhhh mmmhhhhh!!! Enaak, Pah???”

“Hmmmmh!! Enak dong, susu istrinya Papah enak banget…. nggak ada duanya… hehehe!!”

“Sedot dua-duanya Sayaang...”
Maya menyodorkan payudaranya yang satu lagi.

Tentu saja dokter Anto itu tidak menyia-nyiakannya. Dilahapnya payudara Maya.

“Ouhhh sssshhhhh, mmmhh lidah Papah nakal banget, enak banget Pah…. ngangenin, nnnghhhhhh...” Desah Maya.

Dokter Anto ini berhenti menghisap payudara Maya, lidahnya menjilat sejenak puting payudara Maya sehingga payudara istriku itu dipenuhi oleh liurnya, setelah itu ia memainkan puting istriku dengan tangan dan satunya lagi dia jilat-jilat.

“Ngentot sampe malem ya, Sayaaaang…..”

“Hihihihihi….”


Dokter Anto itu kembali berbaring dengan tangan memegang dan meremas-remas payudara Maya, lalu Maya memegang tangan dokter Anto yang meremas payudaranya, dan Maya mulai menggoyang-goyangkan pinggulnya.

“Mah, Papah pengen punya anak dari Papah….” Maya tersenyum dan menggigit bibirnya dengan kerlingan yang menggoda.

“Anak?”

“Iya, Papah hamilin Mamah ya?”

“Siap Sayang…. aku juga udah lama pengen punya anak!!”
Dokter Anto itu memegang pinggul istriku, tanpa basa-basi lagi dia langssung menggenjot memek Maya dengan sekuat tenaga.

“AAAAAHHHH!! AAAHHHH!!”

“Oohh!! Enak sekali memeknya!! Uuhh!!”

“AAAHHHHH KONTOOLL PAPAAAH GEDDEEE!! MAMAAAH SUKAAAAA!!”

“Papaaah keluarin di dalam ya, Maah?? Biar Mamah hamill!! Ooohhh!!!”

“IYAAAAAA!! HAMILIN MAMAAAH!! AAAAHHH AAAAAAHHH!!”


Kalau sudah begini apa yang bisa kulakukan? Entahlah…. Nafsu? Sudah pasti! Melihat mereka aku sungguh terangsang, tapi aku tidak berniat untuk onani kali ini! Bukannya tak mau, tapi posisiku yang ‘meniduri’ batang pohon sangat sulit melakukannya, paling hanya kugesek-gesekkan pada batang pohon jambu ini, menyedihkan! Aku pun tak mungkin membuka celanaku, bisa-bisa semut di pohon ini memblow-job kontolku!!!

Apakah aku harus bertindak untuk menghabisi dokter Anto? Rasanya tidak, aku tak bersemangat sama sekali. Aku pernah beberapa kali melihat istriku bersetubuh dengan lelaki lain, namun yang kulihat kali ini sangat terlihat berbeda, entahlah… aku pun tak tahu bagaimana menjelaskannya, yang pasti sangat terasa kalau istriku memang begitu mencintai dokternya itu. Jadi…. Untuk apa aku mengotori tanganku demi mempertahankan perempuan yang jelas-jelas hatinya telah berpaling pada pasangannya yang sekarang ini.

Lalu mengapa aku tidak pulang saja? Sebentar, tanggung!!! Lagi seru, anggap saja nonton bokep gratis!!!

Sekarang Maya menahan tubuhnya di kursi dan dokter Anto menggenjotnya dari belakang.

“Aaaaahhh aaaaaahhh, iyaa! Oohhh ooohhhh!!”

“Enak istri cantik?”

“Enaak, Pah, ngghhhh aaahhh ahhhh sssshhhh!!”

“Aku keluarin di dalem ya!!!”

“Iyaaaah, keluariinnn nngghhhhhh, hamiliii aku, Paaaah!! Ohhhh aaaaaaaaaaahhh aaaaaah!!”

“Nnnggghhh!! Paaahhh!! Lebiih daleeem lagii!!”
Ucap istriku.

“Oooohhhh kesayangan Papah!!” Dokter Anto mengeluarkan penisnya sejenak dan mengangkat tubuh Maya dari depan.

Di dalam gendongan itu, dokter Anto kembali memasukkan penisnya ke dalam vagina Maya.

“Oooooohhhhhhh!!” Maya merem melek.

“Gimana , Sayang? Ini kan yang kau mau?”

“Iyaaa Paahhh, uuhhhh kontol Papah kuaat bangeeett, aaaaaahhh aahhhh!!”

“Untung istri aku juga kuat ngentot!!”

“Ooooohhhh iyaaa, ngentot enaaaak, Paahh!!”

“AAAAAAAAAHHHHH!!!!!!”
Dan tiba-tiba suara erangan Maya semakin keras.

“AAAAAAHHH OOHHHG NNNGHHHHHH!! PAAHHHHH ENAAAAAAKKK!! OOOHHHHHH!!!” Suara Maya begitu lantang terdengar dari tempatku.

“OOOUUHHHHHH!!! OOOHHH!!! NNNGGHHHHH!! AAAAHHHH!! AHHHHHHHH!!!” Erang Maya begitu bergairah.

“KAMU PUAS, SAYANG???”

“OOOOHHH IYAAA!! ENAAAAKKK!! TERUUSSSS NNGNNGHHHHH!!!”

“JADI KAN JULI NIKAH SAMA AKU??”

“MMMMHHHHJHHHHHHHH IYYYYYAAAAA JADDDIIII SAYAAAANG MAUUU BANGETTTTT!!!”


Aku terdiam. Ternyata mereka sudah merencakanan hal yang lebih jauh lagi. Kalau aku tak salah dengar dia mengatakan bulan Juli menikah…… Sejak tadi aku memang sudah benar-benar pasrah, tapi mendengar ini serasa nyawaku langsung tercabut dari ragaku…. Tapi nggak lucu juga ya mati di pohon jambu?

Lagi-lagi aku mendapatkan ponselku bergetar di saku celana dan ternyata Frieska meneleponku. Kuangkat teleponnya untuk menanyakan apa keperluannya. Ternyata Frieska mau pamit karena ini sudah hampir sore, dan dia harus pulang. Aku lalu melarangnya karena aku akan pulang dari sini sekarang juga dan mengantarkan Frieska dan Dimas pulang.

Akhirnya aku meninggalkan Maya yang asyik bersetubuh dengan calon suaminya yang baru, karena ada yang jauh lebih membutuhkanku dan menunggu di rumah… Frieska, istri pengganti Maya. Dan untuk kau Maya, bersenang-senanglah kau sepuasnya sekarang, aku tak peduli!!!


÷÷÷÷÷÷​



Seperginya aku dari tempat pskiater brengsek, aku segera bertolak pulang ke rumah, tak lupa juga membeli beberapa mainan untuk Dimas.

Di rumah aku sudah disambut Frieska yang sedang bermain bersama Dimas di halaman teras rumah. Kami semua masuk ke dalam. Aku langsung menggendong ‘anakku’ ini. Lama-kelamaan anakku itu mengantuk, dan tak butuh waktu lama bagi Dimas tidur dalam pangkuanku. Tidurnya Dimas ini menunda Frieska untuk pulang, biar Dimas tidur saja dulu. Dengan perlahan aku mengoper Dimas kepada Frieska, dan aku mengantar Dimas ke tempat pembaringannya di dalam kamar. Setelah dibaringkan, aku tersenyum dan kucium pipi tembem ‘anakku’ ini.

Kami lalu keluar kamar dan menutup pintu. Frieska sudah menunggu dan sepertinya dia memang menunggu waktu ini terjadi.

“Gimana kabar Kak Maya.....?” Tanya Frieska.

Aku tak menjawab, perasaanku terlalu hancur untuk bercerita. Aku duduk di sofa dan memilih diam saja, dari sikapku ini aku yakin Frieska sudah tahu jawabannya.

“Gimana? Dia ngelakuin lagi?” Frieska mengulang tanya dan mulai menebak.

“Begitulah....”

Frieska menunduk dan mengangguk-angguk, dia memandangku lagi, “Dan Papah nggak ngelakuin apa-apa lagi?”

Aku menggeleng pelan dengan tatapan kosong, lalu dengan terpaksa aku katakan.. “Untuk kali ini aku udah benar-benar nyerah… pasrah…. Aku mau cerai saja!”

Frieska lalu berdiri di hadapanku. Dan aku kaget bukan main, saat wanita ini dengan kerasnya meninju wajahku.

BUUG!!

Gila nih cewek, imut-mut tapi pukulannya lumayan keras kayak cowok! Dan sialnya lagi aku tak mungkin juga membalas pukulannya. Aku tahu Frieska seperti ini karena mungkin ada alasannya, dengan rasa nyeri yang ada aku memandang dirinya.

“Kenapa, Mah?” Ucapku.

“Itu untuk kebodohan Papah!!” Frieska terlihat berkaca-kaca, “Papah udah tau kan aku pernah ngomong apa….. aku nggak perlu ngulang kata itu dua kali!!!”

Ah, aku mengerti. Aku paham kenapa dia memukulku, Frieska pasti kesal. Dia rela menjadi istri kedua dari lelaki yang bertanggung jawab, daripada menjadi istri yang utama tapi dari lelaki yang pengecut. Kurang lebih seperti itulah yang pernah dia katakan, dan lelaki pengecut itu adalah aku! Tapi jujur saja kali ini aku memang sudah benar-benar pasrah, menyerah dan mengaku aku kalah dalam rumah tanggaku ini…..​



÷÷÷÷÷÷​
 
atau frieska yg malah ga kuat buat ngelabrak maya pas pulang

maya ga terima n ngadu ke dr anton..
dr anton yakin klo dia ngsih kontol ke frieska, dia pasti takluk. secara maya aj yg hyper takluk

tp di luar dugaan, frieska bisa tahan n kembali sama gio

maya tersadar, klo emg dia budak kontol

dan dia bukan satu2 nya perepuan yg di taklukin dr anton..
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd