Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Menyusui warga satu desa.

Bimabet
Bagian IV: Kehidupan Setelah Ritual.
...

Siangnya Kaia terbangun dari tidurnya, ia merasakan tubuhnya pegal-pegal serta nyeri terutama pada payudaranya. Kaia lalu keluar dari kamarnya. Terlihat neneknya yang tengah menyiapkan makan siang di dapur.

"Ehh udah bangun sayang, gimana pegel-pegel badannya?" Tanya Neneknya

"Iya Nek, lumayan" Jawab Kaia

"Yaudah nanti sore nenek anterin pijit sama Mbok Yem" Ujar Bu Wati

"Iya Nek" Ucap Kaia lalu ia mencuci muka

"Udah yuk makan siang dulu, ini nenek udah masakin gulai bebek kesukaanmu" Ujar Bu Wati

"Wah makasih Nek. Oh iya Kakek dimana Nek?" Ucap Kaia sambil mengelap mukanya.

"Mungkin di kebun sebelah rumah, bentar nenek panggilkan" Ujar Nenek

"Biar neng aja, nenek tunggu sini" Ujar Kaia

Kaia berjalan ke samping rumah untuk mencari kakeknya. Terlihat kakeknya sedang duduk di kursi bambu di bawah pohon.

"Kek!"

"Ehh Kaia udah bangun"

"Ayok kek kita makan siang"

"Iya neng"

Mereka pun berjalan beriringan.

"Neng, gimana badannya? Ada yang sakit?" Tanya kakeknya

"Engga Kek, cuman pegel dikit aja" Ucap kaia

"Yaudah jangan banyak aktivitas dulu Neng, banyakin istirahat" Ucap Pak Usman

"Iya Kek, tapi nanti Neng diajak nenek untuk pijit sama Mbok Yem" Ucap Kaia

"Iya bagus itu, biar enakan" Ucap Kakeknya.

Sampai di rumah, mereka pun makan bersama. Suasana di rumah itu selalu hangat dan tentram.

Selesai makan, Kaia mencuci piring lalu bersiap untuk mandi dengan mengganti pakaiannya dengan kain khusus mandi Lalu Kaia berjalan ke sungai, sesampainya di sungai ia langsung berendam di air yang jernih. Kaia melihat sekeliling, dirasa sepi, Kaia langsung menurunkan kainnya. Kaia sedikit terkejut melihat payudaranya terdapat banyak bercak merah sepertinya bekas remasan dan cupangan para warga semalam. Dirasa cukup mengecek Payudaranya Kaia langsung mandi, setelah itu bergegas pulang.

Sore harinya, Nenek dan Kaia pergi ke rumah Mbok Yem untuk berurut dan pijat. Di sepanjang menuju rumah Mbok Yem, banyak warga menyapa Kaia dan neneknya.

Sesampai di rumah Mbok Yem, rupanya disana Mbok Yem baru selesai memijat Juragan Karsim. Terlihat Kaia merasa malu dan sedikit takut saat melihat para pria di kampung itu termasuk Juragan Karsim yang juga menikmati buah dadanya tadi malam.

Apalagi Juragan Karsim juga dikenal punya banyak istri sehingga tak heran sering menggoda para wanita, Kaia juga sering di goda namun Juragan Karsim tidak berani berbuat macam-macam karena ada neneknya menemani Kaia saat kerja memetik teh, biasanya ia hanya menggoda Kaia secara verbal dan rayuan. Juragan Karsim ini berumur 50an tahun, memiliki postur perut buncit, berkumis tebal, dan rambut pendek sedikit beruban. Juragan Karsim juga mempunyai harta yang berlimpah mulai dari rumah, tanah, sawah, dan perkebunan teh yang luas.

Saat itu, di rumah Mbok Yem. Kaia dan Neneknya masuk langsung disuruh duduk lesehan oleh si empunya rumah sembari menunggu ia cuci tangan. Juragan yang saat itu sudah selesai langsung duduk juga di dekat Kaia dan neneknya, lalu basa-basi.

"Ehh Bu Wati sama Neng Kaia, mau pijit juga Neng?" Tanya Pak Karsim

Kaia hanya mengangguk.

"Sama saya bisa juga Neng, seperti malam tadi, kali ini saya yang bayar hehe" Goda Juragan ke Kaia

"Jangan ganggu cucu saya, juragan!" Ujar Bu Wati tegas.

Kaia hanya terdiam dan menunduk.

"Ya... saya hanya menawarkan, Bu Wati. Siapa tau nengnya mau dipijit saya, apalagi jadi istri saya hehe" Ujar Juragan Karsim

"Cucu saya masih muda sedangkan juragan sudah seumuran dengan saya. Inget, Juragan punya istri 3 di rumah" Ujar Bu Wati

"Umur hanyalah angka, Bu, lihat saja nanti, Kaia akan jadi milik saya haha" Ujar Juragan sambil berdiri mau pamit pulang.

"Ehh maaf ya nunggu lama, juragan mau pulang?" Ucap Mbok Yem datang dari belakang.

"Iya Mbok, ini ada urusan, oh iya ini upahnya sekalian yang Kaia ya" Ucap Juragan Karsim

"Gausah juragan!" Ucap Bu Wati

"Udah jangan nolak, saya pamit dulu" Ujar Juragan sambil berlalu keluar.

"Gapapa Bu, jangan nolak rezeki, ga baik" Ucap Mbok Yem

"Iya Mbok" Ucap Bu Wati

"Mari ke kamar, Neng" Ajak Mbok Yem

Mereka pun kamar Mbok Yem. Lalu Mbok Yem menutup hordeng pada jendela dan pintu.

"Silakan tengkurep Neng" Perintah Mbok Yem

"Ah anu.. neng ga bisa tengkurep, Mbok" Ucap Kaia

"Kenapa ga bisa?. Oh iyaa, tetek kamu kan guede. Yaudah kamu rebahan terlentang aja" Ucap Mbok Yem

Kaia pun berbaring, dengan melumuri minyak kelapa, Mbok Yem mulai memijat dari kaki terlebih dahulu.

"Pasti kecapaian gara-gara tadi malam?" Tanya Mbok Yem

"Iya Mbok, lumayan capek" Ucap Kaia

"Iya gitulah Neng, neng harus terbiasa, cuman sebulan sekali ritualnya" Ujar Mbok Yem

Setelah beberapa menit, tangan mbok yem sudah berada di paha Kaia, Kaia merasakan rileks dan nyaman saat tangan Mbok Yem memijatnya.

"Neng masih perawan rupanya" Ujar Mbok Yem saat meraba paha Kaia bagian dalam.

"Iya Mbok" Jawab Kaia

"Bagian sini ga boleh dipijit kalo masih perawan, yaudah Neng coba duduk, Mbok mau pijit bagian atas" Ucap Mbok Yem

"Iya Mbok" Ucap Kaia sambil beralih duduk di tepian kasur.

"Dibuka aja Neng kainnya" Perintah Mbok Yem

Kaia melihat sekeliling, dirasa aman hanya mereka bertiga, Kaia langsung menurunkan kainnya hingga ke pinggul.

"Kamu cantik sekali Neng ditambah lagi punya tetek segede itu" Puji Mbok Yem

"Makasih. Tapi.. sebenarnya Neng malu punya dada sebesar ini, Mbok." Ucap Kaia

"Kenapa malu, kamu harus bangga Neng, kamu punya tetek paling bagus di desa ini" Ucap Mbok Yem sambil memijit tengkuk dan bahu Kaia.

"Iya Neng, kamu itu wanita paling cantik di dunia ini, baik hati pula, lihat aja sudah berapa banyak lelaki datang ke rumah untuk meminang kamu" Tambah Bu Wati

"Setelah ritual kemarin, mungkin ga ada lagi yang mau sama neng, karena neng udah di nodai satu kampung" Ucap Kaia dengan mata berkaca-kaca.

"Lah tadi juragan contohnya, masih ngotot mau menikahi neng, ya walaupun bukan contoh yang baik, tapi kita semua juga tau semua lelaki satu desa ini masih mengagumi kamu, neng" Ucap Bu Wati

"Iya betul, ritual itu Neng bukan menodai kamu, malah mensucikan neng dan desa ini." Ujar Mbok Yem

"Iya nek, mbok, Kaia mengerti" Ucap Kaia

"Bagus, nahh ini. Neng pasti sering sakit punggung karena beban tetek neng, ini Mbok perbaiki biar sedikit mereda, lama-lama juga neng terbiasa dengan kondisi tubuh neng" Ucap Mbok Yem

Kaia hanya bisa menahan sakit saat Mbok mengurut punggungnya. Mbok Yem ini walaupun berumur 70 tahun namun pijitannya masih kuat dan bertenaga. Mbok yem ini badannya sedikit bungkuk, rambut sudah memutih semua, gigi hitam kecoklatan keliatan masih utuh karena sering mengunyah kapur sirih. Mbok Yem tinggal sendiri di rumah itu, karena sudah ditinggal mati suaminya bertahun-tahun lalu.

Tak lama, Kaia selesai melakukan pijatnya. Lalu mereka pamit pulang sebelum gelap.
 
...

Di sebuah gubuk di dalam hutan dekat desa Sado, terdengar suara seseorang sedang komat-kamit membaca mantra. Di gubuk itu terdapat 3 orang di dalamnya. Tiba-tiba..

"Ahh.. Susah sekali" Ucap seorang dukun

"Kenapa Mbah?"
Tanya seseorang yang merupakan pelanggan dari dukun itu.

"Maaf sekali, saya ga bisa bantu, nampaknya wanita ini sudah dilindungi, sulit untuk menembusnya dari dalam" Ucap Dukun itu.

"Wah jangan gitu dong, Mbah, saya sanggup bayar berapapun Mbah minta asalkan ini terwujud" Ujar pelanggan itu.

"Maaf sekali lagi, Juragan, Kaia ini sudah dilindungi sama Kakeknya yang merupakan guru saya juga, ini diluar kemampuan saya" Ucap dukun itu.

Deg! Rupanya pelanggan itu adalah Juragan Karsim, ia mempunyai niat untuk memperistri Kaia dengan cara guna-guna. Namun karena Kakek Kaia juga orang yang sakti dan juga merupakan guru dari dukun tersebut, sehingga sangat sulit untuk menembus ke diri Kaia.

"Ayok lah Mbah, cari cara lain, agar saya bisa mendapatkan Kaia atau paling tidak, jika tidak dapat cintanya, saya harus dapat tubuhnya, Mbah" Ujar Juragan

"Hmm.. Kalo gitu, kita mungkin bisa serang dari luar, langsung ke Kaia-nya. Sebentar.. " Ucap Dukun itu.

Dukun itu membuka lemarinya lalu mengeluarkan sebuah cerutu.

"Cerutu ini sudah berisi mantra khusus untuk membuat birahi wanita meninggi dan akan seperti orang mabuk. Syaratnya hanya hembuskan asap dari cerutu ini ke arah bagian tubuh korban, misalnya ke dada, efeknya akan membuat korban merasakan dadanya diremas-remas atau dipijit sesuatu tak kasat mata. Jika kebagian intim seperti itu juga efeknya." Jelas Dukun itu.

"Wah baik Mbah" Ucap juragan.

"Urusan berhasil atau tidaknya tergantung cara Juragan, harus cari cara yang tidak membuat Kaia curiga" Ujar Dukun

"Mudah itu, yaudah terima kasih banyak atas bantuannya. Sstt.. Hei, tolong kasih uangnya ke Mbah" Perintah Juragan ke anak buahnya.

"Siap Juragan, ini uangnya Mbah" Ujar anak buah itu sambil mengeluarkan segepok uang.

"Kami pamit dulu Mbah, mau persiapan untuk besok haha" Ujar Juragan

Agar tidak dicurigai para warga, mereka kembali ke desa secara diam-diam.
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Keesokan harinya, matahari belum terlalu menampakkan wujudnya sekitar pukul 6 pagi. Di rumah, Kaia bersiap berangkat kerja memetik teh di salah satu kebun milik juragan. Biasanya ia akan ditemani neneknya namun neneknya harus membantu kakeknya memanen sayuran di kebun samping rumahnya. Saat itu neneknya sudah bangun namun kakeknya masih terlelap, biasanya kakeknya bangun pukul 7 pagi.

"Neng mending besok aja kerjanya kalo masih pegel badannya" Ucap Nenek Kaia

"Ga kok nek, udah enakan nih gara-gara dipijit kemaren" Jawab Kaia

"Yaudah kalo gitu, nenek temenin kamu ya" Ucap Nenek

"Udah gapapa, nenek temenin aja kakek, kasian, neng kan udah gede, neng bisa jaga diri kok, yaudah Neng berangkat dulu nanti keburu siang" Ucap Kaia sambil salim ke neneknya.

"Yaudah hati-hati ya neng, kalo juragannya berbuat mesum ke kamu, kasih tau nenek!" Ucap neneknya

"Iya Nek, tenang aja" Ucap Kaia

Kaia pun berjalan meninggalkan rumah. Tak lama, Nenek kembali memanggil Kaia.

"Ehh neng, susu mu udah di perah belum?" Teriak Nenek.

"Ga sempat, nanti siang aja Nek, dadah!" Sahut Kaia yang sudah berjalan.

Kaia berjalan menuju perkebunan teh tempat ia bekerja dengan menikmati udara yang dingin serta pemandangan perbukitan yang indah.

Sesampainya di tempat kerja, Kaia langsung disapa oleh Juragan dengan senyuman manis. Kaia hanya bisa membalas dengan menunduk. Lalu Kaia bersama para ibu-ibu lainnya langsung bersiap memakai topi dan memikul ambul atau keranjang tempat menaruh daun teh. Walaupun Kaia tidak terlalu akrab tapi mencoba membaur. Lalu mereka pun mulai memetik teh. Saat memetik teh, sayup-sayup terdengar bisik-bisik atau gosipan Ibu-ibu tentang dirinya ditelinga Kaia, ia risih, namun apa boleh buat, Kaia hanya bisa terus bekerja dan sedikit menjauh dari sumber suara.

Saat tengah bekerja, tiba-tiba Kaia dipanggil oleh orang suruhan juragan untuk menghadap juragan di gudang tempat menaruh teh. Kaia tidak bisa menolak dan hanya bisa kesal dalam hati. Kaia dengan berat hati menurut perintah Juragan. Sebelum ke sana, Kaia sempat buang air kecil di semak belukar.

Sesampainya di gudang, terlihat Juragan tengah duduk santai di kursi bambu.

"Ini Kaia-nya, Juragan" Ucap anak buahnya

"Kenapa lama sekali, yaudah sana!" Perintah Juragan ke anak buahnya untuk keluar dari gudang.

"Maaf Juragan tadi saya lama, saya mampir buang air kecil dulu. Ada apa Juragan, manggil saya?" Tanya Kaia tanpa berani melirik ke Juragan.

"Duduk dulu, Kaia" Perintah Juragan.

Akhirnya Kaia pun duduk dengan tetap menunduk tanpa melirik Juragan.

"Kaia, nenekmu kenapa ga kerja hari ini, nenekmu sakit?" Tanya Juragan.

"Nenek sehat, Juragan, cuman Nenek tidak bisa datang, karena nenek bantu kakek panen." Jawab Kaia

"Ohh begitu, oh ini minum dulu Kaia, kamu pasti hauskan dari metik tehnya." Ucap Juragan

Kaia sebenarnya menolak tapi karena tidak enak sama Juragan, ia akhirnya mencoba untuk minum karena memang haus walau dengan ragu-ragu.

"Jangan ragu, Kaia, itu putih biasa, saya bukan orang jahat kok"
Sindir Juragan saat melihat Kaia ragu meminum air pemberiannya.

Kaia pun meminumnya hingga sisa setengah gelas.

"Terima kasih, Juragan" Ucap Kaia

Juragan lalu duduk sebangku dengan Kaia, Kaia langsung bergeser ke pinggir.

"Eh jangan takut, Kaia, saya ga akan makan kamu kok" Ucap Juragan

"Juragan mau ngomong apa? Ngomong langsung saja." Tegas Kaia

"Baik.. Baik.."
Jawab Juragan sambil mengeluarkan cerutu pemberian dukun lalu menghidupkannya.

"Gini, jadi minggu depankan, saya mau ngadain pesta pernikahan untuk anak saya" Ucap Juragan

"Terus?" Tanya Kaia penasaran tapi masih menunduk tanpa berani melirik Juragan.

"Hei Kaia, liat orang kalo lagi ngomong" Ujar Juragan

"Maaf Juragan" Ucap Kaia

"Hadep sini duduknya!" Tegas Juragan

Kaia pun sedikit mengubah arah duduknya jadi menghadap juragan, kemudian merapatkan pahanya agar tidak ada celah kain di pahanya. lalu ia mulai sedikit berani melihat Juragan.
 
"Maaf ya.. Jadi gini, kami rencananya akan mengadakan pertunjukan wayang dan tari tunggal saat malam pernikahan" Ujar Juragan.

"Dan saya maunya Kaia yang jadi penari tunggal itu, huuu..." Tambah Juragan sambil mengeluarkan asapnya dengan mengarahkan ke dada Kaia Kaia.

Kaia diam sejenak, sedikit mengibaskan asap cerutu agar menjauh.

"Maaf Juragan, saya belum siap nanti ritual lagi, baiknya juragan langsung membicarakan ini ke ketua sanggar tari" Ucap Kaia.

"Ohh tidak ada ritual, Kaia, ini cuman tari tunggal untuk pernikahan, itu saja. Dan untuk urusan itu saya sudah ketemu Bu Ambar, beliau mengatakan bahwa Kaia yang paling bagus tariannya dibanding yang lain, jadi Bu Ambar menyerahkan keputusannya ke Kaia, mau atau tidaknya, jadi gimana?" Ujar Juragan.

"Tenang kamu dibayar nanti, 2x lipat dari gaji kamu metik teh" Ucap Juragan

"Saya mikir-mikir dulu, Juragan" Ucap Kaia

"Yaudah saya bayar kamu 10x lipat ditambah kain baru sama peralatan jahit baru untuk nenekmu asal kamu putusin sekarang, huuu..." Ujar Juragan sambil menyemburkan asap cerutu ke Kaia lagi.

"Hmm.. Bukan masalah bayarannya juragan, tapi izin dari nenek dan kakek saya yang utama" Ucap Kaia

"Oh berarti Kaia mau, urusan izin nanti saya sama istri akan minta izin ke Kakek-nenek Kaia" Ucap Juragan.

Tanpa sadar, efek dari asap cerutu itu mulai terasa di tubuh Kaia. Kaia merasa seperti ada yang mengelus-elus payudaranya.

"Ahh.. Tidak usah ngerepotin juragan, nanti, ahh.. Kaia minta izin sendiri sama Kakek-nenek Kaia."
Ucap Kaia terbata-bata karena menahan desahan dari perasaan aneh pada tubuhnya.

"Ohh gitu, baguslah" Ucap Juragan

"Sudah ya, Juragan, ahh.. kalo gitu saya mau balik kerja lagi" Ujar Kaia berusaha kabur dari gudang itu.

"Sudah kamu disini saja sampai yang lain selesai" Ujar Juragan

"Tidak apa, Juragan, tidak enak sama yang lainnya" Ucap Kaia

"Sudah jangan membantah, istirahat disini sampai yang lain selesai" Tegas Juragan

"Baik Juragan" Ucap Kaia.

Juragan Karsim berdiri dari tempat duduknya karena sudah melihat Kaia gelisah karena efek dari asap cerutunya.

"Kamu tunggu saja sini, istirahat atau ini baca buku, kamu kan bisa baca, kalo saya ga pernah baca. Sudah, saya mau ke depan sebentar" Ujar Juragan.

"Iya Juragan, terima kasih" Ucap Kaia

Juragan memberikan Kaia 2 Buku yang terletak di mejanya. Juragan pun sengaja keluar dari ruangannya, lalu bersiap mengintip di sela dinding gudangnya dari luar untuk melihat reaksi Kaia.

"Apa yang terjadi pada diriku? Seperti ada tangan yang sedang meremas payudaraku, rasanya nikmat sekali" Batin Kaia

Saat melihat situasi sepi, Kaia menggeliat dan sesekali mengeluarkan suara desahannya dengan pelan agar tidak ketahuan orang lain. Rasa itu terus menjalari payudaranya.

"Ahh.. Sstt.."

"Ahh.. Ahh.. Enak.. "

Desah Kaia sambil meracau tak karuan. Makin lama, intensitas remasan semakin kuat dan bervariasi membuat Kaia menggelinjang keenakan.

Karena ASI Kaia belum diperahnya sejak pagi, membuat ASInya rembes, membuat kain yang ia pakai menjadi basah.

Kaia tak menghiraukan lagi situasi dan kondisi sekitarnya, tangannya reflek langsung menurunkan kainnya.

"Ahh.. Terus.. Ahh.. Enak.. "

Juragan Karsim yang mengintip dibuat naik birahinya. Tiba-tiba tanpa sengaja tangan Juragan menyenggol keranjang di samping tempat ia mengintip.

Mendengar itu, Kaia tersadar dari kenikmatan duniawinya, langsung menaikkan kembali kainnya walau ASInya lagi keluar. Dan berpura-pura membaca.

Untuk mensiasati rencananya, Juragan pura-pura selesai dengan urusannya, sehingga ia bisa berduaan dengan Kaia yang birahinya sama-sama sedang naiknya.

"Bagus bukunya Kaia?" Ucap Juragan basa-basi.

"Ehh.. Bagus Juragan" Ujar Kaia sambil menahan

"Apa isi bukunya, Kaia?" Tanya Juragan

Kaia tak bisa lagi menahan reaksinya, tiba-tiba ia menjawab secara tak karuan.

"Ahh.. Enak Juragan.." Desah Kaia

Juragan pun menutup pintu ruangannya.
 
Kentang alert.....
Terima kasih update nya tok...

Gas lanjut cari durian dulu..
 
Bimabet
wah apa yg akan terjadi nih sama kaia dan juragan saudara²
nantikan di episode selanjutnya
bye²
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd