Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Mustika Dara

Chapter 36 Mustika Dara : Hasrat yang Tak Tersalurkan

Dara

Tak terasa sudah satu bulan aku menikah dengan mas Andri dan kehidupan rumah tangga kami berjalan lancar tanpa hambatan, walaupun dua minggu pertama menikah, mas Andri masih belum mampu memuaskan hasrat biologisku, namun aku memberanikan diri untuk menyampaikan keluh kesahku yang syukurnya disambut baik oleh mas Andri, sehingga sesi-sesi memadu kasih di ranjang kami selanjutnya menjadi jauh lebih lama dan mampu memuaskanku secara hasrat birahi kami yang bahkan kami sering mencapai puncak kenikmatan bersama. Pagi hari ini aku merasa sangat mual dan muntah-muntah hingga membuat umiku mendatangiku di kamar mandi.

“Kamu masuk angin ta Dara?” tanya umiku

“Ga tau um, uhmm hueeek hueeek” ucapku yang kemudian memuntahkan air dari mulutku ke wastafel

Kulihat umi berlari keluar dan kembali membawa sebungkus benda tipis,

“Coba tampung air kencingmu dan celupkan benda ini nak, ini namanya testpack” ucap umiku

Akupun segera melakukan yang umi isna perintahkan sembari menunggu hasil dari testpack tersebut, aku membaca kemasannya lalu kupahami bahwa alat ini berfungsi untuk mendeteksi kehamilan. Ketika aku melihat strip testpack tersebut ternyata hasilnya adalah garis dua pekat kemudian seketika aku tersungkur di lantai dengan rasa terharu sembari memekik.

“Umiii…! Alhamdulillah umiii….! Aku hamilll!!” pekikku

“Alhamdulillah anakku sayang! Selamat yaa Daraaaa!! Segera beritahu suamimu sepulang ia kerja nanti” ucap umi isna sembari mengangkat tubuhku dan menuntunku menuju ranjang

Sore hari nya ...

“Assalamualaikum..” terdengar mas Andri mengucap salam dari depan

“Wa’alaikumsalam suamiku” ucapku berlari kecil untuk membukakan pintu menyambut mas Andri

“Cerianya istriku, muach… masak apa sayang?” tanya mas Andri sembari mengecup keningku

“Masak masakan kesukaan mas nih hehe” ucapku sembari terus tersenyum

“Eh nak Andri udah pulang, sini makan dulu nak baru setelah itu mandi”ucap umiku

“Eh iya um, ayo sayang sini makan bareng mas” ajak mas Andri

“Mas makan duluan aja, nanti aku nyusul” ucapku

Setelah mas Andri selesai makan, ia pamit pada kami dan menuju kamar, tak berselang beberapa menit ia berlari keluar dari kamar dan langsung memelukku erat sembari menahan tangis bahagia.

“Huhuhu kamu sudah hamil sayang? MasyaAllah istriku??!!” ucap mas Andri sembari memelukku erat

“Iyaa sayang… aku hamil anak kita” ucapku sembari mengelus kepala mas Andri

“Selamat ya untuk kalian berdua, akhirnya umi bisa punya cucu hehe” ucap umiku lalu aku mencium tangan beliau

Berita kehamilan ini merupakan berita paling bahagia di keluarga kami namun berselang waktu sebulan sejak aku positif hamil, kami mendapat kabar cobaan yaitu suamiku mas Andri, harus ditugaskan keluar negeri selama 2 bulan untuk studi kasus di kantor cabang perusahaan kami yang tentu saja hal ini membuatku tak dapat mendampinginya disana karena kondisiku yang masih bekerja dan juga dengan kondisiku yang saat ini sedang hamil.

Pada hari keberangkatan mas Andri, ia berpesan pada Randi sebagai adik laki-laki bungsuku untuk selalu menjagaku kapanpun dan dimanapun berada dan tentu saja hal itu ditanggapi serius oleh Randi. Sehingga selama mas Andri berada di luar negeri, Randi lah yang selalu mengantar jemput aku pergi bekerja bahkan hanya ke pasar sekalipun Randi juga yang selalu menemaniku.

Hingga akhirnya pada hari ini, berhubung aku pulang kerja sedikit lebih larut menjelang magrib karena ada jadwal overtime dan Randi katanya ada janji dengan temannya sehingga aku memutuskan memesan taksi online untuk pulang ke rumah.

“Eh Dara, sendirian aja? Belum dijemput ta?” suara pak Roby mengagetkanku

“Eh iya pak, lagi mau mesan taksi online” ucapku

“Selalu deh tiap saya samperin, pasti kamu lagi mau pesan taksi online, lama-lama saya jadi supir pribadimu nih haha. Emang adik cowokmu ga jemput?” tanya pak Roby

“Haha iya juga, Adikku lagi ada janji dengan temennya” ucapku sembari tertawa dengan jokes pak Roby

“Yaudah saya anterin aja deh kayak biasa, kuy” ucapnya mengajakku menuju mobilnya

“Diantar ke rumah orang tuaku loh pak” ucapku

“Ya diantar ke rumah orang tuamu dong, yakali saya antar kamu ke hotel, emang kita mau check in? Ups haha” ucap pak Roby

“Dih nyebelin, ya maksudku kan arah rumah orang tuaku lebih jauh dari apartemen bapak” ucapku

“Ya ga apa, sekali kali juga ini, ayo cepetan naik” ucap pak Roby

Selama perjalanan, kami membahas seputar kehamilanku dan pak Roby ada sedikit menyinggung aktifitas ranjangku

“Jadi udah hamil jalan bulan kedua ya, masih sering main dong?” tanya pak Roby

“Ya kagak lah pak, nanti kalau keguguran gimana?” tanyaku

“Siapa bilang bakal keguguran? Ya masa diantara kalian ga ada yang pengenan sih” tanya pak Roby

“Di artikel toktok bilang kalau trimester pertama ga dianjurkan untuk berhubungan karena beresiko untuk kesehatan janin. Kalau pengen pasti ada lah pak, jadi ya sementara ini ditahan aja dulu deh” ucapku menjelaskan

“Toktok kok dipercaya, tanya abimu dong yang dokter itu apa iya begitu, soalnya kan kalau hasrat itu ga disalurkan justru malah bikin stres, nanti cabang bayinya ikut stres gimana?” tanya pak Roby yang seketika membuatku berpikir “iya juga ya”

“Ya tapi tetep beresiko lah pak, au ah” ucapku kehabisan kata-kata

“Apalagi sekarang suamimu di luar negeri, makin ga tersalurkan dong” ucap pak Roby

“Hmm ya gitu deh pak” ucapku

“Mau saya bantu salurkan ga?” tanya pak Roby yang seketika membuat jantungku berhenti berdetak

“Ma..maksud bapak apa?” tanyaku gugup

“Iyaaa… kamu katanya pengenan tapi ga bisa nyalurin karena suamimu juga lagi di luar negeri, mau saya bantu salurin ga?” tanya pak Roby tanpa ragu

“Hmmm ga deh, makasih pak” ucapku walaupun dalam pikiranku sangat kalut dengan tawaran hangat dari pak Roby, ini mengingatkanku betapa perkasa dan gagahnya penis pak Roby jika dibandingkan dengan milik mas Andri

“Oh ya udah, saya cuman nawarin aja kok” ucap pak Roby yang berhenti menawarkan ‘bantuan’ tersebut yang hal ini seketika membuatku sadar kemudian aku langsung beristighfar

Dan perjalanan kami malam itu berakhir canggung dengan aku hanya menatap keluar jendela mobil menatapi lampu jalan yang kelap-kelip saat kami melintasi pepohonan

“Kalau bapak bantu salurin, emang dimana nyalurinnya?” tiba-tiba bibirku melemparkan pertanyaan yang diluar kendali alam bawah sadarku

“Masih minat toh? Bisa di apartemen saya mumpung udah deket nih” ucap pak Roby

“Hmm” aku berdehem

“Minat apa ga?” tanya pak Roby

“I…iyaa pak” ucapku penuh perasaan kalut

“Wokeh gas! Mau beli cemilan dulu ga?” tanya pak Roby yang kegirangan

“Ga usah pak, langsung aja” jawabku datar

“Wokeh princess!” ucap pak Roby yang segera mengarahkan mobilnya masuk ke area parkiran apartemen

“Kita lewat belakang aja ya, biar ga ketauan orang” ucap pak Roby mengajakku melalui tangga darurat

Ketika kami tiba di unit apartemennya pak roby, tampak ruangnya sangat rapi dan bersih, aku memutuskan untuk duduk di salah satu sofa ruang tamu dengan masih diselimuti perasaan gundah gulana serta kalut menunggu pak Roby yang tengah membersihkan dirinya di kamar.

“Kamu mau disini apa disitu?” tanya pak Roby menunjuk kamarnya dan sofa yang kududuki

“Gatau pak, saya terserah aja deh” ucapku bak kerbau yang ditusuk hidungnya

Kemudian pak Roby menghampiriku di sofa ruang tamu dengan hanya mengenakan kaos dan celana boxer pendek, yang seketika aku dapat melihat siluet penis pak Roby begitu menggembung dibalik celana boxernya.

“Liatin apaan sih Dara? Kontol saya ya? Hehe” ucap pak Roby

“Punya suamimu seukuran ini ga?” tanya pak Roby sembari menurunkan bagian depan boxer yang ia kenakan ternyata ia tak mengenakan dalam sama sekali sehingga penis miliknya yang masih lemas terpampang dengan bebasnya

“Emm ngga pak” ucapku singkat

“Wah! Lebih panjang dong berarti?” tanya pak Roby sembari menanggalkan celana boxernya lalu ia duduk disampingku

“Ga juga pak, secukupnya aja” ucapku dengan perasaan yang sangat canggung duduk berdua dengan pria lain tak bercelana di sebuah apartemen yang jauh dari rumahku dan hal ini juga tanpa diketahui oleh suamiku, yang padahal saat ini ia mungkin tengah berjibaku bekerja untuk menafkahiku, namun aku juga manusia dan wanita dewasa yang bukan hanya butuh nafkah harta tapi juga butuh nafkah biologis

“Oh iya ya paham saya paham, jangan dianggurin gini dong, di pegang gini loh Dara” ucap pak Roby sembari menarik tanganku untuk menggenggam penisnya lalu ia tuntun tanganku untuk mengelus dari pangkal hingga ujung kepala penisnya secara berulang layaknya mengocok botol, perlahan penis pak Roby mulai mengeras dan mengacung perkasa

“Boleh saya buka maskermu Dara?” tanya pak Roby

Aku hanya mengangguk pelan kemudian pak Roby membuka maskerku lalu ia mencium bibirku, aku mencoba berusaha mengimbangi permainan lidah pak Roby dengan tetap mengocok penisnya sementara pak Roby mulai membuka satu persatu kancing baju kerjaku kemudian ia singkapkan jilbab segi empat yang kukenakan ke bahuku. Dengan perlahan ia meremas kedua payudaraku kanan dan kiri bergantian tanpa membuka braku terlebih dahulu, aku yang mulai larut dalam cumbuan dan permainan lidahnya mulai melenguh keenakan.

“Sluuurrrp uuhhmmm sluurrp uhhhmm hmmmm” begitulah kira-kira suara pergumulan bibir kami

Kemudian hanya dengan satu tangan, pak Roby menanggalkan bra yang aku kenakan kemudian ia lepaskan cumbuannya pada bibirku, mulutnya mulai menyusuri dan menjilati leherku sementara tangan kirinya memilin dan meremas payudara kananku, mulutnya mulai mencaplok payudara kiriku dengan lidahnya segera menjilati puting susuku dengan begitu liar, perbuatan ini tak pernah kudapati dari suamiku. Ketika aku dan suamiku akan berjima’, biasanya ia hanya mencumbuku dan langsung memasukkan penisnya ke dalam memekku, tak jarang aku merasa kesakitan pada proses penetrasi penis suamiku, karena kondisi memekku yang masih kering dikarenakan kondisi aku yang belum terangsang namun sudah dipaksa masuk oleh penis suamiku ya walaupun ukurannya tak sebesar milik pak Roby yang saat ini tengah kukocok.

“Ahhhnnn paaak.. sssh geli susuku paaak hmmm” desahanku perlahan mulai keluar tanpa ada lagi perasaan canggung

Kemudian pak Roby menghentikan permainan tangan dan mulutnya pada kedua payudaraku, kini ia memintaku setengah berdiri untuk membuka rok terluar berikut celana kerja dan dalamanku

“Sudah basah ya Dara sayang? Udah pengen banget hmm?” tanya pak Roby sembari memegang area memekku yang sudah basah oleh cairan birahiku

Aku kembali terduduk lemas di sofa tanpa mengenakan sehelai benangpun kecuali jilbab segi empat yang masih terpasang rapi di kepalaku. Pak Roby mengangkat kedua kakiku lalu kemudian ia bersimpuh di lantai, tampak ia mulai menciumi perutku kemudian jilatannya menuju area selangkanganku.

“Ahhn pak mau ngapain mulut bapak disitu uhhh pak ssssh” pertanyaanku terhenti ketika kurasakan mulut dan lidah pak Roby menjilati bibir memekku dan tepat mengenai biji itilku

“Ohhh paaak enaaakkhh sssshh ngapain sih itu paaak” racauku saat jilatan lidah pak Roby semakin beringas diikuti salah satu jemarinya seperti menekan-nekan biji itilku

“Paaak saya mau keluar paaakk” pekikku dan seketika pak Roby menghentikan permainan lidah dan jemarinya yang tentu saja hal ini membuatku terbelalak menatapnya

“Jangan keluar dulu dong, saya belum enak nih” ucap pak Roby sembari mengangkat kedua kakiku yang ia letakkan lurus menempel di kedua bahunya kemudian terasa kepala penis pak Roby hendak membelah bibir memekku

Dengan sekali hentakkan, setengah penis pak Roby telah masuk ke dalam memekku

“Arrrgghh paaak. . Sssh besar banget ohhhhh....” desahku saat pak Roby perlahan memasukkan seluruh batang penisnya yang seketika membuat liang memekku terasa penuh dan berdenyut

Kemudian pak Roby mulai memaju mundurkan pinggulnya menciptakan gerakan sodokkan yang begitu geli dan nikmat sehingga merangsang otot-otot memekku

“Ahhh pak… dalam banget paaak.. mentok ngilu enaaakk sshh” aku sudah tak peduli lagi dengan ucapanku setelah dikuasai oleh kenikmatan penis pak Roby saat ini

“Iyaaah memek kamu juga enak banget Dara… mau kan kamu saya entotin terus?” ucapan kasar pak Roby sangat memacu birahiku jika dibandingkan ucapan penuh kasih sayang yang biasa dilontarkan suamiku ketika kami bercinta

“Iyaaah paak.. en…en…entotin saya terus paak dengan penis besar bapak ini awhhh” racauku ketika pak Roby mempercepat tempo sodokan penisnya

“Oghh oggghh udah dibilangin ini kontol namanya bukan penis! Cepet bilang!” ucap pak Roby sembari menghentikan sodokan penisnya

“Ahh kok berhenti paak.. iyaaah sodokin memek saya sampe mentok pake kontol besar bapak aawhh entotin saya paaakk” ucapku yang mulai kasar sembari menggerak-gerakkan pinggulku agar tercipta sodokan yang sempat pak Roby hentikan

“Nah gitu dong.. sekarang bilang bahwa kamu adalah lonte syari saya…” ucap pak Roby yang masih belum memulai kembali sodokan kontolnya

“Iyaaahh pak sayaaah lonte syari bapak Roby... cepetan entotin puasin saya paaak oghh oghh sssh yaaah gitu paaak sssh” ucapanku terhenti ketika pak Roby menggenjot kontolnya pada memekku dengan sangat kasar dan cepat

“Nih rasain nih keperkasaan kontol pria lain ugggh uggh” desah pak Roby dengan tempo sodokannya yang sangat cepat

“Iyaaah paaak awwhhh saya gatahan saya mau keluaaar paaakk” ucapku diikuti tubuhku yang mengejang hebat lalu seketika menyemburlah cairan cintaku yang begitu deras melumasi sodokan kontol pak Roby

“Aaarrgghh sempit banget memek kamu lonte syari… saya keluaaar jugaaaa rasain nih peju bibit unggulku!!!” desah panjang pak Roby sembari ia menyodokkan dalam-dalam kontolnya dan seketika “Crooot crooot crooot” terasa kepala kontolnya menyemprotkan sperma hangat tepat di pintu rahimku

“Argggh pak banyak banget… kenapa keluar di dalam sih pak ssh?” tanyaku yang sempat panik

“Loh haaah haaah kok panik? Kan kamu sudah hamil toh? Ga apa apa kok kalau saya tembak dalam begini” ucap pak Roby yang masih mengatur nafasnya

“Iya juga ya, gimana sih Dara” aku membatin

“Duh pak udah jam berapa nih? Buset udah jam 10 malam, berarti bapak udah menggauli saya 2 jam lebih dong?” tanyaku panik

“Ga sampe 2 jam kok Dara, kan tadi saya lamanya karena melunakkan kamu yang masih canggung, kayaknya saya nyodokin kamu cuman 1 jam-an lah” ucap pak Roby beranjak sembari mengeluarkan kontolnya yang tampak berlumuran cairan senggama kami dari memekku. Seketika kurasakan cairan sperma pak roby yang telah bercampur dengan cairan cintaku mengucur ke sela-sela pahaku

“Aih… ngucur pak, basah nih sofa bapak” ucapku

“Santuy, lelehan cairan itu itungannya kenang-kenangan buat saya deh, perpaduan peju saya dan cairan memek kamu hehe” ucap pak Roby sembari memberikan tissue untuk aku mengelap memekku

“Udah malam banget ini pak, anterin saya sekarang deh” ucapku

“Anterin lagi bugil dan pasca dientot begitu?” tanya pak Roby

“Eh ya kagak, ini saya mau mandi dulu dan pakai baju saya lagi” ucapku sembari beranjak menuju kamar mandi dengan jalan sedikit mengangkang.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd