Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Mustika Dara

Bimabet
Mantap akhir lanjut lagi
Hehe mesti lanjut dong
Makasih Apdetannya bro @Radicks
Sami-sami robot
Dara pas hamil malah makin sangean...
Ngidam kontol kayanya.

Suwun updatenya suhu
Sami-sami suhu, pas banget momennya untuk si roby bejat mepet lagi
Mantap patut dinantikan kembali
Siap robot
Makasi apdetnya hu,

Dara bukannya hamil anak Roby? Secara Roby yg perawanin Dara sebelum menjelang nikah :pandaketawa:
Hahaha ga dong hu, dara hamil anaknya andri karena kan baru beberapa bulan hamilnya, yakali kehamilannya bisa diaktifkan kek paket internet :dance:
Lanjut dara
Gas terus
Weih dara..oh dara..
Meresahkan ya dara hu?
Masih ada 59 hari ini untuk Pak Roby menggauli Dara

Suwun apdetnya @Radicks
Wah wah jangan-jangan suhu ini yang sebenernya si roby? Sampe ngitung sisa berapa hari lagi untuk ngegarap :pandaketawa:
 
Chapter 37 Mustika Dara : Bibit Perselingkuhan

Dara

Setelah aku membersihkan diri lalu kembali mengenakan pakaianku, kemudian pak Roby mengantarkanku pulang ke rumah. Selama di perjalanan kami hanya membahas seputar pekerjaan, enggan membahas tentang persenggamaan kami tadi. Setibanya di depan rumah, pak Roby lekas pamit pulang tanpa mampir terlebih dahulu karena ia khawatir dicurigai keberadaannya oleh warga sekitar.

“Assalamualaikum” ucapku sembari membuka pintu rumah yang ternyata sudah dibukakan oleh umiku

“Wa’alaikumsalam nak… dari mana aja kamu kok baru pulang?” tanya umiku

“Tadi kan Randi ga bisa jemput Dara, jadinya Dara nebeng sama temen Dara dulu um, sekalian mampir ke rumah barunya” ucapku berbohong

“Oalah, kok nda beritahu umi sih nak? Yowes, kamu bebersih dan istirahat dulu sana” ucap umiku


Randi

Aku yang telah puas memuntahkan peju unggulku di atas tubuh nadin malam ini akhirnya memutuskan untuk pamit pulang, selama di perjalanan aku mengingat-ingat jelas betapa moleknya tubuh nadin sehingga membangkitkan nafsuku kembali namun lekas kusingkirkan karena aku hampir tiba di rumah.

Ketika aku hendak mengarahkan sepeda motorku menuju gang rumah, aku melihat ada sebuah mobil sedan mewah yang parkir tepat di depan rumahku kemudian tampak berputar, aku melihat siluet seorang pria pada posisi pengemudi. Ketika aku masuk ke dalam rumah, ternyata kak Dara sudah tiba di rumah.
“Sudah pulang kak?” tanyaku

“Ya ran, baru aja. Gimana ketemuan sama temenmu? Sudah beres urusannya?” tanya kak Dara

“Udah kak hehe, maaf ya malah aku jadi ga bisa jemput kakak” ucapku

“Heee Randi ini! Malah utamain temennya dibanding kakaknya sendiri, untung ada temen cewek kak Dara yang mau ngantarin dia pulang” ucap umiku

“Cewek? Perasaan yang kuliat tadi cowok deh… hmm mungkin aku salah liat” batinku dan membalas tawaan saja pada omelan umi.


Dara

Sejak pergulatan syahwatku dengan pak Roby beberapa waktu lalu, kami semakin intens berkomunikasi melalui chat watsupp walaupun sekedar bertanya sudah makan atau belum bahkan sampai mengirimkan pap alat kelamin kami masing-masing yang sering kali menjadi pemicu syahwat diantara kami kemudian berujung aku kembali ia tiduri di waktu yang padat terutama ketika pulang kerja ataupun justru di jam kerja. Jujur aku merasa berdosa dengan perbuatanku, namun birahi tak terbendung dalam diriku ini membuat aku tak mampu menahan godaan yang selalu pak Roby lemparkan padaku ketika suamiku sedang tak berada di sisi.

Hari ini aku pulang kerja seperti biasa dijemput oleh Randi, setibanya di rumah aku langsung bergegas ke kamar untuk mandi karena tadi siang aku baru saja digenjot pak Roby di wc kantor dan hal ini mengharuskanku untuk segera mandi wajib. Ketika aku hendak melangkahkan kakiku untuk masuk ke kamar mandi, naas aku justru terpeleset dan terjatuh cukup keras ke lantai sehingga membuat perutku terasa sangat sakit dan perih.

“Auh!!” pekikku

“Kamu kenapa Dara?!!” pekik umiku yang mendengar jeritanku

“Dara jatuh umiiii!!!” pekikku

“Astaghfirullah Dara! Aih! Itu Darah apa?!!” tanya umi panik yang seketika aku menoleh melihat bagian bawah perutku

“Akh! Sakit um! Gatau ini Darah apa! Ya Allah… keluar dari vagina aku um!” ucapku panik saat ada segumpalan daging dan Darah keluar dari memekku

“Randi! Hana!! Cepat panggil ambulan! Kakak kalian jatuh dan berdarah!” pekik umiku

Singkat cerita, aku yang telah lemas dibawa menuju rumah sakit menggunakan ambulance dari RS tempat abiku bekerja. Setelah beberapa pemeriksaan, aku harus menerima kenyataan bahwa telah kehilangan janinku karena keguguran pasca aku terpeleset. Aku menangis sejadi-jadinya sementara umiku memberitahu abi dan juga suamiku. Suamiku mengatakan bahwa ia akan pulang beberapa hari lagi untuk menemaniku.

Seminggu berlalu, aku masih larut dalam kesedihan walaupun suamiku sudah berada di sisiku saat ini. Hari-hariku hanya kulalui dengan selalu menangis menyesali perbuatanku, aku menganggap apakah ini semua adalah karma akibat perselingkuhanku dengan pak Roby namun hal itu terbantahkan ketika aku mengingat bahwa aku keguguran sesungguhnya karena takdir yang membuatku harus terpeleset pada waktu itu.

Sebulan berlalu, selama 2 minggu pertama sejak aku dan suamiku kehilangan calon buah hati pertama kami, tak ada sedikitpun suamiku berani menyentuhku untuk bersenggama. Barulah pada minggu ketiga, ia mulai berani mencumbuku dan aku juga mulai menerima dan memaafkan semua situasi buruk ini dengan mulai melayani syahwat suamiku sebagai bentuk bakti sebagai seorang istri. Namun persenggamaan kami terasa sangat hambar jika dibandingkan dengan permainanku bersama pak Roby, jadi agar aku dapat menikmati permainan suamiku, aku justru membayangkan tengah disodok oleh kontol perkasa pak Roby.

Di setiap permainan bersama suamiku, memang aku selalu mencapai puncak kenikmatan namun dengan membayangkan keperkasaan pak Roby yang justru bukan murni dari hasil sodokan kontol suamiku. Suamiku yang tak mengetahui bahwa istrinya kini sudah tak lagi menikmati kejantanannya hanya bisa menyemprotkan bibit unggul miliknya dalam memekku tanpa menaruh curiga sedikitpun.
Hari ini aku kembali lemas setelah mendapat kabar bahwa suamiku kembali ditugaskan di kota berbeda untuk menjadi operation manager pada salah satu cabang kantor kami, aku senang karena bangga pada suamiku tapi aku juga sedih karena hal ini membuatku harus kembali LDM dengannya.

Kabar ini tentu diketahui juga oleh pak Roby selaku rekan kerjanya di kantor, setelah hampir satu bulan lebih pak Roby sama sekali tidak ada menghubungiku karena mungkin ia memahami kondisi mentalku pasca keguguran, akhirnya hari ini ia berani mengirimkan pesan watsupp kepadaku

“Apa kabar Dara?” isi pesan pak Roby
“Kabar baik” balasku

“Denger-denger, suamimu ditugasin jadi operation manager ya? Selamat ya Dara” balas pak Roby

“Iya, makasih pak. Tapi jadinya saya LDM lagi dong” balasku

“Bagus dong” balas pak Roby

“Lah kok bagus?” balasku

“Ya jadi saya bisa gaulin kamu lagi hehe” balas pak Roby lempeng

“Huuu itu mah maumu yaaa pak…” balasku
Seminggu berlalu sejak chat pertamaku dengan pak Roby, kami semakin intens berkomunikasi hingga akhirnya hari ini aku kembali tak dijemput oleh Randi yang membuatku harus meminta tolong pada pak Roby untuk mengantarkanku pulang.

“Pulang ke rumahmu atau ke apartku nih?” tanya pak Roby ditengah perjalanan

“Hmmm… terserah bapak deh” ucapku

“Berarti ke apart saya aja dulu” ucap pak Roby sembari tangan kirinya meraba paha kananku

“Hus! Fokus sama jalanannya pak” ucapku sembari menyingkirkan tangan pak Roby

Ketika kami tiba di area parkiran apartemennya, melalui jalan rahasia yang biasa kami lalui, kami bergegas menuju unit apartemen pak Roby. Saat aku baru masuk ke dalam unit, pak Roby mendorong lembut tubuhku sehingga aku mencubit bahunya.

Kemudian kami langsung menuju kamar pak Roby dengan berjalan sembari berpelukan bagaikan dua sejoli yang tengah dimabuk cinta. Ketika sudah berada di dekat ranjang pak Roby, aku lekas naik ke ranjang tersebut sembari menyingkapkan rok hitam yang kukenakan dan menurunkan celana kerjaku berikut celana dalamku. Sementara pak Roby bergegas menanggalkan semua pakaian miliknya hingga kini ia telah telanjang bulat memperlihatkan kontol besarnya yang sudah mengacung sempurna.

“Pak, cepetan aah... gausah jilat-jilat" ucapku yang sudah tak tahan lagi ingin dijamah oleh pak Roby

“Duuuhh ga sabaran banget ya, udah gatal ya memek kamu ini Dara?” ucap pak Roby sembari memasukkan jari tengahnya ke liang memekku

“Iyaahh sssh pak... akuuuh pengen segera disodok sama bapak uhmm” desisku ketika pak Roby mengocok lebih dalam jari tengahnya pada memekku

“Yasudah kalau gitu, sluuurrp nih rasain kejantananku!” ucap pak Roby sembari menjilati jari tengahnya yang telah basah oleh cairan memekku sembari memposisikan kepala kontol miliknya yang perlahan mulai masuk ke liang memekku

“Ohmm ssshh pak.... iyaaa gitu... genjot akuhh pak arrgghh sshh” racauku ketika pak Roby menggenjot memekku dengan tempo tinggi sementara liang memekku masih belum terlalu basah menciptakan sensasi nyeri yang nikmat

“Iyaaah Dara... makin hari makin peret aja memek kamu... andaikan saya yang nikahin kamu yaa.. Habis kamu sama kontol saya!!” racau pak Roby saat menggenjot kontolnya sembari menyingkapkan kemeja kerjaku lalu meremas kedua susuku

“Auhhh iyaaah pak... gatau deh kalau saya yang jadi istri bapak.... pasti dower ini memek saya dientotin sama bapak terusss ohhh” racauku yang semakin liar mengomentari pernyataan pak Roby barusan

Sekitar 10 menit pak Roby menyodokkan kontolnya dengan begitu cepat, membuat memekku berkedut hebat pertanda akan segera mencapai puncak orgasme pertamaku

“Akhh pak...saya sampai paaakk...” desah panjangku diikuti kedutan memekku yang kemudian menyemprotkan cairan cintaku

“Arrrgghhh iyaaa Daraaa! Memek kamu jepit banget jadinyaaaa uhhhm” desah pak Roby yang mempertahankan tempo sodokannya yang membuat tubuhku mengejang keenakan

Setelah beristirahat sejenak, kami kembali melanjutkan pertempuran kelamin ini, aku mengambil posisi menungging sementara pak Roby menyodok memekku dari belakang dengan tubuhku yang ia tarik keatas sehingga kami berdua tegak sementara pantatku maju mundur seirama dengan sodokan kontolnya, sekitar 20 menit kami bersenggama pada posisi ini, kembali tanda tanda orgasme keduaku akan segera menghampiri.

“Arrrgghh pak sssh... saya mau keluar lagi gatahaaan pakkk ohhh ohhh ohhh” desahku sembari berganti posisi menjadi menungging sempurna

“Iyaaah Daraaa.... sayaaa juga udah gatahan... sama-sama yoook plak! Plak!” desah pak Roby sembari menampar-nampar pantatku yang membuat sensasi pedas pada bongkahan pantatku namun terasa nikmat

“Iyaaah paaak aku keluaaarrr” desah panjangku diikuti semburan cairan cintaku untuk yang kedua kalinya

“Crooot crooot crooot” terasa ada sekitar 4 semburan peju hangat pak Roby seketika memenuhi liang memekku, aku yang masih menikmati semburan peju pak Roby masih belum menyadari bahwa peju ini adalah peju pria lain

Sesaat aku menyadari akan hal itu, aku bergegas mendorong pak Roby agar mengeluarkan kontolnya dari liang memekku dan lekas mengorek-ngorek memekku dari luapan peju pak Roby yang begitu banyak terasa mengalir ke pahaku.

“Ke..kenapa Dara?” tanya pak Roby

“Bapak kok keluar di dalem sih? Nanti kalau aku hamil gimana?” tanyaku panik

“Emang kamu lagi masa subur?” tanya pak Roby

“Yaa ga tau sih pak, tapi pasti beresiko hamil dong pak, mana banyak banget lagi nih pejumu pak” ucapku sembari bergegas menuju kamar mandi hendak menyemprot liang memekku dengan flush dengan maksud untuk mengeluarkan peju pak Roby dari liang memekku.


Hana

Malam ini ketika Randi tidak berada di rumah karena harus mengajari gebetannya yaitu si nadin, membuatku harus menahan hasrat birahi yang telah membuncah ingin segera di jamah, sehingga aku memutuskan untuk mengambil beberapa foto diriku yang memperlihatkan aku mengenakan hijab, namun tanpa menggunakan busana hanya mengenakan bra berwarna pink sembari menonjolkan kedua toketku yang dimana kedua putingku telah keras.

Aku tanpa memeriksa nomor tujuan terlebih dahulu, langsung saja mengirimkan foto tersebut dengan caption “Lama banget sih, aku udah pengen nih”. Tak berselang beberapa menit, hp ku menerima notifikasi pesan watsupp dari seseorang yang ternyata adalah mas Andri dengan isi :
“Apa ini maksudnya Hana?” ketik mas Andri


Aku seketika panik setelah menyadari bahwa aku salah kirim pap tubuhku ke mas Andri yang padahal seharusnya kukirim ke Randi.

“Eh maaf mas, aku salah kirim” balasku dengan bergegas menghapus foto tersebut dari chat room mas Andri

“Iya masnya kaget malem-malem, kamu kok bisa-bisanya ngirim foto begitu? Mau dikirim ke siapa emangnya?” balas mas
Andri dengan pertanyaan yang membuatku gugup

“Eee mau ngirim ke hp Hana yang satu lagi sih mas, maaf yaa... tolong jangan dikasih tau ke kak Dara ya mas, Hana mohon banget” balasku

“Iya dimaafkan, tapi kok dihapus fotonya?” balas mas Andri yang seketika membuatku kegelian karena mengetahui mas Andri tampak penasaran dengan pap tubuhku

“Emmm soalnya aku salah kirim ke mas, jadinya aku hapus deh” balasku

“Oh gitu, yasudah” balas singkat mas Andri

“Mas mau liat ya?” balasku menggoda

“Liat apa?” balas mas Andri

“Liat fotoku tadi, nih mas liat aja” balasku sembari kembali mengirimkan kembali fotoku tadi dengan pose lebih menantang


“Hmm... Han, ini salah han, mas gak semestinya begini dengan adik ipar mas sendiri, istighfar untuk kita berdua ya, silahkan dihapus lagi fotonya” balas mas Andri

“Iyaa Astaghfirullah mas, makasih masnya udah ingetin aku” balasku yang kembali menghapus foto tersebut dari chat room kami dan seketika obrolan chat kami berhenti saat itu juga. Perasaanku bercampur aduk antara sungkan dengan mas Andri namun terdapat gejolak birahi karena telah exhib online ke abang iparku sendiri.
 
Wah, lingkaran perselingkuhan semakin melebar ini. Dara abis keluar Darah bukannya kapok malah makin binal. Kudu nunggu karma yg parah baru kapok ini mah.

Suwun updatenya suhu.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd