Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA My Hijab Girlfriend

Chapter 7

Aku melihat ke arah dinding. Pukul dua siang. Bi Sumi sudah tidak ada disampingku. Mungkin ia sudah kembali melanjutkan pekerjaannya. Aku memutuskan untuk keluar mencari makan karena aku belum makan dari pagi akibat sibuk bercinta.

"Suamiku sudah bangun rupanya" suara Bi Sumi menyambutku.
"Iya nih bi. Laper. Ada makanan apa ya?" kurasakan perutku sudah berbunyi.
"Ih panggil nya istriku gitu. Kok masih panggil bi Sumi?" Ia sedikit merajuk padaku.
"Hahaha, iya mah. Jangan ngambek dong. Boleh nggak papa minta dimasakin makanan? Laper nih mah abis genjot mama dari pagi."
"Tentu aja boleh dong pah. Bentar ya mamah masakin dulu buat papah."

Setelahnya bi Sumi langsung menuju dapur dan memasak nasi goreng untukku.

"Wah harum sekali mah masakannya. Papa makan dulu ya mah?" aku langsung melahap nasi goreng tersebut. Tak sampai 5 menit nasi goreng pun habis tak bersisa.

"Enak sekali mah. Papa seneng deh punya istri yang jago masak. Sering - sering mah masakin papa. Daripada makan diluar mulu."

"Apa sih yang nggak buat suamiku tercinta? Tapi ya asal mamah sering - sering dicoblos memeknya ya pah." ujarnya dengan genit.

Mendengar itu penisku pun langsung bangun. Tanpa babibu langsung kuserang bi Sumi di dapur. Kami bercinta lagi sekitar 2 ronde.

"Pahh.... enak banget sih kontol papahhh.... mamah mau keluar lagi ohhhhhhhhhhhh...."
"Papah mau keluar juga mah.... siap - siap mah.."
"Keluarin di dalam pahhh.. hamilin mamahhhhh"
"Mahhh..... papah keluarhhhhhhhhhh....."

Setelahnya kami diam sejenak mengambil napas masing - masing. Setelah itu kami berciuman dan aku berkatanya kalau harus mandi karena sore ini aku akan kerumah Sheila.

"Kerumah istri muda nih pah?" tanyanya seperti sedikit cemburu.
"Ya gitu deh mah. Tenang aja. Mamah tetap istri terbaik papah." Kataku sambil mengecup keningnya. "Papa mau mandi dulu mah."

15 menit kemudian aku pun sudah selesai mandi. Aku menuju ke garasi rumahku. "Hmm naik mobil apa ya?"
Dan 5 menit kemudian Lamborghini Aventador milikku sudah melenggang di jalan raya.

54 menit, aku pun tiba di kediaman rumah Sheila. Aku turun dan langsung menekan bel.
Tak lama berselang seorang pembantu rumah tangga membuka pintu dan mempersilakan ku masuk.
Aku langsung menuju ruang tamu. Ternyata ada kedua orang tua Sheila. Aku langsung mengucapkan salam yang juga disambut oleh kedua orang tuanya.

"Apa kabar Dave? Lama nggak keliatan." ujar papa Sheila.
"Iya nih om, tante, soalnya emang lagi sibuk juga di kantor."
"Ya udah duduk Dave. Sheila bentar lagi turun."

Sebuah pintu lift terbuka dan Sheila melangkah keluar dari situ. Orang tua Sheila juga merupakan salah satu orang terkaya di Indonesia. Dengan lahan tambang dan kebun sawit yang berhektar - hektar. Kebetulan papa Sheila juga salah satu kerabat bisnis papaku.

"Sori ya honey, kamu udah lama?" ujarnya sambil merapikan rambut.
"Nggak juga sayang. Jadi kita mau kemana? Udah kangen sama mall disini?"
"Aku nggak pingin kemana - mana deh. Masih jet lag. Kita dirumahku aja ya."
"Ya udah nggak papa. Kita bisa sambil ngobrol - ngobrol."

Aku dan Sheila menuju salah satu bagian ruangan. Office Sheila. Office nya tersebut amatlah besar dan dikelilingi nuansa hitam. Kami pun duduk di sofa.

"So how was your flight?" tanyaku.
"Ya gitu deh. Biarpun First Class tapi kan capek juga flight 16 jam direct."
"Terus kamu kok mendadak pulang? Ada apa?"
"Papa yang nyuruh aku pulang sebenernya. Kebetulan aku break seminggu. Katanya sih sekalian belajar bisnis baru gitu.
"Oh, aku kira kenapa. Aku minta maaf sebelumnya belakangan jarang banget komunikasi. Soalnya aku sibuk."

Seterusnya aku dan Sheila hanya berbicara seputar ini - itu. Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul delapan.

"Sorry honey no sex for today. Aku masih capek banget dan nggak mood. Thank you for understanding." ucapnya
"It's okay. Aku ngerti kok sayang."

Hmm.. Belum tau aja dia seharian aku main sama "Istri" dirumah hehehe.

"Ya udah aku pulang ya. You need some rest. Kebetulan aku ada urusan kerjaan."

Setelahnya aku pun berpamitan juga dengan kedua orang tua Sheila. Aku sebenarnya belum ingin pulang kerumah. Aku memutuskan untuk pergi ke kafe terdekat saja.

Sesampainya di kafe aku langsung duduk dan memesan makan dan minum. Diseberang meja aku melihat sosok yang sangat familiar. Aku pun menyapa sosok tersebut.
 
Terakhir diubah:
Sepertinya hubungan sama sheila berpotensi ada masalah nih..
 
Chapter 8

"Anissa?" Sapaku
"Eh Dave, ya ampun. Kok bisa ketemu disini sih?" ujarnya.
"Iya kebetulan aku laper jadi ya udah deh kesini aja. Kamu sendirian nis?"
"Iya sendirian aja. Abis ini mau ke toko buku di seberang sana." katanya sambil menunjuk ke arah toko buku.
"Kamu suka baca nis? Kalo gitu sama dong." Aku memang tidak berbohong. Aku memang hobi sekali membaca. Minimal seminggu sekali aku menghabiskan 1 judul buku.
"Iya aku mah hobi banget baca Dave. Dari kecil."
"Wah aku seneng cewek yang suka baca buku." Entah terlontar dari mana kata - kata itu.
"Apaan sih, Dave. Hahahaha" katanya sambil memukul lenganku.

Aku meminta kepada waitress untuk dipindahkan ke mejanya.

"So, kenapa nggak masuk hari ini? Sakit?" tanya nya.
"Nggak sih cuman kecapekan aja." Andai ia tahu alasan sebenarnya.
"Oh gitu. Eh iya aku lupa ngucapin terima kasih ke kamu ya udah nganterin hp ku waktu itu. Maaf lho jadi ngerepotin kamu."
"No problem lah nis. Kan kasian kalo hp kamu ketinggalan ntar kamu nggak bisa telponan sama pacar kamu lagi."
"Ah apaan sih Dave, aku mah belum punya pacar."
"Wanita secantik kamu belum punya pacar nis?"
"Mulai deh gombal nya. Iya emang belum. Nggak laku kali ya."
"Kamu terlalu merendah. Mungkin belum ketemu yang cocok aja nis. God's timing is always right."
"Iya Dave. Aku mah nungguin aja. Hahaha"

Waitress datang dan membawa pesanan kami. Kami pun mulai menyantap hidangan.

"Ngomong - ngomong kamu udah pernah pacaran sebelumnya?" tanyaku penasaran.
"Udah sih sekali waktu masih di Surabaya." jawabnya sambil memotong daging di piringnya.
"Oh kenapa putus? Eh sori aku nanya nya kelewatan ya." jujur aku tak enak hati. Siapa tau putusnya menyakitkan tapi aku malah jadi membuka kenangan.
"Nggak papa Dave. Emang nggak cocok aja. Lagian orangnya kekanakan. Aku lama - lama ilfeel juga."

Kami banyak berbicara setelahnya. Aku baru tau alasan dia pindah dari Surabaya kesini karena ayahnya dipindah tugaskan disini. Ternyata ibu Anissa sudah meninggal sewaktu ia kecil. Pantas saja aku tidak melihat sosok ibunya kapan hari.

Setelah menikmati hidangan dan membayar, kami langsung menuju ke toko buku. Karena jarak yang tidak begitu jauh aku mengajaknya jalan kaki saja. Ia pun tak keberatan. Coba Sheila, mana mau. Ah kenapa aku harus membandingkan mereka?

Usai 5 menit, tibalah kami di toko buku tersebut.

Mataku tertuju pada salah satu buku yang baru rilis. Karangan novelis favoritku, Mira. W. Tanpa pikir panjang aku langsung mengambil nya dari rak.

"Kamu suka Mira. W juga Dave?" Anissa terlihat bingung.
"Iya nih nis. Aku biasa baca punya mamaku. Lengkap."
"Aku juga suka Dave, aku beli juga ah kalo begitu." ujarnya
"Jangan. Ntar kamu tinggal pinjam dari aku aja nis. Ngapain beli dua kan?"
"Ya udah. Kalo gitu biar enak ntar aku pinjemin juga novel - novel bacaanku ke kamu."
"Wah yang benar nis? Aku excited banget nih." Mendengar itu seperti menjadi angin surga bagiku.
"Iya beneran. Ntar aku kasih list nya deh novel - novelku."

20 menit kemudian kami keluar dari toko buku. Aku membeli 5 novel baru. Sedangkan Anissa 3.

"Nis, aku anter pulang lagi ya."
"Nggak usah Dave, ngerepotin."
"Jangan nolak nis. Aku merasa lebih safe kalo kamu ikut aku. Kalo kamu takut aku macem - macemin, silahkan telpon polisi setelahnya.
"Hahahahah. Nggak gitu Dave. Ya udah kalo begitu."

Kali ini aku sudah tau jalan kearah rumah Anissa. Untung sudah malam. Jalanan tidak begitu macet jadinya. Hanya dalam waktu 15 menit kami pun sampai dirumah Anissa.

"Makasih Dave uda nganterin lagi. Sori aku ga bisa ngajak kamu kedalam ya. Aku sendirian. Ayah lagi tugas keluar kota. Nggak enak kalo ada yang liat kita berduaan. Kita kan bukan muhrim."
"Nggak papa nis aku ngerti kok. Kalo gitu selamat malam nis. See you tomorrow."
"Malam juga Dave. Hati- hati dijalan."

Entah apa yang ada dipikiranku. Aku langsung menerkam Anissa dan mencium bibirnya. Ia pun membalas ciumanku. Kami berciuman dengan hot sekali.

Tiba - tiba aku terhenyak. "Dave, kenapa?"
"Oh nggak papa nis. Ya udah aku pulang dulu ya."

Aku menuju mobilku. Damn, ada apa denganku? Untung saja aku bisa menahan nafsuku. Bisa - bisa aku dicap laki - laki mesum. Dan lebih parahnya aku bisa dilaporkan pihak berwajib dengan tuduhan percobaan pemerkosaan. Aku meraih iPhone ku. Lho, baterainy habis. Aku melanjutkan perjalanan ku kembali kerumah.

Sesampainya dirumah, Bi Sumi sudah menyambutku.

"Suamiku, lama sekali keluarnya. Mama kangen nih." Bi Sumi langsung menggamit tanganku dan mencoba menciumku.
"Bi, aku capek. Besok aja ya." Aku langsung masuk kamar ku dan mengunci pintu. Aku langsung mencharge iPhone ku. Setelah berapa saat ada WhatsApp. Dari Sheila. Aku buka.

"Asik makan di kafenya?"

Aku terkejut. 4 kata itu cukup membuatku terkena serangan jantung ringan. Ia kembali mengirimkan WA padaku.

"Saking asiknya sampai dimatiin HP nya. Jalan berdua ke toko buku lagi."

Dan rasanya ini bukan serangan jantung ringan lagi buatku setelah membaca pesan selanjutnya.

"Aku akan cari tau siapa wanita berhijab itu. Kamu akan menyesal Dave karena udah nyelingkuhin aku. Kita putus."

Aku tidak tidur sampai pagi setelahnya. Gimana ceritanya sampai dia bisa tahu? Aku merasa benar - benar sakit kali ini.
 
Terakhir diubah:
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Bimabet
Sangar juga nih sheila, ancaman ya mengerikan.

Jangan jangan ini hanya sekedar alasan sheila buat putus sama dave, karna sudah ada gacoan baru.

Nunggu aja up date selanjutnya daripada nebak nebak..
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd