Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY MY SECRET FANTASY [Based On True Story]

PART 7



“Gan, lu dimana?” tanya temen ku aang di telfon.

“gue dirumah nih, kenapa nye?” tanya ku pada aang dengan sebutan menye.

“Ikut gue yuk, gue ada perlu sm nyokap nya temen gue, idam” katanya.

“Ya udah, lu jemput gue yah dirumah” jawab ku.



Telfon dimatikan, kurang lebih 1 jam aang smpai dirumah kontrakan ku membawa sepeda motor shogun nya itu, dan kami pun pergi,

sesampai nya disana, aku sedikit takjub dengan rumah yang dimiliki oleh orang tuanya idam, temannya aang itu. rumah dengan kategori mewah berlantai dua.

Rupanya mama nya idam yg sdh menjanda 3x itu menikah dengan orang tajir 7 turunan, setidaknya itulah yg diceritakan aang padaku sewaktu dijalan menuju kesini.



“Assalamualaikum” kata aang di depan pintu sambil mengetuk pintu rumah.

“Walaikumssalam” jawab seorang wanita dari balik pintu kemudian membuka pintu rumah.

“Masuk ang” suruh wanita paruh baya itu.

“iyah tante,” jawab aang sambil mengajakku untuk masuk.

Aang tanpa disuruh duduk ia langsung merebahkan pantatnya di sofa panjang di ruang tamu. sepertinya aang sdh kenal lama dengan pemilik rumah ini.


“Mau minum apa ang?” tanya si tante itu.

“Apa aja tante, yg penting air, heheee…” jawab aan ngeledek si tante.

“Yeee… iyalah, y udah biii lami, tolong bikinin air karbol nih buat aang” kata si tante menyuruh pembantu nya sambil ngeledek juga.

“Serius nih bu?” kata pembantu nya yg sdh terlihat berumur 40an tp masih semok itu.

“Yeee kagak juga biiiii…. udah bikinin sirup dingin aja, kayaknya pada kepanasan tuh dari luar” kata si tante memastikan.

“Okee bu” jawab si pembantu.


“Om herry kemana tante? kok gak keliatan dari tadi?” tanya aang pada tante.

“yaahhhh lu pake ditanyaain ang, yaa biasalahhh dia mah ngerem dikamar sambil main gamenya” jawab si tante antusias.

“ohh iyee yee…” kata aang sambil cengengesan.



“Ini ang, tante mau minta tolong transferin uang ke bank lewat teller , soalnya kalo tante transfer lewat mbanking kena limit, tante gak sempet untuk keluar, soalnya om dari tadi tante ajak ke bank jawab nya cuma iya nanti-iya nanti aja” kata si tante memberikan sebuah amplop berwarna coklat berisikan uang sambil menggerutu.

“oke tante” jawab aang.

tak lama si bibi pun datang membawa 2 gelas sirup dingin dan bbrp cemilan untuk ku dan aang.

“minum dulu deh ang, oh iya itu temennya nama nya siapa ang?” tanya tante pada aang.

“eh iya tante, ini aldo. ini tanet wita” kata aang memperkenalkan ku pada tante.

kami saling berjabat tanga. dan setelah ngobrol basa-basi dan bercanda2 aang meminta izin untuk pergi mengantar uang yg dititipkan tante wita ke bank.

“nanti setelah dari bank kesini lagi yah, tante masak tomyam enak deh” kata tante wita.

“beress tante” kata aang.





diperjalanan aku dan aang mengobrol sambil membawa motor.

“Om herry tuh anak turunan orang kaya, cuma kelakuannya kayak anak2 tiap hari kerjaan nya cuma mantengin komputer sambil main game aja” kata aang menjelaskan padaku.

“trus si om herry kerja apaan aang?” tanya ku pada aang penasaran.

“ya itu kerjaannya main game aja, dia mah punya kontrakan ada 10 pintu, dibelakang tembok rumah nya. belum lagi rumah nya yg di jaksel rumah gede dikontrakin sama bule” lanjut aang dengan semangat bercerita.

“wah mantep dong, gak perlu susah payah cari duit?” kataku.

“ya iyalah, itu satu komplek isi nya keluarga si om herry semua. disitu ada 5 rumah, rumah orang tuanya, rumah kakak2nya sm 1 rumah punya adek nya. itu semua bapaknya om herry yg bangun, anak2nya cuma tinggal nempatin aja” kata aang sambil terus menyetir motor.

“trus temen lu yg namanya idam kok gak ada tadi?” tanyaku.

“kalo idam tinggalnya dirumah nenek, orang tuanya tante wita. idam mah nakal, maka nya si om gak pernah mau ngajak idam tinggal dirumah nya, duit kakek aja sering ialng sama si idam, tp dia gak pernah dimarahin sm nenek, soalnya cucu kesayangan nenek” kata aang.

aku membayangkan bagaimana rasanya jadi mereka, pasti hidup enak tak perlu susah payah mencari uang.

setelah aku dan aang sampai di bank, aang segera memarkirkan sepeda motornya dan masuk ke bank, mengisi formulir sesuai yg diberikan oleh tante wita dan memberikan uang sejumlah 40jt kepada teller bank. setelah itu aku dan aang bergegas untuk kembali ke rumah tante wita.

setelah sampai dirumah tante wita, aku dan aang disuguhkan makanan untuk disantap.

setelah makan kami ngobrol2 ringan di meja dapur, aku sedikit kaget saat tante wita ikut menyalakan sebatang rokok. rupanya dia perokok juga.

obrolan kami sangat seru, sampai ketawa terbahak2 di dapur, aku dan tante jg sdh tak canggung lagi karna suasana dan aang yg memang doyan becanda.

tak lama seorang pria masuk ke dapur. seorang pria dengan ukuran badan yg tinggi besar dan kulit yg putih.

“Wahh ada aang, ternyata. kapan sampai kesini ang?” tanya pria itu.

“eh om herry, ini om tadi tante minta tolong ke aang transfer uang ke bank , trus aang ngajak temen, gpp yah om?” jawab aang.

“Ya gpp lah, malah bagus jadi rame kan” kata pria tersebut yang rupanya itu om herry, suaminya tante wita.

“ini om kenalin aldo temen aang” kata aang memperkenalkan om herry padaku.

aku dan om herry saling berjabat tangan. om herry ikut duduk di kursi yang kosong, dan ikut menyalakan sebatang rokok juga.

setelah ngobrol ngalor ngidul, becanda2 dirumah om herry, aang pun mengajak ku untuk pamit pulang karna hari sdh malam

“lho mau kemana? emg gak mau nginep aja? kayaknya bentar lagi ujan soalnya” tawar om herry pada kami saat aang mengajakku pulang.

“gak om, terima kasih soalnya aan bsk mau bantuin wak rus pindahan” jawab aang.

saat kami pamit, aang menyalakan motor di garasi mobil om herry, tiba2 hujan turun dengan derasnya.

“nahh kan, kata om juga apa, udah nginep aja. pulang jg lumayan jauh. udah ngopi2 cantik disini aja temenin om” kata om herry.

akhirnya aku dan aang mengurungkan niat untuk pulang. dan duduk kembali di kursi dapur, karna hanya di dapur area rumah yg diperbolehkan merokok.

usai ngobrol2 santai, om herry pamit untuk tidur ke kamar atas. aang mengajakku untuk tidur dikamar bawah, kamar yg memang disediakan untuk tamu yg mau menginap.

selang waktu 15 menit, aang tertidur pulas di springbed empuk itu, sementara aku yg memang tidak terbiasa menginap terjaga dari tidur dan lebih memilih untuk pergi merokok ke dapur. saat sampai di dapur, aku bertemu dengan bi lami pembantu om herry yang baru saja keluar dari kamarnya di dapur.

“Eh bi lami, belum tidur?” tanyaku basa basi.

“Udah sih mas, tp aku haus mau minum” katanya.

tiba2 saat bejalan, bi lami menjerit, spontan aku menoleh.

“Ada apa bi?” tanyaku.

“itu ada tikus barusan lewat di kaki saya mas saya kaget. lagian kata bapak, kalo ada tikus disini harus buru2 diusri, soalnya bikin penyakit katanya.” jawab bi lami terengah2.

“trus kemana tuh tikus lari nya bi?” tanyaku walau sebenernya aku pun jijik dengan makhluk satu itu.

“itu lari kebawah wastafel yg banyak barang2nya mas” kata bi lami sambil menunjuk ke arah bawah wastafel dapur.

Akupun mengambil sapu dan mendekati wastafel dapru, ku sodok2 disana yg sdh bertumpuk barang perabotan dapur yg sdh tidak terpakai. saat ku merunduk di bawah wastafel sambil merojok2 dengan sapu, tiba2 tikus itu keluar dari tumpukan barang2, membuat ku terkaget dan pundakku menghantam ujung pondasi wastafel yg terbuat dari keramik,

“Duuuukkkkk…” suara pundakku yg menhantam pondasi wastafel.

aku meringis kesakitan, tikus itu pergi keluar melalui pintu dapur yg memang sengaja sdh dibuka.

“Adduuhhh….” aku meringis.

“Adduuhhh… sakit yah mas, sini saya obatin pake betadine” kata si bibi menawarkan yang memang melihat pundakku menghantam pondasi wastafel.

aku duduk di bangku, si bibi mengambil betadine dan duduk di bangku sebelah ku.

“dibuka aja mas bajunya, biar enak” kata si bibi.

aku menurut saja.

si bibi mengoleskan betadine di pundakku. dan mengurut2 nya perlahan2.

sambil kami mengobrol, si bibi masih mengurut2 pundakku. mungkin si bibi sedang iseng dan butuh teman ngobrol. sampai kuperhatikan kedua belahan payudaranya yg terlihat dari kaos hitamnya. batang zakarku bergerak2.

“bibi udh lama kerja disini?” tanyaku.

“baru 3 bulan mas, itu jg. capek kerja disini sendirian mas, sy sdh minta sama ibu buat cari temen bantuin saya disini” katanya.

“oh gitu bi, trus suami bibi gk diurusin dong?” tanyaku penasaran.

“saya udah cerai mas 3 tahun yang lalu, suami saya main serong” jawabnya.

“oh gitu bi, emang selama 3 tahun bibi gak kepengen gituan bi?” tanyaku sembari nyengir pada bibi.

“ahh mas aldo ada2 aja nih nanya nya” jawabnya sambil menepuk pahaku yg ku singkap di bangku.

“ya kepngen mas,cuma belum nemu aja” lanjut bi lami sambil terus memijat2 pundakku yg sdh mulai terasa tidak sakit lagi.

“bi, bibi capek kan? gantian yah saya yg pijitin” kata ku pada bi lami.

“ahh jangan mas, saya gak enak ahh” kata bi lami tersipu2.

“ya gpp bi. ayo sini” aku langsung berbalik dan pindah ke belakang punggung bi lami.

aku mulai memijiti pundak nya secara perlahan2, tampak b lami seperti begitu menikmati pijitanku.

dari belakang punggung bi lami, kulihat belahan payudarannya yg sdh mulai mengendur tapi msh sangat menggoda dari balik kaos hitamnya.

awalnya aku hanya memijat2 pundaknya, lalu mulai turun ke dadanya, mulutku sedikit ku dekatkan di kuping kanannya, ku hembuskan nafas hasrat birahiku.

“hhhhhhfff…”



(to be continue)
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd