Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY - TAMAT Naga Merah

terimakasih atas komen dan likenya suhu2.
jadi memang updatenya pendek2 karena ngetiknya langsung di hape.
cuman ada kerangka besar di kepala ceritanya bakalan seperti apa, sembari ngalir aja, tanpa konsep ketikan.
kalau remake, bukan sih, asli ide pribadi, cuman mungkin ada satu atau dua bagian yang mirip di cerita lain.
diusahakan frekuensi update ga terlalu lama karena sekali lagi langsung ngetik di hape, jd ga terlalu ribet ngidupin laptop dll.

sekali lagi terimakasih suhu2
 
update tipis2
Part 4
Takdir Hidup Laras

Panji nampak terengah-engah setelah kembali dari pengamatan keliling.

"total penjaga yang terlihat di luar sekitar 22 orang, aku rasa tak sulit menghadapi mereka sekaligus. senjata mereka juga cuma senjata tajam, belum kulihat yang membawa senjata api. sedangkan anggota mereka yang di dalam kuperkirakan antara 20-30 orang dilihat dari kapasitas tiap ruangan di bangunan memanjang ini" jelas Panji

"jadi, strateginya gini, menilik jumlah kita yang kalah jauh, lebih baik kita bantai satu persatu penjaga di luar, setelah itu baru kita serbu yang dalam", Satrio melanjutkan

"Gw mah ngikut aja bro, udah gatel nih tangan pengen nonjok muka si Komar", Beni menimpali sambil mengepalkan tangannya

"Tunggu dulu kawan, kalian pikir gerombolan cecunguk ini bisa ditakuti tanpa ada sebab lain? gw sih ngerasa ada pagar gaib disini. diluaran mungkin mereka hanya cecunguk biasa, cuman di dalam sini ada perlindungan tak nampak bagi para anggotanya. Kalian lihat lambang kelelawar di atas pintu utama itu? ",tunjuk Rangga ke sebuah papan hitam bergambar siluet kelelawar putih diatas pintu

Kami mengamati lambang itu, tiba2 rahang Satrio mengeras."Jadi ternyata bekingan Komar bukan si Hadi, tetapi dia... salah satu survivor dari pertempuran para bajingan 2 tahun lalu".

"Bakalan seru nih, makin gatel aja tangan gw", Beni nampak makin bersemangat.

"Bang, yang elo maksud bukan Doni kan?", tanya Panji kepada Satrio

"Sayangnya benar, cm gw yakin sih Doni ga bakalan keluyuran di tempat seperti ini, kita sendiri tau reputasinya, bos dugem dan drugs, jadi yakin deh ini cm bisnis sampingan dia aja", jawab Satrio

"Kalo bener ini salah satu anteknya Doni, gw ikut, gw ada urusan ama si Doni. sekalinya kalian nyerbu kesini, gw yakin bakal ada urusan ama Si Doni, dan iti yg gw harapin karena Doni udah bikin nyawa kakak gw melayang. Dan kali ini gw lepas status gw dari anak buah Bang Hadi karena gw ga mau kampung Bang Hadi ikut terbawa pertempuran ini", Panji menyahut

"Oke, jadi strategi kita ubah dikit. setiap orang disini udah faham resikonya kan. Terutama elo Gha, karena elo mungkin belum faham kalau si Doni ini salah satu raja dunia hitam di kota ini, bisnisnya sampai ke beberapa kota sekitaran. masih mau lanjut?", tanya Rangga

"Yap, apapun gw lakuin buat kakak gw",sahutku cepat

"Jadi kita pakai strategi Satrio tadi, habisin penjaga yang di depan. Panji, Beni dari sisi belakang kiri, Satrio ama Naga dari sisi belakang kanan. Inget mereka diberi pagar gaib, jadi pesen gw, bawa bambu ini, usahakan pukulkan ke tengkuk mereka sehingga ilmu kebal mereka bisa musnah, tetap selama tengkuk mereka belum tersentuh bambu kuning itu, bakalan susah kalian ngalahin keroco2 itu. Sementara gw bakal coba musnahin pagar gaib ini, gw langsung ambil jalur utama karena gw yakin sumber utama pagar gaib ini ada di bangunan utama".
"Persiapkan diri kalian, kita bergerak jam 12 tepat, saat pagar gaib itu agak melemah karena terik matahari, tetapi ingat, usahakan tetap senyap karena kita kalah tenaga", lanjut Rangga.

Kamipun mengamini perkataan Rangga. disamping kalah tenaga mereka juga punya ilmu kebal. Kubayangkan, sumber utama pagar gaib ini semacam pemancar wifi dan penghuni bangunan ini adalah penerima sinyal wifi. Ga terbayang seandainya nih sinyal wifi sampai ke tempat pertarunganku semalam, bisa kalah telak aku.

Rangga mengambil sebilah bambu kuning sepanjang kira2 40cm dari dalam mobil dan segera kembali ke persembunyian kami. diletakkannya bambu itu di tanah, kemudian dengan telunjuknya, dipatahkannya bambu iti menjadi 4 bagian dengan mudah. yang lebih herannya, bambu ini terpotong dengan rapi. aku hanya geleng2 kepala melihat peristiwa ini.

"sorry, masing2 cm dapat kecil, tapi tenang aja, gw juga cm bawa potongan kecil bambu ini, jadi ya sama aja ntar ama kalian, yang penting nanti bambu ini kena tengkuk mereka aja udah cukup dan ingat, jangan sampai hilang bambu ini. karena ini senjata kunci buat ngalahin mereka, dan bambu ini ga tumbuh disekitaran sungai.

Jadi mungkin inilah salah satu alasan lain Komar bikin markas diaekitaran sungai, karena bambu yang bisa menolak khasiat pagar gaibnya tidak tumbuh di sekitaran sungai.

Kamipun mulai bergerak senyap.
Satrio melemparkan kerikil kecil di suatu tempat yang agak tertutup dari depan yang menarik perhatian tiga penjaga. tak lama ketiga penjaga itu menghampiri tempat yang dilempari Satrio tadi.

Satrio memandangku sambil mengacungkan potongan bambu padaku. Aku paham dan mengngguk, lalu segera bergerak.

Tak lama aku sudah muncul di belakang mereka dan menyapukan bambu itu ke tengkuk mereka sekaligus. keadaan bisa menguntungkan karena ketiganya menghadap ke arah yg sama.

Setelah kusapukan bambu itu, terlihat mereka tiba2 seperti kebingungan, ga lama Satrio muncul dengan pisau komando lalu menggorok leher merek dengan cepat satu persatu.

Aku kaget setengah mati, baru kali ini aku melihat pembunuhan di depan mataku. Sementara Satrio cm nyengir sambil mengajak ku melanjutkan ke penjaga selanjutnya.

Total sudah 7 orang dibantai Satrio, sementar tim Beni dan Panji kulihat sudah membersihkan sisi lain bangunan ini dari penjaga. Tinggal beberapa penjaga di depan, yang mungkin udah dikurangi jumlahnya ama Rangga.

Tetapi kali ini aku salah, saat akan menyapukan bambu ke 2 penjaga terakhir di sisi bangunan ini, salah satu dari mereka tiba2 menunduk dan sapuanku meleset, sementara Satrio sudah bergerak menggorok batang leher satu penjaga lain yang telah kupukul dengan bambu tadi.

Penjaga yg tersisa tadi terkesiap dan langsung mengambil kuda2. Dicabutnya sebilah golok lalu diputar2kannya disisi kanan.

Satrio menyuruhku menyingkir. Secepat kilat dipukulnya penjaga itu tepat di dada kiri. namun anehnya, penjaga itu seperti tidak merasakan apapun. padahal aku tau tinju Satrio tidak bisa dibuat main2, karena aku pernah merasakan saat sparing latihan beladiri dulu.Yap, satrio adalah seniorku di klub beladiri.

penasaran, Satrio kembali membuka serangan, sebuah tendangan beruntun dari Satrio tidak dielakkan oleh penjaga itu, dan lagi2 penjaga itu hanya terkekeh pelan lalu gantian membuka serangan ke Satrio. sebuah sabetan golok dengan cepat melaju deras ke arah kepal Satrio, namun bisa dielakkan dengan mudah

Satrio menggulingkan badan ke kiri, lalu menjejak permukaan kemudian melontarkan tubuhnya deras ke arah penjaga itu sambil meluncurkan pukulan ke bagian perut. dan aku tidak kaget ketika kulihat pukulan keras seperti itu tidak banyak berefek, meski penjaga itu agak terjajar ke belakang.

"bugh.. bugh..", 2 pukulan penjaga itu bersarang ke perut Satrio membuatnya meringis terguling ke lantai bangunan yang terbuat dari papan itu.

sang penjaga tertawa pongah dan lengah, segera aku meloncat ke tengah pertempuran, penjaga itu jumawa dan membiarkan aku menyarangkan pukulan ke kepalanya, tapi sayangnya dia keliru, alu justru menekuk tanganku dan memukulkan bambu yang kudapat dari Rangga tadi ke tengkuk penjaga itu.

Tiba2 wajah penjaga itu memucat, dan dari belakangku Satrio sudah meloncat dan langsung menusukkan pisaunya ke dada kiri penjaga itu.

Ambruknya penjaga itu dibarengi dengan riuhnya suara dari dalam bangunan. tentu saja kecerobohan ku tadi menimbulkan kegaduhan yang memancing kewaspadaan penghuni bangunan ini. benar saja, mereka kini telah siap di hadapan kami. kuhitung sekitar 20 orang telah bersiap dengan senjata masing-masing telah terhunus.

Bakal susahbil menghadapi mereka sekaligus sementara ilmu kebal ini belum dirontokkan.

Belum selesai kecemasanku, rupanya Komar menyeruak dari balik kerumunan sambil membawa kakakku yang kali ini benar2 sudah telanjang, terikat tangnnya dibelakang, sementara sekilas kulihat beberapa lelehan sperma di sekitar bibir dan wajahnya. terlihat wajahnya memerah karena malu dan tersiksa

"Naga..tolong kakak", rintihnya.
Seketika geliat naga di punggungku kembali terasa, memanas di sekitar dada, tapi kali ini anehnya dibarengi dengan hawa sejuk dari cincin yang diberikan Bang Hadi kepadaku.

Hawa panas itu perlahan menghangat dan mengikuti aliran darahku yang terpompa dari jantung ke seluruh tubuh membuat semua inderaku menjadi jauh lebih tajam.

Beberapa anak buah Komar menyerang aku dan Satrio. Tentu saja Satrio yang sudah pernah menghadapi pemilik ilmu kebal itu sebelumnya tidak mau mengambil resiko. dia hany meloncat menghindar sambil mencari kesempatan memukulkan bambu itu ke tengkuk mereka.

Sedangkan aku yang sudah tidak bisa menahan emosi langsung memapag serangan salah satu dari mereka dengan tinju di dada.

"Krakkk..."penjaga yang kupukul tadi melengos, muntah darah, sementara dadanya remuk terkena pukulanku.

Kaget setengah mati melihat hal itu, bahkan Satrio pun ikut menghentikan pertarungan dan memandang keheranan dari belakangku.

Tak mau ambil pusing, aku merangsek maju dan makin membabi buta. Sebuah tendanganku kemudian berhasil mematahkan kaki seorang penjaga, kemudian berturut-turut pukulanku menewaskan dua penjaga yang mencoba menerima pukulanku dengan tangan kosong.

Rupanya dari belakang kerumunan penjaga ini, Panji dan Beni sudah mulai beraksi juga dengan memukulkan bambunya ke beberapa penjaga dan langsung menghabisinya.

kini tersisa 10 penjaga, namun entah kenapa dari mataku kulihat cahaya tubuh mereka jauh lebih luat dari penjaga2 sebelumnya.

pada saat kritis itu tiba2 Rangga muncul dari belakang sambil membawa lambang kelelawar itu yang telah patah jadi 2.

"Komar, aku sudah tau sumber pagar gaibmu, dan kini terpaksa kamu bertempur dengan kekuatanmu sendiri", teriak Rangga.

Sejatinya, cahaya tubuh Komar tidak terlalu kuat seperti 10 penjaganya. Hanya saja aku kuatir dia melakukan sesuatu kepada Kak Laras.

10 penjaga itu kemudian berhadapan dengan kami.

"Bro, lo konsen ama kakak lo aja, biar disini kami yang hadapi", ujar Beni

aku mengangguk lalu melentingkan tubuhku ke atap rumah, kemudian turun melewati para penjaga itu langsung ke arah Komar dan kakakku.agak heran juga ketika kudapati aku mampu meloncat ke atap rumah dengan mudah.

rupanya Komar termasuk tipe pengecut, kakakku yang sudah telanjang bulat dengan tangan terikat di belakang, kini oleh Komar ditambah dengan lilitan tali di lehernya dan ujung tali satunya telah diikatkan di atas langit2 bangunan.

"berhenti, atau kakakmu akan kugantung disini!",teriak Komar. di bawah tempat kakakku berdiri kulihat ada celah yang kuyakini bisa terbuka dan langsung terhubung ke sungai.

kuhentikan langkahku sambil terus waspada mencari celah. hingga kudapati sebuah panci tergolek di sekitar kakiku. dengan beberapa perhitungan kusepak panci itu dengan kaki kiriku lalu meluncur deras ke arah Komar.

Komar yang tidak siap langsung terhantam telak di bagian lengan kirinya. dia terjerembab, dan dengan cepat menekan sebuah tombol di lantai, hingga tiba-tiba lantai bagian kak laras dan komar menjeplak terbuka, dan Komar langsung meluncur ke lantai, sementara kakakku tergantung bebas dengan leher terjerat tali dengan erat

kulihat kak laras meronta menggoyang-goyangkan tubuhnya hingga payudaranya bergerak liar, sementara kakinya menjejak-jejak mencari pijakan.

aku segera berlari menyongsong tubuh telanjang kakakku, sambil meloncat, kupotong tali keparat itu, dan kupeluk tubuh kak laras, lalu kami meluncur deras ke sungai.

segera ku bopong kak laras ke tepi sungai lalu kulepaskan lilitan di leher dan tangannya. tetapi nampaknya kak laras pingsan karena kehabisan nafas.

segera kulakukan tindakan cpr, mouth to mouth sambil sesekali ku hentak dadanya. Kak laras akhirnya terbatuk dan sadar.
kupandangi wajahnya kak laras menangis bahagia, dan kulanjutkan tindakan penyelamatan ku, dengan kembali mencium bibirnya dan meremas payudaranya perlahan, namun pasti.

tiba2 kak laras menghentikan ciumannya dan menatapku.
aku salah tingkah, sadar bahwa yg kulakukan ini salah. namun tiba2 perkataan kak laras berikutnya sungguh mengagetkanku
"I love you Naga, kamulah takdir hidupku"..
 
Makin greget aja ceritanya Suhuu.... wkwkwkwk
Thanks Suhuu...
 
Very nice story. Make readers jump in the story. Good choice of theme. Plese make index at front page. Thank u for share. Don't stop before end the story.
 
Part 5
Panggil namaku, Sari

"Kak...??", wajahku penuh tanda tanya..
"yang kamu dengar ga salah Gha, kamu adalah takdirku.." jawab kak Laras..

*******

POV Laras

Naga adik kecilku, kini sudah tumbuh dewasa. tak seperti remaja yang lain, adikku ini paling bisa bangun pagi.

pernah beberapa kali kupergoki dia menikmati cahaya mentari pagi di balkon atas. mungkin itulah yang membuat dia selalu menyempatkan bangun pagi.

entah kenapa, sejak kecil diantara anggota keluarga yang lain, dialah yang paling kuperhatikan. Bukan aku tak tahu, dia juga memperhatikan diriku lebih dari seorang adik terhadap kakaknya, tetapi juga perhatian dari lelaki kepada wanita.

mungkin yang keluarga ini simpan rapat-rapat adalah bahwa sebenarnya aku bukanlah anak kandung di rumah ini.

kenyataan ini kudapatkan ketika aku masuk smp dan mengharuskan untuk mengumpulkan akte kelahiran.

namun betapa herannya aku melihat akte kelahiranku tidak mencantumkan nama orang tuaku sekarang, tetapi nama yang sama sekali tidak kukenal.

Larasati Chandra Sari putri dari Chandra Kusuma dan Nindya Ratri

akhirnya didorong rasa penasaranku, kuberanikan bertanya pada ibuku.

tentu saja ibu kaget, karena akte kelahiranku itu sebenarnya memang disimpan rapat akan tetapi ketika aku kesulitan mencari, dengan bantuan simbok, pembantu kepercayaan orang tuaku, aku dapat menemukannya.

Ibuku berkaca-kaca memeluk diriku.
"Laras, mungkin sudah waktunya ibu bercerita, mungkin agak pahit kenyataannya, cuma alasan ibu ceritakan semua apa adanya karena kamu berhak tahu kebenaran atas semua ini', ibu berkata sambil mengelus rambutku.

"Kamu adalah putri sahabat ayahmu. Mereka berdua bersahabat sejak kecil. Hanya saja mereka berbeda. Suamiku, Surya Wibawa adalah orang yang tertarik dengan teknologi dan modernisasi, sementara ayahmu, chandra lebih suka menikmati alam pedesaan, kenaturalan dunia ini. namun mereka berdua bersahabat baik".
Hingga suatu ketika datanglah musibah itu, Surya karena keteledorannya, telah membuka data penting bahwa salah satu pejabat di pemerintahan bekerja sama dengan salah satu bos mafia di negeri ini.

Mati2an kami berusaha menyelamatkan diri dari upaya para anggota mafia tersebut memburu kami. hingga Surya terfikir untuk melarikan diri ke tempat Chandra sahabatnya

Sampai disana kami ceritakan semuanya. Chandra pun akhirnya menelpon seseorang yang kemudian kami tahu bahwa itu lawan politik dari pejabat jahat tersebut. Sementara pejabat teman Chandra itu mengirimkan bantuan, kami menunggu di tempat Chandra

Namun takdir berkata lain, pasukan mafia itu datang lebih cepat daripada bantuan yang dikirim.

Berondongan peluru dimuntahkan langsung dari luar pagar rumah. Kami tiarap, sementara Chandra membukakan bunker persembunyian di bawah rumahnya. Namun terlambat, ibumu, Ratri sudah tertembak di bagian dada dan langsung meninggal di tempat.
Chandra nampak sangat terpukul, dengan perintahnya kami sekeluarga masuk ke bunker, dan kata2 terakhir ayahmu adalah jaga Laras, jadikan dia sebagai bagian keluarga kalian."
Chandra lalu menutup pintu bunker dan setelah itu kami tidak tau apa yang terjadi.

Ketika kami merasakan aman karena sudah lama tidak terdengar suara pertempuran, kamipun keluar dari bunker, dan kami dapati diluar rumah terkapar banyak sekali mayat mafia yang mengepung rumah Chandra.
Aku tidak bisa membayangkan betapa kuat pria bernama Chandra yang kuyakini telah menghabisi mereka. Namun sayangnya kulihat tubuh Chandra sudah bersandar di sebuah pohon dekat rumahnya dengan beberapa luka tembak dan tusukan.

Tetapi wajahnya terlihat tersenyum, mungkin itulah wajah terindah yang pernah kuingat. wajah yang telah menyelamatkan keluarga kami, wajah seorang sahabat sejati.

Tak berapa lama kemudian bantuan itu tiba, namun sudah terlambat. Akhirnya kami dibawa ke pejabat teman Chandra tersebut, dan itulah asal mula ayahmu sekarang, Surya terjun ke dunia politik, karena dengan menjadi public figure dia akan memperoleh keamanan lebih dan tentunya lebih mampu melawan pejabat jahat tersebut.

Saat itu umurmu 2 tahun, sementara Naga lahir 2 tahun kemudian. kami lalu memutuskan menjodohkanmu dengan Naga kelak ketika dewasa sesuai pesan ayahmu, menjadikanmu sebagai keluarga kami seutuhnya, bukan anak angkat".

Ibuku masih tersenyum getir menyudahi ceritanya. Akupun tak kuasa menahan derasnya air mataku.

"Kamu mempunyai darah terbaik Laras, darah kesetiaan yang luar biasa, dan kami berhutang budi sangat besar terhadap keluargamu", lanjut ibuku.

***
Setelah kejadian itu, perhatianku kepada Naga mulai berubah. setiap detail perbuatannya kuperhatikan, dan entah kenapa dadaku selalu bergetar ketika bersitatap dengannya.

mungkin benar jika aku mulai mencintainya, bukan kakak kepada adik, namun sebagai wanita kepada lelaki.

Itulah yang membuatku tidak lagi tertarik dengan lelaki lain, karena sudah ada Naga dihatiku.

Ayahku yang akhirnya mengetahui bahwa ibu telah menceritakan semuanya, makin memperhatikanku, segala keinginanku meski belum kusebutkan ayah selalu memenuhinya.

hingga akhirnya ayah mendaftarkanku ke sebuah universitas ternama, yang kupikir akan sulit bagiku masuk ke kampus ini. tetapi ayah meyakinkanku untuk mencoba dulu.

hasilnya tentu saja gagal, aku hanya kurang nilai nol koma sekian. bisa kumaklumi karena darahku bukan darah keluarga cerdas ini. tetapi ayah tetap bangga dan memberikan keputusan di tanganku akan kuliah dimana setelah aku gagal disini.


Terkadang Naga hadir juga di mimpiku, membelai rambutku dan kami bercumbu layaknya suami dan istri. Namun pernah suatu kali aku memimpikan Naga dengan kondisi yang sangat aneh.
saat itu kami bercumbu di sebuah batu, menghadap sebuah danau yang luas dikelilingi kabut tipis.
Tiba-tiba air danau bergolak, dan muncullah sesosok Naga berwarna merah menyala lalu memandangku dengan tatapan anggun

"kamulah wanita yang diinginkan rajaku, maka tak akan ada lelaki lain yang mampu menyentuhmu selain rajaku" kata sang Naga tersebut.

mimpi itu terjadi ketika malam saat Naga berumur 20 tahun, karena aku ingat baru mengirimkan pesan selamat ultah kepadanya waktu pukul 00.00 tepat.

sejak peristiwa mimpi itu entah kenapa aku semakin yakin bahwa akulah wanitanya dan dia takdirku.Sementara hubunganku dengan Naga masih seperti kakak adik. namun sering kudapati dia melamun memandangi wajahku. terkadang terselip perasaan ingin dikagumi olehnya sehingga hanya kubiarkan saja.


seperti sore itu aku tahu dia mengintip aku dari balkon, saat Nita kumat borosnya dan akhirnya aku lagi yang menjadi korban pemalakannya.

adikku cewek ini sebenarnya baik banget, lucu, periang, tetapi susah diatur, suka ngambek, maklumlah anak bontot.

tapi bagiku dia tetap adik manisku yang ngangenin. sehari tanpa keributannya udah bikin aku kangen pengen cubitin pipinya yang chubby.

sayangnya dia lebih tinggi dariku, jadi kesempatan cubitin pipinya hanya bisa didapat kalo dia lengah aja.

karena ributnya Nita mungkin Naga denger, dan saat itu aku yang tanpa sengaja memakai kaos longgar tau kalo dari atas pasti terlihat belahan dadaku. entah kenapa dadaku berdebar kencang dan ingin memberikan pemandangan indah kepada pria yang selalu kucintai.

kubiarkan saja dia melongok, akan tetapi untuk memberikan pemandangan lebih tentu aku malu, lagipula ada Nita di depanku, meski dia ga sadar Naga sedang mengintip kami.

akhirnya tiba kesempatanku ketika aku secara tidak sengaja menjatuhkan dompetku di kolam. kuangkat rokku tinggi2 seolah takut basah saat masuk ke air kolam, hingga terlihat celana dalam yang kupakai.

meskipun aku malu setengah mati, namun ada perasaan bangga menyajikan sesuatu keindahan kepada lelakiku.

***

Hingga peristiwa malam itu ketika kami selesai nonton bioskop midnite, dan berakhir dengan aku diculik Komar.

Saat aku tersadar, aku sudah di suatu bangunan dari kayu. samar kudengar suara aliran air dari bawah lantaiku berpijak. sepertinya bangunan ini dibangun sebagian diatas air.

namun aku kaget ketika melihat payudaraku polos terbuka dan cardiganku entah kemana, sementara dressku sudah melorot sebatas perut. aku berteriak kaget, namun aku tidak bisa berteriak
"mmmph... mmph...", ternyata mulutku telah diikat seutas kain yang membuatku susah mengeluarkan suara.

"akhirnya bangun juga kamu cantik.. sudah bosan menunggu aku, tak mau aku menyetubuhi wanita pingsan karena tak seru, tak ada perlawanan",

lelaki brengsek bernama Komar itu tersenyum melihatku, tangannya yang dekil mulai menjamahi putingku, sementara bibirnya ganas mencium bibirku.

Aku berusaha menghindar akan tetapi ikatan di tanganku yang disatukan dengan tiang rumah ini membuatku tak berdaya. akhirnya aku hanya bisa pasrah sambil mencoba meronta siapa tahu bisa melonggarkan ikatanku

Komar terus memilin-milin putingku, lalu bibirnya menyelusuri leherku dan berakhir di puting ku yang kemudian dijilati olehnya dengan lembut.

Tubuhku bergetar, sejujurmya dia lelaki pertama yang menyentuh tubuhku. Dan aku belum pernah merasakan hal seperti ini di tubuhku. erotisme serasa melanda di setiap inci tubuhku

tangan komar mulai turun menjelajahi bagian bawahku, dielusnya bibir vaginaku dengan lembut sehingga membuat aku seakan tersengat listrik hingga menggetarkan seluruh tubuhku

"Boss, maaf, ada telepon dari bos Doni", tiba2 salah satu anak buah komar masuk.

Dengan muka masam komar menerima telepon, lalu tiba2 dia mengikatkan seutas tali ke leherku kemudian dia menarikku keluar kamar ini dan berpindah ke ruangan lain di bangunan ini. mungkin dia ingin pindah ke ruangan yang lebih nyaman.

Benar saja, di ruangan kali ini lebih besar dengan ranjang yang nampak memenuhi separuh ruangan.

Komar mendorongku hingga aku terjatuh di ranjang tersebut. dengan beringas ia campakkan cardigan yang menutupi bagian bawah tubuhku.

dilepaskannya ikatan pada mulutku, lalu dengan brutal ditariknya kepalaku hingga jilbabku lepas. dengan paksa dia berusaha memasukkan penisnya ke mulutku.
aku berusaha menutup mulutku, namun komar menutup hidungku hingga aku terpaksa membuka mulut mencari oksigen.

dengan cepat didorongkan kepalaku agar penisnya masuk lebih dalam ke mulutku.

"glup.. glup.. glup.." pompaannya begitu cepat hingga aku kepayahan.
akhirnya ditariknya penisnya dr mulutku dan kemudian dimuntahkan spermanya di sekitar wajahku.

dengan cepat aku menutup mulut dan mataku, namun belum lama aku menutup mata, terdengar keributan di depan ruangan ini. komar menyeretku keluar, dan disana kulihat Naga, lelakiku yang sedang berusaha menyelamatkan aku.

***

Kini Aku berpelukan dengan lelakiku. tak lagi kusembunyikan ketelanjangan tubuhku.
lega setelah kuungkapkan perasaan ini padanya.

kami berpagutan lama sekali mencurahkan kerinduan kami.

Perlahan kuceritakan kisah hidupku, hingga akhirnya Naga mengerti bahwa kami bukanlah saudara kandung. dan dia lebih bahagia lagi ketika tahu bahwa kami sebenarnya telah dijodohkan.

"mulai sekarang, jangan panggil aku Kak Laras, panggil aku Sari, dan inilah awal baru dari kita, awalku sebagai wanitamu", ucapku lirih sambil mengecup keningnya.

Naga memelukku erat dan kurasakan jantungnya berdegup kencang. Ingin aku tak melepaskan pelukan ini, tapi rupanya Naga teringat dengan teman2nya yang belum selesai bertarung.
dia mengecup bibirku perlahan, lalu melepas bajunya untuk kupakai..

"mulai sekarang kamu wanitaku, Sari" ucapnya tegas
***
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd