Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Nuernberg - Dua Kosong Satu Tujuh. [TAMAT]

Bantu pilih ya...

  • With threesome

    Votes: 46 82,1%
  • Without threesome

    Votes: 10 17,9%

  • Total voters
    56
  • Poll closed .
Bimabet
Setelah ane baca nih update ane pengen bilang

Nice update dan sangat bagus sekali
Btw ini si yovie jadi pulang apa ngak ya apa langsung di usir sama shani dan gracia

Waduh jadi makin penasaran aja dengan dengan kelanjutannya ditunggu update berikutnya hu
Masa di usir jahat amat. Eh tapi di usir gapapa sih, udah wikwikwik ini.
.
.
.
.
Okey, pantengin terus ya~ ehehehe
:haha::haha:
 
PART 12

qTx8SXNg_o.png


PLAAKKK!!!


Gracia menamparku...


Dia menangis...


"...Aku denger semuanya...
...Kalian jahat..."


Aku kaget tiba-tiba Gracia menamparku, tapi setelah dengar perkataannya, aku tau apa yang dia maksud... Maafin aku, gee...


"Nggak cukup kak?
...Nggak cukup bikin aku kaget dengan pernikahan kakak sama kak Shania?"


Dia gemetar...


"Apa? Kenapa?
Kenapa ci Shani kak? Kenapa?
Aku udah pernah bilang jangan pernah bikin ci Shani luluh!"


Aku cuman diam...


"JAWAB KAK!" Teriaknya berlinang air mata.


Kami sama-sama diam, dia sesugukan berusaha mengkontrol dirinya agar tidak semakin menangis, aku mau menjelaskan tapi tidak ada sepatah katapun keluar dari bibirku...


"Kakyov bodoh..."


Gracia berbalik dan meninggalkanku...


Aku berlari mengejar...


"Shan! Tunggu! Kenapa lo lari?!" Aku menarik tangannya.
"Gue nggak mau jadi penghalang lo sama Yuvia!" Bentak Shania.

"Lo bukan penghalang kami! Satu-satunya penghalang gue sama Yuvia ya karena kita sedarah!"

Aku menjelaskan semuanya semampuku, Shania menatapku. Wajahnya sayu hampir menangis. Entah kenapa aku memeluknya...


Pelukan terlepas...


"Gue tau kita baru pacaran sebulan, tapi kita udah sahabatan lebih lama dari pacaran... So... Mau nggak lo nikah sama gue?"


"Iya gue mau..." Shania berlinang air mata, aku reflek memeluknya lagi.


Waktu itu aku sama sekali nggak berpikir kalo Gracia sedang tidak baik disini. Aku egois hanya berpikir karena Shania ada disana dan menunggu, aku jadi memilih dia...


"Mah, pah, aku hamil anak kakak..."

Yuvia berbisik didepan makam ayah dan ibu kami, aku kaget mendengarnya...

"Kamu hamil?" Tanyaku.
Yuvia nyengir, "Udah masuk bulan ketiga, kak..."



Saat itu hal ini juga yang membuatku tertahan dan sedikit melupakan Gracia...


Dan...


"Ada apa?" Tanyaku sambil membantunya mencuci piring,
"Gaada apa-apa, nggak papa..." Jawabnya tenang.
"Gausah bohong, Shan..." Aku tau dia ada sesuatu.
"Gaada!" Bentaknya.


Kami sama-sama diam...


"Kamu inget kan aku pernah bilang aku suka sama kamu..." Bisik Shani.

"Sekarang...
...Aku...
...Aku... Aku nggak mau kehilangan kamu..."


DEG...


Baru aja...


"Nggak cukup kak?
...Nggak cukup bikin aku kaget dengan pernikahan kakak sama kak Shania?"


Gracia gemetar...


"Apa? Kenapa?
Kenapa ci Shani kak? Kenapa?
Aku udah pernah bilang jangan pernah bikin ci Shani luluh!"


"JAWAB AKU!"



"Kenapa lo selalu bikin masalah sih?"
"Lo nggak bisa fokus sama satu cewek apa?"
"Bodoh! Tolol!"


Aku mengumpat untuk diriku sendiri saat ini. Aku menyesali semua perbuatanku ternyata berujung pada hal seperti ini. Aku bahkan nggak tau harus gimana?!


"Maafin kakak, Yup..."
"Maafin gue, Shan..."
"Maafin aku, Shan..."

"Maaf...
...Aku benar-benar minta maaf...
...Gracia, aku menyesal..."


Mungkin bener...

Nggak seharusnya aku kesini...



***

sU3QAwzO_o.jpg


Aku terduduk diam diatas kasur...

Koperku sudah rapih, siap untuk ditarik pergi meninggalkan semua ini...

Semalam setelah kejadian itu aku tidak tau Gracia kemana. Aku mengantar Gio ke neneknya, pulang kembali ke flatku dan Gracia. Tapi, hingga pagi ini Gracia tidak kesini. Mungkin dia benar-benar marah sampai tidak ingin bertemu denganku. Hari ini aku harus kembali ke Indonesia...

Nggak nyangka kalo harus kembali dalam keadaan seperti ini...


Langkahku masih berat memasuki bandara. Harusnya tidak berpisah dalam keadaan seperti ini. Kakiku terhenti...


"Hamilin aku kak, karena cuman itu yang bisa aku kenang dari kakak..."



Kata-kata itu jadi terngiang jelas di telingaku saat ini...


"Ah maaf-maaf! Nggak sengaja!" Aku reflek berdiri.
"I-iya gapapa..." Gracia memerah.
"Kamu gapapa bener? M-maaf ya kepegang..."

Aku bergegas meninggalkannya.

"Kak, aku mahasiswa baru. Bisa tunjukin dimana layanan mahasiswanya?" Gracia menatapku sayu.



Aku tersenyum...


"Sstt... Sstt..."

"Kakyov! Ssstt!"

"Ish, apa sih, gre? Aku lagi ngerjain tugas!" Aku kesal menatapnya yang sekarang cengegesan menatapku.

"Oh, kakak punya temen juga?" Gracia polos menatapku.
"Sembarangan! Aku bukan ansos ya!" Aku mendengus.
"Abis tiap ketemu selalu sendirian..." Dia cengegesan.



Aku tertawa...


"Aku sayang sama kakak..." Gracia sayu menatapku.
"Maksudnya?" Aku bingung.
"Aku nggak mau pisah sama kakak..." Matanya berkaca sedikit.
"Pisah? Apaan sih?" Aku makin bingung.
"Aku... Mau ke Jerman..." Dia berbisik bergetar.



Aku terdiam, itulah awal semua ini...

Saat itu aku harusnya yakin dengan perasaanku pada Gracia, bukan malah merasa ragu dan akhirnya jadi seperti ini. Karena saat itu aku sempat merasa kaget Gracia harus mendadak pergi kesini...


Tapi...


Sekarang Gracia sudah membenciku. Aku merusak kepercayaannya dan merusak persahabatannya...


Bodoh...



"Yov!"


Langkahku terhenti, menoleh...

Biq966fQ_o.jpg


"Shan? Kok bisa disini?"


"Kamu beneran mau pulang ke Indonesia?"


Shani mendekatiku...


"Ya... Bener kata kamu, seharusnya aku nggak kesini. Malah tambah rumit..." Aku berusaha tegar.

"Tapi...

"Udahlah, Shan. Aku tau, aku juga punya sedikit rasa sayang sama kamu. Tapi situasinya nggak mungkin...

"Bukan!
Gracia menghilang!"

"Ha? Maksudnya?"

"Dari semalam dia nggak bisa di hubungin!"


DEG...


Kenapa ci Shani, kak?


Shani berdiri di hadapanku, dia nampak khawatir sekarang. Entah kenapa aku jadi merasa bersalah sekarang, karena nafsuku aku sudah merusak persahabatan mereka...


"Shan, maafin aku..."


Shani berubah bingung menatapku, "Maksudnya?"


"Maafin aku, udah ngerusak persahabatan kalian...
"Itu nggak penting! Yang penting kita harus cari Gracia!"


***

8F1PA5yX_o.jpeg

Ya... Setelah itu kami memutuskan mencari Gracia, kami tidak sadar bahwa Jerman sangat luas. Cukup sulit mencari tanpa petunjuk seperti ini. Segala tempat kami telusuri tapi tidak ada hasil, kami sama-sama bingung dan panik...

"Kita harus cari kemana lagi?" Shani menatapku.
"Aku juga gatau..." Aku berusaha tenang.

"Apa dia marah sama kita?"


DEG...



Pertanyaan Shani membuatku sadar. Mungkin benar, Gracia sudah sangat kecewa denganku sehingga dia menenangkan diri entah di suatu tempat...


"Kita nggak perlu cari dia lagi..." Aku tenang.
"Kok gitu?" Shani bingung.

Aku menatapnya...

"Dia denger pembicaraan kita..."

Shani terdiam mendengarku...

"Yang di dapur..."

Dia berubah kaget...

"Serius?"
"Ya..."


Kami jadi sama-sama diam setelahnya. Aku menyesal, nggak tau dengan Shani. Sepanjang perjalanan kembali dia hanya diam tidak berkata apapun. Akhirnya aku menunda kepulanganku ke Indonesia...


Setidaknya hingga Gracia ditemukan... Aku takut dia kenapa-kenapa...


Hujan turun cukup deras, kami menggunakan taksi. Akhirnya terpaksa kami tertahan di flatku dan Gracia, Shani menunda pulang ke flatnya...


"Yov... Tolong, kita cuman berdua, aku nggak mau makin bersalah sama Gracia..." Shani memperingatkanku.
"Iya aku tau..." Balasku sekenanya bergegas,
"Eh, mau kemana?" Shani menghentikanku.
"Mau bikin coklat panas. Udah tunggu sini!" Aku menyuruhnya duduk tenang.


Aku membuatkannya coklat panas, setelah itu kami mengobrol cukup lama sampai akhirnya sama-sama lelah. Aku membiarkan Shani tidur di kasur sementara aku tidur di sofa, bagaimanapun kami harus menjaga perasaan Gracia meskipun dia tidak ada disini...


***

plIkq6if_o.jpg


Sudah cukup malam, aku masih belum bisa tidur. Terus memikirkan Gracia, Tapi belum bisa apa-apa. Dan sekarang, aku harus tidur dengan Shani. Aku bangun, memastikan kalo Shani sudah tidur...

Ya, dia sudah tertidur. Aku memperhatikan wajahnya, dia sebenernya cantik. Tidak buruk untuk ukuran perempuan, bahkan lebih cantik dari Yuvia dan Shania...


DEG...


Shani bergerak, selimutnya tersingkap. Pahanya yang putih terlihat...

Shit... Tahan yov...

Shani bergerak lagi, selimutnya makin tertarik keatas. Sekarang perutnya sedikit terlihat dari balik baju tidurnya ...

Putih...

Aku bergerak mendekatinya, duduk di pinggir kasur.

Jangan yov!

Aku diam, jantungku sedikit berdebar. Aku ingat sepertinya kejadian ini pernah terjadi sebelumnya. Ya, saat itu aku terlalu nafsu dengan Gracia hingga kami bermain dirumahku tepatnya di kamar Yuvia, saat itu Yuvia marah besar padaku dan membenci Gracia...


Sekarang kami ada di flatku dan Gracia...


Aku nggak mau Gracia membenci Shani...


Aku membatalkan niatku kepada Shani, merapihkan posisi tidurnya dan meninggalkannya untuk tidur di sofa...

WaHtzIYN_o.jpg

***


Aku terbangun, suasana masih begitu tenang. Sepertinya Shani masih tertidur. Aku naik keatas, dia sudah bangun tapi masih malas untuk bergerak...

"Kasurnya empuk..." Bisiknya setelah melihatku disisi tangga.
"Penting banget ya, emang kasur kamu nggak empuk apa?" Aku berubah datar.
"Bikin aku jadi malas bangun..." Bisiknya lagi.

Tiba-tiba terdengar bunyi kunci pintu flat seperti berusaha dibuka, reflek aku dan Shani sama-sama kaget. Aku buru-buru turun, Shani berubah duduk sambil menatapku turun kearah pintu. Aku membuka pintu...


DEG...


"Gracia..."

Aku kaget melihatnya berdiri diambang pintu, kami sama-sama terdiam tidak bergerak...

"Siapa, yov?" Suara Shani terdengar di belakangku.

Shani kaget. Gracia menatap kebelakangku, dia melangkah melewatiku dan berdiri tepat di depan Shani yang sekarang berubah panik, hal yang tidak pernah aku lupakan...


PLAAAKKK!!!


Gracia menampar Shani...


Aku kaget dan bergerak cepat memeluk Gracia dari belakang bermaksud menahannya...


"KENAPA CICI NGGAK PERNAH BILANG KALO CICI SUKA SAMA KAK YOVIE!" Teriak Gracia.

"Gee! Kenapa sih? Tenang gee! Tenang!"

Aku berusaha menahan tubuh Gracia yang mulai berontak, Shani cuman bisa diam merunduk sambil memegangi pipinya. Suasana saat itu kacau, Gracia makin diluar kendaliku. Aku menariknya menatapku...

"Gee! Dengerin aku!"
"Kenapa baru sekarang kamu berani nampar?!"
"Kenapa nggak dari Shania kamu nampar?!"
"Shani ini sahabat kamu! Kamu sendiri yang bilang dia udah kayak kakak buat kamu!"

tN6KyhNu_o.jpg


PLAAAAKK!!!


Dia juga menamparku...


"Aku capek kak! Aku marah! Aku kesel sama kakak!"
"Aku nggak benci ci Shani, aku cuman kecewa kenapa ci Shani nggak jujur aja sama aku soal perasaan cici!"
"Aku tau kakyov orangnya gampang nafsu, mangkanya aku mati-matian ngelarang kakak ketemu cici! Karena nanti bakalan jadi kayak gini..."


Gracia memerah, seketika ambruk dan menangis sekencang-kencangnya...


Ya... Aku memang sampah... Otak selangkangan... Dan apapun yang kalian sematkan padaku...


Shani bergerak perlahan mendekati Gracia, dengan gemetar memeluk Gracia yang masih menangis kencang,

"Maafin aku, gre..." Bisiknya sesugukan.



BERSAMBUNG...

KdG3pmuq_o.png

Hai, wah sampe tertimbun WKWKWKW semoga masih pada nungguin apdetan yha~

Next Part.
 
Terakhir diubah:
Ya ampun, ini kenapa gue nangis cuma gara-gara baca cerita stensilan sih?:((:((

Alias

Nice update suhu
Gak tau harus muji kayak gimana lagi, di update ini dramanya dapet banget
TOP lah
 
Ya ampun, ini kenapa gue nangis cuma gara-gara baca cerita stensilan sih?:((:((

Alias

Nice update suhu
Gak tau harus muji kayak gimana lagi, di update ini dramanya dapet banget
TOP lah
Ehehehehe makasih, jadi nangis deh, maap ya gaada wikwikwiknya...
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd