Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Siapakah Fatimah Az-zahra...?

  • Sosok wanita baru dalam cerita ini

    Votes: 62 23,8%
  • Sosok wanita yang menyamar dalam cerita ini

    Votes: 199 76,2%

  • Total voters
    261
Adit.....
Pengusaha muda, murah hati kini berada dibalik jeruji besi....
Hidupnya berubah setelah mengenal Cinta


Jadi orang baik banyak cobaannya ya Suhu. Smoga Cinta sadar akan smua itu, dan tidak gegabah mengambil keputusan.

Top ceritanya Suhu, moga lancar sampe tamat..
:tepuktangan::tepuktangan:


BTW
Nama2 polisi kan udah para Suhu2 disini,
klo TS perlu nama hansip aku ikutan audisi ya Suhu...

:ngacir::ngacir::ngacir::ngacir::ngacir::ngacir::ngacir::ngacir::ngacir::ngacir::ngacir::ngacir::ngacir::ngacir::ngacir::ngacir:
 
Selamat pagi Cinta...
kapan engaku kembali pulang Cinta?
Disini aku akan terus menunggumu...
sampai waktu tak mampu lagi menghitung berapa lama aku menunggumu..
 
Ok om siap siap pasang layar tancap

Ada yang daftar calon jadi scape goat victim nih om @rad76
Mohon di data yaa

Jangan kau tunggu cinta
Karena tasya cinta merana
Apalah arti tulus cinta
Jika adit masih mendua
Biarkan cinta dengan hidupnya
Membesarkan anak yang dikandungnya
Tanpa mengetahui siapa ayahnya

Selamat siang om @Cinthunks cerita Agas menginspirasi bahwa dengan kesederhanaan kita bisa mencintai dan dicintai, jadilah diri sendiri apa adanya, sungguh cerita yang menarik dan menghibur dengan kelucuan dan kepolosannya.

Eh, kok malah ngelantur, efek dari sakit gigi. Tapi alhamdulillah dah mendingan dan segar. Banyak minum air hangat kuku semalam ternyata efeknya bikin badan ane seger dan sekaligus sakit di gigi dan gusi pun hilang mungkin karena panas dalam jadi gigi dan gusi ikut jadi sakit.
 
Tak terduga, mengacak-acak, mengaduk-aduk rasa.
The best lah utk suhu.
Tetap semangat berkarya & ditunggu Novel nya....
Terima kasih om @Antonicarlo, atas atensi dan juga apresiasi dari tulisan ane. Jujur ini menambah semangat ane untuk memberikan cerita dan alur yang semakin menarik untuk dibaca.

Semoga kita semua selalu sehat dan dimudahkan urusan kita masing-masing di RL hingga ane bisa terus melanjutkan cerita ini sampai endingnya.

Salam kenal dan selamat datang di rumah Cinta.
 
Adit.....
Pengusaha muda, murah hati kini berada dibalik jeruji besi....
Hidupnya berubah setelah mengenal Cinta


Jadi orang baik banyak cobaannya ya Suhu. Smoga Cinta sadar akan smua itu, dan tidak gegabah mengambil keputusan.

Top ceritanya Suhu, moga lancar sampe tamat..
:tepuktangan::tepuktangan:


BTW
Nama2 polisi kan udah para Suhu2 disini,
klo TS perlu nama hansip aku ikutan audisi ya Suhu...

:ngacir::ngacir::ngacir::ngacir::ngacir::ngacir::ngacir::ngacir::ngacir::ngacir::ngacir::ngacir::ngacir::ngacir::ngacir::ngacir:
Benar om @Jinggasaba, menjadi orang baik ataupun jahat itu pasti ada konsekuensinya masing-masing.
Cobaan yang datang pada Adit maupun Cinta adalah salah satu bentuk rasa cinta Sang Pencipta pada makhluk ciptaan-Nya. Apakah ia bisa menjalaninya dengan ikhlas dan sabar dan tetap menjadi orang baik itu dikembalikan kembali kepada orang ybs (ADIT), disini ane memasukkan pesan moralnya yang tersirat dalam suatu cerita.

Nah untuk nama-nama tokoh yang ane ambil dari nama-nama suhu/sobat-sobat kita di forum itu adalah upaya kita untuk saling mengakrabkan diri sekaligus biar cerita ini alurnya enak dinikmati sambil bisa berinteraksi dengan para tokoh-tokoh yang ada.

Nanti jika ada sceen yang butuh pemeran tambahan boleh om hehehhe....
 
Selamat siang om @Cinthunks cerita Agas menginspirasi bahwa dengan kesederhanaan kita bisa mencintai dan dicintai, jadilah diri sendiri apa adanya, sungguh cerita yang menarik dan menghibur dengan kelucuan dan kepolosannya.

Eh, kok malah ngelantur, efek dari sakit gigi. Tapi alhamdulillah dah mendingan dan segar. Banyak minum air hangat kuku semalam ternyata efeknya bikin badan ane seger dan sekaligus sakit di gigi dan gusi pun hilang mungkin karena panas dalam jadi gigi dan gusi ikut jadi sakit.
Udah ke dokter gigi, hu? Kalau merokok, berhenti merokok dulu, hu. Biar produksi salivanya cukup. Mulut kering biang penyakit.
 
Udah ke dokter gigi, hu? Kalau merokok, berhenti merokok dulu, hu. Biar produksi salivanya cukup. Mulut kering biang penyakit.
Alhamdulillah om @ichtyophile, rasa sakit di gigi dah hilang, iya om, palingan di kurangi dulu merokok. Ini aja dari pagi tadi ngga merokok, pas kepengen ane makan permen biar rasa ingin merokok berkurang.
 
Kumur kumur pakai vodka om biar greget
Hehehe.... Untung untuk yang satu ini ane udah ngga lagi om, berasa buat ane ngga baik dan hampir... Ah sudahlah itu bagian masa lalu kelam.
 
Hari berganti
malam menggeliat menyongsor fajar
adakah cinta bermukena bersama kokok ayam pertama
ataupun dewi yang membuka mata dengan akbar di pelukan

Ah..
semoga pihak berwajib cepat bergerak
mencari jalan dari keruwetan cinta kita.
Selamat sore mang, mohon maaf baru bales komen, atas bantuan dari Kompol RSP27 semoga ada kejelasan hukum buat Adit supaya ia bisa segera menemukan kembali Cinta, cintanya yang meninggalkan dirinya.

Apa kabar mang? Semoga selalu sehat dan sukses di RLnya.
 
Pagi om rad ...sehat selalu

Selamat pagi Cinta...
kapan engaku kembali pulang Cinta?
Disini aku akan terus menunggumu...
sampai waktu tak mampu lagi menghitung berapa lama aku menunggumu..

cinta merasa tercampakan.....

Selamat siang Om @rad76

Jan lupa traktiran makan siangnya. .

Mohon maaf buat sobat-sobat semua. Baru ane balas komennya sekarang.
Terima kasih atas doa, semangat dan support dari sobat-sobat semua, ini semua semakin membuat ane semangat untuk terus berkarya sesuai dengan kemampuan ane, semoga sobat- sobat semua bisa bersabar untuk menunggu kelanjutan cerita ini.

Salam sedoeloer....
rad76
 
Cuplikan di chapter 38 yang akan tayang. (Trailer)

Pov Adit



Entah kenapa? Aku merasa gelisah, pikiranku tidak tenang dan perasaanku berubah jadi tidak enak.

Seorang Polwan dan seorang petugas lainnya, memasuki ruang tahanan, lalu keduanya berjalan ke arah tempatku berada.

"Bapak Adit," seru Briptu Gadis memanggil. Polwan berpangkat Briptu yang sempat dikenalkan oleh petugas di sini, ketika pertama kali aku mendekam di jeruji besi.

"Ya Briptu Gadis," sahutku menjawab panggilannya.

Seorang polisi membuka gembok dan memintaku keluar dari balik sel tahanan tersebut.

"Ada kunjungan dari istri Bapak," ucapnya memberitahu. "Ayo ikut saya, sekarang!"

Aku lantas mengikuti Briptu Gadis, berjalan menuju ruang khusus tamu tahanan.

Ceklek...

Pintu ruangan terbuka, aku masuk ke dalam, sementara Briptu Gadis menunggu di depan pintu dan menutup kembali pintu tersebut.

Cinta tertegun beberapa saat dengan wajah yang gembira setelah melihatku, begitu pun denganku. Kami berdua saling memandang, dengan penuh kerinduan.

Namun, beberapa saat kemudian....

Tampak jelas, perubahan ekspresi wajahnya, dari awalnya senang dan bahagia, berubah menjadi muram dan sedih.

Tampak ada kesedihan yang menaunginya. Itu terlihat dari ekspresi wajahnya yang sedih karena air matanya telah bercucuran dari kedua sudut matanya.

Aku merasakan keganjilan dari sikap istriku sekarang, dan memunculkan pertanyaan dalam hatiku. "Ada apa dengan kamu, Dek? Apa yang telah terjadi, hingga kamu jadi sedih?"

Akhirnya, aku tak kuasa menahan keresahanku, dan segera bicara dengannya.

"Dek, ada apa?" Tanyanya kebingungan. "Wajahmu terlihat sedih?"

Cinta hanya terdiam, hanya terdengar suara gumaman dari bibirnya disertai suara isak tangisnya. Kulihat tangannya gemetaran, ketika Cinta menyerahkan amplop surat berwarna putih tersebut kepadaku. Setelah itu, Cinta memelukku dengan pelukan yang sangat erat, seakan pelukan ini adalah pelukan terakhir kami.

Beberapa detik lamanya, kami berdua terhanyut dalam pelukan yang sangat erat. Aku dan Cinta seperti tak ingin melepaskan pelukan kami, terus berpelukan mesra.

Namun, tiba-tiba...

Cinta melepaskan pelukannya dan dengan sedikit mendorong tubuhku, ia segera keluar ruangan tersebut, sambil bercucuran air mata.

Sejenak Cinta menoleh kembali ke arahku, tanpa mengeluarkan sepatah kata pun. Dia berlalu meninggalkanku, yang masih tertegun dengan keanehan sikapnya barusan.

"Surat apa ini?" tanyaku dalam hati.

Aku lantas membuka amplop surat yang tadi diberikan oleh Cinta, lalu membacanya.

Degh!!!

Tanpa bisa kutahan lagi, air mataku tumpah, setelah membaca surat tersebut.

Rasa sedih, dan kehilangan mulai menghinggapiku relung hatiku. Perasaan bersalahku semakin meningkat dan membuatku tertunduk lesu dengan kenyataan yang ada sekarang. Menduakan cintanya dengan menikahi Tasya pasti telah menggoreskan luka yang dalam padanya. Tetapi semua sudah terjadi dan tidak mungkin aku bisa menyalahkan terus diriku dan menahan Cinta. Aku hanya bisa menyesali keputusan yang telah kuambil dan yang membuatku makin merasa bersalah, kenapa Cinta mesti tahu dari orang lain, bukan dari mulutku sendiri?

Memang penyesalan selalu datangnya belakangan.

Tidak ada penyesalan yang datang duluan. Kecuali, menyesal ketika berjalan duluan di depan sobat-sobat lainnya, menginjak tai sapi. Pastinya kita akan mengomel atau menggerutu kesal. "Nyesel gue duluan di depan, kenapa bukan si Deqwo atau Kuciah saja yang duluan di depan? Mungkin mereka yang nginjekin tai sapi itu."

Sambil berurai air mata, aku menjerit dalam hati meneriakkan nama istriku. "Cintaaaaaa."

"Aku janji akan selalu mencintaimu, menjagamu, membimbingmu walau tanpa kamu tahu dan sadari. Akan kulakukan semua itu sebagai bentuk tanggung jawabku sebagai seorang suami." ucapku membatin dalam hati.

Ceklek...

"Pak Adit," seru suara merdu dari arah belakangku memanggil namaku. "Maaf, waktunya kunjungan sudah habis. Mari saya antar kembali ke sel tahanan!"

Aku menyeka air mataku dengan kedua tanganku, berusaha tetap sabar dan kuat menghadapi permasalahan hidupku.

"Sebentar, Briptu Gadis!" Sahutku memberitahu. "Ijinkan aku meminjam telepon untuk menghubungi istriku."

Sambil tersenyum, Briptu Gadis menjawab. "Saya tanyakan terlebih dahulu, ke Bapak Kapolsekta, Pak. Pak Adit, tunggu di sini saja!"

Aku menganggukkan kepala.

Beberapa menit kemudian....

Briptu Gadis memberitahu bahwa aku diperbolehkan untuk menelepon keluargaku. Lalu, Briptu Gadis mengajakku ke ruangan Kapolsekta Depok.

Tok... Tok... Tok...

"Masuk....!" Perintah suara dari dalam ruangan Kapolsek.

Aku mengikuti Briptu Gadis masuk ke ruangan Kapolsekta Depok.

"Saya membawa Pak Adit, menghadap Bapak," lapor Briptu Gadis pada atasannya.

"Terima kasih, Briptu!" jawab atasannya dengan penuh wibawa. "Oiya, Briptu Gadis. Tolong bikinin kopi, ya! Enak, kopi yang kemaren yang kamu bikin, kopi apa itu, Briptu?"

"Siap, Ndan." sahut Briptu Gadis lantang. "Itu kopi Sawaka, 'Ndan. Segera akan saya buatkan, untuk Bapak dan Pak Adit."

"Terima kasih." sahut Pak Kapolsek singkat.

Briptu Gadis berlalu pergi dari ruangan ini, meninggalkanku bersama Kapolsekta Depok yang bernama Kompol RSP27, sebuah sign name yang terpajang di atas meja kerjanya.

"Silahkan duduk, Pak Adit!" ucap Kompol RSP27 ramah dan berwibawa. "Kita ngobrol santai saja, jangan tegang gitu, Pak Adit!"

"Eh, iya. Pak." sahutku sedikit grogi dan kaget setelah tadi sempat bengong dengan kewibawaan Kompol RAP27.

Selama hampir 1 jam aku dan Kompol RSP27 berbicara. Aku menjelaskan semua yang kutahu, kualami dan kulakukan sebelum dan sesudah peristiwa kecelakaan tersebut. Juga membicarakan keterangan Cinta yang memberitahukan bahwa mas Prima saat itu sedang memenangi tender mega proyek pembangunan MRT dan LRT oleh perusahaan yang dipimpin oleh alm. Prima. Beliau memberitahukan bahwa kasus ini akan diambil alih penanganannya oleh Iptu BL4CKDEV1L. Juga memberi saran untuk melakukan penundaan penahanan dengan membayar uang jaminan sebagai tahanan rumah selama kasus ini dalam proses penyelidikan kembali.

Setelah berbicara dengan Kompol RSP27, aku meminta ijin memakai telepon kantornya untuk menghubungi Tasya, istriku. Di telepon aku memberitahukan bahwa Cinta kabur, dan meminta secepatnya aku dibebaskan dari sini. Entah itu dengan membayar uang jaminan, sebagai tahanan rumah.
.
.
.
Penjara Polsekta Depok...

Ruangan berukuran 4x4 meter persegi, kini menjadi hotel predeoku, tempat tinggalku sementara, selama aku menjalani proses hukum.

Di ruangan ini, aku di tempatkan bersama seorang NAPI lainnya, bernama Cinthunks. Entah apa yang terjadi pada pemuda hitam manis ini, hingga ia mendekam di penjara? Namun, yang membuatku kagum pada pemuda ini adalah kesabaran dan keikhlasannya untuk menghadapi cobaan yang dialaminya, dia tetap selalu tersenyum. Terlihat gigi ginsulnya yang menonjol membuat kesan lucu padanya.

"Pede benar nih, orang," batinku berkata.

"Mas, tak ceritain kenapa saya sampai masuk ke sini! Padahal saya tidak bersalah sama sekali."

Ia sedikit menarik nafasnya dalam-dalam sebelum memulai ceritanya.

Lalu ia mulai bercerita.

"Aku pergi ke Depok ini, untuk mengunjungi saudaraku. Namun, saat aku turun baru dari mobil. Tak lama kemudian, ada orang memakai baju yang sama persis denganku berlari seperti sedang dikejar-kejar orang. Lalu orang itu, menyerahkan sebuah dompet padaku. Saat itu, aku bingung dan bengong saja diberi dompet. Orang yang memberi dompet lari dari tempat itu. Namun, sesaat kemudian, dari kejauhan datang massa beramai-ramai menuju ke arahnya, sebagian dari massa itu membawa kayu. Aku tetap saja diam di tempat, karena memang merasa tidak bersalah. Dengan wajah bingung melihat mereka beramai-ramai.

"Nah, itu dompetku! ujar seorang ibu-ibu menunjuk ke arahku.

"Jadi kau copetnya!" Seru seseorang sambil melayangkan pukulannya kepadaku.

Aku dipukuli, dihajar oleh massa tanpa sempat aku membela diri.

Tak lama kemudian, sirene mobil kepolisan menghentikan aksi massa tersebut, aku sudah tidak ingat lagi waktu itu dan tahu-tahu sudah berada di tempat ini."


Dia terlihat meneteskan air mata setelah menyelesaikan ceritanya.

Aku merangkulnya bahunya supaya ia tenang dan bisa kuat menghadapi permasalahannya.

"Mas, boleh minta tolong ngga!" ucapnya padaku setelah ia sudah bisa tenang.

"Ngomong aja, Mas." sahutku memberitahu. "Mudah-mudahan saya bisa bantu."

"Saya minta bantuan mas, teleponin ke nomor ini." ucapnya sambil menyerahkan nomor telepon padaku. "Itu nomor pacar saya mas. Namanya Deni Puspitasari."

Aku mengangguk dan melihat nomor telepon tersebut 0812-XXXX-XXXX.

"Insya Allah, Mas." ucapku memberitahu. "Mas akan bebas, nanti saya bantu Mas untuk bebas dari sini."


Sembari nunggu beres full update ch.38, sobat-sobat bisa berkunjung ke thread sobat-sobat TS lainnya.
 
Bimabet
Alhamdullilah om. Iya nih hari2 ini agak padat, cuma bisa nengok forum sekali2 saja. Semangat sehat ya om.
Amiiien.. Baru bisa kasih trailer hehehe.... Agak panjang ch.38 ini mungkin sedikit perlu bersemedi, hehehe...
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd