Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Pengabdian Guru Honorer

Status
Please reply by conversation.
Bimabet
Mantap ceritanya.... ditunggu lanjutannya
Klo bisa di kembangin lagi tambahin POV Adel
 
Hmmmm kayaknya bukan hanya adel aja nich yg memperdalam ilmu lingga yoni hahaha
 
part 3 kayaknya lebih seru nih :D
 
Samlekum suhu sekalian..
Sekali lagi terima kasih atas waktu yang dihabiskan sekedar membaca cerita iseng saya..
Mohon maaf bila masih belum mengabulkan permintaan suhu sekalian..
Dengan rendah hati saya persembahkan:

Pengabdian guru honorer - Part 3 - Pak Sugi dihukum

Pagi itu saya baru saja terbangun, mataku masih enggan membuka, penglihatanku masih buram. Mataku kubuka dengan malas, berangsur-angsur penglihatanku semakin jelas. Seketika itu, kulihat wajah Adel yang masih tertidur menghadapku, tangan kirinya kulihat melintang diatas perutku. Hari itu adalah pertama kalinya saya tidur dengan perempuan selain keluargaku.

Wajah Adel sangat polos ketika tertidur, rasanya ingin berlama-lama kupandangi wajahnya. Kulirik jam dinding yang menggantung di kamarku. Waktu menunjukkan pukul 05.10, terpaksa saya membangunkan Adel untuk kami bersiap berangkat sekolah.

"Deeeeel.. bangun.." ucapku lembut, sembari menepuk dan mencubit lembut pantatnya yang sekal. Adel tidak bereaksi, namun tetap kuteruskan usahaku, hingga Adel mulai bangun.
"Hmmm.. hmmm.. hmmm.." gumamnya, wajahnya mengisyaratkan senyum.
"Adel kalo ga di sun gabisa banguuuuun.." suaranya masih parau.
"Gamau ah, bauuuk.." ucapku menggoda.

Mendengar reaksiku, mukanya dimanyun-manyunkan, matanya masih terpejam lalu membalikkan badan memunggungiku. Reaksinya sungguh membuatku gemas, kupeluk punggungnya dan kucondongkan kepalaku ke pipinya. Kemudian kuberikan sebuah kecupan lembut di pipinya.
Bibirnya mengisyaratkan senyum dan menolehkan kepalanya supaya bibirnya dapat terjangkau bibirku. Sedikit kugoda, bibirnya tak segera kusambut.

"Mmmmmmmmm!" Adel merengek seperti anak kecil, kakinya digebrakan di kasur bergantian. Barulah kupenuhi permintaannya itu.

"Paaak neneen.." rengek Adel sesaat setelah matanya terbuka.
"Udah jam segini Del, bangun yuk, sekolah.." saya berusaha mencegah, sembari mengecup keningnya.
"Gamau sekolah.." Adel kembali merengek.
"Yasudah, jagain kontrakan bapak ya.." ujarku sekenanya sembari beringsut bangun dari tempat tidur untuk segera menyiapkan sarapan.

Pagi itu saya menyiapkan nasi goreng telur untuk dua orang, kemudian kuletakkan di sofa depan tv. Maklum, di kontrakan saya tidak ada meja makan. Setelah itu kupanggil Adel untuk makan bersama. Dengan memasang wajah cemberut Adel keluar kamar, lalu ia duduk di sebelahku, dan memakan nasi goreng yang telah kusiapkan.
Setelah selesai makan, saya bersiap untuk mandi dan gosok gigi.

"Pak Sugi, ikut!" Teriak Adel, wajahnya seketika ceria dan penuh semangat lagi.
"Gaboleh, nanti lama.." ujarku sembari berlari menuju kamar mandi, lalu menutup dan mengunci pintunya. Usaha Adel untuk mengejar sia-sia.

Selepas mandi, kulihat Adel duduk cemberut didepan tv, tangannya bersedaku. Melihat hal tersebut, lalu kudatangi Adel dan mencium bibirnya.
"Maaf ya Del, tapi bapak harus kerja.." ujarku menghiburnya.

Untung saja, senyuman Adel yang paling manis kembali dipasang diwajahnya. Kemudian Adel mandi dan gosok gigi. Setelah berbusana seragam, kami berangkat ke sekolah bersama.

Hari itu, saya mengajar 3 kelas, pagi hingga sore. Kebetulan, pagi itu saya harus mengisi kelas dimana Adel berada di kelas tersebut. Materi pagi itu adalah sejarah politik kerajaan Singasari era Kertanegara hingga pemberontakan Jayakatwang.

"Kertanegara menolak tunduk kepada Kublai Khan, salah satu kebijakan politiknya yang tercatat adalah pendudukan swarnabhumi untuk menutup pintu masuk mongol ke jawadwipa." Ucapku panjang lebar didepan kelas sembari menuliskan poin penting di papan tulis.
Kulirik Adel duduk di deretan paling depan mendengarkan sembari mencatat.

Kebiasaanku adalah memutar-mutar spidol ketika sedang menyampaikan materi. Tak sengaja, spidol yang sedang asyik kuputar terjatuh ke lantai. Sesaat itu pula kupungut spidol boardmarker tersebut. Entah ada angin apa, saya menolehkan wajah kearah tempat duduk Adel, duduknya mengangkang. Diposisi tersebut, secara jelas dapat kulihat isi rok milik Adel. Pemandangan yang kudapat sungguh mengejutkan, Adel tidak mengenakan celana dalamnya.

Melihat pemandangan seperti itu di ruang kelas membuat jantungku berdegub kencang. Darahku mengalir lebih cepat, mengisi organ lunak diselangkangan, penisku. Sensasi menyaksikan pemandangan itu diruang kelas, saat mengajar memang tak pernah terbayangkan.

Kutelan ludah seraya perlahan berdiri karena posisi penis saya sangat tidak bersahabat. Akibatnya, celana saya jadi menonjol. Lebih lagi, didepan kelas saya tidak mungkin membetulkan posisi penis. Adel mengamati tingkah laku saya yang kikuk, terlebih lagi dia melirik bagian celana yang menonjol. Kulihat ia menutupi mulutnya dengan punggung tangan kirinya, matanya sesekali melirik celanaku lalu kembali fokus ke papan tulis. Adel pasti sedang tersenyum penuh kemenangan.

Perbuatan Adel sungguh membuatku tak lagi fokus untuk memberikan materi. Saya kemudian duduk di meja guru supaya saksi mata ereksiku tidak bertambah banyak. Penisku berdenyut-denyut dibawah sana, sungguh menyiksa.
"Sampai disini ada pertanyaan?" Saya mencoba mengulur waktu untuk menjernihkan pikiran.

Setelah beberapa saat, darah didalam penisku sudah mulai berkurang. Saya kembali berdiri untuk melanjutkan materi setelah tidak ada yang bertanya.

"Swarnabhumi yang enggan tunduk secara baik-baik dikalahkan oleh Kertanegara dengan jalan perang, sehingga ....." Khotbah saya berhenti ketika kulihat Adel kembali mengangkangkan kakinya. Memang tidak terlihat dengan posisi saya yang sedang berdiri. Namun, fantasi akan memeknya yang imut kembali membayangiku. Celanaku kembali menyempit, padahal belum sempat membetulkan posisi penisku.

Kemudian saya segera menghadap papan tulis untuk berpura-pura memberikan catatan tambahan.
"Wilayah Singasari saat itu meluas hingga ke negeri Melayu" lanjutku menerangkan.

Dengan susah payah saya kembali duduk di meja guru. Kulirik Adel di barisan paling depan, masih dengan posisi yang sama. Tangan kanan mencatat, punggung tangan kiri menempel di mulutnya. Dari posisiku sekarang terlihat ujung bibir Adel mengisyaratkan senyum, sialan.

"Oke, ada pertanyaan?" Kembali saya mengulur waktu.
"Kalau tidak ada yang bertanya, saya yang memberikan pertanyaan." Ujarku kemudian.
"Ada yang tau, pendudukan Kertanegara di Negeri Melayu terkenal dengan nama apa?" Tantangku pada murid-murid.

Adel mengangkat tangannya, kemudian kupersilahkan untuk berbicara.
"Ekspedisi PamaLAYU pak." Tekas Adel mantab, ditekankan pada kata layu. Sungguh bocah sialan.

"Yak, benar.. jadi nama perjalanan Singasari menduduki Negeri Melayu adalah....." Belum sampai kuselesaikan kalimat, bel sudah berbunyi. Tugasku mengajar di kelas Adel sudah selesai. Terima kasih bel...

Saya bergegas keluar setelah merapikan barang-barangku. Saya tergesa menuju kamar mandi yang ada di ujung lorong untuk membetulkan posisi penisku. Pikiran saya hanya fokus pada satu tujuan.

Saat itu kondisi wc masih sepi, karena masih ada satu jam pelajaran sebelum istirahat. Wc laki-laki di sekolah kami berupa ruangan besar, di satu sisi terjejer beberapa urinal, sedangkan di seberangnya terdapat ruang mck kecil kecil. Saya berdiri dibawah gawang pintu ruang mck tersebut karena tidak berniat lama-lama disitu, hanya ingin membetulkan posisi.

Tiba-tiba saja, ada yang mendorongku masuk kedalam ruang mck lalu segera menutup pintu dan menguncinya. Saya terjerembab, namun tangan saya dapat menahan badan dengan bertumpu di wc duduk didepan saya. Kemudian saya membalikkan badan, secara reflek saya duduk di kloset.

"Deeel??" Setengah memekik saya keheranan.
"Ssssssssttt...." Adel mengisyaratkanku untuk tidak bersuara.
"Del, ngablblk...." Tanyaku setengah berbisik. Belum sempat kuselesaikan kalimatku, tangannya menutup mulutku. Jari telunjuknya diletakkan di ujung hidungnya sembari mengedipkan mata.

Sedetik kemudian terdengar suara siswa masuk lalu menyelesaikan urusannya. Saya fokus untuk tidak bersuara, sedangkan Adel mulai jongkok, membuka resleting dan merogoh penisku keluar dari celana dalam. Kemudian dikulumnya penisku.

Tangan kanan Adel mengocok-ngocok penisku lembut. Tak kalah, lidahnya memainkan ujung penisku. Sementara saya hanya menahan supaya tidak mengeluarkan suara.
Suara guyuran urinal terdengar diikuti suara langkah keluar beberapa saat kemudian.

"Ssshhhhhh..." Merasa aman, saya mendesis setelah beberapa saat menahan nikmat.
Telunjuk kiri Adel menyentuh bibirku menyuruhku diam, sembari menambah kecepatan mengocoknya.

Penisku mulai disedot-sedot, kepalanya naik turun. Membuatku tak berdaya, menahan perlakuan Adel.

Tangan kiri Adel menuntun tangan kiriku masuk kedalam seragam sekolahnya. Paham maksudnya, kuselipkan jari-jariku dari atas bra yang dikenakannya. Kemudian kupelintir putingnya, sesekali ku cubit-cubit pelan putingnya yang masih imut hingga mengeras.

Mendapat perlakuanku, pemainan Adel semakin panas, kombinasi sedotan, kocokan, dan sapuan lidahnya membuatku mendongak tak bersuara. Tak mau kalah, kurogoh payudara satunya. Kugunakan jurus pelintiran dan gelitikan yang kupusatkan di putingnya.

Adel berinisiatif menyalakan keran supaya. Nampaknya Adel juga tidak tahan mengekspresikan kenikmatannya dengan desahan.

"AHhhhh.... eHhhhh... aHhhhhh..." Suara nafas berat kami bersahutan, disamarkan suara gemericik air keran.
Pertahananku sudah hampir jebol, saya mencoba mendorong kepala Adel supaya penisku lepas. Namun lagi-lagi Adel sekuat tenaga menahan doronganku, malah kocokannya semakin dipercepat.

"Eeeee'.." erangku ketika sperma menyembur dari penisku masuk kemulutnya.

Dicabutnya penisku dari mulutnya. Adel mengulum spermaku sementara, kemudian menelannya. Setelah habis ditelan, Adel meringis penuh kemenangan. Melihat wajah meringisnya, kubungkukkan badanku seraya memagut bibir mungilnya. Sebagai hadiah telah membuatku KO hari ini.

Saya keluar kamar mandi terlebih dahulu untuk memastikan tidak ada tanda bahaya ketahuan. Setelah dipastikan aman, kuberi Adel kode untuk keluar WC laki-laki.

Sementara saya masih belum bisa mencerna apa yang barusan terjadi, Adel sudah berjalan menuju ruang kelasnya lagi. Sebelum masuk keruang kelas, Adel membalikkan badannya lalu mengedipkan sebelah matanya seraya tersenyum. Cantik. Sempurna.

Saya mendudukkan diri di ruang guru menunggu waktu mengajar berikutnya.
~Tilung~ suara L*ine masuk.
Pesan dari Adel:
"Tadi nggak gratis loh, nanti Adel tagih bayarannya :p"

Setelah itu hari berjalan begitu saja. Hari ini Adel ada jadwal latihan Teater. Sementara menunggu, saya berada di perpustakaan sekolah, mengerjakan bagian 4..
 
gelar tiker lagiiiiii. ...., lanjut Suhu. ..., malem Minggu nih. ...
 
huehehe manstaap paak. ceritanya sederhana dan kata-katanya juga gak berlebihan. oh iya apakah ada murid murid lain yang di kasih " pelajaran khusus" pak hehe
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd