Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Perjuanganku Menaklukkan Ketakutan

Hmm berat ini kasus yang menimpa tokoh utama
 
CHAPTER V: MELEPAS RINDU

Aku terus memikirkan saat wisuda kala itu. Pikiranku kacau, selalu ada bayangan dan pikiran yang sangat kutakutkan yaitu Dita dilamar oleh Yosa. Euforia wisuda berlangsung selama seminggu, selama seminggu itu pula aku lihat timeline FB Dita dipenuhi oleh ucapan selamat dari teman-temannya. Baik Teman Sekolah maupun teman kuliah. Termasuk Yosa dan Gilang.

Yang bikin sesak di dada adalah komentar mereka dibalas oleh Dita dengan emote love. Aku tak tahu harus bagaimana lagi. Aku selalu ingin ikut komentar, biar mereka tahu bahwa aku adalah pacar Dita, jangan macam-macam. Akan tetapi aku adalah orang yang tidak suka memancing keributan, apalagi di sosial media. Aku tahu kalau aku ikut memberikan komentar, Dita pasti akan ngambek. Dulu pernah suatu saat aku komentar di salah satu foto SMA Dita, mereka saling goda nostalgia jaman SMA, aku ikut nimbrung dengan kata-kata “Hai Dita, lagi ngapain?”. Dan reaksi Dita tak kuduga-duga, dia langsung SMS marah-marah, entah aku ini dianggap apa sama dia.

Namun dilain sisi, saat aku mencoba berkomentar di kolom foto teman yang itu adalah wanita, dia langsung menuntutku untuk menghapusnya. Disitu aku merasa bahwa Dita memang benar-benar mencintaiku.

Seminggu adalah waktuku untuk menjalani kehidupan seperti seorang yang tanpa pasangan. Waktu yang seharusnya aku habiskan untuk beruska cita merayakan kelulusan Dita, berubah menjadi waktu yang penuh duka saat akuhanya bisa menatap kesenangan Dita bersama teman-temannya.

Apalagi seminggu itu orang tua Dita ada di Jogja, dan aku dilarang untuk bertemu dahulu.

Aku menghabiskan waktu seminggu untuk berkonsultasi dengan Dosen pembimbingku. Syukurlah judul revisi skripsiku diterima, dan aku pun mulai melanjutkan proses skripsi. Sudah masuk BAB III, dan kini lebih rajin lagi.

Aku kadang berpikir, keberadaan Dita kadang menyulitkanku salah satunya di pekerjaan skripsiku. Ada hal positif juga seminggu ini.

Memasuki gerbang kampus aku dihentikan oleh sosok Dayu yang sedang berjalan mau ke kampus. Aku berinisiatif untu memberikan boncengan ke dia. Aku pikir tak ada salahnya, toh juga ga akan ada apa-apa. Sambil jalan kita pun ngobrol ringan.

“Kok tumben jalan kaki, motormu kemana?” aku mulai pembicaraan, dengan sedikit grogi karena peyudara Dayu menempel di punggungku, sementara tangannya mulai menggerayangi pinggang.

"Motor ada di kos kok, ini lagi pengen jalan aja, kan deket" Dayu menjawab dengan bibirnya mendekati telingaku yang tak tertutup helm.

Sesampainya di kampus, kami pun berpisah. Aku ke ruang dosen, dia ke ruang kuliah. Aku perhatikan dari belakang, memang bodynya sungguhlah seksi, jauh sekali dari Dita. Akan menjadi wanita sempurna jika body seperti Dayu tapi Wajah seperti Dita.

SMSku sudah mulai jarang dengan Dita. Selesai bimbingan, aku coba untuk SMS dia. Berharap semua baik-baik saja.

‘Dita, lagi ngapain? Bapak/Ibu sudah pulang? Aku sudah bisa main?”

Aku mencoba bertanya terlebih dahulu kalau memang suasana sudah kembali seperti semula, aku bisa ke kosan Dita, dan menyelesaikan semuanya.

“Iya sayang, Bapak/ibu sudah pulang, kamu kesini ya.. aku kangen sama km.” Jawabnya melalui SMS, membuatku membayangkan bagaimana ekspressi menggemaskannya wakti bilang kangen.

Akupun segera meluncur ke kosan, aku naik motor langsung menuju kosan dita, ditengah jalan aku melihat kembali Dayu yang selesai kuliah keluar dari kelas. Penampilannya masih sama, masih seperti tadi saat aku antarkan.

Namun kali ini aku coba menghindar dan pura-pura untuk tidak melihatnya. Hal yang buruk bisa terjadi jika aku menawarkan diri untuk memboncengkannya, mengantarkannya pulang. Padahal kali ini aku mau ke rumah Dita, wanita yang selama seminggu ini seperti orang asing bagiku. Ibarat kata, tekadku sudah bulat untuk menjauhi Dayu dan tetap berjuang mempertahankan Dita, walau kadang godaan itu selalu ada.

Sampai depanpintu kos warna silver itu, aku coba membuka. Seperti biasanya, Pak Ujang, sang penunggu kos, masih setia nongkrong di pos depan, yang sekaligus menjadi rumah mini, baginya dan keluarganya.

“Siang mas Alan, lama nih gak main kesini, kemana aja?” Pak Ujang menyapaku dengan hangat seperti biasa.

“Ada kok pak, cuman lagi sibuk aja urusan kampus, maklum sudah dikejar-kejar buat cepet lulus.” Jawbku sambil sedikit ketawa. “Pak, kemarin-kemarin banyak yang datang nyamperin Dita gak ya?” Aku coba iseng bertanya untuk mengetahui kegiatan selama aku ga bersama Dita.

“Oh iya mas, kemarin ada sedikit beberapa orang sih mas, habis wisuda kan ada keluarganya yang datang, dan ada beberapa temannya juga, laki perempuan banyak juga yang kesini, trus mereka keluar makan-makan sepertinya.” Pak Ujang menjawab sambil memegang sapu lidi, dia hendak menyapu halaman yang banyak dedauan runtuh.

“oh yasudah pak, saya lanjut ke dalam dulu ya pak. Monggo dilanjut kerjanya” Aku pamit dan bergegas masuk ke dalam.

“Oke siaap mas.” Pak Ujang menjawab dengan posisi seperti prajurit yang sedan dapat aba-aba dari komandan, yang kadan suka membuat geli.

Sampai di depan pintu kamar Dita, Dita menjambut riang kedatanganku. Bertanktop pink dan celana pendek. Kostum yang selalu aku suka.

“Hallo sayaaang... lama banget sih ga kesini. Kan aku kangen.” Dia langsung memelukku, dan menciumiku, seolah seperti orang yang lama tidak berjumpa.

“Yaaa kan kemarin masih banyak keluarga yang datang, jadi aku menghindar dulu.” Aku menjawab sambil tersenyum, berharap dia mau mengerti bagaimana perasaanku seperti tak dianggap.

“maafin aku ya sayang, aku janji akan berjuang demi kita berdua. Kamu juga yang serius ya ngerjain skripsinya.” Dia memintaku seraya mencium bibirku.

Kami berciuman sambil berdiri beberapa menit, tangannya meraih pintu dibelakangku, dan menutupnya rapat. Aku dengan sigap menguncinya. Walau memang siang itu sepi, aku tetap harus berjaga agar semuanya aman.

Kami melakukan ritual seperti biasanya, aku pegang payudaranya dari luar, dan ternyata dia tidak memakai BH sejak tadi.

Lidahku dan lidahnya saling beradu, nafsuku semakin membara. Aku sangat bernafsu. Aku rebahkan dia di kasur. Dengan brutal ku robek tanktopnya, muncullah payudara bulat dengan puting yang sudah mengeras. Kali itu aku seperti binatang buas yang ingin meluapkan amarah sekaligus nafsu.

Aku lepas celananya, dia pun telanjang di depanku. Aku pun mulai melepas pakaianku satu per satu.

Penisku yang sudah tegang langsung diraih oleh Dita, kemudian dia mengulumnya, memainkan sembil memegangi payudaranya sendiri.

Aku yang tak tahan pun mengambil alih dengan posisi 69. Kujilati vaginanya yang harup, merah merekah, aku jilat klitorianya. Dia menggelinjang, mendesah

“aaaacchhh... uuuhhhmmhh....”

Aku terus memainkan lidahku dalam vaginanya. Terasa sangat nikmat. Basah sekali vagina Dita kali ini.

“aachhhh sayang... ayo dimasukin sayaaanggg... aku udah ga tahaann... ummmhh...” dia memintaku untuk melakukan penetrasi.

Aku pun mulai melakukan penetrasi dengan posisi MOT, ku mulai goyangkan penisku ke dalam vagina Dita. Hangat rasanya, masuk ke dalam vagina yang sudah basah. Dia mengerang kesakitan saat aku mulai menaikkan tempo. Namun erangan kesakitan itu berubah menjadi erangan kenikmatan, ketika dia mulai berkata.. “uuuhhhhh... terusss sayangg... enaaakkk..”

Aku tak tahaaan aku mulai mengencangkan gerakaannku, dan tak lama kemudian kita berdua berhasil orgasme dalam waktu yang bersamaan. Spermaku aku keluarkan di dalam...

“Ouuuucchhhh gilaangg.. enak bangeeet.... uuhhhmmpp...” dia berkata samnbil kakinya bergetar, menjepit badanku...

Secara tak sadar dia ternyata memanggil nama gilang saat itu. Aku diam saja, tak ingin menghilankan momen indah itu. Mungkin nanti atau besok akan aku tanyakan tentang hal itu.

Momen dimana dalam seminggu, kami telah menahan hasrat bercinta, tersalurkan sudah di siang saat matahari sedang terik.

Aku peluk badan Dita dengan erat, seakan tak mau melepaskan, dan aku bilang “Aku sayang banget sama kamu, aku tak ingin orang lain memilikimu.”

Bersambung...
 
Thanks suhu semua yang sudah sudi mampir..
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Jangan terjebaj hanya dengan Ditta, sayang boleh tapi jangan dalem banget. Nanti bakalan kecewa, Dia bisa menikmati dengan yang lain kenapa Alan gak bisa. Masih banyak wanita yang bisa dinikmati tanpa melibatkan rasa. Mantap ceritayaaa Suhuuuuu
 
Waduhhhhhh.....kok sing diceluk gilang???? Taboki ngiwo nengen wae suhu....
thanks updatenya om
Jangan terjebaj hanya dengan Ditta, sayang boleh tapi jangan dalem banget. Nanti bakalan kecewa, Dia bisa menikmati dengan yang lain kenapa Alan gak bisa. Masih banyak wanita yang bisa dinikmati tanpa melibatkan rasa. Mantap ceritayaaa Suhuuuuu
Makasih updatenya hu
Makasih dulu ya om @gggallagher updatenya, baru baca
Gilang kayanya udah mnang bnyak nich...
Dita dita
Masih aja selingkuh ama gilang , anjing
Waduhhhhhh.....kok sing diceluk gilang???? Taboki ngiwo nengen wae suhu....

Thanks atensi nya suhu semua...
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd