Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Putri's Incestuous Family

saatnya Update. makasih buat suhu-suhu yang sudah setia menunggu.
semoga update kali ini bisa menghibur.
jangan lupa kritik dan sarannya ya hu.


Update 5. First Contact


POV Nining


“ma” suara Putri dengan lesu memanggilku yang sedang menonton TV. Sore itu kami memang sedang berdua saja dirumah, Pita sedang ada kuliah dan suamiku belum pulang dari kantor.

“kenapa put?”tanya mamaku heran ”kok kamu keliatan murung gitu”

“anu ma..aku mau cerita” jawabnya ragu-ragu “tapi aku malu ma”

“kok malu, cerita aja” paksaku

“hmm....***k jadi ah ma, aku malu” ucapnya pelan.

“Putri kanapa, jangan bikin mama bingung dong, udah cerita aja gak apa-apa” bujukku.

Kelihatannya Putri mulai luluh mendengar bujukanku.

“ini ma” jawab Putri sambil menyodorkan HP miliknya.

“hahhh Putri..kamu..”aku tergagap karena terkejut melihat layar HP yang ada ditangannya “ini bener kamu put?”

“i..iya ma”jawabnya lemah sambil menahan air mata.

Mataku masih melotot dan mulutku ternganga. Dilayar Hp tersebut dapat kulihat dengan jelas Foto seorang siswi SMP sedang duduk mengangkang di lantai kamar mandi. Tangan siswi tersebut sedang menahan celana dalamnya kesamping sehingga belahan vagina nya yang kemerahan terlihat jelas.

Ya, itu adalah foto Putri, entah apa yang dipikirkannya hingga melakukan hal aneh seperti ini.

“ kamu sedang apa Put kok bisa begini disekolah” tanyaku

“aku lagi sama Tania, dia lagi ngajarin aku....”tak mampu diteruskan kata selanjutnya kepadaku tapi aku sudah bisa menebak

“masturbasi?”

“iya ma” jawabnya sambil menunduk

“ya ampun Putri, kok kamu berani begitu di sekolah” tanyaku sambil memijit-mijit kepalaku yang tiba-tiba pusing.

“soalnya aku penasaran ma, jadi Tania ngajarin aku” jawabnya dengan suara memelas.

Dia mengaku kalau Tania sedang mengajarinya masturbasi di kamar mandi sekolah minggu lalu. Ternyata saat itu mereka tidak sendiri. Jika dilihat dari angle foto itu dapat dipastikan si pelaku ada di kamar mandi disebelah yang mereka pakai. Pas sekali menghadap Putri. Sedangkan Tania sama sekali tidak terlihat karena sedang membelakangi orang yang mengambil gambar.

“terus apa maksud orang ini ngirim foto ini, dia minta macam-macam dari kamu?”

“i..ya ma” kali ini beberapa titik air mata mulai menetes

Kepalaku tiba-tiba panas membayangkan orang yang berani memeras Putriku. Ingin rasanya kumakan hidup-hidup yang yang berani melakukan ini.

Belum kulanjutkan interogasiku kepada putri, aku berniat mendinginkan dulu kepalaku supaya bisa berfikir dengan tenang dan mampu mengambil keputusan yang tepat. 10 menit berlalu dan emosiku sudah lebih stabil.

Aku baru menyadari foto yang dari tadi digenggamanku adalah foto setengah telanjang Putri, entah sudah berapa tahun aku tidak melihan belahan vagina anakku ini. Ada sensasi aneh yang kurasakan di selangkanganku saat melihat lubang kemaluan Putri.” Seandainya yang ada dihadapanku adalah vaginanya yang asli” lamunanku mulai liar.

Vagina putri terlihat putih mulus dengan bibir-bibir mungil yang kemerahan. Terasa libidoku sedikit naik saat melihat foto tersebut. Putingku mulai mengeras dibalik baju yang kukenakan.

Lalu kulanjutkan pertanyaanku. “orang itu minta kamu melakukan apa put?” tanyaku dengan tenang.

“i..itu ma, orang itu tadi ngancam kalo aku kesekolah pake CD dan BH fotoku mau disebar.” Jawabnya sengan lemah.

“ja..jadi kamu tadi kesekolah gak pake BH dan CD Put?” Tanyaku terkejut. Pantas saja tadi pagi putri buru-buru sekali meninggalkan rumah. Rupanya ia takut dadanya terlihat.

Bayangan liarku mulai muncul membayangkan bagaimana putri berjalan ditengan-tengah kumpulan anak-anak sekolah tanpa pakaian dalam. Terus bagaimana kalau tiba-tiba angin bertiup kencang hingga membuat rok Putri terangkat. Pasti bokongnya yang bulat dan vaginanya yang mulus akan menjadi santapan mata serigala-serigala lapar disana. selangkanganku bertambah hangat membayangkan hal itu.

“terus?” tanyaku singkat

“tadi aku presentasi ma pelajaran Biologi, jadi aku harus maju kedepan kelas” jawabnya “aku malu banget ma soalnya dada aku nonjol diliat guru sama teman-teman” jawabnya lemah.

Gila, seandainya saja aku ada disana, bukannya membantu menutupi tubuh Putri malahan akan aku tonton presentasi Putri pikirku.

“aku malu ma, soalnya teman-teman banyak yang ngomong aneh” tambahnya

“ngomong aneh gimana?” tanyaku

“kaya gini ma, liat tuh toketnya Putri, ihh putingnya berdiri, Putri gak pake BH, masih banyak omongan yang lain ma” jawabnya

Akupun iba pada Putri, bagaimanapun juga itu adalah pengalaman tidak mengenakkan baginya.

“terus masih ada lagi ma” tambahnya “aku dipaksa masturbasi dikantin sekolah tadi waktu istirahat”

“hahh masturbasi dikantin?” aku terkejut mendengar penuturan putri. Tapi rasa hornyku tak sebesar rasa terkejutku. Dinding vaginaku seperti berkontraksi dan klitorisku berkedut-kedutan mendengar kalimat yang diucapkannya.

“iya ma, tadi waktu istirahat aku kekantin sama tema-teman, terus orang itu SMS, katanya aku harus naikin rok aku sampe pangkal paha terus... aku disuruh masturbasi”.

Kontraksi di dinding vaginaku semakin keras.

“terus kamu ikutin?” selidikku lebih lanjut.

“iya ma, aku takut fotoku disebar” jawabnya

“teman-temanmu ada yang lihat?” tanyaku

“kayanya enggak ma, soalnya di kantin kan pake meja panjang, jadi bagian tubuh bawahku ada dibawah meja” lanjutnya “jadi tadi roknya Putri naikin sampe paha ma”

Gila, tidak seharusnya aku horny seperti ini, putri sedang menceritakan kisah sedihnya. Tapi naluriku tak bisa kulawan. Putingku sudah mengeras membayangkan bagaimana putri memamerkan paha mulusnya dan vagina polosnya ditempat umum.

“terus putri gesek-gesekin jari putri” terusnyna.

“gesekin kaya mana?” aku sadar pertanyaan itu tidak relevan dengan masalah yang sedang kami bahas, tapi entah kenapa pertanyaan itu yang keluar dari mulutku.

“di belahannya Putri elus-elus ma, terus di klitorisnya Putri elus juga” jawabnya.

Badanku mulai panas dingin membayangkan klitoris mungil putri.

“ka..kamu basah tadi?” tanyaku lagi-lagi menanyakan pertanyaan yang tak berguna.

“awalnya gak ma, tapi lama-lama basah” jawabnya.

Tanpa sepengetahuan putri kurubah posisi dudukku menjadi bersila di atas sofa. Bantal sofa yang tadi tergeletak dibelakangku ku ambil lalu kutaruh di pangkuanku. Diam-diam tanpa sepengetahuan Putri kuselipkan tangan kananku kebawah bantal langsung menuju vaginaku melalui bawah daster ku yang memang sudah terangkat karna posisi dudukku.

agar tidak menarik perhatian Putri, Pelan-pelan kusapukan jari tengahku disepanjang belahan vaginaku, mulai dari bawah lalu keatas dan berhenti di klitorisku. Rupanya vaginaku sudah sangat basah, terasa kain CD ku lembab karena terkena cairan pelumasku.

Kukocok pelan-pelan klitorisku sambil membayangkan bagaiman Putri mengocok klitorisnya di kantin sekolah. Terasa sentruman-sentruman kecil menyengat tubuhku tiap kali kusapu klitorisku.

“rasanya gimana Put?” tanyaku

“ya aku takut ma?” jawabnya

“bukan itu, rasa vagina kamu waktu dikocok tadi?”

“kok mama nanya itu sih?” Putri balik bertanya “rasanya ya geli ma,...apalagi..”

“Apa lagi apa? ” selidikku tidak sabar sambil terus menggosok klitorisku dengan sedikit keras.

“apalagi kalo kena klitorisnya” jawabnya malu-malu.

Dahiku mulai berkeringat dan dudukku sudah tidak bisa tenang. Aku sudah tidak kuat menahan rasa nikmat divaginaku saat Putri menceritakan masturbasinya.

“ta..tapi kamu suka rasanya” tanyaku tergagap menahan geli di vaginaku.

“i...iya ma” jawabnya sambil menunduk. Sedangkan tanganku makin liar menggesek klitortisku.

“trus...ada yang lihat kamu gak?” tanyaku

“ada ma...tadi ada kakak kelas cowok yang gak sengaja ngeliat putri” jawabnya “Putri baru sadar pas udah mulai ngocoknya, dia melotot liat putri lagi mainin vagina Putri, terus...”

“Terus apa?”

“terus dia mencet-mencet tititnya ma”

Aku pun pasti akan langsung mengocok vaginaku kalau aku jadi anak itu.

“trus kamu sampe orgasme gak..sttt?” tanyaku dambil mendesis. Nafsuku mulai tidak terkontrol dan orgasme ku semakin dekat.

“hmmm....” dia tidak mau menjawab

“sttt... jawab aja Put..sttt...” desisisanku semakin bertambah. Urat-urat dikaki dan pahaku sudah mulai berkontraksi.

“iya ma” pipinya memerah menahan malu.

Dan saat itu juga, SERR..SERRR cairan orgasmeku mengalir deras membasahi jari-jariku. Aku hampir saja roboh menahan terjangan gelombang orgasme yang kurasakan. Nikmat sekali, apalagi ada Putri didepanku.

“hahhh...hahhh” aku terengah-engah.

“loh kok mama ngos-ngosan gitu” tanya putri heran melihatku

“hahhh...hahhh.. gak apa-apa Put, mama Cuma emosi sama orang yang meras kamu” jawabku berbohong. Sekitar 5 menit aku terdiam pura-pura sedang berfikir setelah itu, padahal sebenarnya aku sedang merasakan sensasi sisa-sisa orgasmeku.

“terus orang itu SMS lagi sebelum aku cerita ke mama tadi” tambahnya

“minta apa lagi orang itu?” tanyaku.

“dia minta foto close-up vaginaku ma” jawabnya seperti menahan tangis.

Benar-benar sialan orang itu, berani-beraninya memeras Putri seperti ini. Aku harus menghentikan ini semua, kalau tidak bisa bahaya. Mental Putri bisa hancur kalau foto-foto itu sampai tersebar.

Aku harus bisa menemukan jalan keluar untuk masalah ini. Tapi untuk sementara harusku kuturuti dulu keinginan dari si pemeras. Walaupun sebenarnya aku tidak rela kalu vagina Putri menjadi santapan orang sialan itu walaupun hanya melalui foto.

“sekarang kita gak punya pilihan lain, kita harus menuruti apa perintah orang itu, selanjutnya baru kita cari tau siapa orang ini” jawabku menenangkan Putri

“kamu punya perkiraan siapa pelakunya?” tanyaku

“aku gak tau pasti ma, tapi aku yakin dia teman sekelasku” jawabnya

“kok kamu bisa yakin?” selidikku

“soalnya tadi sehabis presentasi dia sms begini, Presentasi yang bagus, Putingmu benar-benar indah, kan yang tau aku presentasi Cuma teman-teman dikelasku dan dia juga tau kalo puting aku keliatan tadi” jawab Putri.

“Hahaha” aku tertawa dalam hati. Akhirnya aku tahu bagaimana menyelesaikan masalah ini.

“jadi Putri harus foto vagina Putri sekarang?” tanyanya membuyarkan lamunanku.

“iya untuk sekarang, mama pastikan ini yang terakhir, mama janji besok kita tangkap pelakunya” jawabku penuh keyakinan.

“ya sudah...tapi mama temenin Putri, aku gak bisa pegang kameranya” pintanya.

Seperti mendapat durian runtuh “ya sudah sini sini mama yang fotokan”. Aku setengah tidak percaya mendengar permintaan Putri. Dia ingin aku ada di sisinya saat mengambil foto Vaginanya. “aku tidak sedang mimpikan” pikirku.

“ya sudah kalau memang Putri mau” jawabku pura-pura tenang, padahal detak jantungku sudah tidak karuan.

Lalu Putri berdiri dan menurunkan celana pendek yang dikenakannya hingga terlihatlah celana dalam dengan motif bunga berwarna biru. Lucu sekaligus sexy sekali, apalagi pipinya terlihat merona karena menahan malu.

Saat hendak menurunkan celana dalamnya tiba-tiba putri berhenti “aku malu ma” kembali pipi Putri merona kemerahan.

Sejenak aku berfikir, kemudian kutawarkan solusi untuk mengatasi rasa malu Putri.

“ya sudah gini aja” ucapku sambil berdiri. Lalu dengan cepat kulepas daster yang kukenakan sehingga aku setengah telanjang dengan hanya berbalut CD dan BH. Lalu kuturunkan CD ku sampai mata kaki hingga terpampanglah vaginaku yang berbulu dihadapan Putri. Selanjutnya kulepaskan BH yang membungkus gunungan payudaraku.

Putri melotot, ia tak menyangka aku akan melepaskan pakaianku “kok..ma..mama telanjang?” Tanyanya bingung.

“katanya tadi Putri malu kalau harus telanjang didepan mama, sekarang mama juga telanjang, jadi Putri gak perlu malu lagi” rayuku walaupun sebenarnya aku yang dienakkan oleh situasi ini.

Sisa-sisa cairan orgasmeku tadi masih berbekas dicelana dalam dan permukaan vaginaku sehingga terlihat sedikit mengkilat.

“sekarang giliran Putri yang buka CD nya” perintahku.

“iya ma” jawabnya.

Kini giliran celana dalam yang dilepaskan oleh putri. Aku seketika menahan nafas saat melihat selangkangan Putri yang putih dan mulus. Tepat ditengah-tengahnya terdapat lipatan yang membentuk retakan diantara kedua pahanya.

Lalu terpampanglah belahan vagina putri. Aku berusaha menahan air liurku agar tidak menetes. “kuatkan dirimu Ning” ucapku pada diriku sendiri berkali-kali, sebab kalau tidak aku pasti akan langsung membenamkan kepalaku dan menghisap kuat-kuat vagina mungil itu.

“sekarang Putri rebahan di sofa biar mudah mama ambil fotonya” perintahku.

Putri pun menurut. Setidaknya dia tidak merasakan malu seperti tadi karena aku sudah ikut bertelanjang dengannya. Mata putri tak henti-hentinya memperhatikan vagina yang sengaja ku buka lebar dan payudaraku yang menggantung.

“ihhh kamu liatin apa Put?” godaku sambil tersenyum.

“enggak ma,…” jawabnya, kembali merona kedua pipi Putri.

“ngeliatin ini ya?” tanyaku sambil kusentuh vaginaku dan kusibakkan bibir-bibirnya.

“ihhh mama, jorok” ucapnya sambil tertawa kecil “bentuknya lucu ma, beda sama punyaku”

“masa sih Put, apanya yang beda?” tanyaku

“hmmm…klitorisnya mama besar” ucapnya malu-malu.

“hahaha…mamakan udah dewasa Put jadi ya wajar” jawabku

“trus ko kaya basah sih ma, kalo kata Tania kalo vagina basah berarti lagi nafsu ya ma?” lanjutnya bertanya.

Aku sedikit kaget dan bingung menjawab pertanyaan Putri. Tanpa kusadari cairan-cairan kental sudah mulai diproduksi vaginaku sehingga kelihatan basah. Aku tak mampu lagi menahan nafsuku. Bayangkan saja aku sedang telanjang dengan Putri sambil memamerkan vagina kami. Bagaimana mungkin aku bisa tidak basah.

“hmmm..kenapa ya?”ucapku sambil tersenyum berpura-pura bingung.

“hahaha, jangan-jangan mama nafsu ya liat Putri” ucapnya sambil tertawa.

Mama sudah bukan nafsu lagi Put, pengen mama jilat vagina mungilmu saat ini juga ucapku dalam hati.

“husss.. sudah kita langsung foto aja sekarang” aku takut tidak bisa lebih lama lagi menahan nafsuku yang terasa sudah di ubun-ubun. “kamu buka pake jari Put belahannya” perintahku. Lagi-lagi putingku menjadi sekeras batu.

“gini ma?” tanya putri saat dia menyibakkan bibir vaginanya kesamping dan menampakkan lubang kemaluan yang mungil. Dapat kulihat saluran kencingnya yang lokasinya sedikit keatas dari lubang kemaluannya. Gundukan daging kecil terlihat menyembul malu-malu dibagian atas celah vaginanya.

“awwww...ma geli!” putri berteriak saat klitorisnya kusentuh. Aku sudah benar-benar tidak tahan melihat vagina mungil itu ada didepan mataku. Tanganku seperti tidak bisa kukendalikan. Secara tidak sadar nafsuku mengambil alih tanganku hingga bergerak menyentuh klitorisnya yang kemerahan.

“maaf Put, mama gak sengaja”ucapku sambil cepat-cepat kutarik tanganku.

“Ihhh mama sempet-sempetnya iseng” ucap putri sedikit kesal.

Aku ingin berlama-lama diposisi ini, tapi putri terus mendesakku untuk cepat-cepat mengambil foto karena dia malu berlama-lama dalam posisi ini. Lalu kuambil satu foto yang menampakkan vagina Putri yang sedang tersibak.

“sudah aku kirim ma fotonya” ucap putri “terus gimana ma seterusnya?”

“udah kamu tenang aja, besok kita tangkap pelakunya” jawabku yakin.

“ohh iya Put, berarti sekarang kamu sering masturbasi ya?” tanyaku. Harus kumanfaatkan momen langka ini.

“ihhh mama mau tau aja, malu ah ma” jawabnya

“kan mama udah bilang gak perlu malu sama mama” tambahku membujuknya.

“gak kok ma, baru dua kali” jawabnya malu-malu

“memangnya yang Tania ajarin apa aja Put, mama takut kalau yang diajarin Tania salah malah nanti ngerusak vagina kamu” tambahku.

“ya gitu ma digosok-gosok lubangnya” ucap Tania.

“di gosok gimana?” lanjutku “coba mama liat” ucapku sambil menelan ludah. Diam-diam kupenceti putingku.

“masa aku harus praktekin sih ma, kan malu” jawabnya.

“hmmm..gini aja, Putri praktekin sama mama aja, biar nanti mama nilai sudah benar belum caranya” jawabku.

“emangnya boleh Putri pegang itunya mama?” Tanya Putri

“gak apa-apa, kan demi keamanan Put” jawabku mencari alasan

Sempat ragu-ragu Putri mengangkat tangannya, namun dengan sabar ku bujuk hingga dia mau menyentuhkan jarinya diatas vaginaku.

“stttt..hahhh” desahku secara tidak sadar

“trus..gimana lagi Put?” tanyaku karena jari Putri hanya diam diatas vaginaku.

Lalu perlahan-lahan disapukannya jarinya, naik turun dicelah vaginaku. Tubuhku sedikit bergelinjang menahan rasa nikmat akibat sentuhan jari-jari Putri. Mataku terpejam sedangkan mulutku tak berhenti mendesah.

“achhh…geli Put” ucapku dengan mendesah

Putri tampaknya mulai menghayati perannya, sebab kini jari-jarinya mulai menggosok vaginaku dengan cepat. Lalu satu jari tangannya menembus masuk kedalam lubang vaginaku.

“occhhh, hahhh Put” desahanku semakin kencang saat jari putri keluar masuk di vaginaku.

“teruss… Put yang kencang..achhh” aku sudah lupa diri.

Setelah puas menusuk-nusuk lubang vaginaku, kini jarinya bergerak keatas dan menyentuh klitorisku. Kini gerakan jarinya berputar-putar disekeliling klitorku lalu dengan gerakan menggaruk dikocoknya klitorisku.

“achhh…Put..achhh..terus nak..” ucapku berulang-ulang.

“kocok itil mama sayang Stsssttt….achhhh” desahanku memenuhi ruang tamu.

Sekitar lima menit Putri mengocok klitorisku. Akupun sudah diambang orgasmeku. Kedua tanganku sibuk meremas-remas kedua payudarku dan memelintir kedua putingku.

“occhhh..terus sayyanggg, mama hampir orgasme..achhhhh”.

Lalu kurasakan tubuhku melayang-layang diserang kenikmatan. Seluruh tubuhku menegang dan lalu kaku selama beberapa saat kemudian diikuti gerakan menghentak-hentak. Seluruh urat ditubuhku berkontraksi dan kenikmatan yang luar biasa berpusat di vaginaku.

Dua kali vaginaku menyemburkan cairan kenikmatan yang mengenai sofa dan tangan Putri. Mataku terpejam menahan nikmat dan nafasku terengah-engah.

“hahh..hhahhh.. sudah cukup Put” ucapku, lalu putri melepaskan tangannya dari klitorisku.

Masih dengan terengah-engah kulihat kearah Putri. Dia terlihat sedang tersenyum malu-malu melihat kondisiku. Sekilas dapat kulihat vaginanya sedikit basah. Ada cairan yang keluar dari celah vaginanya hingga sedikit membasahi pahanya.

“mama keenakan ya?” tanyanya sambil tersenyum.

“iya Put, kamu pinter ngocokinnya” jawabku sambil bangkit untuk duduk.

“jadi kamu kalau mastrubasi bagitu Put?” Tanyaku. Aku harus tetap konsisten mempertahankan alasanku meminta Putri untuk praktik masturbasi di vaginaku yaitu untuk menilai apakah caranya sudah benar atau belum.

“ya kira-kira begitu ma” jawabnya.

“berarti jari kamu sudah kamu masukkan kelubang vaginamu Put?”

“oww enggak ma, aku tadi coba-coba aja, soalnya lubang mama agak lebar” jawabnya malu-malu.

“owww baguslah, kamukan masih perawan Put, jadi dijaga lubangnya jangan sampe kemasukan benda asing kaya jari kamu” terangku.

“iya ma, tenang aja” jawab Putri.

“terus..”aku melirik Putri sambil tersenyum “mau gentian?”

“ahhh gak mau” ucapnya sambil berdiri “aku malu” kemudian dia berdiri dan memungut pakaiannya yang tercecer.

“hahaha…masa kamu gak pengen Put, itu kamu udah basah begitu?” tanyaku menggodanya.

“ihhh mama jahat” ucapnya sambil tertawa “gak ah ma, kapan-kapan aja, hehehe” kemudian dia berjalan menuju kamarnya.

“bener ya kapan-kapan, mama tagih lho nanti” ucapku

“hmmm, iya iya, tapi nanti ma, kalo putri udah gak malu lagi” jawabnya.



Keesokan harinya, tapatnya jam 10 pagi, empat orang laki-laki dan seorang wanita yang mengenakan seragam polisi masuk keruangan kelas dimana Putri sedang belajar. Lalu tanpa meminta izin dari guru yang sedang mengajar seorang polisi yang kelihatannya memimpin kelompok itu berkata dengan lantang “semuanya berdiri dan maju kedepan kelas, tinggalkan tas dan barang-barang lain di meja”.

Aku dan kepala sekolah SMP tempat putri belajar berdiri diluar kelas. Kami menyerahkan sepenuhnya proses pemeriksaan kepada polisi yang dipimpin oleh keponakanku Sendiri Briptu Cipto.

Sebelumnya aku datang kekantor tempat keponakanku itu bertugas dan menceritakan musibah yang dialami Putri. Lalu kami langsung pergi menuju SMP tempat putri belajar dan menemui kepala sekolah dan menceritakan alasan kami datang kesana.

Seorang polisi wanita dan seorang polisi laki-laki sedang menggeledah teman-teman sekelas Putri mencari handphone yang diperkirakan menjadi alat untuk memeras putri. Sementara sisanya sedang memeriksa HP yang sudah berhasil dikumpulkan lalu diperiksa satu-persatu.

20 menit kemudian, ditemukan sebuah HP yang didalamnya terdapat SMS ancaman dan Foto yang ditujukan kepada Putri.

“siapa pemilik HP ini?”tanya keponakanku dengan lantang, seketika kelas menjadi diam. “saya ulangi, siapa pemilik HP ini?” kembali keponakanku bertanya.

“sa..saya” seorang anak laki-laki kurus mengacungkan tangannya.

“ikut saya” perintah keponakanku.



Keponakanku terus mendesak agar anak bernama Indra ini dibawa ke kantor polisi tapi kutahan agar masalah ini cepat selesai sebelum diketahui orang banyak. Setidaknya tanganku sudah berhasil mencicipi pipi bocah itu dua kali karena emosiku sudah tidak bisa dibendung.

Rupanya Indra saat itu sedang bersembunyi untuk merokok. Sengaja dipilihnya ruangan kamar mandi yang paling jarang dikunjungi siswa lain. Dan sialnya ruangan yang Tania dan Putri pakai pas sekali disebelah kamar mandi yang dipakainya.

Semua foto sudah dihapus dari HP bocah itu dan dia sudah berjanji untuk merahasiakan masalah ini.

“kalau satu orang saja sampai tau, kau langsung kujebloskan kepenjara” ancam keponakanku.

“iya pak” jawab anak itu sambil menangis.



Sesampainya dirumah, Putri langsung berlari kearahku “terima kasih ma” ucapnya sambil memelukku. Akhirnya Putri bisa bernafas lega. Setelah sesi interogasi yang panjang dengan anak bernama Indra, aku bisa pastikan masalah ini selesai.

“Makanya kalau mau masturbasi dirumah aja” godaku kepada Putri.

“ihh mama sembarangan” ucapnya. Pipinya langsung memerah.

“apa perlu mama yang ngocokin” tambahku sambil tertawa.

“tau ah...putri mau istirahat” jawabnya sambil berlari kekamarnya meninggalkanku yang masih tertawa.

“mama juga mau tidur, tapi sambil bayangin memek kamu Put” ucapku pelan. Sambil berjalan kutanggalkan satu persatu pakaianku dan dengan liar mengocok vaginaku di kamar. (bersambung)
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd