Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Putri's Incestuous Family

oohhh putri... gadis belia yang baru melek... update lg hu ceritanya
 
saatnya update. semoga suhu sekalian terhibur.
kritik dan sarannya selalu nubi tunggu.


Update 6. Sun of a Beach


POV Putri


“maaahhh…geli ma..achhh” desahku saat mama mengorek-ngorek lubang vaginaku.

“enak kan sayang?” Tanya mama sambil mengelus-elus puting mungilku dengan tangannya yang lain.

“i..iya ma, ahhh enak maaa…” jawabku sambil terpejam menahan nikmat di vaginaku.

“occhhhh..ma, ..aahhh” desahku bertambah kuat mama sesekali menyentuh anusku yang basah terkena lelehan cairan vaginaku.

“kamu cantik sekali Put, memek kamu juga mungil bikin mama horny” ucap mama.

Mama semakin memajukan posisi duduknya sehingga kini ia hampir menempel padaku yang sedang bersandar di sofa, sedangkan kakiku terbuka lebar menerima rangsangan tangan mama.

“occhhhh,, maaa…stttt…” aku mendesah hebat saat mama tiba-tiba menyedot puting kiriku. Luar biasa rasa geli yang kurasakan. Baru kali ini kurasakan ada bibir yang menyedot puting mungilku dan membuatku seperti melayang.

Tangan mama yang satunya kemudian menggaruk-garuk klitorisku dengan lembut, dan sesekali turun menyapu sepanjang celah vaginaku.

Bibir mama bergerak naik keleherku dan menjilati sepanjang leherku dengan lidahnya yang basah sambil sesekali dikecupnya leherku.

“achhh ma…ahhhh” aku hanya sanggup mendesah menerima perlakuan mama, leherku ternyata sensitive sekali belum lagi rasa nikmat yang datang dari klitorisku.

Bibir mama kini semakin naik hingga kedaun telingaku. Dilumatnya daun telingaku dan ditiupkan nafasnya yang hangat kedalam telingaku menambah rasa nikmat yang kurasakan.

Garukan mama diklitorisku semakin cepat, cairan vaginaku semakin banyak menetes membasahi sofa dan tangan mama.

Hingga akhirnya pertahananku bobol saat mama menempelkan bibirnya diatas bibirku dan melumat bibir bagian bawahku. Satu tangannya kembali aktif mempermainkan putingku. Mama menyisipkan lidahnya kedalam mulutku lalu kuhisap dengan kuat.

“hmmm..hmmm” suara desahanku teredam oleh bibir mama yang menempel di mulutku. Kini giliran mama yang menghisap lidahku. Ludah kami saling tercampur dan tertukar saat mama menghisap-hisap lidahku. Sedangkan Gerakan jari mama semakin cepat diklitoris dan putingku.

Tak kuasa lagi kutahan serangan mama yang datang dari tiga arah, lalu tubuhku tersentak kebelakang dengan mama terpejam. “achhhhhh…..”desahku panjang saat kurasakan otot-otot kaki dan vaginaku berkontraksi saat gelombang orgasme datang.

“maaaa… Putri sampe…ma achhhh” racauku tak bisa lagi kutahan. Berkali-kali vaginaku berkontraksi seperti menyemburkan sesuatu. Aku masih terhentak-hentak merasakan orgasme.

“hahhh..hahhh..Putri udah keluar ma..” ucapku sambil terengah-engah.

Mama kemudian memelukku dan mencium keningku “enak kan sayang?” tanyanya

“hahhh..iya mahh..hahhh” jawabku dengan masih terengah-engah.

“lebih enak mana, sendiri apa sama mama?” tanyanya lagi.

“lebih enak sama mama” jawabku setelah berhasil mengendalikan nafasku.

“tuh kan dikasih tau gak percaya” ucap mama sambil mencium keningku.

“hehehe kan malu ma, Putri malu telanjang didepan mama” jawabku.

“dulu juga kamu sering telanjang di depan mama, di depan papa juga” tambah mama.

“itukan dulu ma, sekarang kan aku udah gede” jawabku membela diri.

“ininya ya yang gede?” Tanya mama bergurau sambil menggenggam buah dadaku.

“hahaha…ihh mama nakal”

“oh iya Put, kamu udah pernah pegang kontol belum?” Tanya mama

“ahhhh…mama ngomong jorok” jawabku sambil tersipu ”enggak ma, belum pernah”

“terus kamu gimana kalau lagi masturbasi?”

“ya aku bayangin aja ma, penis cowok” jawabku malu-malu.

“loh katanya tadi gak pernah?”

“megang memang belum pernah ma, tapi kalo liat udah”

“liat punya siapa put, teman disekolah kamu ya?”

“bukan ma, hmmmm…tapi jangan bilang papa ya ma” pintaku “punya papa” jawabku sambil tersenyum.

“hahhh punya papa, kapan kamu liat kontol papa?”

“ihhh mama ngomong jorok lagi” protesku “terakhir minggu kemarin, aku gak sengaja liat papa lagi…onani” jawabku ragu-ragu.

“hahh, yang bener Put, jangan-jangan kamu ngintip ya?”

“enak aja, aku lewat didepan kamar mandi trus ada suara-suara mendesah jadi aku intip, ternyata papa lagi ngocokin penisnya”

“hahaha, ada-ada aja papamu itu, kamu suka gak liat punya papa?”

“hmmm…serem ma, gede banget soalnya”

“kalau pegang punya papa kamu mau?”

“hmmm…ya mau aja sih ma” jawabku dengan tersipu “tapi kan gak mungkin”

“ya udah kalo kamu mau nanti mama atur” jawab mama mengagetkanku sekaligus membuat ku bersemangat.

“hahhh.. yang bener ma?”

“udah tenang aja nanti waktu di pantai mama atur” jawab mama dengan meyakinkan.

“hehehe..iya deh” jawabku senang. Aku memang penasaran sekali dengan organ intim laki-laki. Apalagi punya papa yang sudah beberapa kali kulihat secara tidak sengaja.

“ya sudah sekarang kita beres-beres siapin barang yang mau dibawa besok” ajak mama.

Kami saat itu memang sedang mempersiapkan barang yang akan dibawa selama liburan dipantai. Kami berencana berlibur ke Lombok selama 3 hari dan menginap dihotel di tepi pantai. Sedangkan kak Pita sudah punya rencana sendiri dengan teman-temannya.

Awalnya mama menggodaku saat sedang mencoba-coba baju renang yang siangnya kami beli di Mall. Tiba-tiba saja mama langsung meloloskan celana dalamku dan mengelus vaginaku. Awalnya aku memang berontak karena kaget dan malu, tapi mama dengan gigih berusaha hingga akhirnya aku orgasme seperti tadi.

Aku dan mama memang semakin dekat sejak kejadian senin lalu saat ada teman sekelas mencoba memerasku. Mama sudah tidak canggung lagi bertelanjang didepanku dan akhirnya akupun ikut-ikutan. Beberapa kali kami saling menggosok punggung saat mandi. Tapi baru tadi mama berani menyentuh vaginaku.

Keesokan harinya kami tiba di Lombok agak malam. Dengan badan lelah kami hanya tidur dimalam pertama kami disana. Kami memang sengaja menyewa satu kamar selain karena aku takut tinggal dikamar sendirian mama juga memaksa kami agar tinggal sekamar.

Keesokan harinya baru kami mulai menjelajahi lokasi wisata di sana. Kami menghabiskan siang hari dipantai yang sangat terkenal di Lombok yang sekaligus lokasi hotel tempat kami menginap.

“hahhhh capeknya” ucapku sambil merebahkan diri di pondok. kami menempati sebuah pondok yang lumayan besar beratapkan daun dan beralaskan kayu yang banyak tersedia ditepi pantai. Sudah lebih dari tiga puluh menit aku berenang sendirian. Aku sempat sebal juga sebab papa dan mama tidak mau kuajak berenang, alasannya karena panas. “kalau mau gak panas, malem baru berenang “protesku pada mereka tapi hanya ditanggapi dengan tertawa.

Baju renang yang kukenakan lumayan sexy. Mama sendiri yang memilihkan saat kami berbelanja. Walaupun baju renangnya berupa terusan, tapi tetap saja tidak mampu menyembunyikan tonjolan dadaku. Bagian selangkangannya pun terlihat menggembung membungkus vaginaku.

“udahan Put berenangnya?” tanya papa yang sedang rebahan disamping mama.

“iyalah, bete sendirian” jawabku ketus

“iya nanti papa temenin berenang, papa santai sebentar aja”

“iyadeh, tapi janji ya”.

Akupun berbaring dengan santai sambil memejamkan mata. Tak berapa lama kupicingkan mataku kearah papa dan mama. Mataku seketika melotot saat pandanganku kuarahkan kebagian selangkangan celana pendek yang papa kenakan. Bagian itu bergerak secara berirama, aku sempat bingung mengapa bisa begitu, ternyata tangan kanan mama yang terselip disanalah yang menjadi penyebabnya.

“ma...pelan-pelan, nanti Putri tau” bisik papa pada mama.

“tenang aja pa, lihat tuh Putri sudah tidur” kemudian papa dan mama serentak melihat kearahku. Aku yang tidak sengaja mendengar bisikan mereka otomatis langsung memejamkan mata dan pura-pura tertidur.

“tapikan takut Putri tiba-tiba bangun ma”

“udah percaya aja sama mama”

Aku pura-pura tertidur dengan kepala mengarah kearah mereka sehingga dapat kulihat dengan jelas apa yang mereka kerjakan jika kubuka mataku walaupun hanya sedikit.

“pa liat deh Putri, sudah besar ya dia, liat aja nenennya” ucap mama sedikit membuatku kaget.

“ihh kok mama ngomong gitu, tapi iya juga ya ma, dia sudah besar sekarang”.

Mereka kini sudah tidak berbisik-bisik lagi karena mengira aku sedang tidur. Gerakan diselangkangan papa kini dengan jelas bergoyang-goyang.

“apanya yang besar pa? Nenennya ya?” goda mama sambil menjilati puting kecil di dada papa.

“hehehe, mama ada-ada aja”

“Tapi beneran lho pa, mama udah liat langsung, sama memeknya juga”

“hahhh...maksud mama?” tanya papa kaget.

“mama tiga hari yang lalu pernah ngajak Putri mandi bareng”

“be..beneran ma?” terlihat jakun papa bergerak turun naik.

“iya, awalnya mama Cuma minta digosokin punggung waktu mandi, tapi gak sengaja baju sama celana Putri basah, akhirnya mama ajak aja mandi sekalian”

“ohh...sttttt... pelan-pelan ma” ucap papa sambil menahan selangkangannya.

“tau gak pa nenennya Putri, bulet banget lho pa, kenyal lagi”. Papa menarik dafas kemudian fokus menatap dadaku.

“pentilnya itu lho pa, mungil banget, pink lagi warnanya” tangan mama semakin beringas mengocok selangkangan papa yang terbungkus celana pendek.

Hampir saja aku terlonjak kaget saat tangan mama tiba-tiba menurunkan celana pendek papa sepaha sehingga mencuatlah batang penis papa yang menjulang.

“ehh..ma, nanti ada orang” protes papa.

“tenang aja pa, pantainya sepi begini” ucap mama menenangkan papa.

Aku hanya bisa bengong melihat tangan mama yang sibuk naik turun dipenis papa. Baru kali ini kulihat penis papa sedekat ini. Ternyata lebih besar dari perkiraanku. Kepala penisnya sedikit kemerahan dengan batang berwarna kecoklatan. Belum lagi urat-urat yang terlihat menonjol disepanjang batang penisnya semakin menambah kegagahannya.

Tanganku gatal sekali ingin menyentuh penis perkasa itu. Vaginaku sendiri terasa berkedut-kedut dan klitorisku terasa gatal memohon untuk disentuh. Entah berapa lama lagi aku mampu bertahan.

“tau gak pa memeknya Putri, masih polos, rambutnya masih sedikit”

“stttt...hahhh” papa mendesis mendengar kelanjutan cerita mama. Mata papa tak lepas dari tubuhku.

“itilnya itu lho pa, mungil banget, mama sempat pengen pegang”

“ter..terus mama pegang?” tanya papa tergagap.

“hmmm.... pegang gak ya?” goda mama sambil meremas penis papa. Geli divaginaku semakin tak tertahankan.

“achhh...ma...ma pegang enggak?”

“gak pa, Putrinya malu-malu” jawab mama “memangnya papa pengen pegang memeknya Putri?”

“ahhh, mama ada-ada aja” jawab papa sambil matanya menyapu tubuhku dengan penisnya masih menerima kocokan tangan mama.

“lubang memeknya itu lho pa kecil banget, bibir memeknya juga kecil, imut lagi”

“sttt..hahhhh” papa hanya mampu mendesah.

“kalo kontol papa masuk muat gak ya?” lanjut mama.

“eh mama ngomong semba.....achhhhhh” belum sempat papa menyelesaukan kalimatnya, tiba-tiba saja mama bergerak lalu menghisap kepala penis papa masuk kedalam mulutnya.

“achhhh ma” papa mengerang.

Jantungku terasa mau copot saat melihat bagaimana mulut mama mengulum penis papa. Mulut mama terlihat penuh saat ia berusaha memasukkan batang penis papa kedalam mulutnya.

Putingku sudah sekeras batu sejak tadi dan rasa gatal divaginaku semakin menjadi-jadi. Ingin rasanya kulepaskan baju renangku lalu dengan cepat menggosok klitoris dan memelintir puting susuku.

Papa terlihat memejam sambil sesekali terlihat menoleh kearah selangkanganku.

“achhhh...ma...achhhhh” desah papa semakin keras seiring hisapan mulut mama yang semakin kuat. Tangan mamapun sekarang sudah aktif mengocok batang penis papa.

Jika tidak ingat sedang pura-pura tidur kurasa aku pasti akan langsung menerjang ke arah papa dan bergabung dengan mama menghisapi penis tegang papa.

“achhhh pa..memek Putri gatel pa..” teriakku dalam hati.

Tidak lama kemudian erangan papa makin kencang disertai desahan yang mengalir tanpa henti. Kelihatannya papa sudah hampir mencapai batasnya. Tanpa sedetikpun kualihkan pandangan mataku menanti detik-detik penis papa akan menyemburkan spermanya, namun tiba-tiba mama melepaskan hisapan dari penis papa dan kemudian terlentang disamping papa.

“loh kok berhenti ma?” protes papa “papa bentar lagi keluar”

“mama tadi liat ada orang pa, takut nanti kita ketahuan” jawab mama

“mending sekarang papa ajak Putri berenang, kasian dari tadi gak ada yang nemenin” lanjutnya “Put...Put, ayo bangun, katanya mau berenang sama papa tadi” ucap mama berusaha membangunkanku.

“yahhh mama, papa nanggung nih” protes papa.

“udah nanti malem aja, kasian Putri masih pengen berenang”

“kenapa ma?” jawabku sambil mengucek-ngucek mata pura-pura baru bangun tidur.

“papa kamu ngajakin berenang nih”

“ohhhh...ayuk pa” jawabku sambil bangkit dan menarik tangan papa.

“i..iya, ayuk” jawab papa sedikit terpaksa. Samar-samar dapat kulihat tonjolan diselangkangan papa saat dia berdiri.

“Gendong pa” ucapku manja

“ih Putri udah gede masih aja manja” goda mama mendengar permintaan ku.

“yeeee.. sekali-sekali ma” jawabku. Lalu dengan cepat aku melompat kepunggung papa. Sengaja kutekankan dadaku dipunggung papa agar rasa gatal diputingku sedikit terobati. Aku sempat menahan nafas saat punggung tangan papa menyentuh bokongku yang mengangkang menjagaku supaya tidak jatuh. Jantungku berdegup kencang mengetahui tangan papa hanya berjarak beberapa centi dari vaginaku.

Saat berenang aku masih saja mencari-cari kesempatan agar dapat menyentuh penis papa. Pikiranku masih diselimuti oleh gambaran penis gagahnya. Lalu saat ada ombak yang lumayan besar, cepat-cepat kuposisikan tubuhku didepan papa kemudian dengan sengaja aku terdorong kebelakang oleh ombak sehingga tubuhku menabrak tubuh papa. Dengan sigap papa menangkapku.

Kini seolah-olah papa sedang memelukku dengan kakiku yang sedikit terangkat. Pahaku tepat berada diselangkangan papa. Aku seketika menahan nafas saat kurasakan ada benda panjang dan kenyal yang perlahan-lahan membesar dipahaku.

“ya tuhan, penis papa nyentuh pahaku” ucapku dalam hati. Terasa sekali betapa besar dan keras penis papa. Papa masih menahan tubuhku tanpa bergerak sedikitpun. Aku tahu saat ini kami sama-sama menahan nafas menikmati momen indah dan luar biasa ini.

Sial, sedang asik-asiknya menikmati penis papa dipahaku tiba-tiba ombak yang agak besar datang menggulung dan menerjang tubuh kami sehingga kami terjatuh masuk kedalam air. Terpaksa penis tegang papa terlepas dari pahaku, namun rasa hangat dari penis papa masih terasa membekas.

“hahahaha” kami tertawa saat kepala kami menyembul dari dalam air. Kami sama-sama berpura-pura tak terjadi apa-apa beberapa detik yang lalu kemudian melanjutkan berenang.

“udahan ah pa, aku udah cape” ucapku mengajak papa berhenti berenang. Terlihat wajah papa sedikit kecewa.

“ko udahan?”

“akukan udah dari tadi berenangnya” jawabku mencari alasan. Padahal sebenarnya aku sudah tidak sanggup lagi menahan rasa gatal divaginaku. Aku ingin segera melampiaskan gairahku ini, kalau tidak aku bisa lupa diri dan bermasturbasi saat ini juga.

“ya udah yuk” ajak papa menepi.

“ma temenin Putri bilas yuk” ajakku pada mama saat kami tiba di pondok. Lalu mama berdiri dan berjalan menemaniku menuju bilik tempat berbilas.

Setibanya di bilik langsung kutarik tangan mama untuk masuk dan menemaniku. Tangannya segera kutangkupkan keselangkanganku.

“achhhh...ma..kontol papa...” ucapku sambil mendesah saat mama mulai menggaruk-garukkan jarinya diatas vaginaku yang masih terbungkus baju renang.

“kamu mau kontol papa?” tanya mama kini sambil membuka baju renang yang kukenakan.

“iya..ma..achhhh,aku pengen pegang kontol papa”

“sabar ya sayang” ucap mama. Lalu dilahapnya kedua putingku secara bergantian sedangkan jari-jarinya menggesek-gesek klitorisku.

“achhhh..ma..hmmmm” mama menyumpal mulutku dengan lidahnya. Lidah kami kini menari dengan indahnya dan sesekali kami melumat bibir satu sama lain.

“kamu mau kontol papa masuk kesini”tanya mama sambil menekan-nekan lubang vaginaku.

“achhhh..iya ma... aku..ma..mau” jawabku terbata-mata menahan menahan nikmat di vaginaku.

“kamu mau lidah papa menjilati itilmu?”

“stttt....i..iya ma..achhhh” tubuhku menggelinjang saat jari mama kembali mengocok klitorisku.

Kupejamkan mataku sambil membayangkan papalah yang saat ini sedang memainkan lidahnya di putingku dan menggesek-gesekkan penis besarnya di klitorisku.

“achhh...ma...Putri sampe..maaaa..achhhh” racauku saat gelombang orgasme datang menyerang.

“iya nak...keluarin di kontol papa” ucap mama

“achhh...mammaaaaaa.....” tubuhku tersentak kebelakang. Bagian dalam vaginaku berdenyut-denyut saat otot-otot vagina dan pahaku berkontraksi. Terasa vaginaku seperti menyemburkan cairan. Aku terengah-engah menahan nikmat yang kurasakan.

Aku terlentang di atas lantai bilik sambil mencoba mengatur nafasku.

“sabar ya sayang, sebentar lagi kamu pasti bisa menikmati kontol papamu” ucap mama sambil mencium keningku lalu beranjak pergi meninggalkan aku sendiri. (bersambung)
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd