Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA RAKA dan MITA ( Kisah Pemuas Keinginan Orang orang Dewasa )


Bagian XIII​





" Be..enar tak menye..sal "

" Seumur hidupku tak kan kusesali, Raka "

Aku bukanlah pertapa suci yang mampu menahan godaan. Mengacuhkan tarian telanjang bidadari, saat kusyuk bersemedi.

Mita, aku hanyalah lelaki yang berasal dari debu, penuh dengan napsu, diliputi oleh birahi. Tak mungkin mampu, menolak tubuh perempuan telanjang, tanpa selembar benang.

Apalagi itu dirimu, tubuh indahmu, tubuh setengah telanjangmu, Mita.

Kini, kurengkuh Mita dalam dekapan, kucumbu bibirnya lembut dan pelan.

" Jika itu maumu sayang.. "

Kubisikan dengan penuh perasaan, pada telinga kanan sang dara setengah telanjang, yang tengah duduk di pangkuan.

Sesaat kemudian, lembut, pelan bibirku menyusuri area sensitif ini, dibarengi dengan rabaan, lembutnya remasan, pada daging kenyal, yang lebih besar dari tangkupan telapak tangan.

Cup.. slueurt...

Kukecup, kusapu, area belakang telinganya, sambil kupilin lembut putik dada yang telah mengeras sempurna.

" Hii..iii.... aa .ahh... sa..ayang... "

Mita bergidik, mendesah, tubuhnya bergetar, mengelinjang....

Cup...

Kukecup pipinya.

Ku elus rambut hitam panjangnya. Ia mencoba meredam nafasnya yang kembali tak beraturan.

" Suka... "

Ia mengangguk .... tersenyum malu.

" Lagi... "

Mita langsung menyambar bibirku. Tak membiarkan bibirku bicara lagi.

...................

Ia mengunciku aku pun juga, ia mencumbuku akupun begitu. Membiarkan diri kita hanyut dalam derasnya napsu.

Sse..et..thh. ee..eshh..

Desis bibirnya menyemangatiku, tuk terus mengecup, menyesap, menyapu leher Mita.

Tubuh Mita melengkung ke belakang, menahan serangan bibirku di lehernya yang jenjang.

" Hash...hash..hash.. suu..udah sa..aayang.. please su..uuudah... "

Dengan nafas terengah engah ia mengurai dekapan tanganku, turun dari pangkuan, Mita berdiri di hadapku. Matanya nanar memandangku.

" Le...pas kao...osmu sa...ayang.. "

Pintanya terbata, diantara sengal nafasnya.

Tanpa ragu kuangkat dua tanganku, membiarkan dia melepas pembungkus tubuhku.

Kurengkuh pantatnya, menariknya semakin dekat, kini aku dan dia benar benar rapat.

Putik mungil payudara yang telah tegang sempurna, tak kulewatkan begitu saja.

" Raa...kaah.... "

Tubuh Mita goyang, bergetar kasar, menggelijang.

" Uu..dah raa..kaa.. gelih ... baa..ngetss ah.. ah. .ah.. gee... lihhs.. .udaaah .yaa.. ngshh.... "

Tak kupedulikan pintanya, terus kucium, kukecup, kugigit, kucucup, kusapu payudara Mita. Sering lembut kadang kasar, kulakukan itu secara tak beraturan.

" Ah..ah..hash..hash ...udaahh.. sayang udahh... please...... ple...ase..."

Tak kusudahi, terus kucumbui. Dari kanan berpindah ke kiri. Kulakukan lagi, kulakukan kembali, berkali kali. Walau ia memohon agar berhenti, tak kuturuti apa yang ia ingini.

Terus kucumbu payudara Mita, dengan penuh napsu.

" Please.. rakahh.. uuu..dahhh.. please.. ah ah ah.... Rakaaahhh..... Akuuh... piii...pisss... "





............................​


" Kok di pakai lagi.. "

Tanya Raka melihatku buru buru memakai atasanku. Ada rasa geli saat puting susuku bersentuhan dengan kain babydoll itu.

" Kebelet pipis "

Singkat, jawabku.

" Pipis.. barusan pipis kok udah mau pipis lagi, hehehe "


Sebenarnya pengin kujawab pertanyaan konyol itu, yang tadi pipis enak, tapi aku takut Raka salah menilaiku.

Kuabaikan tanya Raka, aku hanya tersenyum meliriknya.

" Kemana Ka, kamu disini aja, nggak usah kemana mana "

" Aku juga kebelet pipis, hehehe "

Hah... Pipis bareng Raka.. nggak ... nggak ... nggak bisa, gila apa..

" Kepalamu jangan ngeres deh Ka, emang aku cewek apaan pipis bareng cowok "

" Siapa juga mau pipis bareng kamu, kan aku punya kamar mandi sendiri "

Aku tersipu malu, mengapa sejauh itu pikiranku.

Raka mendahului membuka pintu, menuju kamarnya, meninggalkan kamarku.

Cuiizz wuiuzz....

Rasanya lega, ketika uretra ku berfungsi sempurna. Untung saja ia tidak ikut terbuka bersama pelepasanku. Kalau ikut terbuka, ngompol beneran deh aku, hihihi.

Basah banget sih.. berlepotan lendir lagi.

Sejenak kuamati kain segitiga yang tak tak lagi nyaman dipakai, warnanya biru, yang berlepotan lendir cintaku. Lalu dengan buru buru, sembunyi sembunyi, kumasukan kedalam mesin cuci, hihihi.

.............

Kuhela panjang nafasku, meredam gugup dan malu. Pelan pelan, berdebar debar, kubuka pintu kamar.

Fuih... untung saja......

Cepat kukunci pintu kamarku, cepat kupungut bra di lantai, mencari CD yang sewarna di lemari, kupakai setelah kutelanjangi diri, babydoll pun telah terpasang rapi, dibawah selimut kini aku bersembunyi.

Jantungku berdetak tak karuan menanti kekasihku datang menghampiri.

Degh..degh..degh....

Loh pintu kan masih terkunci..

Aih... Mita... Mita...... Bagaimana bisa dia menghampiri.

Hihihi........

Ckleck

Kuputar kunci kamarku ini.

Cepat cepat aku kembali, bersembunyi dibalik selimut ini, hihihi.

Tok . tok.. tok

Itu pasti Raka...

Degh..degh...degh...

Semakin rapat kuselimuti tubuhku ini.

" Mit..Mita... "

Kudengar pintu kamarku dibuka.

" bobo'...ya.... "

Degh..degh...degh...

Detak jantungku semakin memburu, mendengar suara langkah yang semakin mendekatiku.


Raka... aku maluuu...


.................................





Tok tok tok..


" Mit..Mita... "

Tidak ada jawaban dari dalam sana.

" Mit.."

Kubuka pintu kamar Mita, kulihat dia meringkuk, membungkus diri dengan selimutnya.

" Bobo'.. ya... "

Diam, tidak ada jawaban.

Ragu ragu kudekati dirinya, lalu duduk di pinggir pembaringannya.

Ingin kubangunkan, tapi tak ada nyali dan keberanian. Takut di kira minta balas jasa apa yang telah aku berikan.

Apalagi kalau dia sekarang sadar, apa yang kita lakukan tadi tidak benar. Pasti sudah selesai, tidak ada lagi jalan keluar.

Aku bingung, apa yang harus kulakukan.

Mataku menangkap, dibalik selimut ada gerakan, mungkinkah itu secercah harapan ?

Ah... tetap saja dia tak bicara.

Mungkin aku harus sabar, sabar bermain dengan waktu. Siapa tahu Mita main petak umpet denganku. Menunggu itulah keputusanku.

Menunggu Mita memunculkan wajah dari balik selimutnya. Kalau pun tidak, cukup dia tertawa atau cekikikan dari balik selimutnya.

Kalau itu dia lakukan, lihat saja, pasti langsung aku terkam.

Detik berjalan terasa sangat pelan lalu berganti menit. Berjalan lagi menjadi menit. Dan kini detik berjalan lagi.....


Masa sih harus berakhir sampai disini.


Ah sudahlah mungkin belum rejeki.


Kucoba berdamai dengan situasi ini.


" Met bobo' sayang, mimpi indah ya.... "


Dengan membawa horny, aku berdiri melangkah pergi, gamang rasanya meninggalkan kamar ini.

Kututup pelan pintu kamar Mita. Pelan sangat pelan, siapa tahu ada keajaiban.

Ckleck..

Dengan gontai, kulangkahkan kaki menuju kamarku sendiri.





Terus, aku piye

Onani, pakai lima jari

Tragis, tragis betul nasibku malam ini


Akhirnya, bye.. horny.. bye.. mecky.., biarlah ku akhiri malam ini dengan nyengir sendiri, hihihi.


Ckleck


" Iii..ihhh.. jahat !! "

Belum lagi pintu kamarku terbuka sempurna, suara Mita melengking di belakang sana.


Dan keajaiban itu datang....
Aku bersorak kegirangan....


...................





 
Terakhir diubah:
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd