Berbulan-bulan setelah liburan ke pluto, aku dan ke empat teman kak Iris sempat membahas bagaimana kehidupan manusia di Jagad Raya paralel. Mereka bercerita , Indonesia tidak pernah menjadi Superpower. Indonesia masih sering berseteru tentang hal-hal konyol seperti penistaan agama , siapa calon presiden selanjutnya , apakah bumi bulat atau datar dan korupsi masih merajalela. Indonesia tidak pernah memersatukan ASEAN apalagi menginvasi China selatan , karena anggaran militer tidak sampai sepuluh persen dari anggaran militer Federasi Ocean. Namun sisi positifnya , Xin Jinping masih hidup. China tidak pernah menginvasi Natuna . Perang dunia ketiga tidak pernah terjadi. Aku menjadi karyawan kantoran biasa dengan upah yang sangat kecil. Tapi mereka bilang Nana masih hidup . Perang tidak pernah terjadi jadi ia tidak mati dibunuh pasukan Indonesia.
Mereka memberiku sebuah apel merah yang jika dimakan , aku akan tertidur dan bangun di Jagad Raya yang lain. Aku memakan buah itu , dan rasanya seperti memakan apel busuk. Aku tertidur dan terbangun disebuah Aula besar . Gadis-gadis cantik duduk berbaris di panggung lengkap dengan meja tulis di depan mereka. Mereka sibuk menulis sesuatu dan ada seorang pria di hadapan mereka. Pria itu bergantian menghampiri dan bercakap-cakap pada setiap gadis . Aku mengenali salah satu dari gadis itu . Mataku berlinang , jantungku berdegup-degup kencang. Itu memang dia , Nana . Ia lebih cantik namun dandanannya lebih ramai dan lebih tebal karena di Jagad Raya satu ini , ia seorang member girlband China. Salah satu temannya melirikku dan berteriak
“ Tuan , Giliranmu!!!!” sambut gadis itu nada imut. Aku berjalan menghampiri gadis itu lalu aku duduk di depannya.
“ Apakah kamu seorang Polisi? “ tanya si gadis. Aku memang masih mengenakan baju dinasku jadi wajar ia bertanya seperti itu. Aku jawab ya dengan nada terbata-bata , dan gadis itu pura-pura menangis dan berkata
“ Pak Polisi ganteng , jangan tangkap aku!!” butuh waku beberapa saat sampai aku menyadari jika gadis itu Pinky. Aku tertawa karena aku senang dia masih hidup.
“ hihi kamu manis jika sedang tertawa. “ Pinky lalu merebut kertas notes yang kusimpan di sakuku, dan ia menandatanganinya. Ia mencium notes itu lalu ia memberi nomor telponnya
“ psssst jangan bilang fans lain ya. Aku suka pria tampan berseragam. “ Iamengedipkan mata kanannya dan aku kembali tertawa. Aku berpindah ke gadis lainnya , lalu ke gadis lain , hingga tibalah giliran Nana.
Ia menatapku dengan tatapan yang berbeda . Ia sempat terdiam , tercengang , sampai-sampai botol minum yang ia pegang jatuh dan tumpah. Matanya berkaca-kaca . Lalu ia membuang muka dan menghapus air matanya.
“ Tuan , apa aku mengenalmu? “ tanya Nana . Mataku pun ikut berkaca-kaca. Betapa tidak , aku berbicara dengan Nana yang asli.
“ Tidak , kita baru bertemu hari ini. Kau sangat cantik....”
“ seluruh orang bilang aku cantik. Tapi waktu kau mengatakannya , seperti ada yang berbeda. Siapa namamu? “ Pinky bahkan tidak menanyakan namaku namun Nana justru menanyakan namaku dengan wajah yang penasaran.
“ Daniel....namaku Daniel” jawabku
“ Daniel... aku suka nama itu. Aku yakin kita pernah bertemu di suatu tempat. Karena sekarang , aku merasakan hal yang berbeda ketika aku melihat kamu. “ Nana lalu tertawa dan air matanya kembali jatuh . Teman-temannya menyaksikan percakapan unik kami dan fans lainnya juga begitu.
“ Aku... aku senang kita bertemu lagi.” Sahutku. Aku lega , rasanya senang bisa bertemu lagi . Nana akhirnya benar-benar menangis. Dan aku pun tak kuasa menahan air mata bahagia. Sang Manager segera menghampirinya namun ia mencegah dan meminta sang Manager kembali ke tempat duduknya. Nana bukan hanya menandatangi Buku notesku tapi ia juga memberi kalung liontin emas
“ Kalung ini pemberian ayahku dan aku berjanji akan memberikan kepada seseorang yang paling berharga bagiku. apa kelak kita akan bertemu lagi? “ tanya Nana sambil menangis tersedu-sedu . Aku menjawab
“ mungkin.... mungkin di dunia yang berbeda , kita dapat bertemu lagi . Aku mencintaimu. “ Kukenakan kalung itu lalu berjalan meninggalkan Aula. Nana melambaikan tangan dan kami berpisah. Saat aku kembali ke kehidupanku , liontin itu masih digenggamanku dan aku menangis sejadi-jadinya. Namun paling tidak aku sudah bertemu dengannya lagi.
Berbulan-bulan kemudian , terjadi sesuatu yang akhirnya mengubah hidupku selamanya . Suatu hari, aku sedang bersantai di depan TV , sedangkan Nana menyiapkan sarapan dan anakku Tara bermain di luar. Aku sempat tertidur di depan TV, dan terbangun saat anakku berteriak
“ Ayah ! Ada kuda! Ayah! Ada kuda! “
Aku lalu bangun dan menoleh keluar. Ada banyak kuda di luar rumahku. Pasukan Istana , mereka hanya datang jika ada sesuatu yang penting . Tapi dalam rangka apa mereka beramai-ramai datang ke rumahku? Panglima besar Kekaisaran China , Chou Guanlin lalu turun dari kudanya , didampingi dua orang pengawal Istana. Anakku Tara langsung menghampirinya karena ia sangat mengidolakan panglima Guanlin. Aku keluar dari rumah , memberi hormat kepada Panglima , dan seorang juru bicara , lalu membacakan berita yang cukup mengejutkanku.
“ Opsir Daniel Zhang , dari Kepolisian Ibu Kota . Mengingat jasa anda yang sangat besar pada negeri ini Atas perintah dari Ratu Yu ji , anda dipercayakan sebagai pimpinan sekaligus guru besar di Akademi Militer Sun Tzu , yang akan dihidupkan kembali saat musim gugur saat musim gugur tiba ...... “
Mereka ingin aku menjadi pimpinan dan guru besar di Akademi Militer Sun Tzu yang baru didirikan oleh Kekaisaran China. Dengan kata lain , mereka ingin aku mencetak jenderal baru dan perwira . Aku katakan , tanpa mengurangi rasa hormat , jika aku hanyalah mantan serdadu biasa . Jika ada yang membuatku masih hidup dan gagah seperti sekarang , itu adalah keberuntungan . Aku yakin masih banyak prajurit yang lebih dariku di luar sana. Aku bilang aku bukan lagi seorang Serdadu militer , aku hanya seorang polisi yang melayani masyarakat. Panglima Guanlin lalu menjawab
“ Tapi anda satu-satunya prajurit dengan pengalaman perang yang nyata. Thailand , Malaysia , Hainan , Yunnan , anda pernah bertempur disana. Anda satu-satunya prajurit yang selamat dari pertempuran Qinling. Jika anda masih merasa kurang , maka kami-kami ini bisa dikatakan buta terhadap perang. Kami butuh seorang Panglima yang benar-benar berpengalaman soal perang , seorang Panglima yang paham betul mengenai perang mulai dari mengisi peluru , membidik , sampai memimpin medan perang. Dan andalah satu-satunya orang yang kami cari. “
Aku tidak bisa menolak . Aku terpaksa menyetujui perintah Ratu , dan beberapa hari kemudian aku dilantik menjadi Pimpinan sekaligus Guru Besar , akademi Militer Sun Tzu. Aku mendapat Villa yang besar dan mewah . Quinjet antar planet pribadi , serta nuklir taktis milikku sendiri. Aku melatih pemuda-pemuda China , Korea Selatan dan Jepang , tentang dasar-dasar Militer dan latihan ala TRI seperti yang pernah kulakukan di Jakarta dan baturaja. Banyak yang harus aku ajarkan pada mereka karena perang sebenarnya belum usai. Namun aku berharap , mereka tidak mengalami apa yang kami alami saat perang Dunia ke tiga . Karena kehilangan orang yang kita cintai , dan membunuh sahabat sendiri , bukanlah pengalaman yang menyenangkan.
aihh ngambang
ane koq kebayang nimbul
jadi geli sendiri..
tungguin dech kisah selanjutnya. entah masih nyambung atau berkaitan dengan yang ini dan sebelumnya apa tidak. yang jelas
selalu menghibur sebagai pengantar tidur ceritanya
berseragam dinas!?
