Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Ritual Sex di Gunung Kemukus

Bimabet
Wah mantep nih cerita gue sampe lembur 2 hari 2 malem buat baca
Enak bgt ujang ngetot mulu kerjaanya culun" tp dpt memek mulu apa lagi udah dpt 4 perawan ningsih,2 anaknya codet,yg terkahir ratna
Cuma saran hu di ending cerita japra tewas duel sama ujang tp bu dhea jgn di matiin hu sayang bodynya di makanin belatung mending jadi pembantu di rumah ujang hu tp di rumah ujang bu dhea suruh telajang biar kalo mau ngentot tinggal bles wkkwkwkw
 
Ayo hu updatenya pengen liat ujang tercyduk ma lilis...di apain ya kira2...
Aah terserah suhulah pokoknya di tunggu updatenya suhu..
 
Chapter 2

"Kenapa harus selalu selingkuh dari kami, A? Apa kami kurang canti dan pelayanan kami di atas ranjang kurang memuaskan?" tanya Lilis dengan air mata berlinang.

Mulutku terkatup rapat, keberanian dan ketangguhanku lenyap dalam sekejap. Lututku bergetar nyaris tidak mampu menopang tubuhku. Apakah ini adalah ahir hubunganku dengan Lilis dan Ningsih? Wanita yang sudah memberikan hidupnya untukku dan rela melakukan apa saja untuk membuatku bahagia.

Sebuah sentuhan lembut jari telunjuk Lilis membuatku terhuyung mundur ke belakang menabrak Ratna yang berada di belakangku. Wajahnya sangat pucat melebihiku.

"Kalian duduk...!" kata Lilis yang ikut masuk dan menutup pintu kamar yang terbuka.

Aku dan Ratna duduk seperti terdakwa yang menunggu vonis dari hakim. Mungkin vonis paling mematikan yang akan menghancurkan hidup kami melebihi hukuman mati. Untuk pertama kali aku tidak mampu menatap wajah Lilis. Untuk pertama kali aku benar benar putus asa dan tidak melihat jalan keluar yang akan mampu menyelamatkan kami.

"Kamu Ratna anaknya Anis dan ayahmu Codet, kenapa kamu mau menikah dengan mantan suami ibumu?" tanya Lilis membuatku terkejut. Berarti selama ini Lilis tahu tentang hubunganku dengan Anis. Wanita yang benar benar sangat mengerikan. Wanita inikah yang sebentar lagi akan aku nikahi atau bahkan pernikahan yang sudah kami rencanakan tidak akan pernah terjadi.

"Ratna, Ratna takut. Kata ayah cuma A Jalu yang bisa nolong Ratna..!" kata Ratna dengan wajah menunduk ketakutan. Mungkin dia lebih takut dari aku.

"Kita pulang, A. Untuk sementara kamu tinggal di sini." kata Lilis tegas. Entah apa lagi yang direncanakannya. Kejadian apa yang akan dialami oleh Ratna bahkan mungkin juga padaku.

Otakku sudah buntu tidak lagi mampu berpikir kecuali mengiyakan apa yang dikatakan Lilis. Kami pergi meninggalkan Ratna tanpa ada salam perpisahan selayaknya. Kami diam dengan pikiran masing masing. Bahkan sepanjang perjalanan tidak sepatah katapun yang keluar dari mulut kami.

Sampai rumah Ningsih menyambutku dengan pelukan hangatnya. Bibirnya mencium bibirku dengan mesra membuat Lilis membuang muka dan meninggalkan kami berdua. Apa Lilis tidak mengatakan rahasiaku ke Ningsih? Kemungkinan besarnya begitu. Hal yang membuat rasa bersalahku semakin besar.

"Ningsih kangen, A..!" kata Ningsih menggabdeng tanganku masuk. "A Ujang mandi dulu baru Ningsih bikinin kopi." kata Ningsih menarikku masuk kamar.

Di dalam kamar Ningsih begitu telaten membuka semua bajuku hingga bugil. Bahkan Ningsih berjongkok menghadap kontolku yang masih tertidur. Tangannya yang halus membelai kontolku dengan lembut.

"Ningsih kangen kontol A Ujang. Kata dokter Ningsih mesti sering dientot biar ngelahirinnya gampang." kat Ningsih mupai menjilati kontolku yang belum sempat aku cuci setelah memperawani Ratna.

"Katanya A Ujang disuruh mandi?" tanyaku heran. Perlakuan Ningsih mampu mengalihkan perhatianku dari Lilis.

"Memek Ningsih udah basah, gak tahan lagi pengen disodok kontol A Ujang..!" kata Ningsih kembali meneruskan aktifutasnya sehingga kontilku semakin menegang hingga batas maksimal.

"A Ujang abis ngentot sama siapa?" tanya Ningsih sambil bangkit berdiri. Aneh, kenapa Ningsih tidak marah, tangannya memeluk leherku dan tatapan matanya tetap lembut. Seolah bukanlah hal aneh kalau aku berselingkuh.

"Sama istri mudanya..!" jawab Lilis yang tiba tiba masuk ke dalam kamar tanpa mengetuk pintu. Matanya menatapku tajam tapi aku tidak melihat kemarahan di matanya. Kenapa situasi menjadi begini, jauh diluar perkiraanku.

"Aa mau jelaskan." kataku berusaha membela xiri. Psmbelaan didi pertama yang aku lakukan setelah kejadian tadi.

"Gak perlu, Lilis sudah tahu semuanya. Lilis cuma minta A Ujang melakukan vasektomi biar tidak ada wanita lain yang hamil akibat perbuatan A Ujang." kata Lilis tenang. Ketenangan yang sangat menakutkan.

"Apa vasektomi?" tanyaku heran.

"KB husus pria, biar A Ujang gak bisa menghamili wanita lain." kata Lilis sambil membuka bajunya mengikuti apa yang dilakukan Ningsih. Dua wanita cantik dengan perut buncit karena kehamilannya berdiri di hadapanku dalam keadaan bugil.

"Apa kami kurang cantik dan menurut A Ujang, badan Ningsih kegemukan? Atau pelayanan kami di ranjang kurang hot?" tanya Ningsih sambil berputar memamerkan tubuhnya yang menurutku sangat sexy. Kehamilannya tidak mengurangi keseksian tubuh ke dua wanita yang berdiri di hadapanku.

"Kalian sangat sexy dan sangat cantik." kataku jujur. Aku yang terlalu bodoh tidak bisa menolak kehadiran wanita lain dalam hidupku.

"Besok A Ujang harus vasektomi." kata Lilis tegas tidak memberiku kesempatan untuk menjawab, Lilis mendorongku jatuh terlentang di atas ranjang. Tanpa banyak bicara Lilis berjongkok di atas wajahku, mendekatkan memeknya ke mulutku yang langsung melahapnya dengan rakus. Satu hal yang berubah dari memek Lilis adalah aromanya yang alami karena sudah tidak memakai sabun pengharum memek. Bau alamj yang sangat aku suka.

Semenyara aku merasakan kontolku disepong Ningsih dengan gayanya yang has. Lembut dan tidak terburu buru. Dia sangat menikmati kontolku. Aku benar benar seperti seorang raja yang mendapatkan pelayanan dari para harwm haremku.

Kosentrasiku terpecah antara menikmati memek Lilis yang semakin basah oleh cairan birahinya dan juga sepongan Ningsih yang sangat nikmat. Kami sudah sering melakukan 3some, tapi yang rasanya sangat berbeda. Sensaai yang kurasakan sangatlah dahsyat melebihi apa yang pernah kurasakan.

Puas menyepong kontolku, Ningsih segera memasukkan kontolku ke dalam lubang memeknya yang terasa lebih hangat dari pada biasanya. Dia bergerak perlahan memacu kontolku, aku tidak bisa melihat ke arah Ningsih karena wajahku tertutup selangkangan Lilis. Pipiku basah oleh cairan memek yang bercampur dengan liurku.

"Ach, ennnak banget...!" Ningsih merintih nikmat sambil meremas dadaku. Untung Ningsih selalu memotong kukunya sehingga aku tidak merasakan sakit karena kulitku yang terluka.

"Apa yang kurang dari kami, A? Kami selalu siap melayani Aa di atas ranjang. Bahkan Aa kami beri kesempatan nyobain memek Ambu..!" kata Lilis sambil menunduk menatap wajahku yang tenggelam di selangkangannya sehingga aku tidak bisa menjawab pertanyaannya.

"Kontol Aa ennnnak banget..!" kata Ningsih yang semakin cepat memacu kontolku sehingga menimbulkan bunyi yang merdu. Bunyi yang membuat hubungan kami semakin panas.

Ningsih terus merintih menikmati momen kontolku bergesekan dengan dinding memeknya, memek yang sebenyar lagi akan mengeluarkan anak kami. Anak hasil ritual sex di Gunung Kemukus yang merubah hidupku. Ya, anak yang dilandung oleh Lilis dan Ningsih adalah hasil ritual sex di Gunung Kemukus.

"Aa, Ningsih gakkk kuat. Kellluar...!" aku mendengar Ningsih mengeram menggapai puncak orgasmenya. Orgasme yang mungkin sangay dahsyat karena kedutan memeknya sangat kuat meremas kontolku. Ningsih terdiam di atas kontolku, menikmati gelombang orgasmenya yang dahsyat.

"Gantian Ning, Yeteh juga udah pengen dientot.!" kata Lilis bangkit dari atas wajahku yang basah oleh cairan memeknya yang lumayan banyak. Ningsih menungging sangat sexy, pantanya yang bulat berusi digayang goyangkannya menggodaku.

Ningsih bangkit dari atas pangkuanku dan merebahkan tubuhnya di samping Lilis yang menungging sambil menggoyang goyangkan pantatnya menggodaku.

Aku segera berjongkok di belakang Lilis, kontolku mengarah tepat ke lobang memeknya yang berwarna pink indah. Perlahan aku menusuk menembus bagian terdalam. Aku melakukannya dengan segenap perasaanku. Gesekan yang kurasakan begitu dahsyat.

"Kontol Aa benar benar ennnak, panyes aja Lastri sampai ketagihan dientot Aa sampai hamil..!" kata Lilis menikmati sodokan kontolku yang pelan dan berirama.

"Kata siapa Lastri hamil?" tanyaku kaget, otomatis aku menghentikan gerakanku.

"Terusss entot Lilis, dari surat Lastri..!" kata Lilis memaju mundurkan tubuhnya agar kontolku tetap bergerak dalam memeknya...

"Surat apa?" tanyaku ikut mengerakkan kontolku menusuk nusuk memek Lilis dengan lembut.

"Lastri kabur ebtah ke mana membawa uang A Ujang, uang kios. Dari suratnya dia ngaku hamil..." kata Lilis menggerakkan pinggulnya maju mundur agar kontolku tetap bergerak memompa memeknya.

Kejadia apa pula ini, pusing aku dengan semua kejadian dan masalah yang aku hadapi. Lebih baik aku kosentrasi mengocok memek Lilis agar dia mendapatkan kenikmatan dahsyat sebagai bentuk rasa terimaksihku karena telah memaafkan kesalahanku.

Aku terus mengocok memek Lilis, berusaha menghilangkan semua masalah yang sedang kuhadapi. Rasa nikmat gesekan kontolku dengan dinding memek Lilis bisa membuatku sedikit melupakan masalah yang sedang kuhadapi.

"Lilis gak tahan A, Lilis mau kellluar...!"Lilis mengerang dahsyat menyambut orgasmenya yang dahsyat. Orgas.e yang sudah hampir dua minggu tidak dirasakannya.

Jepitan dinding memek Lilis membuatku tidak mampu bertahan lebih lama lagi. Kontolku memuntahkan pejuh ke dalam memek Lilis disertai rasa nikmat yang mengalir ke sekujur tubuhku.

*******

"A, bangun. Ada Bi Narsih..!" kata Ningsih sambil menciumi wajahku dengan mesra.

"Jam berapa sekarang?" tanyaku.

"Jam 8 malam, A." kata Ningsih.

Ada apa Bi Narsih datang malam malam. Pasti ada sesuatu yang sangat darurat yang memaksanya datang. Aku langsung bangun dan menemui Bi Narsih yang berada di ruang tamu ditemani Lilis.

"Ada apa, Bi?" tanyaku was was, apa lagi melihat Bi Narsih datang sendiri tanpa ditemani Mang Karta.

"Mang Karta akan menyerang ke tempat Japra...!" kata Bi Narsih membuatku terkejut.

"Dengan siapa Bi?" tanyaku.

"Dengan semua anak buahnya. Sekarang mereka sudah bersiap siap.

Bersambung
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd