Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG ROMANSA DUA DUNIA (REMAKE)

ROMANSA DUA DUNIA

Chapter 3

Bunga Jingga

________________________________________________________________________

"Dia dalam bahaya"

Kalimat yang terdengar jelas di telinga ku, ntah suara siapa dan dari mana

Aku bingung dengan apa yang terjadi saat ini, sekelebat gambaran yang kuliahat dan suara yang ku dengar. Apa yang sebenarnya yang terjadi.

Kembali ku langkahkan kakiku sampai setengah berlari menyusuri jalan yang sepi dan remang remang. Ku perhatikan sekeliling seperti bangunan pasar namun sudah lama ditinggalkan.

Tiba tiba terdengar jelas suara seseorang memanggil namaku dengan keras. Dari arah suara tersebut aku tau datangnya darimana. Segera ku percepat lariku, sampai aku terhenti karena melihat sekelompok orang yang tidak tahu sedang apa.

Ku picingkan mataku agar bisa melihat dengan seksama. Betapa mendidih darah saat ku tahu mereka berniat menyakiti hana.

"Woiiii bangsaaat" teriakku sambil berlari ke arah mereka.

"jedaaaaaak" suara keras terdegar saat kaki kananku mendarat ke salah satu dari mereka sampai jatuh tersungkur.

"lepasin tangan kalian dirinya" ancamku ketika membalikan badan kearah empat orang yang sedang memegangi hana.

"waah ni bocah, nyari mati kau ya" teriak salah satu dari mereka sambil berjalan menghampiriku.

Dengan sigap aku menunggu kedatangnya

"Brak buk brak bukk" suara baku hantam ketika aku berhadapan dengan salah satu dari mereka.

Mataku seperti menyala dan panas sekali karena kemarahan yang luarbiasa.

Ekor mataku melihat salah satu dari mereka hendak menyerangku dari belakang. Namun begitu dengan reflek yang cepat aku mampu Menghindari pukulannya.

Lalu segera ku gapai rambutnya dengan cengraman kuat ku benturkan kepalanya ke tumpukan meja bekas orang jualan.

"Braaak" suara patahan kayu ketika berbenturan dengan tulang tengkorang musuhku.

Sisa 2 orang yang masih memegangi hana dan salah satu dari mereka berhasil merobek dalaman hana, yang membuat sekujur tubuhnya sudah tidak berbungkus apa apa lagi dan ku lihat hana sudah tidak bergerak sama sekali.

"Apa dia pingsan?" batinku bergumam

Aku yang sudah sangat terbakar tak mampu lagi menahan amarah, segera menghampiri mereka. Salah satu dari mereka berdiri menghadang, terlihat dia mulai ketakutan melihatku yang dipenuhi emosi.

Niatku adalah melumpuhkan dia hanya dengan satu pukulan. Kukepal tangan sekuat tenaga supaya terkumpul semua energi disatu titik.

Dan benar saja, si bajingan itu memuntahkan darah ketika pukulanku tepat bersarang di ulu hatinya lalu terkapar tidak sadarkan diri.

Sadar akan hanya sisa sendirian, dia lalu bergerak menjauhi hana dan menatapku dengan tatapan yang tak kalah tajam dengan tatapan ku.

Satu musuh lagi yang harus ku tumbangkan.

"Ayoo sini majuu" tantangku

"Bacodddd" teriaknya sambil berjalan kearahku

Dengan kuda kuda yang sigap ku sambut pukulannya

"brakh brukh"

Pukulan demi pukulan yang dilancarkannya berhasil kuhindari, tak satupun mengenaiku.

Ditengah pertarungan, sayup ku dengar suara lemah memanggilku

"Banyu"

Akupun reflek melihat kearah hana, ku lihat dia sudah sadar namun masih sangat lemah.

Sadar dengan aku yang lengah, dengan cekatan sibangsat itu melompat dan mendarat sikunya kepelipis kiriku. Akupun tersungkur jatuh.

Seketika pandangku menjadi buram dan kepalaku terasa sakit sekali, ku lihat darah menetes dari pelipisku.

Lagi bajingan itu menyerangku, kali ini tendangan telak menghatam kepalaku sehingga membuatku terkapar menghadap langit yang gelap.

"Hahahaha mampussss" dia tertawa senang melihat lawannya terkapar tidak berdaya.

"Banyuuuuu" lagi hana meneriaki namaku

Panggilan yang sangat jelas ku dengar, namun tubuhku seakan mati rasa. Aku tidak dapat menggerakan tubuhku.

"Tidak ada lagi yang akan menolong mu" bajingan itu tertawa.

"Apa aku kalah?" batinku

"apa aku tidak bisa melindungunya" lanjut batinku

Bajingan itu berjalan mendekati hana dan mencengkram dagunya.

Hana berusaha meronta dan melawan, tapi apa daya tubuhnya sudah sangat lemah.

"kamu cantik sekali dan tubuhmu juga sangat ideal, sayang kalau disia siakan" Ucap bajingan itu disertai memperhatikan tubuh polos hana dari ujung ke ujung.

Lagi dan lagi hana hanya bisa meronta ronta, sedangkan aku hanya bisa mendengarkan tanpa bisa bergerak menolongnya.

"Apa kamu selemah ini?"

Tiba tiba suara yang sama dengan sebelumnya terdengar jelas ditelingaku.

Aku berusaha mencari sumber dari suara itu, namun tidak ku temukan.

"Apa kamu akan diam dan hanya melihat saja, orang yang selalu berada disisimu terluka? Lagi suara itu terdengar.

Ku pejamkan mataku dan mengingat beberapa tahun kebelakang, bagaimana hana yang selalu setia disisiku, mengurusku dan memperhatikanku.

Terasa darahku kembali berdesir dan jantungku berdetak kencang, kepalan tangan membantu aku berdiri lagi.

"Ya begitulah seharusnya" suara itu kembali terdengar, namun tak ku hiraukan. Amarahku kembali memuncak dan tidak bisa lagi ku tahan.

Ku hampiri bajingan itu dan ku kumpulkan semua tenaga dilututku.

"Braaaak" Tubuh bajungan itu terjungkal mengenai tumpukan kayu lapuk sampai patah mematah.

Tidak mau ku beri kesempatan sedikit pun, langsung ku hantam kepadanya dengan tendangan.

Belum puas sampai disitu saja, ku jambak kepalanya dan terlihat darah mengaliri wajahnya. lalu kudaratkan lagi lututku kearah wajahnya. Darah mengalir dari kedua hidungnya dan mata bajingan ini sudah tidak lagi terbuka.

Aku yang terbakar amarah sudah tidak bisa lagi mengontrol emosiku, Hendak ku daratkan kepalan tangan kewajahnya tiba tiba tanganku seperti tertahan.

"Udah cukupp" Ternyata hana yang menahanku

Kuberbalik kearahnya yang masih terduduk beralaskan tanah, ku tatap mata lemahnya yang menatapku. Dan Emosiku seketika meredah.

Akupun merendahkan tubuhku lalu menariknya kepelukanku.

Namun tak lama kemudian, tanpa ku sadari dia yang berada dibelakangku ternyata bangkit kembali.

"Praaaakk" suara kayu yang terkena kepalaku

Terasa sakit sekali kepalaku dan pandanganku memudar, terasa seperti mau pingsan.

"Banyuuuuu" hana berteriak histeris

"Bangun banyu bangun" Berusaha menguatkanku

"aku tidak boleh tumbang" batinku

Amarahku kembali memuncak, lalu ku raih sisa patahan kayu yang tadi dibenturkan kekepalaku, dan hana hanya bisa mematung melihatku seperti binatang buas.

Segera mendarat kayu yang kupengang tepat dikepala bajingan itu, sampai benar benar terkapar. Dengan susah payah aku bertahan, Sampai ku pastikan semua musuhku sudah tidak bergerak lagi. ntah pingsan atau mati. aku tidak perduli.

Ku dekati hana yang sedang tertunduk dan memejamkan matanya

"Buka mata kamu, semua sudah selesai" Ucapku lalu memeluknya

Ku pakaikan jaketku ketubuhnya, karena pakaiannya sudah robek yang ntah kemana. karena jaket ini berjenis parka, aku saja tenggelam memakainya. apalagi hana.
lalu ku gendong tubuhnya dan perlahanku melangkah menjauhi tempat tersebut, melewati keheningan malam, kesunyian dan rasa bersalah.

Sampai tiba dijalan yang sudah diterangi oleh lampu jalan.

"banyu" Suaranya lirih

ku jawab dengan senyuman, dia memelukku dengan erat.

"Tenang, semuanya baik baik saja" tegasku menenangkan nya

terasa tubuhku sudah tidak sanggup lagi melangkah dan pandanganku mulai mengabur.

ku hentikan langkahku dibawah lampu jalan, kakiku sudah tidak sanggup lagi untuk berdiri.

Supaya tidak jatuh, akupun duduk

"ada apa banyu?" tanyanya kebingungan

aku hanya menggelengkan kepala

"kamu berdarah berdarah" hana histeris

"kepala kamu berdarah" lanjutnya

aku yang sudah tidak sanggup lagi, perlahan kehilangan kesadaran.

BERSAMBUNG
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd