Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Saat cinta harus mengalah

Bunyi bip bip bip HP aria membangunkannya dari Lelah sisa bercinta semalam.

“ya yang”ada kelu saat mengucapkan itu di hp

“ih tumben masih bobo. Aku udah jalan ke bandara nih,masih gelap buta yang”ceria Erika di ujung telepon lain.

Mengucek mata, aria melihat sebentar ke hp nya, menarik dari sisi telinganya sebentar.

“ya. 4 30 baru. Udara dingin banget lagi, sisa ujan malam. Duh butuh kehangatan nih yang” kekeh aria

“ssttt,klo nada bicara mas ud kayak gtu, udahan ahhhh. Ntar aku telepon lagi ya, weeeee. (dan dalam bisik, Erika berucap, kita tuntaskan lusa yahhhh)Dah sayang”tutup Erika.

Aria menaruh telepon. Menggerakkan tubuh sedikit mengusir pegal. Mengucek rambutnya. Lalu berjalan ke kamar mandi utama. Selesai ritual alam pagi. Aria menggosok gigi dan bercuci muka. Pagi dingin membuat penisnya berdiri. Aria tersenyum sinis, dan berucap lirih, 'ayo thor, kita sarapan pagi dibelakang". Lalu berjalan ke kamar belakang.

Pintu kamar terbuka. Kamar itu kosong. Bed dalam keadaan rapi. Handuk yang malam tadi membungkus dua payudara besar yang aria sukai, tergantung di jemuran pendek dalam kamar. Aria menekan handle kamar mandi dan menemukan kamar mandi dalam keadaan kosong. Aria berlari panik. Meraih HP nya. Mencoba telepon mala. Namun nada tidak aktif yang dia dapatkan. Sambil tetap mencoba menelepon, aria berjalan ke pintu depan. Kunci pintu tergeletak tdk jauh dari pintu. Di atas lantai. Aria meraih dan membuka kunci. Lalu berjalan ke pagar. Pagar tergembok. Aria berpikir sejenak dan paham apa yang terjadi. Hanya harus di klarifikasi. Dia harus bicara dengan mala.

Aria Kembali ke rumah. Berjalan ke kamar belakang. Melihat berkeliling. Dan tersadar. Ada selembar kertas putih terlipat di atas meja kaca. Aria mengambil, membukanya, dan melihat tulisan khas mala d situ. Ada tulisan pena hitam. Di beberapa titik, tulisan itu pudar membundar sehingga kurang jelas terlihat. Aria tersadar. Itu noda karena titik jatuh air mata di kertas

Aria menahan napas dan mencoba membaca perlahan.




“kang aria. Kang ariaku sayang. Maafkan aku pergi tanpa pamit. Semoga ini bisa menjadi kabar terakhirku. Kuharap setelah membaca kabar ini. Akang tidak berusaha mencariku atau menghubungiku lagi. Aku datang tadi malam, setelah lama mencarimu. Aku sedih tiba tiba kau tinggalkan dahulu. Dan sejenak aku Bahagia tadi malam. Perilakumu. Sikapmu. Menunjukan hal yang dari dulu aku sukai. Aku serasa memiliki harapan, kita masih akan bisa Bersama, walau keadaan nyata adalah saat ini.

Tapi. Percintaan kita tadi malam. Menyadarkanku. Dirimu sudah tidak lagi sama. Rasamu padaku tak lagi sama. Maaf kang. Aku hanya membaui nafsumu saja. Dan aku sadar. Kita tak mungkin Bersama. Dan mungkin aku pun sadar, rasaku padamu juga tak mungkin sama. Cinta kita kang, mungkin, . Cinta yang harus mengalah. Mengalah pada kenyataan. Doakan aku Bahagia ya kang. Dan semoga juga kau Bahagia dengan siapapun nanti. Semoga kita bertemu di kehidupan lain.

Selamat tinggal

Salam

M




Setelah huruf M, tulisan berikutnya tidak jelas. Noda basah besar merusak tulisan itu.

Aria jatuh berlutut. Matanya nanar dengan kertas yang masih digenggam tangan terkepal, aria menutup kedua matanya, sengguk tangis tak sadar membucah.





“Mall. Mala. Bangun sayang”ketukan pelan di pintu kamar mala. Dan suara berulang ibunya. Membangunkan mala. Gontai mala melangkah membuka selot kamar.

“ih kamu. Masih tidur. Cepat mandi, ganti baju, pakai kebaya kamu yang terbaik. Ada tamu tuh”suruh ibunya

“apa sih ma. Masih pagi juga”bantah mala.

“udah cepet deh.” Dorong ibunya ke mala untuk melangkah ke kamar mandi

Mala menahan. “ada apa sih ih. Mama” masih bantah mala

“mama juga kaget. Itu di depan ada anton sama papa mamanya” jawab mama mala

Mala terkejut sejenak dan bengong. Dan selanjutnya menuruti dorongan lebih kuat mamanya yang mendorongnya ke kamar mandi……ada ragu dalam hati, namun diiringi rasa hangat mengaliri tubuhnya.


Aria memacu motornya ke arah muararajeun. Hanya butuh 15 menit, dia sudah mendekati area rumah mala. Entah kenapa hatinya tidak menerima apa yang dibaca. Setelah mandi dan berpakaian rapih. Dia memacu motornya ke rumah mala. Ada gelegak tidak puas. Dia ingin bertanya, apa maksud percintaan tadi malam. lalu Apa maksud surat itu. Jauh dalam benaknya, aria sendiri ragu tujuan dia mendatangi mala.

Jarak 60 meter menjelang, aria mengerem motornya. Jalan masuk kearah blok rumah mala memang sempit, hanya cukup dua mobil berpapasan. Dan saat itu, banyak mobil merk ternama terparkir di sepanjang jalan. Dan matanya melihat salah satu mobil yang terparkir, BMW 320i biru laut khas yang sangat dia hapal. Tidak hanya itu, dia melihat lancer evo III kuning dengan stiker perbakin di sudut kanan visor kaca depan juga terparkir, dan juga sangat aria kenal. Dalam pandangan jauh ke depan, sebelum belokan kanan rumah mala, sebuah land cruiser hijau army, terparkir disana. Platnya terbaca jelas. Aria merasa kaget. Ya dia menyadari. 3 mobil anton, sedang ada di situ. Bmw yang biasa digunakan mamanya, lancer anton sendiri, dan land cruiser milik papa anton. Segera untuk menenangkan diri dan ingin berpikir sejenak, aria membelokkan motornya ke sebuah warung di pojok ujung jalan. Dia membeli sebotol teh sosro dingin, dan melangkah ke pagar warung, memerhatikan ke arah land cruiser. disana, berjalan beberapa orang keluar dari jalan masuk rumah mala, Ada 1 pria berbatik dan 2 wanita berkepaya. mereka sangat rapih. mereka lalu menurunkan barang barang bertutup kertas kado dari pintu samping kanan penumpang,. Salah satu Wanita itu aria kenali. Tak lain tak bukan. Itu mama anton. dan seketika anton menyadari kemungkinan tentang sedang apa rombongan keluarga anton ke rumah mala.

10 menit kemudian. Aria sudah diatas motornya Kembali. Matanya menatap nanar. Serasa berkabut karena terhalang air mata yang tidak dia sadari mengucur lewat sudut kelopak mata. ada rasa kehilangan di salah satu sudut hatinya. Sore itu, aria memasukkan seluruh barangnya ke mobil bak. lalu Aria mengemudikan mobil Erika, motornya sendiri dibawa denis, salah satu temannya. Untuk pertama kalinya setelah bertahun tahun, aria akan kembali pulang ke rumah orang tuanya.













13 bulan kemudian.

“inget ya aria, kakak...................... papa mama, sudah ingin nimang cucu. Tak masalah kalau Walau kami nanti harus nyusul ke ibaraki.. ke kampus kamu. Apa Namanya universitas kubangan ?” tanya Pak handaka

“tsukuba university pap. Papap nih. Kesel deh”jawab Erika sebel. Pak handaka hanya tersenyum dan mengelus serta mencium Kepala anak kesayangannya itu.

Aria hanya tersenyum mengangguk. Walau dia sudah sah menjadi suami Erika sejak 3 bulan yang lalu. Tapi rasa segan dan hormatnya kepada Pak Handaka selaku ayah mertuanya tetap tinggi. Bawah sadar aria tahu, mertuanya bukan sosok sembarangan.

Ya. Hari itu, adalah hari dimana Erika dan aria harus meninggalkan Indonesia. Seperti Erika sudah rencanakan dahulu, bahwa dia berkesempatan melanjutkan studinya ke jepang. Dan dia mendapatkan beasiswa ke universitas tsukuba. Dan akhirnya 3 bulan yang lalu, aria akhirnya menikahi Erika, Dan aria keluar dari pekerjaannya di media. kemudian mereka berdua mengurusi semua hal dan bersiap untuk kepergian Erika ke jepang. Rencananya, aria akan mencoba mencari pekerjaan di jepang. Walau dia tahu, finansial Erika cukup untuk menanggung mereka berdua selama di jepang. Tetapi aria tetap berprinsip, laki laki tetap harus mencari nafkah sebagai kepala keluarga.

“hati hati di sana ya kak. Nak Aria, jaga terus kakak ya. Dia ini manjanya kebangetan” tambah Ny Erina Handaka mama erika

“ah mama”jawab Erika sambil erat gelendotan di tubuh aria.

Lalu mereka berpelukan dan terakhir, Erika dan aria mencium tangan pak handaka dan Ny Erina. Kedua orang tua erika lalu memasuki mobil yang masih menyala, dengan supir siap dibelakang kemudi. Setelah mobil orang tua Erika berlalu dari dropping zone teras bandara cgk, Erika dan aria melangkah dan mendorong 1 troli barang di tangan masing masing ke arah gate pemeriksaan awal untuk lalu masuk ke counter cek in.

Setelah urusan bagasi selesai, dan sebelum masuk ke ruang tunggu gate kepergian, Erika menitipkan tas ke aria. Erika berjalan ke rest room. Sambil menunggu Erika, aria menikmati suasana bandara CGK di waktu malam. Di jam segitu, memang di terminal 3 kebanyakan melayani penerbangan internasional. Hingga pada satu titik di arah jam 10 pandangan aria. Jarak 20 meter didepannya, sesekali terhalang lalu lalang orang.. Aria melihatnya. Dia. Wanita berbusana kuning juga berhijab kuning, dengan perut besar, taksiran aria, sedang kehamilan 6 bulan. Berdiri disana, sedang berada di sebuah counter penerbangan tujuan dalam negeri. Walau hanya Dari samping, aria tidak akan pernah salah mengingat, siapa pemilik. Muka manis itu………………………………



Mala menunggu dibelakang anton yang sedang menaikan koper di counter untuk ditimbang. Sambil sesekali mengelus perut buncitnya. kemudian....Ada rasa aneh di tengkuknya. Seperti ada yang mengawasi, Saat kepalanya berpaling kearah kanan belakang, dari jauh dia menatap mata yang sangat dia kenali dahulu.........ya, itu aria, yang juga sedang menatapnya. Dan entah kenapa, refleks mala berpaling lagi ke arah punggung anton. Mala menghindari tatapan itu dengan cepat. walau jantungnya tiba tiba berdebar.



Dari duduknya, aria bangkit. Sesaat seperti tubuhnya menarik membawanya melangkah menuju mala, tapi, sebuah tarikan tangan halus di tangan kanannya, menariknya.

“yuk ayang. Ke ruang tunggu”sebut Erika mesra lalu mengadah dan berjinjit, lalu mencium bibir aria, saat aria berpaling padanya.

Ciuman hangat penuh cinta Erika membuat Aria tersadar lalu menggandeng pinggang Erika dan berjalan kearah elevator yang akan membawa mereka ke area ruang tunggu penerbangan internasional.

Terakhir aria menengok ke belakang, mala sudah tidak ada di sana. Dengan hembusan nafas lega dan senyum, aria mempererat pelukannya di pinggang Erika dan mencium atas kepala erika. Dan Erika juga semakin memeluk erat pinggang aria.







T A M A T
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd