Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Sebuah Keluarga

Hukuman apa ya yang cocok buat tante May

  • Dilecehin

    Votes: 111 34,0%
  • Dipamerin

    Votes: 123 37,7%
  • Diumpanin

    Votes: 33 10,1%
  • Dianggurin

    Votes: 59 18,1%

  • Total voters
    326
  • Poll closed .
Status
Please reply by conversation.
ini ceritanya sih asik loh hu, keren hu, kalo bisa bikin yang agak panjang ya.. anyway, si bungsunya gmn hu? msh belum ada tanda2 nih
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Bab V. Hijrah


4 bulan sejak acara piknik ke Bali, gua semakin dalam masuk ke keluarga Anna. Dan mulai bisa menghitung bahwa sebenarnya tante May sedikit kebingungan dengan pengeluaran rumah tangganya, hanya mengandalkan uang pemberian mantan suami dan hasil beberapa investasi tentunya tidak dapat mencukupi untuk biaya operasional rumah sebesar ini, biaya harian, biaya pendidikan anak, serta gaji Mbok Nah. Seperti sore ini, gua lihat dari sela pintu kamarnya yang terbuka tante May sedang berkutat serius menghadapi kertas catatan pengeluaran dan tagihan diatas kasurnya. Perlahan gua masuk dan menutup pintu kamar lalu menguncinya.


"Eh Rei... kok dikunci? pengen ya? nanti ya tante lagi sibuk ini" celoteh tante May sambil terus menghitung dengan kalkulator HP nya.

"Enggaaak... ga pengen kok, cuman penasaran aja tante ini lagi ngapain sih" timpal gua sambil berbaring disisi tante May dan ikut menatap catatannya

"Biasalah Rei, namanya juga ibu - ibu, pusingnya ya mikir ginian" katanya sambil tersenyum dan mengelus rambut gua dengan lembut.

"hahahahaha.. iya juga sih ya, kadang suka lupa kalo tante itu ibu - ibu saking cantiknya"

"Halaaah... ngerayuu!!! hahahaha.. udah ah, sana kamu main sama Anna sama Nia aja, tante masih pusing ini" katanya sambil mencoba mengusir gua dari kamarnya.

"Bentar dong, sini ta bantuin... liat bentaran aja" sahut gua ga mau kalah dan merebut tabel hitungan tante May dan mulai menghadap jajaran catatan dan nota didepan gua

"iiiih... nggak usah Reeei..! ngerepotin ah" kata tante May sambil tetap berusaha mengusir gua yang mulai duduk dengan mantab

"Udah ga usah berisik deh tante... liat cara Rei kerja aja" kata gua meyakinkan.


Gua ga sombong, tapi emang ini kerjaan gua, ngitung dan merencanakan itungan. Setelah gua cek ternyata emang minus, setelah berpikir sejenak, gua mulai mengambil kertas baru dan melakukan perhitungan ulang, tante May yang penasaran dengan kelakuan gua mengintip - intip disebelah gua, payudaranya yang empuk merapat di lengan gua. Sedikit mengurangi kemampuan berpikir mengingat aliran darah pembawa nutrisi bukannya mengalir ke otak justru turun keselangkangan.


"buat apaan sih itu?" tanya tante May penasaran

"Udaaah... tunggu dulu"

"Kok malah itung lagi...? itu darimana nilainya??"

"Berisik deh tante ini" kata gua sambil mencium bibir tante May, lalu kembali serius dengan hitungan gua.

"Okeee... finish, sini coba deh liat bakal Rei jelasin" kata gua sambil menggeser posisi duduk dan meminta tante May berpindah ke depan gua.


Tante May beringsut dan duduk bersila menghadap catatan didepannya, sementara gua duduk dibelakang sambil memeluk tubuh tante May dari belakang, tangan gua memeluk dan mengelusi perut serta payudara tante May yang hanya mengenakan kaos tanpa BH.


"nnnnggghh... katanya mau jelasin, kok malah nakalin tante...ssshh" desahnya sambil melengok ke belakang mencium bibir gua


"iyaa ini dijelasin sambil dibikin rileks tantenya"


"apaan rileks, kontolnya aja tegang gini" bisik tante May yang merasakan kontol gua mengeras menempel di punggungnya.


"hahahaha... siapa yang enggak coba, udah sini dijelasin dulu"


"hmmm..."

"Jadi gini.... bla.. bla.. bla... jadi tante, intinya menurut Rei, mending tante jual ini rumah. Sampaikan ke om, apabila menghendaki adanya pembagian agar segera diselesaikan dan diputuskan nilainya. Hasil penjualan bisa tante invest enath itu deposit atau lainnya jadi tante tetap dapat penghasilan. Untuk tempat tinggal, bisa jadi satu aja di apartemen Rei, kan 3 kamar juga, sama kaya kita di Bali. Jadi ga ada pengeluaran sama sekali buat bulanannya."

"Reeeiii... kamu tu gila yaa!! enggak aah... tante ga mau ngerepotin gitu, ngawur aja kamu Rei" sanggah tante May

"Tanteee... enggak ngawur dan nggak ngerepotin deh, coba deh tante tenang dulu..." kata gua sambil kembali mengelus tubuh tante May

"...pikirin dulu yang tenang, coba pikir mana ada seorang mantu atau suami yang repot saat keluarga istrinya tinggal dirumahnya, bukannya itu seharusnya jadi suatu kewajiban?" lanjut gua sambil mulai memainkan puting tante May

"ooohh... Rei aaah... nakal ah kamu tu..."

"Coba deh nanti tante bicarakan dulu dengan Anna, Nia sama Mika" lanjut gua, bibir gua mulai menciumi tengkuk dan leher tante May, mata tante May mulai memejam dan menggigit bibirnya.

"eemmmhh... Rei, tante tu malu"

"Apaan sih malu, telanjang aja belum udah malu" sahut gua sambil menelusupkan tangan kebalik kaos tante May dan menariknya ke atas hingga terlepas

"Dasar... tante malu harusnya ga bergantung sama kamu Rei, kamu kan seharusnya jadi anak tante..." kata tante May sambil berbalik dan gantian menarik kaos gua lalu mulai menciumi dada dan menggigit - gigit puting gua

"aah... ga usah malu kalo soal itu, lagian tante itu bukan mertua buat Rei, tante itu istri... istri yang harus melayani suaminya dengan baik" jawab gua sambil bangkit memelorotkan celana lalu berbaring di ranjang sambil menarik kepala tante May ke arah kontol gua yang mengacung.

"Mmmmpph... slllurpp... aaah.. nakal kamu... sslluuupp" suara decakan tante May membahana di kamar ini, sedotannya liar mengelamuti kontol gua, tangan tante May bergerak lincah mengocok batang yang tersisa.


Tangan tante May bergerak tanpa dikomando melolosi celana pendeknya, lalu jemarinya dengan cepat mulai mengobel sendiri vaginanya. Kedua tangan gua memegang sisi kepala tante May dan mengarahkan untuk mempercepat kulumannya, decakan yang kadang juga dibarengi tersedak berulangkali dialami tante May namun gua abaikan. Lidah tante May melata dikulit kontol gua membuat gelombang orgasme mulai naik ke ubun - ubun. Gua mulai mengangkat sedikit pinggul gua dan menyelipkan bantal dibawah pantat.


"Jilatin silit gua tan..." pinta gua, tante May langsung melepas kulumannya, kini tangan tante May mengocok kontol gua dengan kecepatan tinggi, kepala tante May mulai bergerak turun dan menjilati kantung testis gua, turun lagi kebawah lidahnya basah menjalar di kulit antara kantung testis dengan lubang anus gua, lalu tanpa rasa jijik tante May menjilati dengan penuh tekanan lubang anus gua, terkadang dicucup dengan keras lubang tai itu.

"Ooouhhh... gila... enak banget tante... jilat terus" kata gua mulai meracau

"Keluarin sayang... kontolmu udah kedutan, lubang tai mu manis sayang..." kata tante May dengan nada erotis.

"Udah... udah tan, mau keluar emutin lagi aahh.." pinta gua, tante May langsung kembali memasukan kontol gua dimulutnya, lalu mengocoknya dengan cepat, tangan tante May mengelus dan meremas lembut kantung bola testis gua.


Tok... tok... tok...


"Bu..!! lagi ngapain?? Liat Rei nggaak??" teriak Anna dari balik pintu

"Te... brenti dulu... itu Anna suruh masuk" kata gua sambil melepaskan kepala tante May dari kontol gua

"Bentaaar na..!!!" Jawab tante May sambil bangkit lalu membuka kunci pintu

"Ibu liat Re.... oalaaah.... dicariin juga, malah disini" sungut Anna sambil masuk ke kamar dan melangkah menuju ranjang cemberut melihat gua yang sudah bugil dan meringis

"Sorry sayaaang... abisnya tadi bantuin ibu bentar disini" jawab gua sambil mencium bibir Anna ringan

"Bantuin apaan kalo sambil telanjang gini berdua" kata Anna lagi sambil beralih duduk dikursi menghadap ranjang

"Eh, tante mumpung Anna disini jelasin aja sekalian yang tadi" kata gua sambil menarik Anna ke ranjang dan mulai menciumi serta mempreteli pakaiannya

"hihihihi.... Rei aaah... geli... apaan siiihh, kamu tu mau jelasin something apa mau mainan putiiing??" canda Anna sambil terkekeh melihat gua mulai menjilati putingnya.

"Ini mau jelasin... tapi kudu sambil bugil biar penjelasannya bisa transparan" jawab gua saat melolosi celana dalam Anna, kini dia sudah bertelanjang bulat, tante May yang melihat kelakuan kami berdua cuman menggeleng - gelengkan kepala.


Kini gua duduk bersandar di dinding ranjang sambil memeluk Anna dari belakang yang duduk bersila telanjang menghadap ibunya yang mulai menjelaskan coretan - coretan perhitugan yang gua buat. Sesekali Anna melenguh kecil saat jari gua mulai nakal memilin dan mengelus pentilnya, atau kadang terjulur kebawah menggosok pelan klitorisnya, berkali - kali juga Anna melengok ke belakang untuk mencium bibir gua.


".... naah, jadi gitu... menurut Anna gimana?" tanya tante May saat selesai menjelaskan seluruhnya.

"hhhmmmm... sedih ya bu... dari kecil kita udah ada dirumah ini, tapi ya kalau memang sudah ga ekonomis ya mau ga mau sih" jawab Anna

"iyakan.... tapi ibu juga udah mikir emang ga bisa"

"Tapi kalau gitu kamu ga apa Rei?" tanya Anna sambil melengok ke arah gua

"Dengan senang hati gua terima..." kata gua sambil merebahkan Anna lalu menciumi sekujur tubuhnya

"ahahahaha.... Reeei aah... geli udaaah... buuu.. tolongiiin ahahahaha aauh" jerit Anna kegelian, tante May hanya tersenyum melihat itu dan mulai membereskan catatan yang berserakan di ranjang dan meletakkannya dilemari.


Gua sudah mulai berlutut diantara paha Anna yang berbaring telentang dengan paha terbuka lebar, lidah gua menari - nari lincah di sela lipatan vagina Anna, biji klitorisnya yang mulai terangsang langsung gua cucup penuh nafsu, bau vagina Anna yang sudah basah terhirup harum dilubang hidung gua.


"aaah... Reeei... mmmppphh..." desah Anna tertahan, kepalanya meneleng ke kiri dengan mata terpejam, kedua tangannya mencengkeram buah dadanya.

"Sllrruupp... cllaaapp.. shh... kengen gua sama tempik lu Na... slllurrp"

"sshhh... iyaah... enak say..."

"ooouhh..." gua mendesah dan menengok saat gua rasain jilatan di kantung biji pelir gua yang menggantung, ternyata tante May menyelusup berbaring dibawah gua dan mulai menjilati kontol gua.


Jilatan dan lumatan gua di vagina Anna mulai membuat pinggul Anna bergerak kekiri dan kanan, jari gua mulai sibuk menstimulasi seluruh permukaan lembah vagina Anna, jemari kiri gua meraba ke bawah pantatnya dan bermain di liang anusnya yang sempit.


"eeehh... sshhh... babeee..." Anna mulai mengoceh tak karuan, tangannya semakin intens memainkan buah dadanya, diremas, diputar, ditekan, kadang jemarinya menarik - narik putingnya sendiri, mulutnya merintih - rintih erotis.

"nggghh.... ngghhh... colokiiinn..." pintanya, lidah gua langsung mencolek - colek lubang vaginanya sementara jempol gua menggosok dengan cepat klitoris Anna


Dibawah tante May semakin panas mengelamuti batang kontol gua, jemarinya mengelusi kantung zakar dan meremasnya lembut. Pinggul gua mulai ikut bergerak memompa mulut tante May yang basah dan hangat.


"Babeee... gesekiiin" pinta Anna lagi dengan pandangan menghiba

"tante... bentaran" kata gua melepas kuluman tante May, gua pun bergerak keatas tubuh Anna, kedua kakinya gua tekuk dengan lengan, batang kontol gua tempelkan sepanjang vaginanya, perlahan mulai gua gosok hingga terasa kepala kontol gua menyenggol klitorisnya

"aaahh.. enaaak" jerit Anna, lalu gua mulai mempercepat gerakan pinggul gua sambil berkonsentrasi agar kontol gua tidak selip masuk ke liang vaginanya yang banjir, paha Anna gua katupkan rapat sehingga mencepit kontol.

"Ooouhh... gelii... aah.. ffuuuckk mee... aaah" ceracau Anna pinggulnya mulai bergerak liar, gua semakin keringetan berkonsentrasi mengarahkan gerakan kontol gua.


Tante May kini berada disebelah Anna, dengan menungging bibirnya langsung melahap bibir Anna dengan buas, tangan mereka saling bertukar merangsang payudara satu sama lain. Kini tante May mulai menciumi leher Anna, perlahan mulai turun ke bahu lalu menjelajah ke payudara Anna yang mencuat menantang dan berakhir di pucuk pentil Anna yang langsung dilumat habis. Tangan kanan gua yang tidak tahan melihat panasnya ibu dan anak itu langsung meraih bokong tante May yang montok, jari tengah gua langsung mencolok ke lubang vagina tante May yang lembab.


"mmmhhh... mmmmmppphhh..." desah tante May sambil terus menyedot - nyedot puting Anna

"Aaaah... babee ga tahaaa.... aaaahh" raung Anna, pinggulnya mulai menghentak kasar, vaginanya semakin becek dan mengeluarkan suara saat tergesek batang kontol gua yang susah payah berusaha tidak tergoda memasuki liang kenikmatan di depannya

"keluarin sayaaang... aaahh.. tempik lu dah basaah" pancing gua

"iyaaahh... aahh... ibu aaahh... sedoot..."

"aaaahh... Anna keluaaa..aaaa.. AAAHHHHH...!!!!! AAAARRGGGHHH!!! TEMPIIIKKUUU" teriak Anna kencang melepas orgasmenya, gerakan liar pantat Anna membuat gua mencengkeram pinggangnya dengan kuat

"nggghh...enak ga?" tanya gua sambil tersenyum membiarkan kontol gua yang tegang maksimal tetap berada di hangatnya lembah vagina Anna

"ssshh... enaaak babeee... bangeet" jawab Anna dengan mata sayu sambil mengelus tubuh ibunya yang masih setia mencucupi pucuk putingnya.

"giliran gua yaaa" kata gua sambil melepaskan badan dari Anna, lalu bergeser ke belakang tante May yang masih menungging memperlihatkan pantatnya yang semok mencuat keatas.

"eeehh...sshhh..." perhatian tante May teralihkan dari payudara Anna saat tangan gua mengelus pantatnya dan membuka lipatan pantat sehingga memperlihatkan lubang anusnya yang mungil berwarna coklat muda, pantat tante May bergoyang kecil saat kepala kontol gua oleskan berulang dari lubang anus hingga lubang vaginanya yang sudah basah.

"Mau yang mana tante..?" goda gua

"tempik... aah... tempik tante aja Rei..."

"Sini?" goda gua lagi sambil mencolok - colokan kepala kontol gua kedalam vaginanya namun tidak sampai masuk, kepala kontol gua terasa membelah dan tercepit - cepit lubang vagina.

"He em... ooouuhh... masukin nak... tante gateel tempik aaahhh... nyaahh" pinta tante May

"bentar ya sayang... cooling down dulu ini, habis sama Anna, kalo masuk sekarang bisa langsung boncrot tan..." kata gua sambil terus memainkan kontol gua.

"aaahh... nggak apaaah... tante juga udah ga tahaaan, masukin Reiii." kata tante May sambil mendorong pantatnya kebelakang sehingga batang kontol gua terbenam seluruhnya.

"Ooooouuhhh... kontolmu enaaak Reei... aaah" pekik tante May

"Aaah... terserah tante deh... Rei ga kuat" kata gua sambil langsung menggenjot tante May yang menungging


Konsentrasi gua mulai hilang saat tante May dengan lihainya mengulek kontol gua, pantatnya yang menungging berputar dan menghentak kebelakang mencari titik - titik nikmatnya sendiri


"Aaaihh... iyaaah... enaak... aaah... situuhh.... daleeminnn" ceracau tante May, gua yang juga udah kehilangan kontrol mulai bergerak semakin cepat menyodok.

"Aaarrrgghh... tempik tante enaaak banget aaahh" kata gua sambil membungkukan badan untuk meraih gumpalan padat payudara tante May yang bergelantungan dan bergoyang keras karena tumbukan badan kami, Anna kini mendekat ke Ibunya dan mulai melakukan ciuman panas di mulut tante May.

"mmmppphh.... aaahh... mpppphhh" desahan tante May tertahan mulut Anna

"NNGGHH.... EEENNNHHH..." erangan tante May mengeras saat tusukan kontol gua menyentuh dinding G Spot nya, decakan adu mulut tukar liur ibu dan anak itu membahana di kamar bercampur dengan suara decakan vagina tante May.

"NGGGGG...AAAHHH... AAAHH.. OOOUUUHHHH!!!!" jerit tante May, badannya terhentak - hentak ke depan. Tangan gua mencengkeram erat pinggul tante May dan terus mengocok kontol gua dengan cepat

"Aaaaahh... enaaakk... tempik tante...aahh..." racau gua merem melek keenakan, tubuh tante May masih terasa bergetar - getar dibawah genjotan gua. Anna kini beranjak berpindah posisi berdiri dihadapan gua mengangkangi tubuh ibunya yang menungging. Dengan senyum menggoda, Anna mulai memainkan tangan di vagina dan payudaranya, gerakannya lembut ibarat penari striptease. Orgasme semakin diubun - ubun melihat hal itu.

"AAHHHH.... LOOONTEEEE!!!! OOOUUGHH FUUUUCK!!!" teriak gua saat menyemprotkan sperma langsung didalam vagina tante May, dinding vagina tante May yang mengedut seakan mengurut kontol gua untuk melepaskan sisa - sisa cairan sperma yang ada. Mulut gua yang terbuka langsung disambar dengan ciuman lembut Anna sementara dibawah, tante May menggeram penuh nikmat merasakan sperma hangat di vaginanya.

"hihihihi.... keenakan banget sih kamu?" bisik Anna disela ciumannya

"aaaah... gilaa... enak banget" kata gua sambil merebahkan badan disisi tante May sambil menarik tubuh tante May terguling menimpa gua

"aduuuuhh... beraaat tolonginn" canda gua sambil melukin tubuh tante May

"Asal aja.... tante langsing, udah awas apaan sih ini" gerutu tante May saat tangan gua iseng mencolek - colek vaginanya dan ketika mendapati cairan sperma gua sedikit meleleh keluar langsung gua oleskan ke perutnya.

"Huuufffhh... dasar... betewe... Rei... kamu yakin ga apa dengan rencana tadi?" kata Anna sambil kembali duduk bersila telanjang didepan gua sama ibunya yang masih berusaha melepaskan diri dari pelukan gua.

"Yakin n serius honey.... trust me, we will be fine" sahut gua

"hahaha... dibilang ga usah sok inggris..."

"Reeeeii... lepasin tanteeeee aduuuh" jerit tante May yang putus asa

"Kenapa sih tanteeee... enak juga dipeluk gini" jawab gua

"Risiiiiih... kontol mu ngaceng lagi itu!!!" katanya

"hah...?? yang bener babe??" tanya Anna

"hahahaha... ya normal lah" jawab gua

"enggakk... tante udah ga mau aah... capeeek ama Nia aja sanaa" kata tante May

"oiya... si Nia kabarnya mau ijin nginep bu hari ini dirumah temen buat presentasi, lupa tadi mau kabarin itu" kata Anna sambil turun dari ranjang dan memakai pakaiannya tanpa memakai daleman lagi, lalu mengambil HP dan mengecek pesan.

"Yaudah kalo Nia ga ada sama tante lagi aaah...." goda gua sambil mulai meremas - remas buah dada tante May

"husssh...!! eeeh..! udah!! cepetan keluar, Mika kirim pesen nih 20 menit yang lalu, dia udah mau pulang" cetus Anna

"tuhh... tuuh... udah Rei... besok lagi, kita besok bicarain rencana ini ya Anna, tunggu Nia pulang" kata tante May sambil turun dari ranjang.

"He em... kalo bisa cepet, semakin cepet semakin baik" kata gua

"Kenapa?" tanya Anna dan tante May bersamaan

"Biar bisa ngelonin tanteeeee...!!!" teriak gua sambil berpura - pura mengejar tante May yang langsung ngibrit ke kamar mandi

"hihihihihi... tante gayaaaa aah!!!" teriak gua

"Biariiiiin" balas tante May dari dalam kamar mandi

"Babe... makasih ya" kata Anna sambil mengecup pipi gua

"Pasti babe... ga usah di anggep beban" kata gua sambil cengingisan memakai kembali pakaian gua yang berserakan.


Anna tersenyum lembut dan menggandeng tangan gua keluar dari kamar tante May.


---------- oooOooo ----------


Rencana kepindahan keluarga Anna akhirnya sudah disampaikan keseluruh anggota keluarga, dan memang gua akui itu menyedihkan namun sepertinya semua bisa memaklumi dan mengamini keputusan tante May, hanya status mbok Nah yang sedikit membuat mereka kesulitan. Setelah sekian lama ikut dengan keluarga tante May tentu akan kasihan jika tiba - tiba mbok Nah tidak dipekerjakan, sementara untuk ikut ke apartement jelas tidak memungkinkan. Akhirnya setelah gua bicarakan, mbok Nah untuk sementara bisa ikut dengan keluarga Ibu gua yang memang membutuhkan pembantu.


Kepindahan keluarga Anna ke Apartment gua dilakukan secara bertahap, sedikit demi sedikit barang yang ada dan dibutuhkan mulai masuk ke Apartement, sehingga ruangan yang semula agak kosong itu mulai penuh terisi barang. Dasar wanita memang, barang mereka banyak sekali membuat gua terbengong - bengong melihat ruang yang sekarang penuh tersebut.


Pertama kali menempati apartement, keluarga Anna sedikit canggung, namun tidak ada sebulan mereka sudah mulai merasa seperti berada di rumah sendiri. Dibalik semua itu tentunya gua yang paling merasa bahagia. Jika sebelumnya malam - malam gua habiskan dengan main game dan bengong merokok di beranda, kini hampir tiap malam bergantian kontol gua mengisi relung kenikmatan Nia, Anna atau tante May.


Keempat cewek itu benar - benar tidak memberikan tempat duduk ke kontol gua, cukup salut gua ngeliat kontol gua yang dengan rela terus berdiri.


Seluruh ruang telah kami ekplorasi, segala macam posisi sudah kami coba, seperti sore ini gua berdua dengan Nia di luar balkon, celana gua sudah copot dari tadi hanya kaos yang membungkus badan gua yang sedang duduk dikursi, didepan gua Nia yang hanya menggunakan daster Bali tipis panjang dengan bagian dada yang rendah sehingga menampakan separuh payudaranya yang membusung sedang berjongkok, kepalanya terlihat naik turun mengocok kontol gua dengan cepat, kedua tangan gua mengelus - elus kepala Nia dengan lembut.


Pinggul Nia bergerak - gerak naik turun, gua tersenyum kecil mengetahui dibalik daster yang menutupi itu Nia saat ini sedang menggenjot dildo yang dipasang di lantai, sengaja gua beli dildo dengan ukuran yang sedikit lebih kecil dari kontol gua biar mereka semua tetap keenakan kalau kemasukan kontol gua.


"mmmmhhhh... slllruupp.... mmm" desah Nia disela kuluman dan genjotannya, kedua jemari Nia mengelus batang kontol gua yang basah oleh liurnya.

"mmhh... mmmuuuahh... mas, sodokin..." pinta Nia dengan wajah sayu, pinggulnya masih bergerak - gerak memompa kenikmatannya sendiri

"tunggu... kalo udah ga tahan baru gua sodok" kata gua sambil mengelus rambut Nia yang terurai

"udaaaah... aaaah... ga tahan iniiihhh... ya mas.." rajuknya sambil mengocok kontol gua dengan cepat

"ya udah, nungging gih" kata gua sambil bangkit dari duduk, Nia menyusul bangun dari posisinya dan meninggalkan dildo yang mengacung dilantai.


Kini Nia memposisikan dirinya membungkuk dengan tangan bertumpu pada railing balkon, gua singkapkan bagian bawah daster Nia hingga ke pinggang, membuat pantatnya yang montok menungging, lalu dengan cepat gua masukan kontol gua ke dalam tempiknya, tubuh Nia terdorong - dorong ke depan, terlihat santai menikmati karena railing balkon gua terlihat kokoh menerima guncangannya.


"aaahh... aahhh... iyaah.. terusss maass... aahh..." racau Nia

"Plaaak...!" tangan gua menampar kecil pantat semok didepan gua

"aaaw.... aaahh... aaah... mass... ouuuh" desah Nia semakin menjadi, kepalanya menggeleng ke segala arah, pinggulnya ikut menekan kearah belakang menyambut kontol gua yang semakin cepat menyodok memeknya.


Angin semilir diketinggian ini membuat keringat hilang dari badan kami, ditambah terik matahari yang masih tampak malu - malu tertutup awan mendung sore ini.


"oooh... sexy banget sih lu"

"iyaaah... enak mas... ooh... ooooouhh.."

"Breeeet...!!!" tangan gua menjulur kedepan meremasi buah dada Nia yang bergoyang menggantung, lalu dengan kasar gua robek bagian depan daster yang digunakan Nia dengan cukup mudah karena memang bahannya yang tipis.

"Aaaaahh... mas ssshh... kok disobek... aaaah... tetek ku keluar ini... aoouuuhhh" rintihnya saat tangan gua meremas gemas melon daging itu.

"ooouhh... salah sendiri nafsuin... oooh"

"yess... enaaak... pentil ku massss.... ooouhh..." racau Nia saat gua tarik - tarik putingnya.

"mmmppphh.... yesss... masss... maluuu... aaaahh... enaaakk...." tambahnya lagi namun gua abaikan, rasa geli meningkat di seluruh batang kontol gua.

"aaah... Nia.... gua ga tahaaan... anjiiiing sexy banget" seru gua sambil mendongak menahan nikmat

"Nia jugaaaa... aaaahh... masss..."

"AAAAHHH.... OOOUHHHHHH.... YESSSS!!!!" jerit Nia menyambut orgasmenya, tubuh Nia terdorong hingga payudaranya tertempel di railing, lututnya bergetar naik turun menahan badai orgasmenya

"Oooohh... tempik.... AAAHH... AAARRRRGHHH" gua menggeram saat remasan tempik Nia mencengkeram erat batang penis gua dan berkedut cepat meningkatkan rasa geli amat sangat dan membuat gua tak tahan lagi menahan orgasme ini.


Kami terdiam menikmati sore ini, perlahan gua melepaskan tubuh Nia dan terduduk kembali dikursi, disusul Nia yang duduk diatas paha gua, kepalanya tersender di dada gua. Pantatnya yang besar sedikit menekan kontol gua yang mulai melemas.


"nakal nih... masa daster Nia disobek gini" kata Nia sambil cemberut memperlihatkan bagian depan dasternya yang telah robek memperlihatkan seluruh bagian dadanya, gua raba bulatan dada Nia dengan lembut.

"hahaha... ga apa lah... dah jelek ini dasternya" kata gua sambil memeluk erat Nia dan dibalas dengan ciuman lembut dibibir gua

"mas..."

"ya..."

"ngak deh"

"lah... apaan sih?"

"bingung ngomongnya"

"emang mau ngomong apaan?"

"malu..."

"apaan sih? udah bugil gini masih malu aja" kata gua sambil meremas dada Nia yang terbuka

""hihihi... bukan malu gitu"

"terus?"

"mmmm...."

"lama"

"...mmm... Nia sayang sama mas" ujar Nia sambil mempererat pelukannya, gua menatap Nia dalam lalu mengecup kening dan mengusap rambutnya

"lu ga tanya gimana perasaannya mas?" tanya gua

"nggak mas... jangan... cukup Nia, Nia cuman pengen mas tau... kalo Nia... cinta mas Rei" air mata mengalir pelan dari sudut mata Nia, gua menghela nafas.

"Makasih Nia...." bisik gua lirih sambil mengecup keningnya lagi....


i love you too... deeply kata gua dalam hati, mata gua memandang langit sore ini yang kelabu... what a feeling...


---------- oooOooo ----------


5 Bulan kemudian....


"Selamat ya Reeeeei!!!" teriak tante May saat gua masuk rumah

"Kereeen mas Rei!" lengkingan suara Mika menusuk kuping

"Duuh... duh... yang udah S1 selamat ya" kata Nia sambil mencium pipi kiri dan kanan gua lalu mengoles hidung gua dengan krim tart yang sudah tersaji di meja

"Selamat ya babe... muaaah" Anna mencium bibir gua dengan mesra lalu menggiring ke meja makan

"hahaha.... tengkyu tengkyu.... gila kaya perayaan apaan aja" kata gua melihat di meja sudah tersaji tart chocolate lava, pizza dan aneka pasta.

"udah kelamaan aaah... Mika lapar"

"hahaha... dasar"


Malam ini kami merayakan kelulusan gua, lumayanlah setelah sekian lama akhirnya gua lulus juga.


"Kamu ga ngabarin orang tua kamu Rei?" tanya tante May

"hahahaha... belum tan... tapi besok gua mau ke Jakarta beb, nemuin bokap" lanjut gua ke Anna

"iyalah, harus itu masak enggak dikabarin" jawab Anna

"Minta restu sekalian mas?" tanya Nia menggoda

"hahaha... bisa" jawab gua yang disambut senyum kecut Anna.


Keesokan harinya gua sudah duduk manis didepan meja kerja ayah


"lulus kamu?" tanya ayah datar

"lulus lah, masak mau ga lulus" jawab gua santai sambil melihat - lihat kertas kerjaan ayah yang berserakan

"Ini kertas berantakan banget ga bisa rapi" lanjut gua

"Gaya... mentang - mentang dah lulus" ayah tersenyum saat mengatakan itu, jarang - jarang nih pikir gua.

"Terus selanjutnya?" tanya ayah lagi

"hahahaha.... langsungan gitu"
"Gini - gini ayah ini pengusaha sukses lo, tau lah gaya kamu"

"Dan gini - gini Rei ini anak pengusaha sukses lo... tau apa yang akan ayah lakukan dan apa yang Rei bisa usahakan"

"Jelasin"

"Ayah ga mau ngembangin bisnis ke area Indonesia Timur? Surabaya jadi pusatnya..." kata gua sambil mendekatkan tubuh ke arah ayah, lalu menjelaskan konsep dan dasar perhitungan gua, gua jual proposal dikepala gua selengkap - lengkapnya.


20 menit berlalu tanpa terasa........


"gimana yah?" tanya gua saat selesai menjelaskan

"hmmmm.... ayah tu sebenernya ga yakin... hahahaha...." tawanya keras

"Sial"

"tapi... oke, ayah cukup tertarik, konsep mu belum matang tapi bisa dijalankan" kata ayah sambil mengambil telepon kantor

"Vanya... kamu keruang saya ya, ajak bu Diah" kata ayah lalu meutup telepon, gua hanya diam menunggu komentar selanjutnya.


Tak berapa lama pintu diketuk lalu masuklah 2 orang pegawai ayah, yang pertama bu Diah, salah satu pegawai kepercayaan ayah, orangnya gemuk khas ibu - ibu dengan wajah judes dibalut kacamata besar, rambutnya disanggul tinggi keatas. Walau terlihat galak namun gua tahu bu Diah ini baik orangnya, cuma memang teges, waktu kecil dulu dia salah satu yang membimbing gua dalam hal pelajaran.


Sedangkan yang satu lagi gua ga kenal, dari telepon ayah tadi gua tebak dialah yang dipanggil Vanya, orangnya kecil kulit agak coklat namun manis, khas Jawa. Rambutnya panjang tergerai halus tersampir dipundak, sial.... bisa banget ni ayah milih pegawai.


"Haaai... Reiii... ya Allah.... udah gede banget kamu sekarang aduuuuh... gagahnya" teriak bu Diah heboh melihat gua lalu mulai bersalaman dan berpelukan tak ketinggalan cipika cipiki.

"hahaha... bu Diah juga tambah keren lo... gaya sekarang nih dandanannya ga kalah sama yang muda" goda gua, gua lihat Vanya menahan senyum.

"halaaah.... ibu ga tertarik denger gombalanmu, tumben kemari?" tanya bu Diah

"sudah lulus dia" kata Ayah sambil kembali menekuni kerjaannya

"waaah.... perayaan nih, tinggal kerja trus cari jodo dong" goda bu Diah

"Hus... gua mau nagih janji aki - aki ini bu..." kata gua sambil mengacungkan jempol ke Ayah.

"Oke... duduk deh semua" kata Ayah mempersilahkan duduk

"Eh bentar...." sergah gua

"hah?" Ayah bengong

"Ini belom kenal, siapa? gua Rei" kata gua sambil mengulurkan tangan ke Vanya

"Eh... saya Vanya pak" kata Vanya sambil menyambut uluran tangan dan tersenyum manis

"Ah... ada aja, sudah cepat duduk waktu saya terbuang kalian basa basi ga jelas" sentak ayah yang langsung membuat kedua pegawainya duduk manis, wkwkwk.... dasar, galak nya ga ilang sama sekali.


Ayah pun lalu menjelaskan ke kedua ajudannya itu, bahwa nantinya akan dibuka kantor cabang di Surabaya dan dipegang oleh gua. Dari pembicaraan ini gua bisa menyimpulkan bahwa sebenarnya Ayah sudah membuat planning mengenai hal ini, terbukti bahwa seluruh persiapan sudah direncanakan dan disiapkan oleh bu Diah yang ditunjuk Ayah sebagai PIC proyek ini dan Vanya sebagai Caretaker sementara selama masa percobaan dan menjadi tugas dari Vanya untuk membimbing gua selama masa transisi nantinya.


Setelah selesai memeriksa seluruh kelengkapan dokumen dan perijinan yang sudah ada maupun yang harus diurus kembali, kami pun menyudahi meeting kecil ini dan dilanjutkan dengan meeting - meeting kecil antara gua, bu Diah dan Vanya saja.


"Oke jadi selanjutnya kamu harus berusaha sendiri Rei" kata Ayah sambil menjabat tangan gua saat berpamitan

"Makasih Yah..." balas gua sambil tersenyum lebar.


Hanya berselang 2 bulan dari pertemuan terakhir dengan Ayah, sebuah kantor kecil berdiri dengan apik di utara Surabaya. Bu Diah benar - benar bisa diandalkan, dari Jakarta dia mampu mengontrol seluruh persoalan yang ada di Surabaya termasuk soal perijinan dan lain - lain, sementara Vanya yang ditugaskan sebagai caretaker juga mampu menjalankan bisnis dengan baik terutama hal - hal yang terkait operasional sehari - hari.


Untuk membantu mengurusi, gua meminta tante May untuk mengisi posisi di kantor yang langsung di terima dengan senang hati mengingat tante May sebenarnya cukup cakap di kantornya terdahulu, transfer ilmu dari Vanya dan Bu Diah dengan mudah berjalan, gua jadi mengerti dari mana gen pinter anak - anaknya.


Buat Anna kehadiran ibu dikantor juga didukung dengan sepenuh hati apalagi saat melihat sosok Vanya dikantor.


"heh... itu siapa?" tanya Anna saat melihat Vanya dikantor

"Orangnya ayah, yang ngajarin ibu disini... jago anaknya" sahut gua

"jago? udah nyobain?" selidik Anna sambil tersenyum jahil

"hah...? sial... bukan jago itu...
wkwkwkwk...."

"hihihi... abis entotable banget"

"Dih.... sok tau banget ya"

"Emang enggak ya?"

"Emang yang entotable tu gimana?"

"huuuuh.... yakin ga tau?" kata Anna sambil mengangkat pelan roknya terbuka hingga ujung atas paha


Gua tertawa keras dan langsung menarik Anna ke ruang kerja, setelah menutup pintu dan menutup blind fold, gua langsung memeluk dan menciumi bibir serta leher Anna membuat Anna tertawa cekikikan, tangan gua meremas buah dada Anna yang masih terbungkus blouse biru muda tipis.


"Aahhh... Rei... kamu dari dulu pengen nyobain role play kan.." kata Anna sambil melirik meja kerja gua, gua langsung tersenyum lebar dan berjalan menuju kursi.


Anna tersenyum menggoda saat melihat gua sudah ready di kursi, perlahan dengan melenggak lenggok, Anna berjalan menuju kursi didepan gua


"Pak..." kata Anna lirih

"Kenapa hari ini telat lagi...?" tanya gua ketus sambil menahan tawa dalam hati

"Maaf pak, jalanan macet hari ini"

"Alasan kamu, mana ada jalanan macet... kamu tahu, ini sudah ke 8 kalinya kamu telah dalam 3 minggu terakhir!" bentak gua, sambil memandang takjub Anna yang memasang tampang takut namun menggoda, gila ni cewek gua... artis kalah deh

"iya pak... maaf"

"Kamu mau dipecat?"

"Jangan pak.... anak saya satu pak masih kecil"

"makanya..! coba sekarang jelaskan ke saya, kenapa kamu terlambat"

"eeee... duh... gimana ya pak"

"ga usah aa.. ee.. aa.. ee.... jawab jujur, cerita kesaya biar saya yang memutuskan apakah alasan kamu masuk akal atau tidak dan apa punishment yang pantas buat kamu"

"iya... jadi gini pak..." Anna bertingkah grogi dan mulai memainkan jarinya, lengannya menumpu pada meja dan badannya maju kedepan sehingga dadanya terlihat membusung mengintip kecil celahnya dari sela kemejanya

"Bapak kan tahu saya punya anak satu... masih kecil... setiap pagi saya harus menyusui pak... kadang saya harus memompa payudara saya untuk bekal ASI" cerita Anna sambil meremas dadanya dari balik baju saat mengatakan "memompa payudara", kontol gua sudah mulai menggeliat dan mulai menelan ludah.

"Lalu...?" kejar gua

"mmmhh... dan bapak kan tahu, suami saya berlayar pak, pulang sampai 8 bulan sekali dan sekalinya pulang cuman 2 minggu hingga sebulan..."

"apa hubungannya?"

"mmmm... sekarang suami saya pulang pak, mmm.. ya kan namanya jarang ketemu pak, walau malam sudah saya kasih jatah.."

"jatah apa?"

"ah... bapak..."

"loh saya tanya"

"itu pak... jatah mmmm.... ngentot pak"

"nah gitu kan jelas, trus apa hubungannya?"

"nah... walau kadang malem kami udah mmmm... ngentot aduuuh saya malu pak" kata Anna sambil bertingkah gelisah seakan malu, bahkan pipinya bersemu merah

"hahaha... ga usah malu lah, emang kalian ngentot kan suami istri, lanjut..." kata gua sambil merubah posisi duduk

"walau malem udah ngentot... kadang kalau pagi saya menyusui atau memompa ASI, suami saya terangsang pak... pengen lagi"

"lah emang kamu kalau menyusui gimana kok dia bisa terangsang?"

"ya dikamar pak, sambil tidur berbaring miring"

"ga pake baju?"

"pake daster pak... tapi kan atasnya udah melorot sampai perut"

"terus kalau gitu suami kamu gimana?"

"ya mulai nakal pak... ikut tiduran dibelakang saya sambil ngelus - ngelus pundak dan bahu saya pak" gua bangkit dari kursi dan berjalan ke belakang Anna, perlahan gua usap bahunya.

"gini..?"

"eeh... i... iya pak"

"terus...?" tanya gua sambil kini kedua tangan gua mengusap bahu Anna

"eee.... trus mulai cium - cium pak... leher... aahh... pak.." desah Anna lirih saat tangan gua mengelus leher dan belakang kupingnya

"terus"

"mmm... terus tangan suami ikut ngeremes tetek saya pak... sshh" desis Anna lagi saat tangan gua meraba bagian depan bahu dan bawah tenggorokannya.

"terus ngentot?"

"iya pak...."

"pagi ini gitu juga? ngentot juga?" kata gua sambil berjalan menuju pinggir meja dan berdiri bertumpu di meja menghadap Anna yang duduk, gua lirik kaki Anna yang menyilang memperlihatkan paha putihnya, rok yang dikenakan tertarik jauh keatas.

"eeh... enggak gitu pak pagi ini"

"loh? nggak ngentot kok telat?"

"anu... ngentot iya pak, tapi bukan pas menyusui suami saya pengennya"

"terus?"

"tadi pagi saya mompa ASI pak"

"emang gimana kalau kamu mompa?"

"jadi tadi pagi saya sudah siap berangkat harusnya pak, tapi saya keinget, kalau saya belum siap ASI di botol, akhirnya saya pompa dulu"

"gimana sih kamu.... yang detail kalo cerita..."

"eee... iya pak... jadi saya sudah siap berangkat..."

"pakai baju ini?"

"iya... pakai baju ini, lalu saya keingat untuk pompa, lalu saya duduk di sofa ruang tamu dan mulai memompa pak..."

"kamu pompa pakai baju?"

"iya pak..."

"gimana bisa kamu pompa kalau masih pakai baju?"

"hah... maksud bapak?" tanya Anna sambil memandang kearah gua, wajah nya tampak terkejut

"haduh... kan saya sudah bilang, cerita yang detail, ini gimana kamu bisa mompa susu kalau bajunya masih kancingan" kata gua sambil menunduk dan membuka satu kancing baju Anna paling atas, tangan Anna menggenggam tangan gua

"pak... jangan" bisiknya

"loh... kalau cerita itu harus jelas, makanya daripada saya yang buka, kamu tunjukan ke saya gimana kronologis kamu telat hari ini" kata gua sambil menarik badan kembali ke posisi awal.

"tapi pak..."

"udaah... kamu mau keluar hari ini juga??"

"jangan pak"

"nah... lanjut cepat"

"eee.. jadi pagi tadi saya duduk disofa, lalu saya membuka kemeja saya..." kata Anna sambil perlahan membuka kancing bajunya hingga perut, terlihat buah dadanya yang mengkal membulat disangga bra warna putih.

"lalu saya..." ucapan Anna terputus dan memandang mata gua dengan ekpresi ragu, lalu menyibakkan sebelah kanan kemejanya dari bahu kanan, tali bra nya ikut terlepas. Lalu perlahan dibukanya cup Bra kanannya hingga terlihat payudaranya menggantung indah, putingnya sedikit menegang.

"anggap telapak tangan saya pompanya" kata gua sambil menangkupkan tangan

"pak..." katanya ragu, namun tangannya meraih tangan gua dan ditangkupkan di atas payudaranya, terasa dingin dan lembut, perlahan gua remas payudara Anna

"Aaah... pak"

"Kamu mendesah gini waktu dipompa?"

"enggak... aah..." mata Anna terpejam

"emang rasanya begini kalau dipompa?"

"iya... ahh... tapi kaya di emut juga pak...."

"Apanya?"

"tetek saya pak... aaah... pentilnya kaya diemut..." gua turunkan badan gua dan mulai mencucup pucuk pentil Anna

"Aaaahh... iyaah... kaya gitu paak"

"enak?"

"enaaak... aahh... pak sudah pak.. aaahh... aauhh... ssshh... geliii..."Anna mulai menggelinjang saat jilatan lidah gua menyapu seluruh bagian putingnya

"oke... lalu gimana?" kata gua sambil melepaskan kuluman di puting Anna, tangan gua masih menangkup payudara Anna yang terbuka

"hhaaahhh... aah.. lalu suami saya masuk dari depan sehabis mencuci motor, melihat saya sedang memompa susu, suami saya mulai memandang saya dengan nafsu pak"

"hahaha... sudah ah, kamu dari tadi meremas - remas tetekmu sendiri kenapa?"

"oooh... ssshh... kan emang gini pak biar lancar"

"pantes suamimu nafsu"

"lalu dia minta saya menaikan kaki pak..." kata Anna sambil lalu mengangkat kedua kakinya sehingga mengangkang di pegangan kursi, ternyata hari ini dia tidak pakai CD, tempiknya yang gundul tampak basah.

"loh...! kamu nggak pakai CD kekantor?"

"tadi pakai pak, tapi suami saya mencopotnya dan melarang saya pakai pak...aaahh..."

"gatel kamu ya... terus suamimu ngapain liat kamu gini?"

"dia suruh saya gosokin tempik saya sendiri pak... begini" kata Anna sambil mulai menggosok tempiknya sendiri

"ssshhh... terus suami saya buka celana pak, kontolnya ngaceng..."

"kamu terangsang?" tanya gua

"iya pak... pintu masih terbuka saya malu... kalau ada orang yang lewat aaahh...."

"kontol suami kamu begini?" tanya gua sambil menurunkan celana dan memajukan kontol gua ke muka Anna

"aaah... besar punya bapak... ouuh... paaak... saya maluu" gerakan tangan Anna di tempiknya semakin cepat

"terus?"

"saya.... mmmppphhh...." ucapan Anna terhenti saat mulutnya mencaplok kontol gua dengan beringas, kepalanya maju mundur dengan cepat mengocok batang kontol gua

"cllaaapp... clloopp.... sllrrruuup..." suara decakan mulut Anna bercampur dengan suara seruputan mulutnya

"nnnggghhh... ngghh..." desah Anna tertahan kontol saat lutut gua menekuk dan menekan selangkangannya, tangan Anna yang terjepit terasa tidak berhenti menstimulasi tempiknya sendiri.


Tangan gua menekan belakang kepala Anna, mengaturnya agar menelan lebih dalam dan lebih cepat memompa kontol gua. Pinggul Anna mulai bergerak - gerak mencari kenikmatan, kedua tangan gua sudah mendarat di payudara Anna dan meremasnya bergantian, kemeja Anna terbuka lebar.


"Ooouhhh... lonte kamu ya... pantas suami kamu nafsu... oouhh" desah gua sambil terus menggerakkan kepala Anna dengan cepat

"ngghh... ngghhhh... slluuurhhppp" geram Anna, kedua kakinya kini mengapit erat lututku yang masih menekan selangkangannya

"mulai sekarang kamu ga boleh pakai dalaman ke kantor.... aaah... ga tahaaan...." seru gua saat merasakan lidah Anna bergerak liar menyapu batang kontol gua disaat mulutnya mencengkeram batang kontol gua.

"nnggghhh.... NNNGGGHHH... MMMPPPPPHHHH.... AAHHH...." desahan dan geraman Anna saat pinggulnya bergerak liar menyambut orgasme akibat stimulus tangannya sendiri.

"Loh... kamu orgasme?" sentak gua menarik kepalanya dari kontol gua, penyelamatan disaat menjelang klimaks

"aaah.... sshhh... iyaaah... enak paak"

"tempik lonte emang ya.... bapak tau sekarang hukuman buat kamu" kata gua sambil berjalan menuju kursi meninggalkan Anna yang bengong

"hu...hukuman apa pak?"

"kamu tiap hari kerja tidak boleh pakai daleman, rok harus separuh paha paling panjang, kemejamu harus tipis, kalau malu lapisi pakai blazer...." kata gua dari kursi dan mencopot celana yang gua pakai, kini bagian bawah gua telanjang

"tapi..."

"kalau tidak punya saya belikan"

"paak..."

"tiap pagi datang kantor dan setelah makan siang kamu datang keruangan saya..."

"kenapa pak?"

"bukan kenapa, tapi buat apa... sini... kamu masuk ke bawah meja saya, sepong kontol saya sampe keluar sampai keluar" perintah gua yang langsung dituruti Anna yang bangkit dan berjalan kearah gua lalu merangkak masuk kebawah meja.


Gua buka kaki gua lebar - lebar, Anna mulai memegang kontol gua dan mengocoknya, lidahnya menjilat kantung zakar gua sampai celah pantat. Gua berlagak serius membuka - buka file kerjaan, kontol gua mulai lagi masuk ke mulut Anna, tidak menunggu lama Anna langsung menaik turunkan kepalanya dengan cepat, liurnya ditumpahkan mengalir keseluruh batang kontol gua hingga meleleh ke pinggiran paha.


Gua mulai merem melek keenakan, lalu perlahan gua ambil telepon di ruang.


"Halo pak" suara Vanya terdengar di telepon

"Vanya... kamu keruangan saya sama bu May sekarang" kata gua

"mmppphh.. re.."

"Diam! lanjutkan sampai saya keluar..." sentak gua ke Anna yang hampir lupa role play kami, Anna pun melanjutkan kulumannya, gerakan dan sedotan Anna semakin liar

"Masuk..!" teriak gua saat terdengar ketukan dipintu dan gua lihat Vanya dan tante May masuk kedalam ruang dan duduk di kursi.

"Ada apa pak?" tanya Vanya, tante May memandang gua dengan pandangan menyelidik, seakan sudah menduga ada yang aneh dari muka yang menahan nafsu

"Tolong lu siapin data terakhir soal... mmmpp.. kemungkinan pasar Makassar, kasih ke gua sore ini" sahut gua cepat merasakan kontol gua mulai berdenyut, dibawah Anna mulai memijat kantong zakar gua dan jarinya menusuk - nusuk celah pantat gua.

"Ooh.. baik pak, saya siapkan... ada yang lain?" sial... ini cewek mukanya tambah bikin nafsu, mana kalau ngomong bibirnya gerak membal buat gua membayangkan bibir itu yang ngemutin kontol gua.

"nggak udah lu keluar dulu, May tinggal sini" kata gua, tante May tersenyum penuh arti saat gua memandang Vanya keluar ruang sambil merem melek menahan orgasme

"Anna dibawah yaaaa...." celetuk tante May saat Vanya sudah keluar ruang

"aaahh... udah" gua tarik kepala Anna kebelakang hingga kontol gua terlepas.

"hhaah... mmpp.. iya bu" sahut Anna dari bawah meja

"huahahahaha... " tante May tertawa terpingkal - pingkal

"Tanteeee... cepet siniii...!!!" kata gua sambil menarik tangan tante May, tante May lalu berjalan menuju kursi gua dan terkikik saat melihat Anna dibawah meja dan bawahan gua yang sudah terlepas

"Mau apaa??" tanya tante May menggoda sambil menyelusupkan jemarinya kebalik rok dan menarik turun CD nya, aaah... dia sudah mengerti.


Tante May langsung mengangkangi kontol gua dan perlahan diturunkan pinggulnya, ujung kontol gua mulai membelah vagina tante May yang msih kering, namun basahnya liur Anna membuat jalan masuk kontol gua menjadi mudah.


"Aaahhh... " desah gua bersamaan dengan desah tante May saat kontol gua masuk sempurna ke vaginanya, Anna bergerak keluar dari bawah meja dan menyodorkan payudaranya ke mulut gua.

"Isepin babe" pinta Anna, mulut gua langsung mencaplok payudara Anna yang tergantung indah

"shhhh... aaah..." tante May mulai mendesah saat pinggulnya bergerak cepat memompa kontol gua, digoyangkannya pinggulnya dengan liar seakan sengaja mengerti kondisi gua diambang orgasme

"Enaak Rei... hah..? aaah... ah..." desahnya suara benturan paha kami membuat suasanya ruang bertambah panas, gua semakin ga tahan

"mmpphh... dalemin taaan" pinta gua disela lumatan ke payudara Anna

"Iyaah... enak yaah... tempik tantee... aaah... aahhh.. " desahan tante May semakin dibuat erotis

"mmmphh... AA...MMPPPHHHH!!!!! MMPPHH..!!" pantat gua terkejat - kejat saat kontol gua menyemburkan sperma hangat ke vagina tante May, hampir saja gua teriak kalau Anna tidak sigap membenamkan kepala gua di payudaranya.

"mmmppphh.... aah... enak tan..." desah gua keenakan saat Anna melepaskan kepala gua dari payudaranya sambil terkekeh geli.

"udah?? kok tumben cepet... keenakan ya sama Anna" kata tante May sambil masih mengangkang di paha gua dan terkadang menggoyangkan pantatnya membuat kontol gua terasa ngilu

"Iya.... aah... tante mau?" tanya gua

"enggak ah... pengen sih tapi jangan sekarang, banyak kerjaan, tar dirumah... awas kalo ga" kata tante May galak sambil turun dari panguan gua dan mulai mengelap sperma yang tumpah dari vaginanya dengan tisu dan memakai CD nya kembali

"Rei.... pake napa tu celana" sahut Anna yang sudah merapikan pakaian

"Oiya"

"Sengaja dia.... liatin Vanya terus" bisik tante May ke Anna

"Enggaaaaak...!" bantah gua

"ahahaha... makanya biar ibu disini, awas kalo macem - macem..." kata Anna tak kalah galak

"aaaah... keroyokan mainnya" kata gua sambil memakai celana

"Rei... makan siang sekalian?" tanya tante May

"eeeh... ayok, ajak Vanya sama pak Rudi sekalian, kita makan di kepala kakap" kata gua mengajak Vanya dan Pak Rudi kepala bagian gudang gua.

"Aku pulang aja kali ya?" tanya Anna

"lah.... ikut dooong" kata gua

"aku ada janji urusan kampus" kata Anna

"oooh... oke lah" sahut gua

"ati - ati nak..." kata tante May saat Anna melangkah keluar yang dibalas dengan lambaian tangan


---------- oooOooo ----------


Suatu sore disebuah cafe yang tidak jauh dari pusat kota Surabaya

Pandangan mataku tertuju kedepan, jantungku berdetak dengan cepat, suasana sepi cafe siang ini mendadak menjadi tambah sepi, keheningan total muncul dikepalaku. Telapak tanganku menjadi lembab digenggaman tangannya, aku tahu apa yang akan terjadi berikutnya....

"Anna... will you marry with me?"

aku terpaku tersenyum dengan sebutir air mata mengalir pelan ke pipiku


To be kontolnyut
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd