Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Sebuah Keluarga

Hukuman apa ya yang cocok buat tante May

  • Dilecehin

    Votes: 111 34,0%
  • Dipamerin

    Votes: 123 37,7%
  • Diumpanin

    Votes: 33 10,1%
  • Dianggurin

    Votes: 59 18,1%

  • Total voters
    326
  • Poll closed .
Status
Please reply by conversation.
Bimabet
Mantap....riuh, konyol bikin duduk ga tenang..hahaha..
 
bagus humor jadulnya



gw menikmati humornya karena gw orang jadul juga yah?
 
Buset...
Bilang ga pake CD itu
Kode
Ato sekadar laporan situasi...?
 
Nikmaaatt biasanya genre gini, pacar adiknya main sama kakaknya. Ini yang liar malah adiknya. Mantablah, pasang patok dulu
 
Bimabet
Hari ini benar - benar gila... aku benar - benar tidak dapat mengontrol diriku sendiri, batin Nia di dalam mobil menuju rumah. Dari kursi belakang aku melihat pasangan di depanku, terbersit rasa bersalah setiap kulihat Anna yang tertawa bahagia saat bersama mas Rei, namun saat kulihat mas Rei tidak dapat kupungkiri bahwa sosok inilah yang telah membuatku gila dan lepas kontrol. Hari ini aku 3 kali mencapai orgasme dan semuanya akibat orang ini, bahkan yang terakhir mas Rei terlibat aktif. Huuuufffh.... aku menghela nafas.


Bayanganku kembali saat tadi di Mamang Ceking, gerakan kaki mas Rei yang tanpa sengaja mengarah dan mengenai selangkanganku seperti menekan tombol "On" bagi nafsu liarku. Aku yang terkaget awalnya segera menyadari bahwa tubuhku bereaksi lain, nafasku sedikit memburu dan jantungku berdetak cukup kencang. Mas Rei yang awalnya belum sadar dengan posisi kakinya, perlahan mulai tersadar saat ku tahan kaki kanannya, entah setan mana yang merasuki diriku hingga kuberanikan diriku menempelkan kaki mas Rei dimemekku, seketika kurasakan aliran listrik disekujur tubuhku, memekku terasa begitu hangat dan basah. Kulihat mas Rei awalnya terkaget, namun dengan cepat menutupi kekagetannya, bahkan lebih gila lagi mas Rei menggerakan jari - jarinya menstimulus bagian genitalku. Luar biasa rasanya, bahkan lebih nikmat dari masturbasi yang kulakukan pagi tadi dan ini masih terhalang celana, dan bahkan mas Rei belum menggunakan kontolnya. Tak lama akupun mencapai klimaks, dan kurasakan memekku benar - benar basah kuyup.


Karena risih akupun segera lari ke toilet, dan kudapati memang celana dalamku basah kuyup hingga tembus ke celana jinsku, dan mengingat jinsku berwarna biru cerah maka aku terlihat seperti mengompol, hal yang tidak pernah kutemui sebelumnya, apa aku squirt ya?? batinku saat itu mengingat apa yang pernah kusaksikan difilm.


"Niaaa.... ngelamun aja turun!" jerit Anna, aku yang terkaget menyadari ternyata kami sudah sampai rumah

"Sial" kataku lirih

"Keenakan kali dia" teriak mas Rei ke Anna, aku yang menyadari arah perkataan mas Rei langsung melotot gemas kearahnya.

"Rei, kamu tidur dikamar tamu bawah ya" kata Anna sambil menunjuk kamar tamu

"Yaaah.... kirain ikut diatas" keluh mas Rei

"Enak ajaa!!" sahut aku dan Anna berbarengan

"wkwkwkwk.... kompak amat sih, tapi gua penakut beb, masak tega sih disuruh sendirian, minimal temenin kek"

"Ya kan ada mbok Nah di lantai bawah" kataku

"Lebih serem lagi itu Nia" kata mas Rei sambil nyengir

"Tar kan malam - malam juga Anna nyelinep kesitu" godaku

"Amit - amit...!!!" kata Anna

"Ampuun deh jangan.... aku masih virgin plizz" lanjut Anna lagi

"wkwkwk... lagian Anna ga nyelinep kali Nia, dia mah terang-terangan" ujar mas Rei

"ahahaha...udah ah aku naik dulu, kalian pacaran aja dulu gih puas - puasin aku ga ganggu"

"Thank you lo Nia atas pengertiannya" kata mas Rei sambil tertawa dan menghindari cubitan Anna.


Akhirnya aku pun terlelap dikamarku tanpa mengganti pakaian yang kukenakan dan saat ku terbangun ternyata sudah jam 22.30, sepertinya aku kecapekan bener sampai tertidur lama. Merasa risih, akupun segera bangkit dari kasur dan menuju lemari pakaianku, setelah memilih - milih aku akhirnya mengambil satu set piyama dan keluar kamar menuju kamar mandi, saat melangkah kudengar dari kamar Anna mengalun pelan musik, tumben amat batinku, namun tidak kupedulikan karena badan ini sudah tidak sabar kena air.


Setelah selesai mandi, akupun kembali menuju kamar tidurku, namun baru hendak melangkah dari pintu kamar mandi kulihat pintu kamar Anna terbuka dan mas Rei muncul dari sana dengan hanya menggunakan celana boxer, kami pun sama - sama diam terpaku tanpa bersuara.


"Hayooo... habis ngapain kalian" kugerakan bibirku sambil berbisik pelan

"Habis sayang - sayangan" bisik mas Rei juga sambil berjalan mendekatiku. Aku langsung gelagapan saat dia didekatku, kulihat pandangan mata mas Rei seperti menelanjangi diriku dan seketika aku tersadar bahwa dibalik piyama ini aku tidak menggunakan pakaian dalam, piyama yang kukenakan ini berbahan sifon ringan dan tembus pandang, satu set celana sebetis dengan pinggang karet dan kemeja berkancing dengan lengan panjang sepergelangan tangan, namun karena tembus pandang bisa kupastikan dari jarak ini mas Rei dapat melihat jelas bentuk payudaraku hingga ke areola dan putingku yang tiba - tiba menegang, pandangan mas Rei turun kebawah melalui pusarku hingga berhenti di selangkanganku yang terlihat tembus memperlihatkan bulu - bulu jembutku yang tidak kucukur namun juga tidak terlalu panjang karena rajin kupotong, pandangan mas Rei naik lagi hingga ke dadaku yang baru kusadari juga 3 kancing teratas tidak tertutup sehingga kemeja piyama ini terbuka hingga bawah dadaku menunjukan sisi dalam kedua payudaraku.


"Lu jam segini baru mandi Nia?" tanya mas Rei mengagetkanku

"Anna tidur?" tanyaku nggak nyambung dengan pertanyaan mas Rei

"Udah... ngobrol yuk" ajak mas Rei sambil menggenggam jemariku dan menuntunku ke kamarku sendiri, aku yang tertegun bagaikan orang yang terkena hipnotis menurut dengan ajakannya.


Sesampainya dikamarku, mas Rei menutup pintu dan menguncinya


"Mas..." kataku lirih

"Apa? udah... gua yakin lu belum ngantuk abis mandi, gua temenin daripada lu sendirian bengong, tar malah mikir jorok"

"iiihh... apaan sih sorry ya"

"hehehe.. trus mau bediri ampe kapan Nia? duduklah kan kita mau ngobrol" kata mas Rei sambil duduk di kursi santai bulat sebelah ranjangku

"Eh... iya... eh... mas kamu kok ga pake baju sih! abis ngapain di kamar Anna ngawur ih"

"Pake tadinya, tapi dilepas sama Anna, trus dilempar ga tau kemana, males cari jadi ga pake baju deh"

"Gila liar amat pake acara lempar - lempar segala" kataku sambil duduk di kasur menghadap mas Rei dikursi

"Ga seliar lu tadi sih, tapi oke kok" kata mas Rei sambil cengengesan

"Maaasss.... udah dong maluu... khilaf itu tadi" rengekku

"hihihi... tadi lu yang khilaf, sekarang bisa - bisa gua yang khilaf" kata mas Rei sambil mencondongkan baadnnya kearahku.


Aku jadi salah tingkah, tanpa sadar aku merapikan kemejaku melihat mata mas Rei sekilas menatap dadaku, namun saat jemariku hendak mengancingkan kemeja, tangan mas Rei mencegah dengan menggenggam kedua pergelangan tanganku, badan mas Rei sekarang condong kedepan membuatku mencium aroma percintaan dari tubuhnya, apakah ini sisa dari percintaannya dengan Anna? atau akibat berdua denganku? Aku yang masih tertegun hanya bisa memandang mas Rei dengan sendu.


"Jangan.... indah Nia, jangan lu tutup" bisik mas Rei lirih, aku merasa tersanjung. Sesaat kemudian badan mas Rei bergerak kearahku, perlahan wajah kami semakin dekat membuatku semakin gugup, mas Rei sedikit memiringkan wajahnya, aku tau apa yang hendak dia lakukan dan refleks mataku menutup sementara bibirku sedikit tebuka.


"Nnnggghhh.... mmmmhhpp" aku tersentak kecil saat kurasakan bibir mas Rei menyentuh tipis bibirku, badanku meremang dan seperti sebelumnya, ciuman ini mengaktifkan tombol "On" bagi seluruh nafsu dalam diriku, tanpa dikomando aku membalas ciuman mas Rei sambil tetap terpejam. Ciuman mas Rei yang sebelumnya tipis aku balas dengan lumatan liar, bibir mas Rei kurasakan basah dan membuka meladeni lumatanku, kurasakan lidahku menjulur mengorak arik rongga mulut mas Rei, yang ditanggapi dengan hisapan - hisapan pada lidahku.


"Mmmmpphh... shhh... ssllruupp... sllaarrp... aaahh" desah kami berdua keluar dengan lirih, sedikit aku mencium bau khas memek di mulutnya

"Mas..."

"hmmm..." jawab mas Rei tanpa melepas ciumannya yang kini beralih ke daguku membuatku sedikit mendangak

"Kamu bau memek" bisikku sambil tertawa kecil

"Dasar nakal" kata mas Rei sambil melanjutkan ciumannnya kearah leherku yang terbuka

"Eeegghh....shhh...mas.." desahku

"Aaaahhkkkk....maaaasss" jeritku saat mas Rei menggunakan kedua tangannya untuk mendorongku sehingga rebah ke kasur dengan kaki menjuntai, kaki mas Rei perlahan merenggangkan kedua kakiku sehingga terbuka. Mataku erat menatap mata mas Rei yang juga membalas tatapanku, jantungku berdegup saat tangan mas Rei membuka kedua lenganku kesamping kanan kiri sehingga posisiku semakin telentang dengan piyama yang telah terbuka disisi kanan akibat gesekan lenganku menampakan sebagian bongkahan besar buah dadaku. Mata kami masih terus berpandangan, dan saat kepala mas Rei turun kearah dada, akupun memejamkan mata sambil menggigit bibirku tidak berani membayangkan apa yang akan terjadi.


"Aaasshhh..." desahku saat bibir mas Rei menyentuh kulit payudara kananku tepat ditepi areola, kurasakan basah dan hangat menerpa

"Aaaakhhh... sshhhh....masshh.." rintihku saat mas Rei menyibak piyama hingga terbuka dengan mulutnya, kurasakan giginya tergesek di putingku, nafasku tersengal.

"Ooooouuuugghh..." kembali aku tersengat kencang saat mulut mas Rei mencaplok putingku, lidahnya menari - nari menowel - towel putingku yang mencuat kencang.

"Mmmmmhhhh... mas Reiiii.... ooooohhh" teriakku sambil mengibaskan kedua tangan mas Rei dan memeluk erat kepala mas Rei hingga terbenam di dadaku, tangan mas Rei yang bebas segera mengarah ke kancing bajuku dan dengan tergesa mempreteli hingga kini piyama terbuka lebar di kedua sisi.


Mulut mas Rei sekarang berpindah ke puting kiriku, kembali badanku menggeliat geli akibat lumatan bibir mas Rei, tangan kanannya meremas payudara kiriku hingga terasa sakit namun membuat area putingku semakin mencuat dan seketika mas Rei menghisap putingku dengan keras


"Aaarrrgggghh... kenyot maass... yang kerasshhh... ooouh" jeritku sambil
menekan kepala mas Rei lebih dalam, tangan kiri mas Rei tidak tinggal diam, kadang menguyek gemas payudara kananku sambil sesekali jarinya memilin putingku.

"Gilaa... lu montok banget Nia" bisik mas Rei sambil melepas bibirnya dari payudara kiriku pindah ke kanan

"Nnngghhhh... banyak omonggghh... sayanggghh kamuh" kataku keceplosan akibat badai nafsu ini, jilatan dan hisapan mas Rei di seluruh permukaan payudaraku terutama di putingku membuat ku semakin merem melek.


Memekku yang semakin gatal menuntut pemuasan membuat kakiku kini tertekuk naik keatas, merambati kaki mas Rei hingga pinggang dan kurasakan pinggiran karet boxer yang dikenakan. Dengan jari kakiku, kupelorotkan boxer itu hingga mata kaki, lalu ku kaitkan kedua kakiku dipinggang mas Rei dan kutekankan ke badanku.


"Mmmmmmpphhaaaaahh.... aaahh... ahhh...!!" aku tergeragap dengan mulut terbuka menikmati betapa tonjolan keras kontol mas Rei menabrak memekku, mas Rei beringsut ke atas sehingga kontolnya menggesek dinding luar memek hingga klitorisku. Wajahnya kini berhadapan dengan wajahku, sesaat kami saling menatap sebelum bibir mas Rei kembali melumat bibirku dengan ganas, kali ini bukan cuma lidah kami yang bermain, air liur kami pun bergantian bertukar dan mengalir tipis di samping bibirku. Mas Rei tidak tinggal diam, pinggulnya bergerak perlahan namun konstan menggesek memekku membuatku mendesah dan menggeram, pinggulku bergerak menyambut gerakan mas Rei, kaitan kakiku di pinggangnya semakin erat, kurasakan kain celana ku sudah tidak bisa membatasi kedua kelamin kami, begitu basah dan hangat sehingga seolah kulit kontol mas Rei langsung menyentuh memekku.


"Nnggghhh... nggggghhh.... sshhhh..." desahanku semakin sering, akupun sudah tidak peduli dengan keadaan

"Haahh.. haahh... masukin" kataku pelan saat kupaksa mas Rei berhenti mencium bibirku, wajahnya kudekap dengan kedua tanganku sehingga kami berhadapan bertatapan mata. Kulihat pandangan kaget mas Rei mendengar ucapanku, namun tangan mas Rei tampaknya bergerak lebih cepat dari otaknya, kedua tangan itu kini menarik celana ku hingga terlepas saat ku angkat kedua pantatku membantu.


Kini aku berbaring dengan telanjang, hanya kain piyama ku yang masih menempel di badanku walau sama sekali tidak berguna untuk menutupi apapun. Kulirik batang kontol mas Rei mengacung dengan sempurna dibawah sana, tidak terlalu besar, panjang nya mungkin 12-14 cm, namun terlihat pas dan tebal bagiku. Pandangan kami kembali bertemu, karena merasa malu aku bangkit mencari bibir mas Rei yang disambut dengan hangat, tangan kiri mas Rei memegang kepalaku sedangkan tangan kiri mas Rei turun meremas gundukan payudaraku, lalu turun lagi hingga menyentuh memekku. Aku bergegas mencopot piyamaku yang memang sudah tidak berguna, lalu aku melepaskan ciuman ku dan menggeser badanku ketengah ranjang, mas Rei merangkak mengikutiku. Aku berbalik memutar badanku hingga kini posisiku menungging dengan pantatku menghadap mas Rei


"Masukin mas..." pintaku lirih sambil menoleh kebelakang, kudapati mas Rei terpana melihat pemandangan pantatku yang membulat menungging tinggi, kakiku sedikit terbuka sehingga aku yakin mas rei dapat melihat celah memekku yang sudah basah kuyup, bulu jembutku pasti terlihat lengket.

"Mas.." kataku lagi lirih sambil memalingkan muka

"Nia..." bisiknya terdengar ragu namun badannya memposisikan diri dengan tepat, kurasakan tangan mas Rei mencengkeram pinggulku, kepala kontolnya menempel tepat diujung lubang memekku membuat ku sedikit tersentak bila tidak ditahan tangannya

"Aaahh..." kepalaku sedikit tertunduk dan aku menggigit bibirku sendiri merasakan sensasi ini

"Nia lu.."

"Masuuukiiin!!" bentakku lirih sambil menoleh tajam ke belakang

"Fuck.... i love you.." bisik mas Rei

"AAAKKKHHHH....!!!!" aku menjerit saat mas Rei memasukan kontolnya ke dalam memekku, tidak dengan perlahan, namun cepat, lubang memekku yang sudah basah membuat batang kontol mas Rei melesat masuk lalu terdiam di dalam.

"Anjing.... aaahh.... enak banget tempik lu Nia... ssshhh.." kata mas Rei mendiamkan kontolnya didalam menikmati ketatnya lubang memekku

"Aaagghhh... kontolmu penuh mas... ngggghh" bisikku lirih.


Perlahan mas Rei mulai menggoyangkan pinggulnya, sensasi dinding lubang memekku yang menggesek kulit kontol mas Rei membuatku melayang. Bertumpu pada siku, kini aku menungging dengan kepala tertunduk, mulutku terbuka mengeluarkan desahan - desahan erotis, dari gaya mas Rei aku paham dia menyukai dirty talking saat bercinta, maka kadang keluar kata - kata kotor dari mulutku


"Aaahhkkk... enak mas, kontolmu ena..aaaahhhkk" kataku sambil mendangakan kepala

"PLAAAK..." tamparan kecil dipantatku membuatku meringis namun menambah sensasi nikmat yang kurasakan

"Bokong lu nggemesin banget Nia..."

"Buat mas... sshh... semua buat mas... kencengin sodokannya aaaargghh" pintaku yang disambut dengan goyangan mas Rei yang semakin cepat, pantatku bergerak menimpali gerakan mas Rei, kepalaku tertunduk dan bergoyang kekanan kiri, aku semakin tidak kuat menahan birahi yang menggelora.

"Fuck me.... entotin aku masss.... aaahhh.... geliiii... ooouughh.." jeritku, badan mas Rei maju menunduk kedepan, tangan kirinya menggapai payudaraku yang bergelantungan dan bergoyang dengan indah, diremasnya bongkahan payudaraku, ditariknya putingku membuatku semakin kelojotan, kepalaku mendongak dan mulutku terbuka lebar.

"Hhhggggghh.... eeehh.... hheegghh.... shhhh... ouuughh fuck" ceracauku, tangan kanan mas Rei merabai kepalaku dan menarik segenggam rambutku seakan menarik kekang dan membuat tubuhku melengkung.

"Anjing kamu mas...!" sentakku

"Enakan... nggghh... dikontolin anjing"

"Aaahhkk... eengghh"

"Jawab Nia... enak ga dikontolin anjing" bisik mas Rei, sambil membungkuk menciumi seluruh permukaan punggungku, tangan kanannya lepas dari rambut beralih membetoti payudara kananku dengan gemas, sementara tangan kirinya langsung menancap di area klitorisku

"Aaaahhkkkkk....!!! Enaaakkhh... ssshhh....enak mas, fuck mee...!!" ceracauku saat tangan kiri mas Rei mengobel klitorisku

"Massss!! memekkuhh... memek..... OOOHH.... AAARRGG.... AAAHHHKKK... aku keluaaar..!!!" aku melolong saat kurasakan memekku mengempot dan mengejang dengan cepat melepaskan orgasme terhebat sepanjang hidupku ini.


Badanku mengaku dan kemudian mengejang - ngejang dengan cepat saat gelombang susulan kenikmatan datang, mas Rei bergerak patah - patah namun dalam dan keras seiring kejangan tubuhku, kurasakan cairanku menyemprot kecil - kecil membasahi batang kontol mas Rei yang masih terbenam di memekku, saat mas Rei menarik dan memasukan kontolnya cairan itu meluber dari sela - sela dinding memek.


"Gila... Nia lu ngecrit"

"Enaaaakhh mas... aaahhh" kataku meresapi kenikmatan yang kurasakan

"Gua ga tahan.... lu seksi banget" kata mas Rei kembali mempercepat goyangannya

"Jangan didalem...! mulut.." belum selesai aku bicara, mas Rei membalikan tubuhku dan melangkahi tubuhku, batang kontolnya langsung diajukan kemulutku, langsung aku kulum kontol itu. Mas Rei memegang kepalaku dan pinggulnya dihentakan dengan cepat, didalam mulut kurasakan kontol mas Rei mulai berkedut, langsung ku percepat gerakan hisapanku.

"Fuck you Nia....!" kepala mas Rei terdongak dan gerakannya terhenti dengan batang kontol yang menekan hingga mencapai dalam mulutku, tiga tembakan sperma hangat kurasakan memancar dari kontol mas Rei hingga membuatku tersedak, seketika mas Rei mencabut pelan kontolnya, tembakan ke 4 dan selanjutnya memancar di wajahku dari alis, mata, pipi, hidung hingga bibirku belepotan sperma.


Kubiarkan mas Rei menikmati orgasmenya dan perlahan kubersihkan batang kontolnya dengan mulutku, hingga kemudian mas Rei beringsut berguling disampingku, nafas kami menderu. Tangan kiriku mengusap sperma mas Rei yang melumuri wajahku lalu dengan jariku ku masukan ke mulutku. Sesaat baru kusadari mas Rei memandangiku sambil berbaring.

.........


To be Kontolnyut
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd