Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Selina, Amoy Petualang Seks [Update 11 Maret 2024 Page 318

Part 29

Keesokan harinya aku bangun kesiangan ke sekolah karena tadi malam lupa menyetel alarm. Aku terbangun oleh telepon dari sopir pribadiku yang sudah standby di lobby kondo. Akibatnya aku jadi buru-buru berangkat ke sekolah. Bahkan aku tidak mandi lagi saking mau mengejar waktu.

Setibanya di sekolahku, setelah turun dari mobil aku pun berlari ke dalam. Gawat, kulihat gerbang bagian dalam sekolahku sudah ditutup. Sial, aku telat sedikit saja padahal. Memang peraturan sekolahku cukup ketat mengenai waktu. Memang jam pelajaran baru akan mulai sekitar 10 menit lagi tetapi gerbang dalam ke arah kelas-kelas sudah ditutup dan dikunci.

Saat aku sedang panik ini tiba-tiba muncul dua bandot mesum yang menjijikkan, ya siapa lagi kalau bukan dua orang penjaga sekolahku, Pak Togar dan Kiryo. Mereka melihatku dengan wajah menyeringai mesum.

Pak Togar yang pertama menyapaku dengan berkata, “Wah, non Selina telat. Haha. Udah ditutup nih gerbangnya.”.

Aku tahu mereka punya kunci untuk membuka gerbang ini maka mau tidak mau aku terpaksa memohon mereka untuk membukakan gerbang ini supaya aku masih bisa mengikuti pelajaran. Aku memang sering bolos dan itu mengapa jatah bolosku sudah habis. Jika aku sampai bolos lagi aku bisa dapat hukuman yang berakibat bisa tinggal kelas.

“Hehe, bisa aja ya Gar kita bukain ni gerbang buat non Selina yang cantik. Tapi.. ya kita dapat apa nih? Hehehe.”, timpal Kiryo sambil cengengesan.

“Yo i Kir, gak ada yang gratis di dunia ini. Hehe.”, ujar pak Togar sambil menatapku dengan tatapan mesum.
Duh, aku sepertinya tidak ada pilihan selain bernegosiasi dengan dua bandot mesum ini. Maka aku pun berkata, “Ummm, aku kasi duit aja ya buat kalian pak.”.

“Loh, kami gak mau duit non. Mau yang kayak waktu itu. Iya gak pak Togar?”, Kiryo menimpali tawaranku.

Oh shit, sepertinya aku kembali harus merelakan tubuhku untuk dinikmati dua penjaga sekolahku yang bejat ini. Maka aku pun bilang, “Ya uda, tapi jangan sekarang ya. Kasi aku masuk dulu please.”. Kucoba memelas pada mereka karena aku memang tidak boleh sampai bolos.

“Ya udah, tapi saya pegang Dompet dan HP non buat jaminan biar non gak kabur ya. Nanti sore pas sekolah sepi non tunggu di gudang ya.”, ujar pak Togar sambil mengulurkan tangannya meminta HPku.

Mau tidak mau aku pun berikan Dompet serta HPku untuk jaminan bagi mereka supaya yakin aku tidak kabur nanti. Setelah kuserahkan iphoneku itu baru lah mereka mau membukakan gerbang untukku. Akhirnya aku pun masih bisa mengikuti pelajaran pertama hari ini. Tapi dengan bayaran tubuhku nanti sore.

Hari itu dengan berbagai mata pelajaran di sekolahku pun berlalu hampir tidak terasa. Ini karena memang aku berusaha konsentrasi mendengarkan ketika guruku sedang mengajar. Aku tidak mau lagi sampai tinggal kelas.

Selesai mata pelajaran terakhir hari ini, teman-temanku mengajak untuk ke mall dan nonton, tapi mau tidak mau kutolak karena aku harus melayani nafsu birahi dua penjaga sekolahku yang mesum. Aku terpaksa berbohong pada teman-temanku kalau ada family yang mau datang dari luar kota.

Kulihat jam kini sudah pukul 3:02 sore. Aku pun segera berjalan ke arah gudang sesuai permintaan para bandot yang memegang iphone dan dompetku. Dan benar saja di samping gudang kulihat ada Kiryo yang sedang duduk sambil bermain HP. Tapi tidak tampak pak Togar di sini. Kiryo belum menyadari kehadiranku sampai aku sudah berdiri dengan jarak sekitar 1 meter.

“Eh non Lina. Akhirnya datang juga. Ehehe.”, ujar pria berjenggot kambing di dagunya ini dengan senyum memuakkan. “Mau minum non?”, sambungnya sambil menawarkan sebotol air mineral kepadaku.

“Udah gak usah basa-basi lagi bang, buruan kelarin aja. Lina hari ini capek banget. Pengen cepat pulang mau istirahat!”, ucapku ketus pada pria yang sudah pernah menikmati tubuhku ini. Aku memang capek karena hari ini begitu fokus dengan pelajaran dan kemarin hari yang begitu melelahkan secara fisik. Maka aku mau segera menuntaskan “biaya masuk” gerbang sekolahku tadi pagi.

“Yo wes kita mulai duluan kalo emang non udah gak sabar pengen dibikin ena sama bang Kiryo yang ganteng ini. Hahaha.”, kata Kiryo dengan nada mengejek sambil tangannya membuka kunci pintu gudang.

Aku hanya diam tidak merespon ejekannya itu dan mengikutinya ke dalam gudang. Kini aku sudah masuk ke dalam gudang yang digunakan untuk menyimpan berbagai macam barang keperluan pelajaran olahraga dan ekskul olahraga. Gudang yang ukurannya sekitar 3 x 3 meter ini pernah menjadi saksi bisu diriku disetubuhi pak Togar selagi jam pelajaran berlangsung. Kulihat sekeliling gudang ini yang terdapat beberapa perlengkapan untuk olahraga, seperti jaring untuk voli, bola basket, dan bola voli. Serta ada beberapa matras untuk mata pelajaran olahraga.

“Pak Togar mana bang?”, tanyaku yang dari tadi belum melihat batang hidung pria paruh baya itu. Karena aku tidak mau setengah-setengah jika hanya Kiryo saja yang beres dan nanti pak Togar minta lagi saat aku sudah mau pulang.
“Wah, nyari pak Togar. Non Lina demennya dikeroyok ya? Hahaha.”, ledek si Kiryo sambil tertawa norak.

“Bukan gitu pak. Ini kan biar sekalian beres, Lina ga mau nanti malah lama dan sampe terlalu sore.”, jelasku pada si pria bertubuh kurus ini.

“Oh gitu, ya udah kita main dulu aja non. Dah ngaceng dari tadi abang mikirin memek non. Udah saya chat pak Togar koq kalo non Lina uda di gudang. Paling bentar lagi kesini dia. Hehe.”, kata Kiryo sambil mulai mengambil dan meletakkan matras ke lantai gudang ini.

Aku baru meletakkan tasku di pojok gudang ini saat Kiryo langsung menerkamku dan memeluk tubuhku dari belakang. Aku sampai dipepet ke dinding gudang ini. Kurasakan begitu liarnya aksi tangan Kiryo yang meremas buah dadaku yang masih terbungkus seragam dan bra ku. Tangan kiri Kiryo kini masuk dari bawah rokku dan mulai merabai pahaku.

Tidak lama kemudian Kiryo pun membalik tubuhku hingga berhadapan dengannya. Wajahnya yang sudah dipenuhi nafsu seksual itu makin jelek. Ditambah janggutnya yang cukup lebat membuatnya lebih buruk rupa lagi. Dipretelinya kancing-kancing seragam SMAku hingga menyisakan dua kancing paling bawah dan lalu ia menyingkap seragam SMAku. Maka terpampanglah payudaraku yang masih terlindungi oleh bra putih yang berukuran 34B. Tanpa menunggu lama BHku itu pun langsung diturunkan Kiryo hingga bukit kembarku yang putih ini terlihat jelas olehnya.



Mata Kiryo menatap nanar ke arah buah dadaku ini lalu berkata, “Akhirnya bisa lagi ngelihat susunya non Lina. Toket paling mantap yang pernah abang lihat. Kemarin pas non lewat depan abang pas lagi lari pagi di pelajaran olahraga bikin ngaceng berat. Abang sampe coli di toilet saking sangenya gegara ni tetek non gondal gandul pake baju olahraga.”. Kedua tangan bang Kiryo kini meremas-remas payudaraku dengan cukup kuat.

Aku hanya diam mendengar penuturan Kiryo yang sebenarnya begitu melecehkanku itu sambil meresapi aksi tangan kasarnya yang bersentuhan dengan kulit halus bukit kembarku. Jari-jarinya juga memilin dan memelintir kedua puting merah mudaku dan sesekali ditarik-tarik memberikan sensasi nikmat yang menjalar ke tubuhku. Kurasakan bagaimana puting susuku mulai mengeras karena terus dirangsang jari-jari Kiryo.

“Pentilnya non mancung gini dan merah muda warnanya bikin abang gak tahan untuk gak ngenyot. Hehe. Abang netek ya non.”, ujarnya seolah-olah meminta izin dariku padahal aku mana bisa menolaknya juga.

‘sllrrrppp.. slllrrrppppppp.. sllrrpp..’, suara yang tercipta dari hisapan bibir tebal si Kiryo pada puting susuku.

“Ssshhh.. bang.. pelan-pelan.. ahh.. isepnya.. ssshhhh..”, ucapku ketika merasakan sensasi nikmat saat puting susuku yang sensitif sedang diemut oleh Kiryo. Sambil mengemut putingku, jari-jari tangan kirinya bermain di putingku yang satunya. Dipelintir-pelintirnya pucuk payudaraku itu sampai aku agak menggelinjang.

Puas menghisap putingku lalu Kiryo segera melumat bibirku ini dengan liarnya. Begitu kontras pertemuan bibirku yang tipis dan merah dengan bibir Kiryo yang tebal dan kehitaman ini. Aku kewalahan menerima cumbuannya yang sangat kesetanan ini. Lidahnya memaksa masuk ke mulutku dan memaksaku beradu lidah dengannya. Aku yang juga mulai horny pun meladeni permainan lidahnya itu.

Sekitar 5 menit kemudian Kiryo pun mengeluarkan kontolnya dari celananya dan ia memintaku memberikan servis handjab dan blowjob. “Yuk non dikocok lalu disepong, uda kangen ni kontol abang sama tangan dan mulut non. Hehe.”.



Aku pun segera mengocok penisnya yang sudah sudah lumayan ereksi ini. Setelah itu segera kukulum kontol si Kiryo ini. “mmpphhh…mmpphhh..”, suara desahanku sambil mengulum kontol penjaga sekolahku ini. Terasa bagaimana penisnya ini makin mengeras dalam mulutku.

Puas dengan blowjob dariku, Kiryo pun memintaku memberikan titfuck. Diarahkannya kontolnya dari bawah dadaku dan masuk ke belahan dadaku dan melewati braku. Kini kontol panjang pria berjenggot tebal ini sudah tepat di tengah-tengah jepitan buah dadaku. Aku pun segera menaik turunkan tubuhku sehingga kontolnya serasa digesek-gesek oleh kulit payudaraku.



“Ooohhh asoy halusnya toket lu non. Enak dijepit pake toket bulet kenceng kek gini.”, ceracau Kiryo sambil memegangi kedua bahuku.

Selagi buah dadaku sedang dinikmati oleh pria berusia 30an tahun ini, tiba-tiba pintu gudang ini diketok dua kali. Kiryo pun menghentikan aksi menyusunya di putingku dan bergegas ke arah pintu gudang. Sebelum ia membuka pintu itu, Kiryo bertanya, “Siapa?”.

“Ini gua, Togar.”, ujar suara si pria paruh baya yang juga penjaga sekolahku.

Kemudian Kiryo langsung memutar anak kunci dan membuka pintu gudang ini. Kulihat sosok pria dengan tubuh tambun dan rambut cepaknya yang sudah lumayan beruban berdiri di depan pintu. Deg! Aku kaget saat melihat ada sosok lain di samping pak Togar. Dan ia juga ikutan masuk ke dalam gudang ini.

Pria yang masuk ini bertubuh pendek karena tingginya hanya sampai sedikit di atas gagang pintu. Mukanya begitu jelek dengan wajah yang bopengan dan gigi tongos dan rambutnya juga ada sedikit uban. Kulitnya coklat kehitaman terbakar matahari. Eh, melihat wajahnya yang seperti tidak asing membuatku jadi ingat kalo tidak salah pria ini adalah tukang parkir yang biasa di depan sekolahku!

Dan benar saja yang kupikirkan itu, pak Togar saat melihatku yang terkaget karena ada pria lain yang ikut masuk ke dalam memberitahuku, “Non Lina, ini pak Jaenal, tukang parkir depan sekolah. Nah dia ini tadi pagi lihat kalo non udah terlambat dan harusnya gak boleh masuk lagi. Kebetulan dia foto pas kita lagi nego-nego. Dan ngancam mau kasitau kepsek kalo kita ini kasi non masuk. Ya dia gak bakal lapor ke kepsek kalo dia dikasi jatah juga non. Hehe. Gimana non?”.

Aku jadi terhenyak mendengar penjelasan pak Togar barusan. Ini sungguh gila, aku yang sudah cukup muak dengan dua bandot ini yang memintaku ngeseks dengan mereka, sekarang malah harus bertambah 1 lagi bandot yang harus kulayani!? Apalagi seorang tukang parkir yang dekil seperti pak Jaenal ini yang tiap hari bisa kutemui saat akan masuk ke sekolahku.

Aku sebenarnya enggan tapi sepertinya memang tidak ada jalan keluar selain menuruti keinginan para bandot mesum ini. Maka dengan lemah aku pun menjawab, “ya udah pak.. Selina nurut aja..”.

Mereka pun jadi sumringah denganku yang sudah pasrah ini. Dan dengan segera mereka pun mengerubutiku, terutama pak Jaenal yang pastinya belum pernah melihat tubuh wanita yang putih mulus sepertiku. Mata-mata mereka yang bak predator buas ini menyapu seluruh tubuhku yang masih tertutup seragam yang sudah tersingkap di area dada dan rokku.

“Asyik akhirnya kesampaian juga bisa ngerasain ngewek sama amoy. Hak hak hak.”, kata pak Jaenal seraya tertawa dengan noraknya.

Aku dibaringkan di atas matras ini dan dengan cepat semua bagian tubuhku dijamah oleh mereka bertiga. Pak Jaenal kebagian di payudaraku. Kiryo di selangkanganku. Dan pak Togar mencipokku dengan ganas.

“Wuih puting ni amoy bagus banget yak. Bisa merah muda gini. Hak hak hak.”, komentar pak Jaenal yang sepertinya takjub melihat warna putingku.

“Yo i nal. Namanya juga impor Taiwan. Huahahaha.”, timpal pak Togar sambil tertawa di sela ciumannya denganku.

“Wuidih putih bener teteknya sampe uratnya aja keliatan loh Gar.”, kembali tukang parkir ini berkomentar.

“Haha, beruntung banget kan kita-kita bisa cobain amoy sebening non Selina ini.”, pak Togar berkata seraya tertawa.

“Nyusu dulu ah.. hak hak hak..”, ujar pak Jaenal dan langsung membenamkan wajahnya di payudaraku. Bibirnya yang hitam ini pun langsung mencaplok pentil susuku yang sudah lumayan mancung. Dihisap-hisapnya seolah ingin meminum susu dariku yang tentu saja belum ada.

Kini si tukang parkir ini menghisap pentil susuku dengan kuat. Ia juga dengan seenaknya menggigit puting susuku yang sudah sangat keras dan mancung ini. Kurasakan sensasi sakit dan nikmat campur aduk oleh ulah mulut pak Jaenal.

Aku cukup keteteran meladeni nafsu birahi yang begitu tinggi dari para pria-pria mesum ini. Semua titik tubuhku dirangsang sedemikian rupa membuatku mulai terbawa arus birahi. Apalagi mulut Kiryo yang kini sedang sibuk menciumi area sekitar liang vaginaku. Diendus-endusnya organ intimku sambil berkomentar, “Hmmm wanginya memek non. Abang suka.”. Lalu ia pun mulai memasukkan jarinya dari pinggir celana dalamku. Mulailah ia menstimulasi memekku dengan jari-jarinya. Lalu dua jarinya memasuki lipatan vaginaku dan segera dikocok-kocoknya dengan cepat.



Sungguh hebat teknik fingering Kiryo ini membuatku begitu keenakan. Kurasakan juga vaginaku yang mulai becek oleh cairan cintaku. Saking kuatnya kocokan jari-jari Kiryo menimbulkan suara kecipak air yang khas selagi ia mengocok memekku.

“Mmmhh… mmmmmmm..”, desahanku jadi tertahan oleh bibir tebal pak Togar yang sedang bercokol di bibirku. Lidahnya kini merangsek masuk dan mendorong-dorong lidahku seolah menantang lidahku untuk bermain. Birahiku yang sudah naik ini membuatku mulai meladeni permainan lidahnya dalam mulutku. Aku dan penjaga sekolahku ini pun ber-french kiss dengan hot. Dipeganginya belakang kepalaku seolah tidak ingin ciuman kami terlepas.

“Eh bugilin dulu dah non Lina. Kasian ntar jadi lecek seragamnya. Haha.”, tiba-tiba Kiryo berceletuk.

Pak Togar pun segera membuka kancing yang tersisa di kemejaku lalu menarik lepas seragamku itu. Bra putihku juga langsung dilepaskan hingga kini tubuh bagian atasku sudah telanjang. Kiryo segera melepaskan rokku yang ikut kubantu dengan mengangkat sedikit pantatku. Celana dalamku pun ditarik lepas oleh Kiryo. Maka aku sudah bugil di depan tiga pria yang statusnya hanya penjaga sekolah dan tukang parkir ini.

Mereka menatap tubuh polosku yang putih mulus ini dengan lekat-lekat. “Wah gila badan ni amoy putih bener.. Ga ada cacat.. Et dah kayak bidadari cantiknya..”, komentar pak Jaenal yang bisa diketahui ia baru pertama melihat tubuh telanjang seorang gadis keturunan sepertiku.

“Yuk gua mulai duluan ya pak. Soalnya udah ga tahan.”, ujar Kiryo yang mengambil inisiatif untuk memulai persetubuhan denganku. Kiryo lalu mendekatiku dengan penisnya yang sudah ereksi sambil berkata, “Non, bikin basah dulu ya kontol abang biar lebih mudah masukin ke memek non. Hehe.”.

“Oke, gua mau nenen dulu.”, timpal pak Togar sambil berjalan mendekatiku.

“Gua mau cobain mekinya amoy. Hak hak hak.”, sambung pak Janeal sambil tertawa norak.

Tahu yang dinginkan oleh Kiryo, aku pun mulai berjongkok supaya memudahkanku untuk memblowjob penisnya. Lalu aku segera menggenggam batang kejantanan penjaga sekolahku ini dan segera kukocok-kocok. Kujilati juga kepala kontolnya yang sudah mengeluarkan cairan precum ini. Kuarahkan jilatanku dari lubang kencingnya turun ke leher dan makin turun ke batang dan akhirnya sampai ke buah zakarnya. Dan barulah kumasukkan kontol panjang si Kiryo ke dalam mulutku. Segera aku mulai memaju mundurkan kepalaku membuat pemilik penis ini mendesah keenakan oleh servis oral seksku. Pria berjenggot kambing ini melampiaskan rasa nikmatnya dengan meremas rambut panjangku.

Pak Jaenal menyentuh-nyentuh vaginaku yang hanya ada sedikit rambut kemaluan itu. Ia lalu berkomentar, “Wah memek neng hampir botak gini. Rajin cukuran yak. Hak hak hak.”.

Pak Togar kini jongkok sambil kepalanya mengemut pentil susuku yang kiri. Kedua tangan pak Togar ikut aktif memainkan buah dadaku. Diremas-remasnya dengan cukup kuat seolah gemas dengan bentuk payudaraku yang bulat kencang ini.

Aku yang di posisi berjongkok sambil terus menyepong penis keras bang Kiryo ini tiba-tiba merasakan memekku diendus-endus. Oh, ternyata pak Jaenal menyelipkan kepalanya di bawahku yang sedang berjongkok. “Mmmm, harum memek lu moy..”, komentar si tukang parkir yang sedang berbaring di bawahku ini. Tidak lama pak Jaenal pun mulai menjilat-jilat memekku dengan liar. Kedua tangannya yang tadi memegangi pinggangku kini diarahkan ke pantatku. Tangan kasar si tukang parkir ini meremas bongkahan pantatku dengan gemas.

Hanya 5 menit kublowjob, Kiryo pun menghentikan seponganku dan ia kini pun memposisikanku berbaring di matras ini. Lalu tidak lama ia duduk di dekat selangkanganku sambil tangannya menggenggam kontolnya mengarah ke lubang memekku. Pelan-pelan kontol perkasa penjaga sekolahku itu pun mulai memasuki vaginaku. Perlu tiga kali hentakan sebelum akhirnya kontol penjaga sekolahku ini membobol liang nikmatku.

“Aahhhh..”, reflek aku mendesah ketika mendapat sensasi nikmat vaginaku yang diisi kontol panjang dan besar milik Kiryo.

“Uhhh.. tetep peret aja punya non.. sering senam kali ya?”, komentar Kiryo yang keenakan dengan jepitan memekku pada kontolnya.

“Nghhh.. iyahh aku rutin senam bang..”, jawabku sambil agak mendesah karena Kiryo mulai memompa vaginaku.

Kiryo kini dengan tempo yang langsung cepat menyodok-nyodok vaginaku hingga menimbulkan suara pertemuan kulit yang khas. ‘Plok Plak Plok Plak!’. Kedua tangan Kiryo yang berkulit gelap ini memegangi kedua pahaku yang putih ini hingga mengangkang lebar selagi ia terus menggenjot memekku dengan tempo cepat. Benar-benar Kiryo seperti kesetanan memompa vaginaku ini tanpa ampun.

Penjaga sekolahku ini begitu kuat menyodokkan penisnya ke memekku hingga aku tidak tahan untuk mendesah-desah. “Nghhh pak.. ahhh.. pelan-pelan.. ahh ahhh..”, rintihku yang terombang-ambing seirama sodokan Kiryo.

Oh, sungguh nikmat gesekan kontolnya di dinding vaginaku. Aku masih berusaha untuk tidak terlalu mendesah karena masih jaga image di depan mereka, apalagi ada si tukang parkir. Sekuat tenaga kukatupkan mulutku ini selagi terombang-ambing dalam rangsangan nikmat di vaginaku. Belum lagi payudaraku yang sedang dikenyot-kenyot oleh pak Togar dengan rakusnya. Secara bergantian pria paruh baya ini menghisap puting kiri dan kananku sampai basah oleh air liurnya.

Pak Jaenal yang tadi hanya menonton live show kami ini lalu berjalan mendekati kepalaku. Dilepaskannya celananya berikut celana dalamnya yang dekil hingga penisnya yang sudah cukup ereksi ini mengacung. Ukurannya lumayan tapi tidak sepanjang punya Kiryo tapi diameter batang penisnya tidak kalah dengan milik penjaga sekolahku itu.

“Kocokin dong moy. Hehe.”, pinta si tukang parkir ini padaku sambil terkekeh. Aku pun segera meraih kontolnya dengan tanganku dan mulai kukocok-kocok. Pak Jaenal menceracau nikmat merasakan tanganku yang halus ini sedang mengocok penisnya.

Aku yang dilanda rasa nikmat ini akhirnya tidak bisa lagi menahan untuk tidak mendesah. “aah.. nghh.. ahh.. ahh.. ahh..”. Lalu pak Togar menghentikan kulumannya di putingku dan segera melepaskan celananya lalu ikut bergabung dengan pak Jaenal yang sedang menikmati servis handjobku.

Kini kedua tanganku sedang mengocok kontol kehitaman milik Pak Jaenal dan Pak Togar yang berada di kiri dan kananku. Tidak lama Pak Togar memintaku menyepong kontolnya. Aku pun mau tidak mau menyepong kontol milik penjaga sekolahku.

“Mmmhhh mmmhhhhhh..”, aku mendesah tapi teredam oleh penis pak Togar.

Kedua buah dadaku yang bergoyang-goyang seirama genjotan kontol Kiryo, membuat pria ini gemas dan menggenggamnya sambil memerahnya, membuatku makin keras mendesah walau tertahan kontol pak Togar. Aku sudah dikuasai birahi dan tidak ada rasa malu lagi untuk mengekspresikan kenikmatan seksual yang kudapat dari pria yang kasta sosialnya di bawahku ini.

Kurasakan sebentar lagi aku akan orgasme. Aku pun mulai menggoyangkan pinggulku menyambut sodokan kontol Kiryo. Begitu liar goyangan pinggulku ini membuat Kiryo mengomentarinya. “Wah jago juga goyangnya non. Oh.. mantep.. goyang terus..”.

Akhirnya puncak kenikmatan yang kutunggu-tunggu pun tiba. Terasa bagaimana memekku mengejang dengan kuat di ambang klimaksku. Dan tepat saat badai orgasme itu meledak aku pun melepaskan lenguhan keras yang penuh kepuasan. “Ooohhhhhh bang.. aku nyampe!!”. Tubuhku berkelojotan beberapa kali membuat Kiryo kewalahan dan menghentikan sejenak pompaan penisnya.

Aku pun terengah-engah selepas orgasme ini sambil memejamkan mataku. Belum beres aku mengatur nafasku yang memburu, Kiryo memulai lagi genjotan penisnya tapi kali ini ia membalik tubuhku hingga menungging. Aku yang masih lemas ini pun hanya menelungkup di atas matras ini.



Di posisi doggy style ini kembali Kiryo menghunjam kontolnya ke memekku dengan tempo cepat. Diremasinya kedua buntalan susuku yang menggantung ini dengan tangannya yang kasar. “sshhh.. ahh.. sshhh.. ahh.. ahh..”, lenguhku yang perlahan-lahan kembali naik libidoku akibat genjotan penis panjangnya.

“Hehehe, enak kan main sama Kiryo non? Wah sampe basah banget ni..”, ujar Kiryo yang mengomentari orgasmeku barusan.

“Eh Kir, gua gak tahan lagi pengen ngentotin non Lina. Gua boolnya aja.”, tiba-tiba pak Togar berujar.

“Oke deh pak.”, ujar Kiryo yang memelukku dan lalu ia membalik badannya dengan penisnya masih menancap di vaginaku. Kini posisi kami pun menjadi gaya seks Woman On Top.

Pak Togar pun segera memposisikan dirinya di dekat pantatku. Sekarang pria tambun ini sedang meludahi telapak tangannya lalu mulai diusap-usapkannya tangannya yang basah itu di area duburku untuk melumasinya. Kiryo yang di posisi di bawahku ini membantunya dengan memeluk tubuhku ke arahnya sehingga pantatku makin menungging dan tentu memudahkan pak Togar saat akan mempenetrasi anusku. Aku yang memang sudah pernah beberapa kali disodomi ini bersiap menerima masuknya kontol penjaga sekolahku itu ke lubang pantatku.

‘Bles’, kurasakan bagaimana kontol pak Togar sudah tertanam ke dalam lubang anusku yang sempit. Terasa sakit di rongga pantatku itu yang dipaksa menerima batang besar milik penjaga sekolahku. Setelah mendiamkan penisnya sekitar 1 menit untuk menikmati sempitnya lubang pantatku, pak Togar lalu mulai menggerakkan pinggulnya menggenjot liang anusku. Bang Kiryo yang mengetahui pak Togar sudah mulai memompa pun tidak mau ketinggalan. Pria berjenggot tebal ini lalu mulai menyodok-nyodok memekku. Rasa sakit yang dibarengi dengan rasa nikmat segera menjalari tubuhku yang sedang disandwich oleh kedua penjaga sekolahku yang mesum ini.



“Uhhh mantep tenan bool non Lina..”, lenguh pak Togar yang menikmati penisnya dijepit liang anusku.

Secara bertahap kecepatan sodokan penis mereka dari awalnya pelan makin lama makin cepat sehingga tubuhku pun ikut terhentak-hentak diantara himpitan tubuh coklat gelap mereka. Sungguh kontas bagaimana tubuhku yang putih mulus ini sedang berada diantara dua badan pria yang kasar dan berkulit coklat kehitaman. Tapi memang sensasi disodok di kedua lubang tubuhku seperti ini memberikan aliran kenikmatan yang luar biasa.

“Ohhh.. aahh.. ahhh ahhhh..”, rintihan nikmatku yang sedang disandwich oleh dua penjaga sekolahku ini.

Pak Jaenal kini ikutan pada aksi threesomeku dengan Pak Togar dan Kiryo. Ia mendekati wajahku dari samping dengan kontol yang mengacung gagah. Aku yang sudah dikuasai birahi ini pun dengan segera mengulum penis milik si tukang parkir bertubuh pendek ini. Terdengar suara erangan enak dari pak Jaenal yang sedang kublowjob ini. “Uhhh.. enak moy mulutmu.. ohh udah mahir banget nyepongnya..”, ceracau pak Jaenal.

“Hehe, baru mulutnya pak Jaenal dah merem melek gitu. Belum cobain memeknya bakal gak tahan lu pak. Hahaha.”, ujar Kiryo sambil tertawa.

“Ya maklum dek, soalnya bapak belum pernah yang namanye ngentot sama amoy.”, timpal pak Jaenal.

“Siap pak. Nanti dapat giliran koq. Uhh.. jaminan mutu memek non Selina ini..”, balas Kiryo sambil memuji organ intimku itu seolah mempromosikan produk jualan.

“Ohh.. boolnya juga rapet bener.. Bentar lagi mau crot nih.. uhh..”, ceracau pak Togar yang sepertinya sudah hampir mau orgasme.

Menyadari itu, aku pun mulai aktif menggerakkan pinggulku supaya pak Togar dan juga Kiryo bisa lebih cepat orgasme. Mulutku terus disibukkan oleh penis milik pak Jaenal yang tidak bosan menikmati servis oral seksku. Pelan-pelan orgasmeku juga mulai mendekat.

Dan sekitar 5 menit kemudian aku pun mencapai klimaks. Tubuhku berkelojotan dengan kuat disertai kontraksi di otot dinding vaginaku. “Nghh aku nyampe.. Aaaaahhhhhhhhh!”, aku menjerit melampiaskan nikmat orgasme ini. Kontraksi otot vaginaku ini membuat kedua penis yang sedang tertanam di lubang vagina dan anusku terasa dipijat-pijat. Kiryo dan Togar mengerang keenakan merasakan sensasi kontraksi saat aku orgasme.

Akhirnya beberapa detik kemudian kudengar geraman dari pak Togar dan tidak lama kurasakan beberapa semprotan cairan kental dan hangat di dalam liang anusku. “Oghhhh.. gila boolnya bikin gua gak bisa tahan lama..”, ceracau pak Togar yang lalu mencabut penisnya dan duduk di kursi lipat yang tidak jauh dari matras ini. Kurasakan lendir kental berwarna putih ini meluber keluar dari lubang anusku.



“Nah, sekarang bapak pengen nyoblos memek ni amoy. Hak hak hak.”, ucap pak Jaenal sambil tertawa norak.

“Yo wes pak, saya sekarang boolnya dah.”, ujar Kiryo yang kini berbaring di matras dan ia memposisikanku untuk duduk di tubuhnya. Lalu ia mengangkat tubuhku sedikit dan ia mulai mengarahkan kontolnya ke lubang anusku yang masih agak terbuka setelah tadi dimasuki penis pak Togar. Tidak begitu sulit karena memang anusku sudah ada pelumas yaitu sperma pak Togar yang cukup banyak. “Ohh..”, aku agak mendesah saat kontol Kiryo yang keras itu menghunjam ke dalam liang anusku dengan mantap.

Posisiku yang kini berbaring di atas tubuh Kiryo pun seakan sudah siap disajikan untuk pak Jaenal yang akan mempenetrasi memekku. Pak Jaenal yang termasuk cebol ini pun segera mendekati area selangkanganku. Diusap-usapnya permukaan bibir vaginaku yang sudah amat basah ini sambil berkomentar, “Siap ya moy terima kontol sakti bapak. Hak hak hak.”.

Kontol tukang parkir itu pun kini sudah tepat di depan bukit memekku. Tanpa menunggu lagi, pak Jaenal pun mulai mendorong pinggulnya sehingga kontolnya segera melesak ke dalam liang senggamaku. Tidak begitu susah karena memang terbantu oleh masih basahnya vaginaku setelah bersetubuh dari tadi.

“Uhhh asoy memek amoy.. ahhh enaknya..”, ceracau pak Jaenal yang merasakan pertama kalinya kontolnya ditelan oleh memek gadis muda sepertiku.

Tidak lama kedua bandot ini pun memulai genjotan kontol mereka di dua lubangku ini. Tempo sodokan mereka pun tidak begitu beraturan, kadang cepat tapi kadang bisa melambat. Sepertinya Kiryo dan pak Jaenal tidak mau cepat-cepat orgasme.

“Ohhh bool sempit gila.. ahhhhh.. mantul non Lina..”, ceracau Bang Kiryo sambil kedua tangannya menyusup dari ketiakku dan meremas sepasang buah dadaku.

“Ahhh iyahhh.. terus pak.. yang cepat sodoknya.. nghh ahh ahh..”, ceracauku yang sudah takluk pada nafsu seksualku.

“Ternyata enak banget yak main bertiga gini.. makin ngejepit memeknya.. hak hak hak. ”, komentar Pak Jaenal selagi menyodok vaginaku.

Suara erangan nikmat kami sahut menyahut dengan suara pertemuan kulit paha dan pantatku menimbulkan perpaduan suara yang erotis. Untungnya sekolah memang sudah sangat sepi di jam segini dan posisi gudang cukup jauh dari pintu gerbang sehingga resiko ada yang mendengar suara kami sangat kecil.

Sodokan dari batang kejantanan milik tukang parkir dan penjaga sekolahku ini membuatku begitu terbuai oleh rasa enak ini. Aku terus mendesah-desah membuat mereka mengejekku. Memang tidak bisa kupungkiri ketika tubuhku mendapat kenikmatan begini aku jadi lupa diri.

“Enak kan non main sama kami? Tadi awalnya kayak terpaksa gitu. Tapi sekarang malah ah oh ah oh keenakan banget.”, ledek Kiryo membuat wajahku panas karena malu.

“Hak hak hak, ni amoy jual mahal tapi pas udah dikontolin ya gak beda sama perek.”, Pak Jaenal dengan kurang ajarnya menyamakanku dengan pelacur. Aku sebenarnya sakit hati tapi di kondisi ini percuma melawan mereka. Maka aku pun hanya diam tidak menggubrisnya dan pura-pura tidak mendengar ucapan-ucapan mereka yang mengejekku.

“Betul pak Jaenal, cewe-cewe kelas atas kayak mereka mah kalo udah keenakan ya sama aja kayak perek lagi keeenakan.”, timpal Pak Togar yang sedang menonton persetubuhanku dengan Pak Jaenal dan Kiryo.

“Ayo non bilang kalo non itu kalo uda ngentot ya gak beda dari pecun jalanan yang senang dikontolin.”, perintah Kiryo dengan seenaknya.

“Iya neng, cepet ngomong. Kalo gak, kita berhenti ni genjotnya.”, pak Jaenal ikut nyeletuk.

Aku masih diam karena merasa begitu terhina oleh permintaan mereka. Dan mereka yang merasa aku tidak menuruti keinginan mereka pun menghentikan sodokan mereka di vagina dan anusku. Aku yang merasa ada yang hilang ini pun jadi reflek agak menggoyang tubuhku.

“Ayo non, kalo masih mau digenjot ya ikutin yang abang bilang tadi.”, ucap Kiryo menegaskan keinginannya.

Aku pun akhirnya mengalah pada keinginan mereka dan berkata, “Iya bang, aku ini kalo udah dientot keenakan ya sama dengan pelacur jalanan yang senang dikontolin. Ayo genjot lagi bang..”.

“Nah gitu dong moy. Susah amat sih dikasitau. Hak hak.”, ucap Pak Jaenal yang tertawa penuh kemenangan melihatku yang takluk direndahkan oleh mereka.

“Haha, oke non, karena lu uda ngaku ya abang bakal bikin lu enak dan jadi binal kayak perek di tempat lokalisasi.”, timpal Kiryo yang lalu kembali menggenjot.

Kedua bandot mesum ini pun kembali memompa lubang memek dan anusku ini dengan tempo cepat. Gairah yang tadi sempat turun saat mereka menyetop genjotannya mulai naik lagi. Apalagi kini Pak Jaenal mengemut puting susuku sambil tangan satunya meremas-remas buah dadaku yang satunya. Oh, terasa bagaimana hisapannya yang kuat ini membuat aku mendapat setruman nikmat.

Kurasakan gelombang orgasme yang ketiga mulai terkumpul. Aku tahu tidak lama lagi aku akan mencapai klimaks lagi. Aku pun mulai aktif menggerakkan pinggulku menyambut tusukan kontol Pak Jaenal dan Kiryo. “Ngghhh ahhh ahhhh ahhhh!”, rintihanku makin keras.

Tetapi saat kami sedang asyik-asyiknya mereguk kenikmatan birahi, tiba-tiba pintu gudang ini dibuka. Kami yang kaget pun melihat ke arah pintu. Dari arah pintu masuklah dua orang yang ternyata adalah Miss Alice dan Pak Mamat si tukang sapu sekolahku. Miss Alice adalah guruku yang waktu itu ikut berpesta seks di toilet saat aku kepergok merokok oleh pak Togar dan Kiryo. Wajahnya yang cantik khas wanita bule ditunjang dengan kulit putih, hidung mancung, mata biru dan rambut panjang berwarna merah kecoklatan. Tubuhnya langsing dan tinggi sekitar 175 cm.

“Well well Selina, looks like you guys are having fun. Kebetulan kami kesini juga untuk having fun. Hihi.”, ucap guruku itu sambil tersenyum nakal.

“Eh miss.. jadi miss memang mau have sex with Mr. Mamat here?”, tanyaku pada guruku ini.

“Yes, tapi sepertinya kami keduluan. Hehe. So gimana? boleh kan kami join this party?”, tanya miss Alice mengerlingkan matanya sambil ia berjalan mendekati kami.

“Wah kirain siapa tadi. Huff, uda takut aja kami. Pak Jaenal tadi lupa ngunci ni pintu ya?”, ujar pak Togar yang terlihat lega.

“Eh i iya maap maap. Maklum tadi lihat amoy sebening ini jadi lupa daratan. Hak hak hak.”, timpal pak Jaenal yang tertawa norak.

“Wah wah, ada neng Selina. Bonus nih. Tadi kirain main sama si bu guru aja. Rezeki orang baik emang gini. Hak hak hak.”, ujar Pak Mamat yang menatap tubuh bugilku ini dengan lekat-lekat.

“Asyik ni makin rame karena ada miss Alice. Hehe.”, Kiryo ikutan menimpali kondisi ini.

Duh, gila gudang alat olahraga ini jadi makin sesak saja karena kehadiran Miss Alice dan Pak Mamat. Lalu kulihat guruku pun mulai menanggalkan pakaiannya sampai ia pun telanjang sepertiku. Dan diciuminya pak Mamat dengan penuh nafsu seperti bintang film porno. Lalu Pak Mamat mengambil matras dan kini mereka saling bergumul dengan sangat panas di atas matras itu. Sungguh kontras melihat Pak Mamat yang sudah berusia sekitar 65 tahun itu sedang berfrench kiss dengan guruku yang cantik dan baru berusia 25 tahun.

Oh damn, ini benar-benar di luar dugaanku..




~ BERSAMBUNG ~


NB : Dilarang Mengcopy Cerita Ini Ke Blog / Website Manapun Tanpa Seizin TS.
 
Terakhir diubah:
Update agak molor dikit harap maklum ya karena RL ada urusan yang mendadak.
Ramein thread ini biar semangat nulisnya. hehe
Please enjoy :):beer::panlok3:

Siap lsnjurkan suhu

Sudah hu :beer:

Ditunggu updatenya suhu

Siap hu sudah ya :cendol:

Ditunggu hu

Oke hu, sudah update :cim:

Biar ganti Page hu, semangka

Mantap hu.
Udah update ni :cendol:

Akhirnya bentar lagi apdet lagiii

Iya hu, hehe :cif:

Up teruuuuus lah

Sip hu :beer:

Upp terusss semangatt huuuuuuuu

Oke hu, sudah update ni :beer:

wihh up terus biar cepet update part baru

Nice suhu.
Uda update. :cif:

Dah malem nih Hu wkwk

Iya telat sedikit dari jadwal. Maklum la ada urusan. :D

Up trussss

:beer:

Upp biar cepet nih Selinanya

Sudah ya hu :cendol:

Kangen nih ama neng selin

Ni sudah update hu ;)

Pas nih ganti halaman hu

Iya hu, sudah diupdate :beer:

Ayooo huuuuuu

Udah hu :cif:

Bujug tengah malem, mantep huu makasih apdetnyaaa

Sama2 suhu :cendol:
Enjoy
 
Untuk Miss Alice nya ada cerita sendirinya nanti hu ?
 
Bimabet
Thanks for the '"teaser' Bro... Hahaha
Ditunggu main event nya,
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd