Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Snatching The Sultan's Wives

(STSW 8)

Sekitar 45 menit berselang, Nagita yang saat itu telah menyelesaikan acara berendam dan mandinya, langsung saja keluar dari kamar mandi dengan mengenakan bathrobe berwarna putih miliknya. Ia lalu menyempatkan diri untuk menuju ke kamar tidurnya, guna mengecek keadaan Rayyanza dan juga Sekar yang sejak tadi memang sudah berada dikamarnya.

Ia yang telah tiba di kamarnya, saat itu juga langsung geleng-geleng kepala, tatkala menyaksikan sosok Sekar yang ternyata sudah tertidur disamping Rayyanza.

"Eh.. malah ketiduran ini anak, hihi.."

Karena mendapati Rayyanza dan Sekar masih tertidur, Nagita pun seketika itu juga langsung menuju ke ruangan tempat ia biasa berganti pakaian yang juga masih terletak dikamar tersebut.

Sesampainya ia di ruangan ganti, Nagita yang baru akan melepaskan kaitan pada bathrobe yang ia kenakan, mendadak kembali dikejutkan dengan kehadiran Sekar yang ternyata baru saja terbangun, dan sudah berdiri di ambang masuk ruangan tersebut.

"Eh? Sekar udah bangun?", tanya Nagita sambil menengok ke arah Sekar yang tiba-tiba sudah muncul dari arah belakangnya.

"Hoayem.. iya, Tante Gigi.. tadi udah kebangun waktu Tante dateng ke kasur..", jawab bocah perempuan tersebut sambil mengucek-ngucekan matanya.

"Oh, gitu..."

"Ya udah, Tante Gigi mau ganti baju dulu, Sekar tunggu diluar aja..", pinta Nagita yang kemudian ditolak oleh Sekar.

"Ah, bentar Tante.. Sekar pengen disini dulu.."

"Ya udah, iya deh.. Sekar duduk disitu aja, Tante Gigi mau ganti baju dulu, yah?"

"Iya, Tante Gigi.."

Sekar yang sudah mengambil tempat duduk pada sebuah kursi di pojok ruang ganti, ternyata mendadak langsung saja mengutak-atik ponsel milik Tarjo yang menggantung di lehernya. Ponsel yang sudah sedari tadi ia bawa itu, kemudian langsung saja ia arahkan persis ke arah Nagita yang saat itu baru saja melepaskan bathrobe putih yang ia kenakan ditubuhnya.

"TEEETT!!!", bunyi dari suara ponsel yang tengah dipegang Sekar, sempat membuat bocah itu agak panik, kala ia baru saja memencet tombol merekam video saat itu.

Akan tetapi, Nagita yang kondisinya sudah bertelanjang bulat disaat itu, nampaknya tidak begitu mendengar jelas bunyi dari suara ponsel tersebut. Wanita cantik itu dengan santainya terlihat masih sibuk memilah-milah dalaman yang akan ia kenakan, tanpa tahu sedikitpun jika sebenarnya Sekar sedang diam-diam merekamnya.

Nagita sadar jika ponsel yang dipegang Sekar saat itu memang mengarah ke arah dirinya. Namun, tak pernah terlintas sediktpun dalam benaknya, jika bocah perempuan tersebut tengah merekam tubuh polosnya. Baginya, Sekar tak mungkin melakukan hal-hal seperti itu, sebab ia sudah hapal dengan karakter bocah tersebut karena hampir setiap hari bermain bersama Rafathar.

Memang benar apa yang dipikirkan Nagita, Sekar yang memang masih sangat polos tersebut, terlihat tidak begitu paham dengan apa yang sedang ia lakukan kala itu. Bagi bocah tersebut, kegitaan rekam merekam sudah menjadi hal yang amat biasa dirumah Raffi dan Nagita. Oleh karenanya, disaat itu juga, Sekar terlihat sangat santai ketika sedang memvideokan sosok Nagita yang tengah berganti pakaian. Tidak ada sedikitpun ekspresi kepanikan yang muncul dari raut wajah bocah tersebut.

Apalagi, sewaktu didapur, ternyata dirinya sempat dibohongi oleh sosok Tarjo. Kala Tarjo memberi Sekar briefing, bocah tersebut sempat bertanya sekali lagi perihal alasan mengapa jangan sampai Nagita tahu jika ia akan merekam Nagita. Tarjo pun saat itu menjawab, jika ini semua hanyalah sebuah konten prank belaka. Alhasil, jawaban Tarjo tersebut, akhirnya membuat Sekar langsung percaya kepada pria tua tersebut saat itu juga.

"Sekar, kok diem aja, Nak?", tanya Nagita yang kala itu baru saja mengenakan bra dan celana dalam, tanpa sedikitpun menengok ke arah Sekar.

Si bocah perempuan yang masih setia merekam aktifitas Nagita itu, terdengar hanya menyahut kecil, "Gakpapa, Tante.."

Nagita yang hingga saat itu sama sekali tidak curiga dengan Sekar, terus saja melanjutkan acara ganti bajunya hingga selesai. Sementara ponsel Tarjo yang digunakan Sekar untuk merekam Nagita, tercatat sudah berhasil mengambil video dari tubuh polos Nagita.

Beberapa saat berselanh, setelah Nagita telah mengenakan pakaian seutuhnya, maka Sekar pun terlihat langsung saja berpamitan pada wanita cantik tersebut saat itu juga.

"Tante Gigi, Sekar mau ke bawah dulu yah?"

Nagita yang baru saja selesai berpakaian dan hendak menuju ke meja rias miliknya, mendadak sedikit bingung kala itu, "Loh? Kok udah mau keluar?"

"Ehm.. iya, Tante.. Sekar mau ke Alfamart bareng Om Tarjo.."

Mendengar jawaban Sekar barusan, sontak saja membuat Nagita makin bertambah bingung.

"Om Tarjo?", tanya Nagita sambil berbalik badan kemudian menghampiri Sekar.

"Iya, Tante.. aku mau dibeliin diamond free fire sama Om Tarjo, hihihi..", kata Sekar sambil cengengesan.

Nagita pun lalu mulai terlihat berfikir sejenak. Wanita itu seperti tak asing dengan nama game yang disebutkan Sekar karena game online tersebut juga kerap kali dimainkan putranya, Rafathar.

"Sekar emang udah berapa kali dibeliin diamond sama Om Tarjo?", tanya Nagita lagi sambil agak membungkuk menatap Sekar.

"Baru pertama kali ini kok, Tante"

Batin Nagita kemudian seperti merasakan jika ada sesuatu yang janggal saat itu, sehingga ia lagi-lagi terlihat sedikit berfikir untuk sejenak, "Kok bisa yah Pak Tarjo sampe beliin Sekar sesuatu?"

"Emang mereka berdua udah akrab yah?"

"Tapi kan, selama ini aku gak pernah ngeliat Sekar ngobrol atau maen ama Pak Tarjo"

Nagita yang sementara melamun, sedikit tercekat kala tangannya telah diguncang-guncangkan oleh Sekar, "Tante, Tante?.."

"Eh, apa sayang?"

"Sekar udah mau turun sekarang yah"

"Eh.. eh, iya sayang.. bentar, Tante bukain pintunya.."


* * *​


Di bawah pohon besar yang terletak di seberang kediaman Nagita, terlihat sosok Tarjo yang tengah nampak gusar karena cemas memikirkan Sekar yang sudah hampir 2 jam lalu pergi menjalankan rencananya. Ia kala itu beberapa kali menghisap rokoknya secara dalam-dalam, karena sedang dilanda oleh rasa gugup yang amat sangat.

"Duh! Lama banget si Sekar!", keluh Tarjo yang sudah sejak tadi terus saja menengok ke arah teras rumah megah Nagita karena menanti kemunculan Sekar.

"Berhasil gak yah tu anak?"

"Bangsat! Udah lama banget ini soalnya!", gerutu Tarjo lagi sambil menengok ke arah jam yang tertera pada layar ponsel milik Sekar yang sedari tadi ia kantongi.

Sekitar setengah jam kemudian, barulah penantian Tarjo saat itu akhirnya resmi berakhir. Kemunculan sosok Sekar yang baru saja keluar dari dalam rumah Nagita, membuat Tarjo langsung antusias ketika menengok ke arah teras rumah.

"Sekar!"

"Nak, sini!", panggil Tarjo yang terlihat agak waspada ketika memanggil bocah perempuan tersebut.

Sekar yang sebelumnya sempat celingak celinguk mencoba mencari keberadaan sosok Tarjo, kemudian langsung berlari menuju pohon besar diseberang rumah Nagita, begitu ia melihat Tarjo telah memanggil-manggilnya dari sana.

Setelah Sekar telah menghampiri dirinya, Tarjo pun langsung saja menyerbu bocah perempuan tersebut dengan beribu pertanyaan.

"Gimana, Nak?"

"Berhasil, kan?"

"Iya, kan?"

Wajah bocah perempuan tersebut mendadak berubah muram, "E.. ehm.. maaf, Om!"

Tubuh Tarjo pun langsung seketika berubah lemas. Ekspresi antusias yang sempat terlukis di wajahnya, kini berganti sama muramnya seperti ekspresi Sekar, "Huftt!..."

Ia lalu terdengar sibuk menggerutu dalam hatinya, "Bangsat!"

"Emang gak bisa diharepin nih bocah!", batinnya lagi sambil menatap sebal ke arah Sekar yang tengah tertunduk.

Bocah perempuan yang saat itu bisa menyaksikan jika wajah Tarjo mulai berubah kesal, akhirnya langsung menyudahi aksi prank yang dilakukannya kepada pria tua tersebut.

"Hihihi.. dasar Om Tarjo! Baru diprank gitu doang langsung ngambek!", kata Sekar sambil cengengesan lalu memeletkan lidahnya.

"Bleee!!!!"

Tarjo yang baru sadar jika Sekar barusan hanya menipu dirinya, mendadak kembali terlihat antusias.

"Wah! Wah! Berani yah Sekar nipu Om Tarjo?!", balas Tarjo yang kemudian menggelitiki pinggul si bocah yang langsung terlihat mencoba kabur dari kejaran Tarjo.

Saat keduanya tengah sibuk kejar-kejaran sambil tertawa-tawa, Nagita yang kala itu sempat keluar ke balkon kamarnya, tak sengaja melihat keberadaan mereka. Ia yang saat itu sedang mengeringkan rambutnya dengan sebuah hairdryer, nampak aneh karena merasa baru pertama kali manyaksikan Pak Tarjo bercanda bersama seorang anak-anak.

"Ih, sejak kapan sih Pak Tarjo jadi akrab sama si Sekar?"

"Kok aku belom pernah sama sekali yah ngeliat dia bercanda ama anak-anak yang tinggal disini?"

Walaupun sejatinya ia merasa aneh, namun Nagita kala itu masih coba untuk tetap tidak berpikiran yang macam-macam. Ia beranggapan jika mungkin Pak Tarjo dan Sekar memang sebelumnya sudah cukup akrab, namun ia saja yang tak pernah melihat momen keakraban diantara mereka.

Selang beberapa saat ia mengamati Pak Tarjo dan Sekar, suara tangisan Rayyanza yang saat itu mendadak mulai terdengar, akhirnya membuat Nagita beranjak dari jendela kamarnya dan menghampiri si bayi.

Sementara dibawah sana, Pak Tarjo dan Sekar yang saat itu baru saja berhenti kejar-kejaran, akhirnya kembali mengambil tempat dibawah pohon tempat semula mereka bertemu. Tarjo yang sudah tidak sabar ingin melihat hasil rekaman Sekar, langsung saja meminta ponselnya dari bocah tersebut.

"Ya udah, mana hape Om, Nak?"

"Tapi, diamond Sekar mana, Om?", balas Sekar dengan tatapan tajam.

"Iya, iya.. abis ini kita ke alfamart!"

"Nih, Om udah bawa uangnya, hehehe..", kata Tarjo sambil mengeluarkan uang dari saku celananya.

Sekar yang melihat Tarjo mengibas-ibaskan 3 lembar uang pecahan nominal 50 ribuan, seketika langsung berbinar-binar. Perjanjian yang telah ia sepakati sebelumnya dengan Tarjo, ternyata bukan hanya sekedar isapan jempol belaka.

"Hehehe.. ya udah, kalo gitu..."

Sekar pun kemudian perlahan mencabut ponsel milik Tarjo yang dikaitkan pada gantungan ponsel dilehernya.

"Nih, Om!", katanya sembari menyodorkan hape milik Tarjo yang sudah berisikan video bugil dari sosok Nagita yang tengah berganti pakaian.

Tarjo yang sudah sangat antusias itu, tanpa basa-basi langsung saja menyambar ponsel miliknya yang disodorkan Sekar, "Hehehe... bentar yah?"

"Om Tarjo cek dulu nih rekamannya, hehe..."

Tarjo pun dengan tergesa-gesa mulai membuka isi dari galeri ponsel miliknya. Irama detak jantung dari pria tua tersebut sudah terdengar tak lagi beraturan.

Hingga, selang beberapa saat, Tarjo pun seketika langsung terpekik sampai-sampai membuat Sekar yang berdiri disampingnya sedikit terkejut, "Wah! Anjeng!!!"

Sekar yang sebelumnya terkejut itu, lantas langsung meninju perut Tarjo, "Brukk!"

"Aw!!!", pekik Tarjo hingga membuat ponsel yang tengah ia genggam hampir saja meloncat ke tanah.

"Ih, Om Tarjo!!! Gak boleh ngomong kasar!", kata bocah tersebut sambil menatap Tarjo dengan kesal.

"Aduh.. iya, iya!", balas Tarjo yang tengah memegangi perutnya.

Ia pun kemudian terlihat langsung kembali menengok ke arah layar ponsel miliknya yang dimana sedang memainkan video rekaman dari tubuh polos Nagita.

"Sshh.. gila!", desisnya.

"Bener-bener gila emang toket sama pantatnya Non Gigi!", sambung Tarjo dengan lirih sehingga tak bisa didengar dengan jelas oleh Sekar disampingnya.

Rekaman tubuh polos Nagita dilayar ponsel tersebut benar-benar membuat Tarjo beberapa kali terlihat menelan ludah, "Glek.. glek.. bangsat!"

Sekar yang masih berdiri mematung di sampingnya bahkan hampir tak dihiraukan lagi oleh Tarjo.

"Om!"

"Om Tarjo!", panggil Sekar untuk yang kedua kalinya sehingga membuat Tarjo langsung menengok.

"Kenapa lagi sih, Nak?", dengus Tarjo yang mulai agak sedikit kesal.

"Mana dong sekarang diamondnya, Sekar?!", rengek bocah tersebut dengan sedikit bersuara keras.

Tarjo pun seketika langsung segera membekap mulut Sekar sambil celingak-celinguk menengok ke sekitar mereka, "Eh, eh.. eh!! Iya, iya!"

"Jangan keras-keras, aduh!", sambung Tarjo yang saat itu agak sedikit panik.

Ia yang tak mau bocah perempuan tersebut nantinya kembali merengek hingga bisa didengar orang, langsung memutuskan untuk segera mengajak Sekar meninggalkan tempat tersebut, kemudian pergi ke sebuah Alfamart yang terletak di depan kompleks perumahan elit tersebut.

Di sepanjang perjalanan sewaktu ia dan Sekar menuju ke Alfamart, si pria tua mesum tersebut tak henti-hentinya memutar kembali video hasil rekaman dari tubuh polos Nagita yang baru beberapa saat lalu diambil Sekar.

Akibat hal tersebut, ia sampai beberapa kali harus berusaha membetulkan celananya sewaktu tengah berjalan bersama Sekar, karena kemaluannya yang terus saja berdiri tegak.

"Sekarang gua tinggal nyari waktu dan kesempatan yang pas, dimana nantinya si Non Gigi itu lagi sendirian!", batin Tarjo kala sedang berjalan kaki bersama Sekar.

Setelah mereka hampir sampai di pintu masuk Alfamart, Tarjo untuk yang kesekian kalinya lagi-lagi harus menepi sebentar di emperan toko untuk membetulkan celananya.

"Duh, bangsat! Ngaceng mulu lagi ni kontol!", keluh Tarjo yang tiba-tiba berhenti kemudian menepi hingga membuat Sekar langsung melayangkan protes.

"Om Tarjo! Kenapa berhenti terus sih dari tadi?", teriak Sekar yang saat itu tak jadi masuk ke dalam Alfamart.

"E.. eh.. anu.. bentar, Nak!", balas Tarjo dengan gelagapan sambil membetulkan posisi kemaluannya dibalik celana yang ia kenakan.

* * *​

Setelah Tarjo selesai membelikan diamond free fire untuk Sekar, keduanya pun langsung saja kembali ke kediaman milik Nagita. Seperti biasa juga, begitu ia sampai di kediaman Nagita, Tarjo langsung saja bergegas menuju kamarnya untuk melakukan onani, sebab hasrat seksualnya benar-benar sudah tak bisa lagi ia tahan.

Tentunya, video tubuh polos Nagita yang kini berada di galeri ponselnya adalah sebuah barang wajib yang ia jadikan media untuk dirinya berfantasi ketika sedang mengocok kemaluannya.

"Ssh.. ah.. ah.. Non Gigi.."

"Ah.. uh.. gila.."

Jemari kotor milik Tarjo terus saja mengocok batang kemaluannya dengan begitu cepat. Matanya seolah tak mau lepas dari layar ponselnya yang tengah memainkan video tubuh polos Nagita. Ia bahkan sengaja menyetel video tersebut agar dimainkan secara terus menerus saking ingin selalu melihat rekaman tubuh polos Nagita.

"Toket lu gila, Non.. ssh.. ah..

"Ah.. anjing, Non Gigi..."

"Duh.. Pak Tarjo gak tahan, Non.. ssh.."

Dan..

"Crot.. crott.. crottt..."

* * *​

Usai menyalurkan hasratnya, sisa hari itu pun nampak dilalui Tarjo dengan sibuk menanti momen yang tepat untuk berterus terang pada Nagita, sekaligus mengancam wanita cantik tersebut secara halus. Namun, apa mau dikata, hingga hari itu berakhir, momen dan kesempatan yang Tarjo rasa tepat, belum juga kunjung datang menghampiri dirinya.

Malahan, beberapa saat kemudian, seusai dirinya mandi, Tarjo harus menahan kesal karena diminta Nagita untuk seorang diri mengantarkan Om Merry ke tempat syuting Raffi. Ia bahkan diminta untuk menunggui Om Merry sampai urusan pria gemulai tersebut usai disana.

Nafsu Tarjo yang kian menggebu-gebu karena sedari tadi siang telah berhasil mengantongi video tubuh polos Nagita, membuat dirinya terus saja memikirkan wanita cantik tersebut. Sampai-sampai ia dengan nekatnya kembali melakukan aksi percolian yang kali ini dilakukannya di dalam mobil Alphard milik Nagita sewaktu ia menunggui Om Merry di parkiran lokasi syuting Raffi.

Lagi lagi, video tubuh polos Nagita kembali ia jadikan media untuknya bercoli ria saat itu. Hingga setelah 15 menit ia mengocok kemaluannya, benda tersebut akhirnya terlihat sudah mulai berkedut. Dan..

"Crot... crott.. crottt...!"

Pria tua tersebut dengan sigap segera menampung semua cipratan sperma kental miliknya pada beberapa helai tissue yang sudah ia ambil di dashboard mobil. Walaupun beberapa jam lalu ia baru saja melakukan percolian, namun nyatanya sperma milik Tarjo ini seakan tidak ada berkurang-berkurangnya. Terbukti, beberapa cipratan sperma milik Tarjo, sampai ada yang hinggap ke beberapa bagian interior mobil saat itu.

Setelah membuang gumpalan tissue yang sudah basah karena berisikan sperma miliknya, Tarjo pun langsung kembali menaikan celana panjangnya yang sempat ia turunkan sewaktu bercoli ria. Beberapa cipratan sperma yang hinggap pada interior mobil, sama sekali tak tampak dibersihkan olehnya yang saat itu langsung terlihat turun dari mobil.

Ia kemudian langsung bergegas menuju ke arah spot andalannya di sekitaran parkiran lokasi syuting Raffi yang kerap ia jadikan tempat untuk dirinya merokok. Usai duduk dan membakar rokok kreteknya, Tarjo terlihat kembali mulai melamun.

"Duh, apes banget dah gua!", keluh Tarjo beberapa saat setelah ia telah membakar rokoknya.

"Kenapa sih pake disuruh anterin tu bencong segala?!"

"Mana mesti ditungguin lagi ampe tu bencong kelar.. hadeh!", sambungya yang kala itu terlihat agak muak.

Ia pun nampak mengeluarkan ponselnya dari dalam saku celana, kemudian membuka foto wajah Nagita yang selama ini juga kerap ia simpan pada galeri ponselnya.

"Hehe.. cakep banget sih elu, Non..", gumamnya sambil senyum-senyum sendiri ketika menatap lekat foto istri Raffi Ahmad tersebut yang terpampang pada layar ponselnya.

Bayangan tubuh montok nan mulus Nagita, seakan-akan terus menjajah pikiran kotor Tarjo. Pria tua tersebut seakan sudah seperti orang gila ketika sibuk menatapi foto wajah dari Nagita kala itu.

"Kapan yah gua bisa dapet kesempatan berduaan sama Non Gigi kayak waktu pas abis anterin Rafathar dan Mbak Lala ke sekolahnya?"

Ia kini terlihat mulai menatap lurus ke depan, "Ah, anjing!"

"Selama hampir 2 minggu kerja disana aja, gua baru dapet kesempatan sekali doang buat berduaan ama Non Gigi.."

Tarjo kemudian kembali terlihat berpikir sejenak.

"Apa gua coba langsung kirimin videonya aja ke whatsappnya Non Gigi yah?", pikirnya.

Setelah nampak menimang-nimang untuk beberapa saat, Tarjo pun langsung terlihat geleng-geleng kepala, "Enggak, enggak!"

"Kalo gua kirim itu video ke whatsappnya, bisa-bisa dia langsung jebak gua pake polisi lagi!"

"Ah, enggak, enggak! Terlalu bahaya kalo kayak gitu!"

Tarjo yang kala itu nampak sudah kehabisan akal, akhirnya memutuskan untuk tetap menunggu momen dan kesempatan yang tepat saja dalam beraksi.

"Udahlah! Kayaknya emang gua harus tunggu kesempatan kalo dia lagi sendirian aja dah!"

"Udah terlanjur juga gua nyampe ke titik ini, jadinya gua harus mikir mateng-mateng dulu sebelum ambil tindakan"

"Berabe entar urusannya kalo semua jadi berantakan!"


* * *​


Sudah beberapa hari telah berlalu, namun kesempatan dan momen yang dinantikan Tarjo, tak kunjung juga ia dapatkan. Hari-hari si pria tua tersebut, tampak hanya dilewatinya dengan bekerja seperti biasa sambil menanti momen yang tepat untuk menjalankan rencana akhirnya.

Setiap hari, ia padahal selalu tak lupa menyisipkan obat perangsang pemberian Edi pada saku celananya dengan maksud untuk jaga-jaga, jikalau kesempatan yang tepat tiba-tiba datang menghampiri dirinya.

Namun, semenjak hari dimana ia memiliki video rekaman tubuh polos Nagita hingga sampai pada hari ini, Tarjo juga tak kunjung menemukan momen yang menurutnya pas untuk menjalankan aksi terakhirnya.

Kondisi Nagita yang masih jarang bepergian keluar rumah, ditambah dengan selalu hadirnya Om Merry atau Mbak Lala di dekat majikan cantik incarannya tersebut, jelas membuat Tarjo tidak bisa melakukan apa-apa.

Kemesraan antara Nagita dan Raffi pun setiap harinya seakan tak luput dari pengamayan Tarjo yang sudah jelas membuat dirinya kesal bukan main ketika menyaksikan itu. Ingin rasanya ia sesegera mungkin menghampiri Nagita dan langsung mengancam wanita itu, tetapi hal semacam itu nampak masih coba ia tahan karena tak ingin semua rencana yang telah ia susun malah berantakan.

Seperti pada pagi itu, dikala Tarjo yang seperti biasanya tengah sibuk mengelap mobil milik Nagita setiap pagi, mendadak jadi begitu murka karena cemburu saat tak sengaja melirik ke arah balkon lantai 2 kamar Nagita. Disana, ia menyaksikan Nagita yang baru saja keluar dari kamar sambil menggendong Rayyanza, tiba-tiba sudah dipeluk Raffi dari belakang.

"Ah, bajingan!", maki Tarjo yang saat itu terlihat mulai mengelapi body mobil milik Nagita dengan agak kasar.

"Awas lu yah, A Raffi!"

"Gua dapet kesempatan yang pas, abis bini lu gua bikin ketagihan ama kontol gua!", gerutu pria tua tersebut dengan hati yang penuh amarah sembari terus melirik ke arah balkon lantai 2 kamar pasangan selebriti tersebut dengan tatapan tajam.










bersambung...
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd