Chapter 4
Setelah suster stella keluar, aku pun kembali tidur dengan tidak tenang, namun setelah 2 jam aku terlelap. Aku bangun jam 8 pagi dan memberi ayahku sarapan. Pagi ini, wajah ayah terlihat lebih cerah dari biasanya.
Aku: “Yah, sepertinya ayah sudah mulai sehat ya? apakah besok sudah bisa pulang?”
Ayah: “Iya nak sudah mulai enakan, mungkin karena fasilitas dan pelayanan di RS ini yang sangat mumpuni, kalau untuk urusan pulang ke rumah, keputusan itu di tangan dokter nak.”
Aku:”Oh begitu yah.” Jawabku singkat dan sinis,
aku masih memikirkan kejadian senonoh tadi malam. Tak kusangka, suster stella yang terlihat professional dan ayahku yang berwibawa berani berselingkuh di depan anaknya sendiri. Namun, aku tak berani mengadu ke ibu atau abangku, kasihan ayahku.
Pagi ini aku izin keluar RS untuk menemui dan nongkrong bareng teman-teman kampus. Aku pun cerita bahwa ayah ku sakit sehingga harus izin dari Kerja Praktikku di luar kota. Teman ku bertanya, ayahmu dirawat di RS mana? biar kita ikut jenguk. Aku menjawab di Rs. xxxx xxxx.
Temanku ada yang menyeletuk: “Serius do di Rs itu? Itu perawatnya banyak yang lumayan binal, gua pernah liat foto2 skandal perawat Rs itu di sosmed burung biru”
Aku: “Ah tenane kamu jek, sembarangan kalau ngomong”, jawab ku sinis sambil mengingat kejadian tadi malam.
Jeki: “Tenanan, nih gua masih save foto bugilnya coy”
Terlihat sesosok perawat bugil dengan wajah sedikit di sensor, tapi dari rambut dan lekuk tubuhnya, hati dan pikiranku mengatakan bahwa itu suster stella.
Aku: “Rek, aku pulang duluan ya, tiba-tiba perutku mulas, mungkin karena makan ga teratur” jawabku berbohong, padahal aku ingin segera ke RS memantau ayahku agar tidak berselingkuh dengan suster stella.
Aku pun memacu roda empat ku buatan jerman ini ke Rs, dan sialnya aku dicegat oleh satpam Rs, bahwa sekarang bukan jam jenguk, jadi dilarang berkeliaran di koridor rawat inap karena takut mengganggu pasien lain.
Aku pun manut, namun sebenarnya aku mencari celah Rs agar aku bisa menuju kamar VVIP ayahku. Didekat parkir motor, aku melihat ada celah, tembok tidak terlalu tinggi dan aku yakin bisa melompatinya. Setelah melihat keadaan, aku pun melompat dan “HAP”, sampai di pelataran ruang VVIP. aku menuju ke depan pintu kamar ayahku dengan keringat dingin, aku tekan gagang pintu, ternyata pintunya dikunci.
Aku panik, dengan gugup aku mengintip dari kaca pintu, aku melihat suster stella sedang duduk di pinggi kasur ayah ku, kali ini dengan pakaian dinas suster berwana merah jambu. Jantungku berdetak sangat kencang, aku berusaha mengintip lagi, aku melihat suster stella sedang memegang nampan makanan pasien, nampaknya suster stella sedang menyuapi ayahku. Hati ku lega, dan nafasku masih ngos-ngosan.
Beberapa menit kemudian, aku mengintip lagi dari kaca pintu, masih terlihat suster stella memegang nampan layaknya menyuapi ayah ku, dan kepala ayah ku menunduk sambil bersandar di sandaran kasur. Namun, ada yang janggal, baju dinas suster stella nampak longgar dari belakang, layaknya kemeja yang sedang tebuka di bagian depannya. Suster stella yang membelakangiku, juga terlihat melakukan gerakan yang janggal.
Aku pun memutuskan mengintip dari jendela sisi samping, aku harus berhati-hati, karena ada satpam yang sering patroli. Saat aku mengintip, jantungku rasanya ingin pecah…
Saat ku mengintip, dari celah sisi kamar samping, mataku melotot, ternyata nampan yang dipegang suster stella kosong tanpa makanan. Nampan itu hanyalah kedok agar tidak dicurigai suster atau satpam lain. Kemeja suster stella sudah terbuka setengah, dan BH nya yang warna putih polos standard seragam perawat sudah terbuka sehingga payudara kanan suster stella sudah membusung kedepan seraya melayani ayahku.
Ternyata, ayahku sedang menyusu di payudara suster stella, layaknya anak bayi yang kehausan asi. Ayahku terus menghisap, mengkenyot, dan menjilat payudara suster stella yang sangat putih seperti layaknya kulit gadis asiatis, pentilnya warna pink dan sangat menggiurkan ayahku. Bahkan, Nampan suster stella, sudah berisi tetesan air liur ayah ku yang menetes dari bawah payudara suster stella.
Suster stella Nampak menggiggit bibirnya yang manis, roknya masih tertutup sopan dengan kencang. Namun payudaranya penuh gigitan seperti pelacur murahan yang disewa oleh bangkot tua seperti ayahku yang sudah ubanan.
Suster stella terangsang, berikutnya dia membuka kemeja kiri dan BH kirinya, kini kedua payudara suster stella membusung didepan wajah ayahku yang kehausan. Semakin ayahku kehausan, suster stella semakin membusungkan dadanya ke wajah ayahku, dan menekan payudaranya ke wajah dan mulut ayah ku. Ayahku dengan lahap menghisap dengan kuat payudaranya suster stella. Ternyata payudara suster stella cukup besar dan bulat, selama ini terlihat datar karena tertekan baju dinasnya yang slimfit. Tangan kiri suster stella memegang kepala ayahku, dan memeluknya kearah payudara suster stella, agar ayahku dapat menghisap payudaranya dengan lebih kuat. Sembari ayahku menyusu, tangan kanan suster stella mulai mencari kejantanan ayah ku, yang sudah beristri dan mempunyai dua anak lelaki ini. Tangn suster stella menyelingkap dibalik selimut dan celana ayahku, menggenggamnya seperti sosis dan langsung mengocoknya dengan lembut dan penuh cinta serta kasih sayang. Sungguh perselingkuhan yang sangat romantis ala softcore.. Bersambung
Maaf ya agan2, karena kesibukan ane yang tdk bisa terhindarkan, jadi telat update,
stay tuned dan nuwun buat agan2 yang sudah mampir meramaikaan