Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Symphony of Betrayal and Loyalty

Apa reaksi anda saat mendengar Stefany telah "bobol" oleh Dharsono?

  • Senang

    Votes: 15 65,2%
  • Tidak senang

    Votes: 6 26,1%
  • Sukurin

    Votes: 2 8,7%

  • Total voters
    23
  • Poll closed .
Menunggu plot seterusnya...apa mungkin character dari cerita lain muncul..cameo..Sandra? :panlok3:

Apa pun misteri Stefanie..menanti dengan debar..moga kekal 'pure' tapi penuh plot twist :p:ampun:
 
Menunggu plot seterusnya...apa mungkin character dari cerita lain muncul..cameo..Sandra? :panlok3:

Apa pun misteri Stefanie..menanti dengan debar..moga kekal 'pure' tapi penuh plot twist :p:ampun:

Hehehe, kalo karakter Sandra muncul, perannya kira2 apa ya, desperate housewive? :p
 
Chapter 4 - Masa Depan Dan Masa Lalu

"Halo Mas," sapa Stefany sambil memandangnya begitu melihat Dharsono. Pembawaannya begitu spontan apa adanya. Tak terpengaruh dengan rasa terkejut Dharsono, sikapnya seolah seperti datang ke rumah sendiri saja. Seperti satu hal yang memang biasa dilakukan.

"Ah Stefany, kamu bikin orang kaget saja," jawab Dharsono setelah mengetahui ternyata gadis itu yang datang. Pistol yang telah digenggam dan siap digunakan itu segera ditempelkan di tempatnya kembali. Lalu tangannya dikeluarkan dari bawah kursi.

Stefany melirik ke tangan yang bergerak keluar itu. Tentu ia tahu apa yang barusan digenggam oleh pria itu.
"Maaf kalo kedatanganku ini bikin terkejut. Aku boleh masuk?" tanya Stefany.

Dharsono menganggukkan kepalanya. Karena gadis ini telah berada disini, tentu ia tak dapat menyuruhnya pergi begitu saja.

Namun ia "memprotes" kedatangan Stefany secara tiba-tiba ini dengan mengatakan, "Sebetulnya kamu bisa bilang melalui Rico akan rencana kedatanganmu ini. Kalau perlu datang kesini bersama dia. Atau kita bisa bertemu di tempat lain."

"Ya bisa juga seperti itu. Tapi kayak gini lebih seru. Sekalian mengingat masa-masa itu," jawab Stefany dengan tersenyum mengandung makna.

"Masa lalu biarkanlah berlalu, Stefany. Kini kau harus berpikir dewasa dan fokus dengan apa yang ada di depan. Sebenarnya tak seharusnya kamu datang kesini. Selain itu juga kurang pantas. Apa kata orang kalau sampai ada yang memergoki. Bisa-bisa nanti terjadi gosip macam-macam. Apalagi sebentar lagi kamu akan menikah."

"Justru itu. Sebenarnya sejak minggu lalu aku ingin ketemu. Tapi rupanya nomor Mas sudah ganti ya. Karena itu aku langsung datang kesini karena biasanya jam segini Mas ada disini," lanjut Stefany sambil melangkah masuk. "Kedatanganku kemari sebenarnya mengenai masa depan yang berhubungan dengan masa lalu," katanya lagi.

Saat Stefany berjalan masuk, Dharsono segera mengambil jubah mandi panjang yang tergantung di dekatnya. Ia merasa kurang pantas hanya berdua dengan gadis ini di tempat tertutup seperti ini sementara dirinya dalam keadaan setengah telanjang. Masih untung saat ini ia hanya bertelanjang dada. Ia tak dapat membayangkan kalau seandainya gadis ini masuk saat dirinya hanya memakai celana dalam. Atau bisa saja pas ia kebetulan keluar dari kamar mandi tanpa memakai apa-apa karena dikiranya tak ada orang. Membayangkan hal saru yang sangat mungkin terjadi itu seketika membuat dirinya tegang. Penisnya menegang.

Sementara saat ini secara spontan dan tanpa berasa risih sama sekali, Stefany duduk di kursi sebelah yang berjarak cukup dekat dengan posisi duduk Dharsono. Cukup dekat sehingga pria itu dapat mencium wangi harum parfum dari tubuh Stefany.

"Gimana kabar Mas sekarang?" tanya Stefany setelah duduk. Sambil bertanya ia menatap wajah Dharsono cukup lekat. Pandangan yang cukup jelas menunjukkan kalau gadis itu cukup perhatian dengan pria seusia ayahnya ini.

"Om." Buru-buru Dharsono mengoreksi ucapan Stefany. "Panggil aku Om. Saat ini kamu bukan bagian dari tim ini lagi, Stefany," ujarnya mengingatkan gadis itu.

Adalah kebiasaan umum diantara mereka memanggil "Mas" kepada yang lebih tua dan memanggil nama depan kepada yang lebih muda. Hal ini memang sengaja dilakukan untuk mengurangi jarak senioritas dan sebagai satu cara untuk meningkatkan kekompakan dalam tim. Dan ini diterapkan terhadap semuanya tanpa pandang bulu. Juga tanpa memandang perbedaan usia. Termasuk Jaka keponakannya sendiri juga memanggil dirinya "Mas" saat sedang bertugas.

Sementara untuk Stefany, karena dulunya ia adalah anggota tim termuda dan satu-satunya perempuan maka semua orang dipanggilnya "Mas" dan semuanya memanggil nama kepadanya.

Jadi panggilan "Mas" dari Stefany kepada Dharsono saat ini merupakan hal wajar dalam koridor prosedur operasi standar mereka. Hanya saja memang saat ini kurang tepat digunakan karena seperti kata Dharsono barusan, Stefany bukan bagian dari tim mereka lagi. Namun yang jelas panggilan itu tak bisa dianggap mengandung arti lain apalagi unsur intimasi yang tak wajar diantara mereka.
Atau?

"Baik Om," kata Stefany dengan tersenyum. "Seperti biasanya, Mas eh Om selalu penuh dengan kedisiplinan."

"Omong-omong bagaimana kamu masuk kemari?" tanya Dharsono kepada gadis cantik bekas anak didiknya itu. Kode akses lift memang telah diprogram mati sehingga tak dapat diganti. Namun kunci pintu depan telah digantinya. Mengetahui sikap impulsif gadis ini ia sengaja melakukan itu karena ia sudah memperkirakan bisa saja gadis ini lalu tiba-tiba muncul.
"Hehehe. Meski aku sudah bukan anggota tim lagi, tapi skill-skill yang pernah Om ajarkan masih bisa kupraktekkan semuanya." Lagi-lagi Stefany begitu memaknai ucapannya itu.

Dharsono mengalihkan pandangannya. Sepertinya ia sengaja menghindari kontak mata dengan gadis ini. Apalagi dalam jarak segini dekat.
"Ok. Barusan kamu bilang ada yang ingin dibicarakan. Hal apa itu?" Suaranya terdengar agak dingin. Ia lalu berdiri dan berjalan menuju jendela. Pandangannya menatap keluar. Posisi tubuhnya membelakangi Stefany.

Membuat Stefany pun ikutan bangkit dari duduknya. Ia berdiri tak jauh dari Dharsono dan sama-sama memandang ke arah luar.
"Pemandangan disini memang indah ya. Tak heran kalau Om suka berada disini terutama jam-jam segini," katanya.

Terlihat ada keraguan pada Stefany untuk membuka topik utama. Itu sebabnya ia mengalihkan pembicaraan ke hal remeh. Satu hal yang tak lazim untuk dirinya. Karena ia adalah seorang yang impulsif dan tegas. Bukan tipe orang ragu-ragu.

"Memang betul. Panoramanya indah sekali. Mulai dari matahari masih diatas horizon seperti sekarang, sampai saat maghrib ketika langit berwarna biru dan lampu-lampu mulai menyala," jawab Dharsono menanggapi perkataan gadis itu tanpa mengalihkan pandangannya.

Setelah itu terjadi keheningan di dalam ruangan. Keduanya sama-sama menatap ke luar tanpa bersuara. Membuat situasi diantara mereka saat itu agak canggung. Seperti ada sesuatu yang tabu untuk dibicarakan. Atau hal tabu yang sama-sama diketahui namun sulit diutarakan secara langsung.

"Oh ya, kamu mau minum apa?" ucapan Dharsono itu akhirnya memecah suasana keheningan kaku diantara mereka.
"Kalau ada, chinese tea dengan gula dikit, seperti biasa."
"Oh rupanya kesukaanmu dari dulu masih belum berubah ya. Ada kok," jawab Dharsono yang telah mafhum dengan kebiasaan bekas anak didiknya ini.
"Hehe. Ya mungkin karena aku Chinese jadinya suka chinese tea, Om," timpal Stefany dengan tertawa kecil. "Tapi dikasih gula dikit biar rasanya nyampur pahit pahit manis gitu."
"Memang kau ini suka hal aneh-aneh yang tak umum dilakukan orang," kata Dharsono.
Kalau tak begitu, tak akan pernah kau menjadi bagian dari tim ini, batinnya tentang gadis itu.

Stefany tersenyum mendengarnya. Ia telah sering mendengar komentar seperti itu tentang dirinya dari orang ini. Terutama saat ia bertindak terlalu nekat sehingga membahayakan dirinya sendiri. Beruntung kekompakan tim mereka begitu solid. Sehingga dirinya selalu tertolong. Sementara kenekatannya itu selalu membuahkan hasil gilang-gemilang untuk kegiatan operasi mereka.

"Banyak hal yang memang susah berubah. Dan ada hal-hal tertentu yang memang tak akan pernah berubah. Ya khan, Om? Bukankah Om sering mengatakan hal itu," ujar Stefany dengan tersenyum. Lagi-lagi senyum yang mengandung makna cukup dalam.

Juga, penggunaan kata-kata dalam perkataannya "Bukankah Om sering mengatakan hal itu" tanpa memakai acuan kata "dulu" secara tersirat mengandung makna bahwa semua yang dulu pernah terjadi masih tetap relevan sampai sekarang.

Ya, seperti tindakanmu saat ini, batin Dharsono. Lalu ia berjalan menuju dapur untuk membuatkan chinese tea untuk gadis itu. Seolah hal itu dijadikan alasan bagus untuk menghindarkan diri dari situasi yang agak kikuk diantara mereka barusan. Atau mungkin, sesungguhnya untuk menghindarkan diri dari gadis ini.

Stefany adalah gadis muda dengan daya tarik seksual sangat tinggi. Hanya laki-laki berorientasi alternatif saja yang tidak menyadari hal itu. Bahkan pria sematang dan berpengalaman tinggi seperti Dharsono pun juga menyadari hal itu. Karena itu adalah naluriah normal laki-laki. Dan bagaimanapun ia adalah seorang pria normal.

Kedatangan tiba-tiba Stefany ini terjadi di saat yang tidak tepat. Demikian pula caranya. Ia baru selesai berolahraga yang selalu cenderung meningkatkan gairah seksualnya. Kemudian adrenalin rush karena ketegangan barusan beralih membuat hormon seksual dalam tubuhnya semakin meningkat.

Pergolakan sesaat dalam dirinya itu biasanya akan surut dan stabil kembali setelah ia menenangkan diri. Namun kehadiran Stefany disini membuat segala sesuatunya jadi berantakan. Selain membuat ia tak dapat "berdamai" dengan dirinya sendiri, keberadaan gadis itu justru malah membuat gairah seksualnya semakin meningkat!

Saat mereka duduk agak berdekatan tadi, ia bisa mencium parfum lembut yang dipakai Stefany.

Gadis itu memakai celana jins biru tua dengan atasan kaus tangan panjang dengan turtle neck warna abu-abu muda. Kaus ketat berbahan katun campuran yang menempel di tubuhnya itu membuat lekuk indah tubuhnya terlihat. Apalagi ukuran dada gadis muda berparas cantik oriental ini pada dasarnya cukup berisi. Meski ia tak ingin secara sengaja melihat payudara Stefany, pemandangan sepasang gundukan indah di dada gadis ini tak dapat terhindarkan dari ekor pandangan matanya.

Bagi dirinya yang telah makan asam garam gemblengan mental dan kedisiplinan, hal-hal seperti itu sebenarnya tak terlalu bermasalah besar baginya. Kemolekan tubuh sexy perempuan secara visual tak akan menggoyahkan keseimbangan dirinya. Bahkan seandainya ia memergoki Stefany dalam keadaan telanjang bulat sepenuhnya sekalipun, tak akan ia lalu menjadi lupa diri dan melakukan perbuatan mengganggu gadis itu.

Hal paling berat yang dirasakannya saat ini sebenarnya adalah sikap gadis itu sendiri. Dirasakannya sikap flirtatious Stefany terhadap dirinya barusan. Sikap mesra-mesra manja bahkan agak provokatif yang gimana gitu... Baik dari ekspresi wajahnya, sikapnya, senyumannya, gerakan-gerakan tertentu dari tubuhnya (yang pada dasarnya begitu sexy itu). Semuanya begitu koheren menggoda, mengundang, membangkitkan gairah, dan mengarah ke ajakan untuk sebuah permainan seksual!

Selama ini hubungannya dengan Stefany memang tergolong unik.
Secara pertemanan / persaudaraan, ia berteman baik dengan ayah gadis ini sejak kecil. Hubungan mereka sungguh akrab ibarat seperti saudara angkat. Demikian pula antar keluarga mereka yang telah saling kenal selama dua generasi. Dalam hal ini Stefany adalah seperti keponakan sendiri.

Secara profesional, gadis ini pernah direkrut masuk ke dalam timnya. Sehingga saat itu ia adalah seorang trainer / guru / mentor sekaligus atasan dari gadis ini. Saat-saat dimana ia cukup sering menghabiskan waktu berdua dengan gadis ini.

Namun ada sesuatu yang lebih dari sekedar hubungan persaudaraan atau profesional seperti yang tampak dari luar. Istilah sononya, there's more than meets the eye. Atau istilah sininya mungkin kurang lebih, ada udang di balik batu.

Mereka berdua berbeda gender. Sehingga saat-saat bersama berdua dulu, tak dapat dihindari terjadinya rasa ketertarikan diantara mereka. Apalagi keduanya mempunyai daya tarik seksual yang cukup kuat dan saling berlawanan. Ibarat magnet kutub utara yang didekatkan dengan magnet kutub selatan. Hanya membutuhkan sekejab waktu saja sebelum keduanya tarik-menarik kemudian saling menempel.

Bagi Dharsono, jelas Stefany adalah gadis muda yang cantik dan sexy menggairahkan. Kebeliaan usianya, paras cantik orientalnya, tubuh indahnya, serta sifatnya yang menggebu-gebu jelas sangat menarik bagi birahi kejantanan di usia puber keduanya ini.

Sebaliknya di mata Stefany, Dharsono adalah sosok pria mapan dan berwibawa dengan fisik tubuh gagah dan terlatih. Sosok pria matang dimana gadis-gadis muda rela menyandarkan kepalanya ke tubuh gagahnya, membiarkan diri larut terbuai bahkan menyerahkan segalanya...

Dirinya memang tak akan pernah mengganggu apalagi menyakiti Stefany. Jadi apa yang dikatakannya kepada Rico saat pertemuan mereka dulu sungguh benar adanya. Ia sama sekali tak berbohong. Hanya saja saat itu ia tidak menceritakan keseluruhan cerita. Karena saat itu tak pernah dibahas, apabila Stefany sendiri juga memang mau.

Saat ia sedang sendirian dan mampu berkomunikasi jujur dengan nuraninya, sesungguhnya ia sama sekali tak bangga dengan apa yang terjadi. Namun apa yang terjadi adalah apa yang terjadi. Sesuatu yang tak dapat disangkal.

Itu sebabnya mengapa akhirnya ia membebas-tugaskan Stefany. Ia tak ingin segala sesuatunya nanti jadi makin runyam. Sementara semakin jauh melangkah akan semakin membawa komplikasi yang semakin pelik.

"Oya Om, terima kasih waktu itu Om telah datang ke pesta tunanganku dan William," seru Stefany dari ruang sebelah mengagetkan lamunannya.
"Tak masalah, Stefany. Untuk kalian, aku rela meluangkan waktu. Justru sebenarnya aku berharap bisa tinggal lebih lama lagi. Apalagi di pesta pernikahanmu nanti, kemungkinan besar aku tak bisa datang. Karena pesta itu pasti mendapat publikasi besar-besaran. Dan kamu tahu sendiri khan, aku tak mungkin datang ke acara seperti itu."
"Ya aku mengerti Om."

Saat Dharsono masuk kembali ke ruangan dengan secangkir teh, saat itu langit di luar sana telah berwarna oranye kemerahan. Pertanda matahari telah siap masuk ke dalam bumi.
...
...
Sementara butir-butir waktu terus berjalan...
...
...
Tubuh Stefany dan Dharsono menempel erat. Kedua tangan Dharsono memeluk pinggang Stefany. Sebagian rambut panjang Stefany yang terurai menempel di leher dan pundaknya. Payudara padat berisi Stefany menempel erat di dada bidangnya. Gadis itu juga memeluk erat Dharsono.

Waktu serasa membeku saat keduanya berpelukan erat cukup lama itu. Ibarat gambar tak bergerak yang diambil dari kamera.
Cressss... (bunyi suara shutter kamera)

Demikian pula saat bibir keduanya bersentuhan dan saling menempel...
Cressss...
Cressss...
Cressss...

Di luar sana langit berangsur-angsur menjadi gelap sampai akhirnya menjadi hitam pekat. Hal itu berlangsung tanpa disadari oleh mereka berdua yang sedang asyik dan konsentrasi penuh satu sama lain itu......

--@@@@--

Sebuah mobil meninggalkan kompleks apartemen yang terlihat biasa-biasa saja. Mobil itu lalu berbaur di antara puluhan, ratusan ribu, bahkan jutaan mobil yang berlalu-lalang di jalanan ibukota saat itu. Menuju ke titik tujuan (masa depan) tanpa terlihat indikasi dari mana mobil itu mulai berjalan (masa lalu).
 
Hu, dicerita sebelumnya, Dharsono sama Stefany dipart berapa ya?

Pak Zul apakah orang yg sama dg pak Dharsono ??
 
Hu, dicerita sebelumnya, Dharsono sama Stefany dipart berapa ya?

Pak Zul apakah orang yg sama dg pak Dharsono ??
 
ah..makin hottt...hehe..teruskan ya suhu

Wow.***panya Stefanie mungkin benar-benar pernah begituan dengan Dharsono? Moga ada flashback nya suhu :panlok3:

Tajuk cerita dan ending nya bikin teka-teki hehe :ampun:

Siapa lelaki yang berbual dengan Rico di Season 1 & siapa yang mengekori Stefanie...
 
Terakhir diubah:
ah..makin hottt...hehe..teruskan ya suhu

Wow.***panya Stefanie mungkin benar-benar pernah begituan dengan Dharsono? Moga ada flashback nya suhu :panlok3:

Tajuk cerita dan ending nya bikin teka-teki hehe :ampun:

Siapa lelaki yang berbual dengan Rico di Season 1 & siapa yang mengekori Stefanie...

Tunggu tanggal mainnya suhu ;)
 
Akhirnya ada sequelnya juga. Izin pasang patok dulu ya om.
Seperti biasa ciri khas dari cerita suhu selalu detail hehe
:mantap:
 
  • Stepani binal ato masih prewi kah ?
  • Updatetan masa depan dan masa lalu sama pak darsono belom membuktikan si stepani ena-ena tapi pelukan kasih sayang mungkin di antara mereka berdua tapi kok intim:pandaketawa:
  • Ts emang bikin penasaran READERS dari cerita sebelumnya masih di buat penasaran. stepanie ini masih segel ato sudah tidak segel :pandaketawa::pandaketawa::pandaketawa:
  • Sumfah ane djudjur guemes pingin nabok Tsnya cuma gegara stefanie doank hehe:pandaketawa::pandapeace::pandaketawa:
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd