Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA The Complexity of Love, Laugh, Light and Lust.

Akupun bergegas pergi dari basement tempat kejadian laknat itu terjadi, langkahku bingung, tak lupa aku mencoba mengabari Carla, dan mengirimkan hasil jepretanku yang cukup jelas, ada tindakan mesum dua orang berlawanan jenis disana. Aku terus menatap ponselku, tidak ada respon hanya di-read saja.

Aku yang dilanda emosi, cukup kesulitan memencet tombol call pada ponselku.

Ttutt-Ttuuut-Ttuuutt. Berdering, Carla.

Kantin Belakang, Universitas Pxx, Kota B.

"Dimana lu?" Ucapku ketika akhirnya panggilanku diangkat.

"Ri, are you okay? Lu gapapa kan?" Ucap Carla pelan.

"Ga mungkin gua gapapa, gua butuh penjelasan, kantin belakang, sekarang." Tegasku pada Carla, karena otakku rasanya buntu menghadapi situasi ini.

"Ga, gua ga kesana" tutup Carla mematikan panggilanku. Belum sempat aku memakinya di panggilan ini, ponselku langsung menampilkan sebuah pesan.

Tring.

Pesan 1: Shaered Live Location. Carla.

Kost Bxx, Kota B.

"Gua didepan" Ucapku ketika panggilanku tersambung.

"Wait, jangan dimatiin" Ucap penerima panggilanku, yaitu Carla.

"Oke" Jawabku singkat.

Kost Bxx, Lantai 2 Kamar 205, Kota B.

"Jadi gini, Ri. Tadi pagi gua liat cewe lu ditarik paksa sama cowo ke mobil merah yang gua arahin ke elu di chat, dia nangis dan sempet kedengeran teriak, tapi kayanya ada sesuatu yang bikin dia diem disana, dan gua ga nyangka apa yang lu share ke gua bakal kejadian, gua kira ribut biasa mangkanya gua arahin lu kesana karena gua pikir lu bisa nyelesain masalah yang cewe lu alamin saat itu dan nyari tau sendiri apa yang sebenernya terjadi, gua ga mau terlalu jauh dan ujung-ujungnya fitnah" jelas Carla panjang lebar, ucapannya cukup menenangkanku sejenak.

"Tapi kalo terpaksa, kenapa harus sampe main di mobil kaya gitu" Ucap pembelaanku, bahwa itu tetaplah salah.

"Ya gua gatau ya, kalo kejadianya sampe kaya gitu, gua liatnya ada ribut dan itu cewe lu, gua kabarin lu lah, sesederhana itu" Jelas Carla sambil merapatkan dirinya kearahku

"Udah lu tenang aja, ga mungkin kita bahas ini di Kantin Belakang, yang ada malah heboh" Carla mulai mengusap pundakku, tak terasa air matapun mengalir dikedua sudut mataku.

"Yah mewek, Yah mewek" Ledek Carla melihatku beruraian air mata.

"Ga lucu, Car" ucapku singkat.

"Kejadian ini tragedi Ri, bukan Komedi, tapi muka sangar lu mewek jelas komedi" Semakin puas Carla menghinaku.

"Puas lu ye" Aku tak mampu merespon banyak hanya saja tiba-tiba wajahku sudah tertutupi pundak Carla, kedua otot tangankupun mengendur dan menjadi lemas.

Inilah hari dimana aku menangis dipundak seorang wanita yang tidak memiliki keterikatan emosional denganku.

"Tapi lu sange ga liat cewe lu gituan sama cowo lain?" tiba-tiba Carla bertanya hal yang cukup bodoh.

"Gila aja lo, boro-boro sange, dengki yang ada". Jawabku ketus.

"Kalo lu tau cewe yang ngasih pundak lu ga pake bra, sange ga?" Ucap Carla padaku yang membuatku terdiam dan penasaran.

"Kok diem lu?" Ucap Carla berdiri tiba tiba, membuat kepalaku oleng dan bergesekan dengan bagian dadanya yang terasa sekali tidak terlapis apa-apa selain kaos tipis yang ia kenakan saat ini.

"Anjir beneran" ucapku pelan namun terdengar oleh Carla.

"Dih nyari tau juga lu" Ucap Carla santai.

"Ga sengaja, dan kerasa" Balasku sedikit malu.

"Menurut lu dia enjoy ga tadi disana" Tanya Carla seakan menyulut emosiku.

"Udahlah Car, gausah dibahas" ucapku malas.

"Kalo lu kesel sama cewe lu, lu bisa lampiasin ke gua, Ri" ucap Carla.

"Ya kali gua marah-marah sama lu, lu udah bikin gua tau kejadian tadi, masa gua ngelampiasin ke elu" balasku dengan nada yang lebih rileks.

"Lu bisa lampiasin emosi lu dengan cara lain, Ri" Dengan penuh makna Carla menarik tanganku dan menaruhnya tepat di dadanya yang tidak menggunakan bra.

To Be Continued
 
Part 1.1 Awesome Truth, Ugly Drinks.

3 November 2020. 21.42, Kafe Axx, Kota J.

Aku sedang bersama Sekar untuk merampungkan pekerjaan skripsiku, dia libur namun dengan setia menemaniku didepan laptop.

Tring.

Pesan 1: "Dimana mas?" Dania.

Aku membalas pesan Dania dan menginformasikan keberadaanku di Kafe Axx awal mula kita bertemu, dan Dania mengabari bahwa ia akan segera mengunjungi kami.

Tring.

Pesan 1: "Boleh bawa Booze ga kesitu?" Dania.

"Kar, disini boleh minum alkohol ga?" Tanyaku pada Sekar.

"Oh boleh mas, kebetulan aku juga lagi pengen minum" kata Sekar, langsung saja aku membalas Dania untuk membawa sedikit lebih karena kita bertiga yang akan minum dan Daniapun menyanggupinya.

22.04, Kafe Axx, Kota J.

Aku masih fokus dengan laptopku, Sekar sedang mengurusi rekan kerjanya untuk closing Kafe tersebut, ketika pulang ada salah satu rekan Sekar yang menegurku dan mengucapkan pamit karena pulang lebih dulu dan memanggil Sekar dengan sebutan Bu.

"Kok mereka manggil kamu ibu sih Kar?" Tanyaku heran, setauku dia lebih muda daripada rekan-rekan kerja lainnya.

"Iya mas, mas belum tau ya kalo aku yang punya kafe ini?" Senyum Sekar sedikit bangga.

"Hebat sekali, udah manis, enak dan sukses pula" kelakarku pada dirinya.

"Iya dong, mas ga ketagihan emang? Aku aja ketagihan sama mas" Tantang Sekar.

"Kalo ga ketagihan ga akan nongkrong sampe malem, kan alibi buat nebeng lagi" ucapku sambil mengelusi paha Sekar.

"Ihh geli mas, nanti aja katanya temennya mau kesini bawa minum, itu beneran temen kan? Bukan siapa-siapa?" Ucap Sekar seperti muda-mudi pada umumnya yang kritis dan terkesan posesif.

"Kamu mau tau? Nanti kalo udah ada minum, kita main games truth or drink biar seru dan ga awkward" ucapku membangkitkan rasa penasarannnya.

"Kenapa harus minum? Kan bisa langsung jawab" Ia sedikit kesal karena kugoda. Dari kejauhan Dania melambaikan tangan, menghampiri kami dan menyapaku dengan sedikit kecupan di pipi. Terlihat wajah Sekar sedikit berubah.

22.41, Kafe Axx, Kota J.

"Ayo aku udah pusing sama tugas, kita mulai acara utamanya" Ucapku pada mereka berdua. Sekar dengan paham mengambilkan gelas ukuran mini yang biasa digunakan untuk esspresso sebagai pengganti sloki.

"Cheers for Glory" sulang kami bertiga sebagai pembukaan acara minum kecil dua orang baru yang kutemui secara bersamaan.

"Ayo kita main truth or Drinks" ajak Sekar yang menahan rasa penasaran hubunganku dengan Dania sejauh mana.

"Ayo" Ucap Dania, urutan seperti biasa laki-laki terlebih dahulu, dan ada spesial rules dimana aku ditanyai 2x berturut-turut sedang mereka berganti-gantian.

Truth or Drink!

Pertanyaan 1: "Kapan lepas perjaka, Dania."
Pertanyaan 2: "Cantik mana aku sama kak Dania?", Sekar.

"18 tahun semester 4"
"Cantik Sekar"

Aku skip tidak minum di game pertama, Next! Dania.

Pertanyaanku: "Cantik mana kamu atau Sekar?" Dania memilih minum sambil berkata "haus nih, minum dulu kali ya". Next, Sekar.

Pertanyaanku: "Menurutmu, aku suka kamu atau Dania?" Sekar mengikuti Dania dan memilih minum.

Lima pertanyaan terlewati, aku minum 3 kali, Sekar 4 kali dan Dania 3 kali. Sekar yang terlihat tidak terlalu sering minum sudah sedikit naik, aku menggodanya dengan mengelusi pahanya dan iapun sedikit terpancing dengan mengelus balik dadaku.

Lanjut!
Pertanyaan 1: "Udah ngapain aja sama Sekar?" Dania
Pertanyaan 2: "Udah ngapain aja sama Kak Dania?" Sekar

"Sama" jawabku singkat padat dan jelas, Sekar yang cemburu dan mabuk bertingkah sedikit nekat dengan menantangku untuk menjawab lebih puas mana. Kujawab saja bagaimana kalau kita buktikan sama-sama.

"Gila ya lu, Ri. Pengen menang banyak." Ucap Dania tertawa, Sekar sudah merapatkan tubuhnya ke tubuhku sambil berkata, "Kalo kak Dania gamau gapapa, Mas punya aku malam ini". Dania yang tertantang menjawab, "Ayo, dimana?" ucapnya.

To Be Continued.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd