Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA TAMAT THE LUCKY BASTARD (RACEBANNON - REVIVAL)

Bimabet
THE LUCKY BASTARD – PART 21
----------------------------------------
Update-an ini menurut gw merupakan adegan puncak dari cerita si "Aku". Puncak ke-badass-an dia sekaligus puncak romansa dia sama Anggia. Bukan pas dia nikah sama Dian, bukan pas dia berhenti ngerokok karena punya anak atau lainnya.
Banyak faktornya, salah satunya sih delivery penulisan dari adegan part-21 sangat-sangat dihayati banget. Mungkin ini pengalaman dr tim penulis sendiri kali ya. Tapi minus adegan after sex yg mana Nica masuk lagi lewat seks virtualnya. Selain itu, update-an ini emg sangat membekas di hati sih. Soalnya sebagian adalah a relationship I had, dan sebagian lagi a relationship that I wish but never had.

Top banget pokoknya.​
 
THE LUCKY BASTARD – PART 22

----------------------------------------

gino-f10.jpg

"Ampun deh...." keluhku sambil menghisap rokokku dalam dalam. Aku duduk pagi itu di pinggir kolam. Rendy belum bangun. Anggia sedang berenang di kolam kecil itu. Dia tampak berusaha menikmati hari kedua ini. Sedangkan aku pusing karena ulah Nica. Aku tak membayangkan dia akan bertindak lebih nekat lagi dari kejadian-kejadian kemarin.

"Jangan kasih tau Rendy..." pintaku tadi pada Anggia.
"Ga bakal. Gue juga kaget" balas Anggia sambil bertumpu pada badanku tadi pagi-pagi sekali.

Moodku rusak rusak. Anggia memutuskan untuk tidur kembali, tapi aku malah menjadi gelisah. Membayangkan hal-hal gila lain yang mungkin Nica lakukan. Apakah perbuatanku padanya menyebabkan dia menjadi seperti itu? Aku jadi ingin sekali menemuinya. Bukan apa-apa, namun ini sudah kelewatan.

"Pagi guys..." Rendy merayap dari dalam villa. Dengan muka masih mengantuk, dan langsung duduk di kursi sebelahku. Memandangi pagi dengan mata yang sayu. Sejenak dia kemudian melongo memandangi Anggia yang bangkit dari dalam kolam renang. Dengan swimsuit one piece berwarna biru tua, badannya terlihat sangat atletis. Jauh dari kesan seksi, namun apapun yang dipakai Anggia pasti seksi buat Rendy. Bagimanapun, bentuk badannya terlihat dengan jelas. "Gue heran" celetukku. "Lo rajin minum tapi perut lo rata gitu ya..." Anggia bermuka sinis mendengarnya. "Makanya olahraga yang rajin" balasnya meledek kami berdua.

"Siang ini Nuri's yok" celetuk Anggia yang ikut duduk di pinggir kolam.
"Aduh... Babi ya? Jangan dong..." keluh Rendy.
"Alah... lo minum aja pake sok gak makan babi..." sinis Anggia. Rendy cuma merengut. Aku tertawa saja melihat mereka, sambil tetap pusing memikirkan Nica. Fokus pikiranku sekarang hanya ke Nica. Tapi not in a good way sayangnya. Tiba-tiba Anggia mengambil foto selfie.

"Ngapain?" tanyaku.
"Ini, Adrian nanya gue lagi ngapain. Males ngetik, foto aja deh" seringainya.
"Genit" ledekku.
"Bodo"

"Hari ini sampe siang kita rada free kan?" tanya Anggia.
"Ho oh" jawabku
"Terus sorenya nunggu sunset di Potato Head"
"Liburan gini susah kali Nggi"
"Gue udah reservasi kali"
"Buset"
"Siap-siap itu penting makanya. Pokoknya hari ini musti ada cowok nyantol!" serunya. Kami berdua hanya menggelengkan kepala.

------------------------------------------

potato10.jpg

"Rame" celetukku ke Rendy, sambil duduk di cabana yang sudah di reserve oleh Anggia. Sebagian besar tamunya adalah turis asing, entah dari mana mereka. Anggia sibuk di Bar, entah memesan minuman atau ngapain. "Tu anak kan kalo mau minum enakan disini ya" celetuk Rendy. "Cari cowok kali" balasku. Sosok Anggia memang tidak terlihat dari sini. "Terus gimana nih kita?" Rendy celingukan ke kanan dan ke kiri. "Gue sih disini aja, lumayan bikin kepala rada kosong..." jawabku. Beberapa turis asing, bule lebih tepatnya, tiga orang perempuan dalam balutan sundress lewat di depan kami. "Tuh Ren..." lirikku ke mereka. "Ngiler sih... Tapi... Gue juga harus ngaca dong..." Rendy cuma nyengir di depan mukaku.

Anggia mendadak datang, melempar dirinya ke arah kami.
"Bete" celetuknya.
"Kenapa lagi sih...." aku menggelengkan kepala dengan awkward.
"Rata-rata kesini sama pasangannya. Gak ada yang godain gue lagi..." jelasnya.
"Dasar"
"Eh itu... Siapa tuh?" tunjuknya ke arah entah kemana.
"Jangan tunjuk-tunjuk ah, gak sopan..." keluhku sambil menenggak bir di tanganku.

"Mirip banget Brandon Boyd... versi brewokan tapi" Dia menunjuk ke arah seorang lelaki kaukasian, berkulit kemerahan, dengan rambut coklat tua gondrong kriwil nanggung, badan gagah hasil rajin olahraga, dengan brewok menghiasi mukanya. Dia mengenakan t-shirt tanpa lengan dan celana pendek. Tangannya menggenggam sebotol bir. Mukanya tampak sumringah.

"Tatonya keren" komentar Anggia. Tangan kanan bawahnya dihiasi tato pola geometris yang indah. Tapi dia duduk dengan seorang perempuan. Perempuan dengan senyum manis, berambut coklat panjang, mata teduh. Pakaiannya cukup casual, dengan hoodie yang menutupi tank topnya, hotpants jeans dan topi yang asal menempel di kepalanya. "Dah ada gandengannya tapi..." keluh Anggia. "Padahal tipe gue bangettttt" Kesalnya. "Yaudah Nggi, kan balik ke Jakarta ada Adri... atau Gue..." harap Rendy kosong. "Basi" keluh Anggia.

------------------------------------------

"Balik yuk... Lama-lama awkward gue disini" Anggia menekuk mukanya dengan sebal. Sudah pukul 8 malam, tapi dia sepertinya tidak dapat apa yang dia cari. Sekedar berkenalan pun susah. Wajar, mengingat kebanyakan datang dengan pasangannya masing-masing atau dengan keluarga. Setelah membayar bill dan ini itu, kami jalan ke parkiran. Ternyata mobil pasangan turis tadi tidak jauh dari mobil kami. Kap mobilnya terbuka, dan si laki-laki berusaha membetulkan mobil itu. Si perempuan berkacak pinggang sembari menyalakan torch di handphonenya.

"Fix it quick, i don't wanna fuckin' stranded in a parking lot!" keluh si perempuan terdengar jelas.
"Shut up!" balas si lelaki
"This is what happened if you rent from a cheap looking so-called car rent service"
"Shut up or i tell mom!" teriak si lelaki.
"I shouldn't go with you"
"I wish you weren't born with that loudmouth"
"Me too bro"

"Kenapa tuh..." Anggia celingukan.
"Mobilnya mogok Nggi" jawabku.
"Bukan, mereka kakak adek tau, dengerin kan tadi"
"Gak urusan gue Nggi"
"Bantuin yuk, biar ada kesempatan" seringainya.
"Ya ampun..." aku agak kesal mendengarnya.

"Ren bokap lu kan punya bengkel di Bandung?" tanya Anggia
"Iya sih..."
"Bantuin gih"
"Tapi...""Gak ada tapi-tapian" dorong Anggia ke Rendy.

"Eh.. Hello? Is there any problem?" tanya Rendy terbata bata.
"Oh yeah... I don't know what happened... It just broke down..." keluh si lelaki.
"Let me.. See.. It... My dad have a.. emm..." lanjutnya.

"His dad owns a car repair shop. I think he can help you.." sapa Anggia. Rendy langsung beraksi di bawah kap mobil.
"Yeah sure!" si lelaki mukanya cerah kembali. "My sister here insists that i have to fix it. I know nothing about car... And yet she still..." keluh si lelaki. Si perempuan hanya nyengir kecil. "My name's Lucas BTW... Lucas George.." ujarnya mengulurkan tangan kepada kami. "And this is my sister, Valerie" ujarnya mengenalkan adiknya.

"Just call me Val" senyumnya. Lucu, setengah senyumnya ramah kepada kami, dan setengah senyumnya seperti meledek kakaknya yang tak berdaya, dikalahkan oleh mesin buatan manusia.

"This is our first time in Bali. The two of us" celetuk Val.
"Yeah, i had to take her for a vacation, its a present for her breakup" ledek Lucas.
"I see.. where do you come from?" tanyaku.
"Michigan" Amerika rupanya. Untunglah, jadi aksennya sangat dimengerti, berbeda dengan turis Australia atau British.
"Aww... what a sweet brother" puji Anggia. "By the way he's recently single too" tunjuknya kepadaku. Kami tertawa mendengarnya.

"Where do you stay in Bali?" tanya Anggia.
"We got it from airbnb, in Gianyar.. but it's not good. dusty. and feel damp" Lucas menunjukkan foto kepada Anggia. "It's cheap.. and it looks good on airbnb, but well... we could barely sleep there..." keluh Lucas.
"Why don't you stay with us??" seru Anggia senang. "We stay in my uncle's villa in Ubud, there's plenty room for everyone".
"Nggi..." bisikku berkeberatan.
"Berisik lu" bisiknya membalas bisikku.

Lucas dan Val saling melihat, tampak berbincang tanpa membuka mulut. "Well.... i think it's cool.. I always want to stay in Ubud!" seru Val. Lucas memberi tanda mengiyakan.

"Jadi gimana Ren?" tanya Anggia.
"Ga tau"
"Kan bokap lu punya bengkel"
"Bukan berarti gue ngerti mobil"
"Kok ga bilang tadi?"
"Kan lu langsung dorong gueeee" keluh Rendy. "Bentar, gue telpon bokap, siapa tau punya kenalan bengkel di Bali...." lanjutnya. "Atau telpon Arya juga bisa" saranku. "Yaudah lo telpon bokap lo, lo telpon Arya" perintah Anggia pada kami berdua. Dari mukanya ketahuan bahwa dia sangat menginginkan Lucas.

------------------------------------------

"Lo adeknya, gue kakaknya :X" pesan singkat dari Anggia masuk ke handphoneku.
"............" balasku. Suasana di Villa jadi agak ramai. Kami sedang mengobrol di pinggir kolam, ditemani beberapa botol bir dan makanan ringan setelah selesai makan malam. Anggia terlihat sangat sumringah mengobrol dengan mereka berdua.

"So.. you two not a couple?" tanya Val.
"Nope" jawab Anggia pelan.
"But you two are so close and looks good together" senyumnya. Anggia cuma balas tersenyum dan menjawab. "Nope, but he's my good friend, a very good one" sambil mengacak rambutku dan aku berusaha menghindar. Boleh diakui posisi dudukku dan Anggia memang terlalu dekat. Bisa dibilang badannya bersender kepadaku. Sekilas dilihat memang kami terlihat seperti sepasang kekasih.

Malam itu kami habiskan dengan mengobrol ringan ditemani bir. Tidak ada yang spesial. Rendy sudah tepar duluan karena lagi-lagi dikerjai Anggia yang dengan asal menyuruhnya membetulkan mobil yang disewa Lucas dan Val. Aku teringat tadi ketika kami mengantar mereka mengambil barang di penginapan airbnb mereka. Jangankan mereka, aku pun pasti akan susah tidur di tempat sejorok itu. Laman airbnb nya memang menipu, dengan sudut foto yang bagus, serba seakan-akan. Mereka berdua pasti bersyukur bisa stay disini, tanpa bayar dengan kondisi yang jauh sangat lebih baik. Dan ketenangan Ubud pasti akan sangat berkesan di hati mereka.

------------------------------------------

"Manja banget sih...." keluhku ke Anggia. Malam itu aku tidur dengan Anggia lagi. Lucunya bahkan kami tidak berhubungan seks sama sekali. Anggia berbaring memeluk guling di sebelahku dalam pakaian tidurnya, t shirt belel kebesaran dan celana boxer. Dia dari tadi mendesak badanku dengan badannya, seperti meminta dipeluk.

"Mumpung lo lagi single ini...." keluhnya padaku. Akhirnya aku memeluknya erat, seakan ingin menelan badannya dengan badanku.
"Gue masih sayang lo putus ama Nica..." celetuknya.
"Yah....."
"Dah sejauh apa sih hubungan kalian?"
"Tergantung"
"Fisik?"
"Maksudnya?"
"Seks" tegas Anggia.
"Oh... Aktif..."
"Sering?"
"Iya"
"Kalo secara mental?"
"Kayaknya jauh.."
"Kok?"
"Ya dia sering bawa gw ke acara keluarganya... Sedangkan gw ga pernah ngasih info apapun soal kehidupan gw sebelom sekarang.... Gak adil buat dia Nggi...." jelasku panjang lebar. "Lagian gw jadi kepikiran banget gara-gara vidio itu.... Apa gw udah ngerusak hidupnya dia...." lanjutku.

"Itu pilihan dia... Mau move on apa enggak. Dan pilihan lo juga. Mau tetep berkutat ama Dian yang bahkan lo ketemu aja gak berani, atau ngelanjutin hidup lo" balas Anggia sambil menikmati pelukanku. "Nikmatin masa sekarang. Jangan kejebak di masa lalu atau panik mikirin masa depan" senyumnya.

"Dan terus kenapa sekarang lo minta gw kelonin Nggi?" tanyaku.
"Biar enak tidurnya. Kalo besok sih mudah-mudahan bisa dikelonin ama bule yang dibawah tuh..." jawabnya.
"Sejujurnya gw keberatan mereka bareng kita..." balasku.
"Santai aja... Bukan orang jahat ini kan mereka?"
"Tetep aja orang asing Nggi"
"Lu bahkan bukan pacar gue, tapi gue percaya kan untuk nemenin gue di tempat tidur? Yang penting gw percaya, dan kalo kenapa-napa, kita pasti selalu punya jalan keluar" Anggia bergerak semakin dalam. Dan kami berusaha menikmati malam ini dengan ciuman lembut yang sepertinya tak akan berakhir

------------------------------------------

BERSAMBUNG
 
Mainkan toyus apdetannya om

Biar jadi selingan menantikan penanti
:D
 
mantap .... lancar jaya:mantap::mantap::mantap:

.... kirain dah gak ada ssnya sama Anggia :cendol:. ternyata masih banyak to ...:cendol::cendol:
 
Terakhir diubah:
THE LUCKY BASTARD – PART 23

----------------------------------------

gino-f10.jpg

"Kenapa sih kalian berdua bangunnya pagi amat?" tanya Rendy.
"Kan gue pagi pasti berenang dulu" jawab Anggia.
"Kalo gw kebangun denger suara orang berenang Ren..." jawabku pelan sambil duduk merokok. Padahal jawaban benarnya adalah kami bangun bersama untuk menghindari kecurigaan orang-orang. Karena sudah dua malam ini kami tidur bareng. Entah kenapa seperti ada rasa kecanduan untuk tidur bersama, dan ngobrol sebelum tidur.

"Itu bule dua belom bangun?" Tanya Rendy lagi.
"Kan masih jam 8 juga Ren..." jawabku.

Rencana hari ini adalah ke uluwatu, makan siang, lalu ke sanur. Semua rencana Anggia yang buat. Aku ngikut saja. Selama perjalanan kami bertiga yang gantian nyupir. Dan ini bakal jadi hari pertama Val dan Lucas ikut dengan kami. Seperti yang sudah diketahui bersama, Anggia sangat kesengsem pada Lucas. Sejauh ini belum kulihat bahasa tubuhnya yang merespon. Mungkin memang butuh waktu saja. Lelaki mana yang tidak luluh dengan Anggia? Bahkan pertahanan dirikupun hancur jika bersama dirinya.

------------------------------------------

265-pe10.png

Kami berlima berada dalam mobil avanza itu, menuju uluwatu. Dua turis asing ini sangat excited karena sekarang mereka memiliki teman turis lokal yang dapat diandalkan untuk masalah bahasa maupun rute. Posisi duduk di mobil entah kenapa disesuaikan oleh Anggia. Dia, Lucas dan Val duduk di belakang. Tentunya Anggia meposisikan dirinya di sebelah Lucas. Dalam perjalanan Anggia terus-terusan mencoba mengobrol dengan Lucas, berusaha menarik perhatiannya.

Aku dan Rendy hanya saling melihat satu sama lain, geli di dalam hati kami masing-masing melihat Anggia yang agak trying too hard untuk menarik perhatian Lucas. Val sejauh ini cuek saja, dan memilih untuk menikmati perjalanan.

Kutebak dari kemarin usia mereka berkisar di pertengahan - akhir 20an. Sebagai kakak adik, mereka sangat akrab dan tak segan saling meledek satu sama lain dengan sengaja. Aku sering tersenyum melihatnya, karena aku sendiri merupakan anak tunggal. Satu-satunya saudara yang dekat denganku adalah sepupuku, Nayla. Melihat mereka akrab, sebagai anak tunggal rasanya membuat hatiku lumayan damai. Dari spion kuperhatikan mereka di belakang sambil tersenyum dalam hati.

"Jadi selain ke puranya kita kemana aja Nggi di Uluwatu?" tanya Rendy dengan muka lemas.
"Kita bakal makan di..."

"Stop" selaku
"Kenapa?" protes Anggia
"Jangan yang mahal-mahal Nggi...."
"Loh..."
"Tar balik ke Jakarta gue ama Rendy cuma bisa makan mi dua bulan...."
"Makanya kalo mau liburan nabung dong.."
"Nabung udah, lu ngajaknya ke tempat-tempat aneh mulu sih"
"Aneh darimananya?" tanya Anggia
"Aneh buat dompet gue...."
"Bodo"

------------------------------------------

"Thanks for today" Lucas menepuk bahuku dengan muka sumringah saat sudah turun dari mobil
"Don't mention it" balasku. Tampaknya dia dan Val baru bisa menikmati Bali setelah bertemu dengan kami. Sudah pukul 9 malam, dan kami sudah sangat capai. Rendy tanpa bicara lagi langsung berjalan buru-buru ke kamarnya. Dia berniat untuk segera tidur. Tidak heran, karena dia yang paling sering disuruh-suruh oleh Anggia, tentunya tanpa penolakan sedikitpun.

Aku berjalan dengan gontai ke ruang tengah, hanya untuk melihat tumpukan minuman keras disana. Aku heran. "Apaan tuh Nggi?" tanyaku. "These drinks are on me" senyumnya sambil melihat ke arah aku, Val dan Lucas. "This is your welcome drink to Indonesia" lanjutnya. Aku mengerti. Mungkin dia ingin membuat suasana sedikit tipsy antara dia dan Lucas, karena alkohol adalah gerbang terbaik menuju hubungan seksual. Tidak percaya? tanya saja aku dan Nica.

Lucas pun terlihat senang dengan tawaran minum tersebut. Dituntun oleh Anggia, mereka tampak memilih botol pertama untuk dibuka. Sayangnya aku tidak begitu suka minuman yang ada di atas meja. Aku hanya suka bir dan wine. Aku hanya berjalan ke kulkas, membukanya untuk mengambil satu kaleng bir lalu berjalan ke pinggir kolam renang. Aku duduk disana dan menjalankan ritualku, menyalakan rokok. Aku memperhatikan Lucas, yang tampak cool saja ditempel oleh Anggia dari tadi.

Anggia dan Lucas tampak duduk di sofa ruang tengah, berdekatan, mengobrol dengan hangat. Val melirik mereka dengan muka geli dan segera duduk di kursi sampingku.

pelet-10.jpg

Dia memandangiku dari atas kepala sampai ke kaki.
"I don't understand smokers..." ucapnya membuka percakapan.
"Why so? Balasku bertanya.
"You know that thing isn't healthy, rite?"
"I know"
"So why're you still smokin'?"
"I don't know" dia tersenyum geli mendengat jawabanku.
"Or you just don't wanna quit"

"Some say that everybody needs coping mechanism to battles their negative thoughts" lanjutnya. Pemikiran buruk.... Mungkin memang begitu. Rokok yang selali menemani lamunanku dan berusaha menyadarkanku kalau aku selalu berkutat pada pemikiran yang menyakitkan.

"Do you know any good club here in Ubud?" tanya Val kepadaku.
"You should ask her" tunjukku ke Anggia yang masih mengobrol dengan Lucas dan menatapnya lekat-lekat.

"She's so pretty" puji Val ke Anggia.
"I do think so" setujuku.
"Why aren't you wit her?"
"She's my friend" jawabku
"I don't think that's the correct answer" selidik Val, menatapku lekat-lekat dengan muka cerianya.

"I think you have someone else in your mind" senyumnya. Lho, kok jadi main detektif-detektifan, pikirku. "I see you often gaze into nothing, and if i were you, i'll hit that gem" selidiknya. Gaze into nothing. Melamun. Apakah terlalu obvious jika aku terlalu banyak melamin? Belum beres dengan masa laluku mungkin penyebabnya. Ditambah lagi hal-hal seperti permasalahan Nica, sudah pasti membuatku jadi overthinker. "Just let loose, you're on vacation" senyum Val kepadaku.

"How long you'll be staying in Bali?" tanyaku padanya dengan tersenyum, menyetujui pernyataannya tadi.
"Two weeks, you?" balasnya.
"Just for one weerk"
"Whaaaat.... That's so totally like... "
"Too short?" sambungku.

"Of course..." balasnya. "So you just have 4 days more to let loose..." sambungnya. Aku hanya tertawa mendengarnya.

"See? Us talkin' like this? It's good for you. Finally i see you laughing" Val menepuk bahuku sambil tertawa. "We should talk more..." bisiknya mendadak. Mengapa berbisik? Aku berusaha menelan ludah sambil tersenyum. "I hope Bali will help you forget whatever or whoever that always messin' with your head".

"I want to know more about you... You rarely talk to us" lanjutnya.
"Sure... Ask me whatever..." balasku sambil bersender dan menyalakan satu batang rokok lagi.
"This someone, what's she looked like?" aku menelam ludah.
"Mmm... She's cute, looked so innocent and pure" aku sedikit menipu perasaanku dengan membicarakan Nica.
"Your ex?"
"Yeah"
"Why did you broke up? Wait. Don't answer if you don't want to"
"It's allright... Its just... Not right" jawabku.
"Well... What an answer" balasnya sambil tetap tersenyum, mengangkat tangannya.

"So... I think you don't wanna talk about your past..." aku mengangguk mengiyakan.
"How about more general question?" aku hanya melanjutkan mengangguk. "What kind of girl do you like?" tanyanya penasaran.
"Nothing in particular" jawabku mengawang. Val hanya tertawa.
"Someone like her?" tunjukknya ke Anggia yang secara obvious terlihat tertarik pada Lucas. Belum sempat aku menjawab, aku merasakan ada pesan masuk di handphoneku. Dengan malas aku melihatnya.

Nica. Lagi-lagi. Sejak dia mengirim video beberapa hari lalu, dia setiap malam mengirimiku foto. Tanpa pesan. Foto kali ini adalah foto selfie hanya dengan pakaian dalam. Entah apa maunya. Jika itu bertujuan untuk menggangguku, maka sukses. Aku menutup handphoneku lagi dan menenggak bir yang ada di depanku.

"What's wrong?" tanya Val.
"Nothing"
"'Nothing' seems makes you looked uncomfortable" senyumnya. Aku tersenyum balik. "So, someone like her?" tunjuknya lagi ke Anggia.
"Yeah she's pretty for sure, but she's my best friend. And somehow she's into your brother so much" jelasku.
"Mmmm okay....." mukanya terlihat agak aneh. Setengah ingin tertawa, setengah mencibir. Masa dia tidak percaya kalau aku dan Anggia hanya teman. Apalagi sudah dua hari ini secara terang terangan dia selalu mendekati dan merayu Lucas.

"How about me?" tanyanya.
"Mm....."
"Come on, tell me" senyumnya. Val memang cantik dan menarik. Senyumnya manis ditambah rambut panjangnya yang coklat memang indah. Selain itu pakaian yang dia kenakan selalu cocok dengan suasana bali dan pantai. Aku tersenyum dan berpikir bagaimana caranya mengatakannya dengan baik dan sopan, tanpa maksud flirting.
"I think you're beautiful" jawabku pelan, berusaha melakukannya tanpa ekspresi. Val hanya tertawa mendengarnya.
"See? That's what happened if we talked"
"What"
"Compliments" dan kami berdua tertawa. Apakah ini termasuk flirting? Whatever. Aku senang melihatnya tertawa. Val sangat manis bila tertawa.

Kami menghabiskan malam itu mengobrol berdua di pinggir kolam renang. Tak jarang ia menyentuhku dengan tangannya apabila dia tertawa. Tawanya sangat manis dan tulus. Bosan mengobrol di pinggir, maka diantara obrolan kami, kami benar-benar duduk di pinggir kolam. Entah karena dia memang ingin bersender atau karena suasananya mendukung, ia bersender ke bahuku. Beberapa kali kaki kami yang dicelupkan ke dalam kolam bersentuhan dan kami menariknya karena kaget. Sudah lama aku tidak selancar ini mengobrol dengan perempuan yang baru saja kukenal. Saking lamanya kami ngobrol, bahkan kami sudah tidak memperhatikan Anggia dan Lucas di ruang tengah. Aku berpikir mungkin Anggia dan Lucas sudah pindah ke kamar.

------------------------------------------

Sudah pukul 2 malam. Aku dan Val masih mengobrol di luar, ditemani asap rokokku. Penasaran, aku menengok ke dalam. Di ruang tengah ada botol minuman kosong, dan sepasang gelas yang ditinggalkan. Aku tersenyum. Pasti Anggia dan Lucas sedang melakukannya di kamar. Sudah pasti. Tidak ada laki laki yang bisa menolak Anggia. Termasuk aku.

Entah kenapa aku belum ngantuk malam ini. Tapi Val tampaknya sudah mengantuk dan ingin segera tidur.

"I think i'm going to sleep" bisiknya.
"Okay"
"Are they still there?" pastilah dia menanyakan Lucas dan Anggia.
"Nope. I think they're moving to the bedroom" senyumku.
"What for?"
"I don't know... Sleeping together maybe? You know..." jawabku sambil tertawa.
"Impossible" balas Val dengan muka aneh.
"Why?"
"He's Gay"

------------------------------------------

BERSAMBUNG
 
Lanjut om @racebannon, kalo bisa sehari 3 kali, langsung semuanya juga boleh. Hehehe

Si aku balikan sama dian gimana ya, lupa
 
4 jempol deh buat om RB ... Enak bener ceritanya ngalir kaya aer ... Tengkyu ya n ditunggu apdetnya
 
Hahahaha..... Ngak kebayang yg terjadi sama Angia kalo si Lucas benerena seperti yg dibilang Val
Bakal didepak dari Vila ngak tuh
Tapi tembakan si Val yg bisa baca body language pas banget....
 
epic banget nh part 23 bagian akhir....

'he's gay..."

hahahahahaha
 
Sesi cerita ini yang menurut ane seru.

Keep it up om!
 
Hebat bener neh om RB .. Ane dah baca 5x ...nggak bosenin tuh? Sehat n lancar RL nya ya om ...
 
Gw kalau punya temen laki-laki kek dia udah gw tonjokin. Bego banget sih, gara-gara gagal cinta dengan mantan sampe ngenyakitin orang2 yg peduli sama dia. Sakitnya emang ga ketulungan kalo dikhianatin orang yg dicintai, tapi ga harus menuitup diri dan sinis sama orang2 disekitar. Jadi baper banget gw...sumpah :tabok:
Nggak bisa disalahin - tokoh akunya ini 'damaged goods', narsis, merasa paling hebat - waktu tahu pacarnya selingkuh - hatinya hancur... Tdk sedikit cowok yg beginian terperangkap dimasa lalu hadeew hadeew hadeew - ha ha ha
 
Bimabet
Nggak bisa disalahin - tokoh akunya ini 'damaged goods', narsis, merasa paling hebat - waktu tahu pacarnya selingkuh - hatinya hancur... Tdk sedikit cowok yg beginian terperangkap dimasa lalu hadeew hadeew hadeew - ha ha ha

Yup... Dan saya merasa sangat TERCYDUK karena salah satunya adalah saya. Even i was married. Tapi trauma di selingkuhin it memang membekas bgt hu dan karena itu jg saya tobat dari tukang Selingkuh hu. (selingkuh hati ya hu) karena kalau selingkuh fisik mah saya rasa itu normaly :beer: ;) :ampun::mantap:
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd