Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG THE MORO : Si Anak Terkutuk

Status
Please reply by conversation.
Wajib di pantengin ini cerita..
Izin bikin tenda hu, hehe
 
bakal betah nih pantengin ini cerita..
tiap page ada update nya euy...
:pandaketawa:
 
Terakhir diubah:
Page 3 udah klo lewat omongannya nggk sesuai lagi kan nggk bisa naik lagi jadi calon periode depan :D
 
Update 3



Hiro Kwehni dan Faruk

Sejak hari itu aku jarang bertemu dengan Mey, ketika disekolah pun aku hanya bisa menatapnya dari jauh. Karena Midun selalu mengikuti kemanapun Mey pergi. Namun mau bagaimana lagi, permusuhan antara dua keluarga kami yang membuat aku dan Mey tidak bisa bersama. Sebenarnya setiap malam aku bisa saja ketemu Mey, saat dia berjaga melindungi pohon Mulyo. Tapi aku sudah lama tidak kesana, ditambah aku malas bertemu keluarga Kurent lainya.

Sekarang aku sedang berada didalam kelas. Jumlah murid dikelasku hanya 25 orang, dengan 20 laki-laki dan 5 orang perempuan. Kebanyakan dari mereka berteman dari kecil karena hanya ada dua sekolahan dikota ini. Aku duduk sendirian dipojok belakang. Sebenarnya tidak sendiri juga, karena kadang ada hantu yang menemaniku duduk.

" Hiro, ayo kita bermain basket dilapangan. Hari ini guru sedang rapat jadi kita bebas hari ini " ajak temanku Andi.

" tidaklah, aku sedang malas " jawabku.

" baiklah kalo begitu, bahaya kalau kau marah hehe " ujarnya.

Yah mereka tau seperti apa aku jika sedang marah, sebuah meja pernah aku hancurkan dengan sekali pukulan. Kulihat semua murid laki-laki pergi kelapangan, tinggal aku dan lima murid wanita dikelas.

Seseorang dari mereka datang menghampiriku, dia duduk dibangku kosong sebelahku. Namanya Hani, mungkin dia murid paling cantik dikelas ini. Wajahnya cantik ditambah badanya yang seksi dengan payudara yang menonjol tertahan seragamnya yang ketat.


Hani Novita Dewi

" Hiro terima kasih yah " ujarnya.

" terima kasih untuk apa? " tanyaku heran.

" masa kau lupa, kemarin kamu nolongin aku waktu digodain dua cowo sepulang sekolah " dia menceritakan kembali kejadian kemarin, saat dia dipeluk paksa oleh dua cowo tak dikenal, dia berteriak minta tolong. Kebetulan aku lewat dan memukul mereka sampai muntah darah.

" oh itu, makanya jangan pake seragam gitu " ujarku ketus.

" ehmm.. " dia terdiam mendengar ucapanku.

" cantik itu tak perlu seksi, yang penting hatinya " lanjutku.

" hmm.. aku ga nyangka kamu baik. Aku kira kamu tuh cowo aneh yang hobi berantem hehe " ujarnya tersenyum.

" terserah kau mau menilaiku seperti apa, yang penting aku tidak merugikanmu " jawabku.

" maaf kalo aku menyinggung perasaanmu " ujarnya.

" sudah gausah berlebihan " jawabku.

" emm boleh minta tolong ga ? " tanyanya penuh harap.

" minta tolong apa ? " tanyaku heran.

" entar pulang sekolah temenin aku pulang, aku takut kejadian kaya kemarin " ucapnya memelas.

" bukanya kamu tuh ngontrak rumah bareng Sinta " jawabku sambil menoleh kearah seorang siswi lain.

" iya sih, tapi.. semenjak dia pacaran dengan pekerja dikantor POS, dia sering ketemuan dulu sama pacarnya. Jadi aku pulang sendiri " ujarnya lagi memelas.

" hmm baiklah, tapi begitu sampai aku langsung pulang " jawabku memberi syarat.

" iya gapapa, makasih banget yah " ujarnya senang, kemudian meninggalkanku bergabung bersama teman wanita lainya.

Sebenarnya Hani sangat cantik apalagi badanya menarik sekali, dia menjadi incaran banyak siswa disekolah ini, bahkan menjadi objek fantasi seks mereka. Entah mengapa Hani tetep betah dalam kesendirianya. Tapi aku masih merindukan Mey, sulit mencari pengganti Mey duhatiku. Bulan depan adalah ulang tahunya, aku ingin sekali memberinya hadiah yang berharga. Namun aku tidak mempunyai uang lebih, apalagi ayah dan Ibu sudah hampir sebulan tak pulang kerumah.

Bagi murid wanita dikelas ini mungkin aku orang yang aneh, senang menyendiri dan beberapa kali terlibat perkelahian. Sebenarnya aku malas saja berbasa-basi dengan mereka, aku lebih suka diam dan berbicara jika perlu.

Tibanya waktu pulang sekolah, sesuai janji aku akan mengantarkan Hani pulang. Aku menunggu didepan kelas, karena dia tadi meminta ijin dulu sebentar ke toilet. Lama sekali aku menunggu dia, sekolahan sudah nampak sepi. Dengan penuh kesabaran aku menunggunya.

" eh maaf lama yah " sapa Hani, kuliahat bajunya basah semakin memperlihatkan keseksian badanya.

" baju kamu kenapa ? " tanyaku heran.

" kayaknya keran airnya rusak, jadi muncrat airnya kena baju " jawabnya cemberut.

" nih pake sweater aku " aku melepas sweater hitam yang aku pakai dan memberikan padanya.

" maaf yah aku ngerepotin terus " ucapnya merasa tak enak.

" udahlah ayo " ajaku.

Aku pun pulang mengantar Hani pulang, sepanjang jalan dia banyak bercerita tentang keluarganya yang cukup kaya dan mempunya banyak kebun di kota sebelah. Untuk bisa bersekolah dia harus pergi ke kota ini, karena disana tidak ada sekolah SMA. Sampailah kami didepan rumahnya, rumah sederhana namun memiliki halaman yang luas.

" Makasih yah Hiro " ucapnya tersenyum tulus.

" iyah santai aja " jawabku.

" ini sweater nya aku cuci dulu yah, besok aku kembalikan " ucapnya.

" iyah terserah kamu aja " jawabku.
" aku pulang yah " lanjutku ijin pulang.

" iyah, hati-hati " ucapnya, perhatian padaku.

Aku pun pulang kerumah, kulihat Rio sedang menonton TV. Aku masuk kedalam kamar kemudian mandi.

Malam harinya aku duduk di teras rumah, di halaman banyak sekali hantu anak kecil bermain dan berlarian.

" Hihihihihi " kudengar tawa khas kuntilanak.
" Hiro, ada surat untukmu " lanjut kuntilanak itu.

" surat dari siapa Laras ? " tanyaku pada Kunti itu yang bernama Laras.

" Dari Mey, hihihihi " jawabnya sambil tertawa seram.

" kau habis dari rumah keluarga kurent ? " tanyaku lagi.

" iyah hihihihi ketemu pacarku " ujarnya, tak lepas tawa seramnya.

Ku buka surat dari Mey, tak banyak yang ditulis.
" aku kangen kamu sayang :( " hanya itu yang dia tulis.

Tak ada yang bisa aku lakukan saat ini, aku hanya bisa membalas surat dariny. Perselisihan kedua keluarga memang sulit didamaikan. Apalagi setelah kejadian dua tahun lalu, saat perang hantu jawa ke dua. Dimana keluarga Kurent menolak berperang dan tewasnya pemimpin keluarga Kwehni yaitu kakeku.

" kapan kau kesana lagi? " tanyaku pada Laras.

" kau ingin membalas surat itu ? " tanyanya balik.

" iyah, aku ingin membalasnya " jawabku.

" malam minggu saja yah, sekarang ada si Marlo disana. Aku gasuka padanya " ujarnya.

" hmm baiklah, apa kau lihat Faruk ? " kembali tanyaku.

" tuh dia sedang tidur diatas pohon " jawabnya. Menunjuk kucing hitam diatas pohon.

" Faruk ayo ikut aku ke kota " panggilku padanya.

" hoammm, mau apa kau malam-malam ke kota? " tanyanya sedikit malas.

" aku mau beli makan, untuku dan rio " jawabku.

" memang si nenek ga masak? " kembali tanya Faruk.

" masak sih, tapi hantu itu suka salah masukin bumbu. Bikin sayur sop manis banget kaya kolak " ujarku.

" hihihihihi " Laras tertawa seram.
" mungkin dia malah memasukan gula bukanya garam " lanjutnya.

" ok baiklah, " ujar Faruk sambil melompat. Kemudian dia berubah, bentuk badanya membesar. Sebesar singa jantan dewasa.

Dengan menaiki Faruk, aku pergi menuju kota. Ketika sampai dikota, aku turun dan Faruk berubah kembali menjadi kucing hitam kecil.
Suasana malam dikota sangat sepi, tak banyak orang beraktivitas disini. Hanya di beberapa sudut kota yang terlihat aktivitas, sementara sudut kota lainya tak jauh beda seperti kota hantu.

Kami berjalan menyusuri sudut-sudut kota, mencari pedagang yang masih membuka tokonya. Langkahku terhenti didepan kedai Mie yang saat itu aku dan Mey disini. Kami masuk kedalam kedai Mie ini yang masih buka. Cukup ramai yang sedang makan disini, pastinya mereka ingin mengisi perut mereka yang kosong, karena kedai ini menjadi satu-satunya tempat makan yang masih buka. Aku memesan dua porsi mie ayam.

" Hiro.. " panggil seseorang.

" ehh kau Hani " jawabku kaget.
" kau sedang apa malam-malam disini, katanya takut dijalan kalo pulang " lanjutku.

" aku bareng temen-temen sekelas kok, itu Mita, Reni, Asri " ujarnya menunjukan tiga wanita yang sedang duduk mengobrol.

" oh iya kalo gitu " jawabku dingin.
 
" A ini pesananya " pelayan memberikan pesananku, aku pun membayar dengan uang pas.

" ayo ikut gabung " ajaknya sambil menarik paksa tanganku.

Dipaksanya aku untuk bergabung bersama mereka, Faruk pun mengikuti dari belakang, kemudian tidur dibawah meja.

" kamu beli mie untuk siapa? " tanya hani padaku.

" untuku dan adiku, " jawabku.

" ibu ngga masak " tanyanya lagi.

" ayah dan ibuku lagi ada urusan diluar kota " jawabku tegas.

" oh jadi kalian tinggal berdua " ujarnya, hanya ku balas dengan senyuman.

" Han, kenapa kau ajak cowo aneh itu kesini " tanya Asri pada hani.

" iyah bener, kenapa Han ? Reni mempertegas pertanyaan Asri.

" gapapa kan, Hiro juga temen sekelas kita " jawab Hani.

" Woii orang aneh yang kalian bicarakan denger tau " ujarku sewot. Kulihat Astri dan Reni seakan tak peduli. Sementara Mita cuek makan.

" sudahlah Hiro jangan marah, mereka hanya bercanda " ujar Hani menenangkanku.

" aku pulang yah, takut Mie ini keburu dingin " ujarku pamit pulang.

" ehmm jangan dong, anterin dulu aku pulang, yah " ujarnya memohon.

" Han, bukanya kamu mau nginep dirumah aku, katanya kamu takut dirumah kayak ada hantu " ujar Mita tiba-tiba menyaut.

" hmm iyah juga, si Sinta gatau kemana lagi " jawab Hani.

" Dirumah kamu ada hantu? " tanyaku pada Hani.

" iyah kalo malam didapur suka berisik kaya ada suara anak kecil, barang kadang berpindah dan bergerak sendiri. Bahkan tadi maghrib aku kaya lihat sekelebat cewe lewat pake baju serba putih " jawab Hani menjelaskan kondisi rumahnya.

" ihh seremm " ujar asri merinding mendengar cerita hani.

" bukanya dulu biasa aja yah, aku juga kan Pernah nginep dirumah kamu " kini Reni berbicara.

" gak tau, baru dua bulan terakhir kayaknya rumah jadi serem " jawab Hani.

" yaudah ayo aku anterin pulang, sekalian pengen lihat hantunya " ujarku pada Hani.

" eh ko pengen lihat, Kamu bisa ngusir hantu itu? " tanya Hani penasaran.

" iyah bisa sedikit, ayo " ajaku.

" yaudah, aku pulang dulu yah temen-temen, moga aja si Sinta udah pulang " ujar Hani.

" iyah hati-hati yah Han " ujar Asri.
" awas jagain Hani, jangan sampai ada apa-apa " lanjut Asri padaku, namun tak ku jawab ucapanya.

Aku dan Hani keluar dari kedai Mie, dibelakang Faruk terus mengikuti.

" eh tunggu dulu bentar " ujarku pada Hani.

" emang ada apa ? " tanyanya.

" tunggu bentar pokoknya " lanjutku. Aku pun berlari ke samping kedai Mie, diikuti Faruk dari belakang.

" kau pulang duluan, berikan ini pada Rio. Bilang kalo mau makan aja semua " ujarku pada Faruk, lalu menggantungkan mie yang ku beli di leher Faruk.

" baiklah.. hoaam " jawabnya sambil menguap lalu pergi.

Aku pun kembali ketempat tadi aku meninggalkanya, nampak dia menatap penuh tanya padaku.

" kau dari mana, terus mie yang tadi kemana ? " tanya Hani.

" tadi aku lihat tetanggaku lewat, jadi aku menitipkan mie tadi untuk diberikan ke adiku " jawabku berbohong.

" kok tadi aku ga lihat ada orang lewat yah " tanyanya lagi, ragu atas jawabanku.

" ehmn ada ko " jawabku.
" yaudah ayo cepet pulang udah jam 9 malam " ujarku mengalihkan pembicaraan.

" yaudah deh ga penting juga " jawabnya.

" eh bentar, nih pake jaket aku. Pasti dingin kan "

" ehmm iyah dingin " ujarnya sambil mengusap-ngusap lengan atasnya.

" makanya kalo keluar rumah malam, jangan pake kaos tipis " ujarku menasehatinya. Saat ini Hani memakai kaos ketat tipis berwarna putih. Terlihat samar Bh berwarna merah di balik kaosnya.

" ehhmm udah biasa aku pake baju gini " jawabnya sedikit ragu.

Kami berdua menyusuri jalanan kota yang sepi malam ini. Hanya terdengar suara-suara hewan nokturnal yang sedang beraktivitas. Setibanya kami didepan rumah Hani. Kami dikagetkan dengan keluarnya dua orang sepasang manusia yang telanjang tanpa sehelai benangpun ditubuh mereka, keluar dengan terburu-buru dari dalam rumah. Aku mengenali siapa cewenya, dia Sinta temen sekelas dan serumah dengan Hani, nampak dia ketakutan menghampiri kami. Sementara si Cowo, aku tidak mengenalnya.

" ih kalian ngapain gapake baju " ujar Hani kaget melihat mereka. Seakan sadar atas ucapan Hani, mereka langsung menutupi alamat kelamin masing-masing.

" kalian kenapa ? " kini aku yang bertanya.

" tadi waktu kami sedang " ujar Sinta, namun ucapanya terpotong.

" sedang apa? " tanya hani menekan.

Kali ini si cowo yang menjawab.
" tadi aku sedang menggenjot memeknya, terus Sinta keenakan. Ku tambah kecepatan terus menggenjotnya, uhh nikmat rasanya "

" Woiii , gausah dijelasin juga bagian itu, intinya aja kalian kenapa keluar rumah gapake baju " bentak Hani.

" tadi waktu kami asik ML, tiba-tiba disamping kami ada hantu cewe, pake baju putih, rambutnya panjang, terus wajahnya hancur bercampur darah dan nanah. Terus dia menjulurkan lidahnya panjang banget " kali ini Sinta yang bicara.

" ihh serem " Hani ketakutan, tiba-tiba dia memeluku.

" sudah jangan takut, biar aku lihat dulu hantunya " ujarku menenangkan mereka.

" emang kamu beneran bisa? Tanya Hani ragu.

" aku coba " jawabku, melepaskan pelukan Hani dan berjalan kedalam rumah.

Ketika aku memasuki rumah Hani, tercium bau busuk dan hanyir darah sangat menyengat. Kulihat ada enam hantu anak-anak dengan baju serba putih berlarian. Kemudian aku membuka salah satu dari dua kamar dirumah ini. Nampak ada sesosok hantu mirip seperti apa yang Sinta bicarakan. Matanya tajam menatapku, mata hitam penuh amarah.

" kau bukan dari kota ini yah " tanyaku pada hantu itu.

" heii bocah, rupanya kau bisa melihatku yah " jawabnya.
" terus apa masalahmu, jika aku bukan dari kota ini " lanjutnya.

" jangan menggangu manusia disini, atau mau aku musnahkan " ancamku.

" hihihihihi " tawanya, tak kalah seram dari laras.
" bisa apa kau mengancamku bocah " lanjutnya meremehkan.

" Bisa ini " ujarku. Langsung merubah tangan kananku menjadi tangan siluman, lalu memanjang dan mencekik hantu itu.

" ahhh ampunnn " rintih hantu itu kesakitan, dari balik pintu anak-anak hantu yang tadi sedang bermain, mengintip dari balik pintu.

" aku bisa dengan mudah memusnahkanmu. Tinggal pilih saja, pergi dari sini atau aku musnahkan " ancamku memberi pilihan.

" ampun.. baik aku pergi. Aku datang kesini mencari suamiku yang pergi meninggalkanku dan anak-anaku " ujarnya.

" lantas kenapa kau mengganggu penghuni rumah disini " tanyaku.

" aku terbawa perasaan, karena tak kunjung menemui suamiku, ada yang bilang mereka tinggal dengan keluarga Kurent " ujarnya.

" baiklah aku maafkan " aku melepaskan cekikanya.
" jika ingin menumakan keluarga Kurent, dari sini kau pergi kearah barat daya. Tanya pada hantu-hantu yang kau temui. Mereka pasti mengetahui rumah keluarga Kurent " lanjutku.

" terimakasih yah, " ujarnya, lalu dia memanggil anak-anak hantu itu, mereka meloncat dan menggantung dibadan hantu si wanita. Merekapun pergi menembus dinding.

Dasar laki-laki, gak manusia, gak hantu, sama saja sering lupa sama anak istrinya. Aku pun memeriksa setiap ruangan dirumah ini, tak kutemui ada hantu lain. Terasa sudah aman, aku kembali berjalan keluar rumah. Nampak mereka penasaran.

" tadi aku denger dari luar ada suara cewe ketawa, serem banget " ujar Hani padaku.

" gapapa, hantu itu udah pergi. Rumah kalian bebas dari hantu sekarang " jawabku.

" bagaimana kalo hantu itu balik lagi ? " kali ini Sinta bertanya.

" dia gaakan berani balik lagi, kalo ada hantu lagi. Kasih tau aja aku " jawabku.

" makasih yah " ucap Hani.

Kami berempat masuk kedalam rumah, aku dan Hani duduk didepan Tv. Sementara Sinta dan pacarnya masuk kedalam kamar Sinta untuk memakai baju, tapi entahlah.

" kamu jangan dulu pulang yah, aku bikinin dulu nasi goreng " ujar Hani, dibalasku dengan anggukan.

Tiga puluh menit kemudian Hani datang membawa sepiring nasi goreng.
" maaf yah kalo gaenak " ujarnya.

" makasih yah " jawabku, lalu mencoba nasi goreng buatanya. Kalo dari rasa sih jujur seperti nasi biasa terus ditambahin kecap dan telur tanpa bumbu lain.

" gimana rasanya ? " tanya Hani.
" pasti gaenakan, maaf aku ga jago masak " lanjutnya.

" ehm enak kok " jawabku sedikit berbohong.

" hehehe " hani tertawa.
" eh itu si Sinta belum keluar yah dari kamar sama pacarnya " kemudian Hani bertanya.

" kayaknya belum " jawabku.
 
Aku menghabiskan nasi goreng yang dibikin Hani, meskipun rasanya tidak enak tapi karena lapar semua nasi goreng itu habis juga. Kemudian kami berdua mengobrol, Hani banyak bercerita tentang keluarga dan masa kecilnya, sementara aku tidak ingin Hani mengetahuinya.

" udah hampir jam 12, aku pulang yah. Kamu cepet tidur besok kan sekolah " ujarku pada Hani.

" aku masih takut sama hantu tadi " ujarnya merengek.

" gaakan balik lagi, tuh lihat Sinta sama pacarnya. Tadi mereka lihat langsung, tapi sekarang mereka biasa aja " jawabku.

" yaudah deh " jawabnya.
" eh ini jaket kamu, diluar pasti dingin. Sweater nya aku balikin nanti yah, belum aku cuci " lanjutnya.

" hehe iyah tenang aja " ujarku tersenyum.

Akupun berjalan kepintu rumah, diantarkan Hani. Saat aku akan pamit, Hani tiba-tiba memeluku. Terasa kenyal payudaranya yang besar menempel didadaku.

" makasih yah " bisiknya.

" iyah sama-sama " jawabku, sambil mengelus belakang rambutnya. Kemudian Hani melepaskan pelukanya.

" jangan kapok yah main kesini, kalo bisa sering kesini. Biar aku ga jadi kambing conge Sinta dan pacarnya " ujar Hani lalu mencium pipiku.

" hahahaha " aku tertawa.
" iyah aku pulang dulu yah " ujarku pamit.

" iyah hati-hati " jawabnya tersenyum. Aku pun membalas senyumanya.

Aku meninggalkan rumah Hani dan berjalan menyusuru sepinya kota, namun ketika aku melewati sebuah taman. Aku mendengar suara aneh dari arah saung yang berada ditaman itu.

" ahhhh... terus... iyah bener itu ahh... " kudengar suara perempuan.

Aku penasaran akan suara itu, semakin dekat, semakin jelas suara yang kudengar.

" auhhhh aku sampai " sebuah lengguhan panjang seorang wanita.

Ketika aku sampai di saung itu, aku kaget dengan apa yang kulihat disana.
" Kaliaannn " sambil menepuk jidatku.




Semoga besok bisa update, kalo engga besoknya lagi. mau refresing dulu ke sf gambar IGO :pandaketawa:
 
Jangan-jangan tante kun sama suaminya....
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd