Update 3
Hiro Kwehni dan Faruk
Sejak hari itu aku jarang bertemu dengan Mey, ketika disekolah pun aku hanya bisa menatapnya dari jauh. Karena Midun selalu mengikuti kemanapun Mey pergi. Namun mau bagaimana lagi, permusuhan antara dua keluarga kami yang membuat aku dan Mey tidak bisa bersama. Sebenarnya setiap malam aku bisa saja ketemu Mey, saat dia berjaga melindungi pohon Mulyo. Tapi aku sudah lama tidak kesana, ditambah aku malas bertemu keluarga Kurent lainya.
Sekarang aku sedang berada didalam kelas. Jumlah murid dikelasku hanya 25 orang, dengan 20 laki-laki dan 5 orang perempuan. Kebanyakan dari mereka berteman dari kecil karena hanya ada dua sekolahan dikota ini. Aku duduk sendirian dipojok belakang. Sebenarnya tidak sendiri juga, karena kadang ada hantu yang menemaniku duduk.
" Hiro, ayo kita bermain basket dilapangan. Hari ini guru sedang rapat jadi kita bebas hari ini " ajak temanku Andi.
" tidaklah, aku sedang malas " jawabku.
" baiklah kalo begitu, bahaya kalau kau marah hehe " ujarnya.
Yah mereka tau seperti apa aku jika sedang marah, sebuah meja pernah aku hancurkan dengan sekali pukulan. Kulihat semua murid laki-laki pergi kelapangan, tinggal aku dan lima murid wanita dikelas.
Seseorang dari mereka datang menghampiriku, dia duduk dibangku kosong sebelahku. Namanya Hani, mungkin dia murid paling cantik dikelas ini. Wajahnya cantik ditambah badanya yang seksi dengan payudara yang menonjol tertahan seragamnya yang ketat.
Hani Novita Dewi
" Hiro terima kasih yah " ujarnya.
" terima kasih untuk apa? " tanyaku heran.
" masa kau lupa, kemarin kamu nolongin aku waktu digodain dua cowo sepulang sekolah " dia menceritakan kembali kejadian kemarin, saat dia dipeluk paksa oleh dua cowo tak dikenal, dia berteriak minta tolong. Kebetulan aku lewat dan memukul mereka sampai muntah darah.
" oh itu, makanya jangan pake seragam gitu " ujarku ketus.
" ehmm.. " dia terdiam mendengar ucapanku.
" cantik itu tak perlu seksi, yang penting hatinya " lanjutku.
" hmm.. aku ga nyangka kamu baik. Aku kira kamu tuh cowo aneh yang hobi berantem hehe " ujarnya tersenyum.
" terserah kau mau menilaiku seperti apa, yang penting aku tidak merugikanmu " jawabku.
" maaf kalo aku menyinggung perasaanmu " ujarnya.
" sudah gausah berlebihan " jawabku.
" emm boleh minta tolong ga ? " tanyanya penuh harap.
" minta tolong apa ? " tanyaku heran.
" entar pulang sekolah temenin aku pulang, aku takut kejadian kaya kemarin " ucapnya memelas.
" bukanya kamu tuh ngontrak rumah bareng Sinta " jawabku sambil menoleh kearah seorang siswi lain.
" iya sih, tapi.. semenjak dia pacaran dengan pekerja dikantor POS, dia sering ketemuan dulu sama pacarnya. Jadi aku pulang sendiri " ujarnya lagi memelas.
" hmm baiklah, tapi begitu sampai aku langsung pulang " jawabku memberi syarat.
" iya gapapa, makasih banget yah " ujarnya senang, kemudian meninggalkanku bergabung bersama teman wanita lainya.
Sebenarnya Hani sangat cantik apalagi badanya menarik sekali, dia menjadi incaran banyak siswa disekolah ini, bahkan menjadi objek fantasi seks mereka. Entah mengapa Hani tetep betah dalam kesendirianya. Tapi aku masih merindukan Mey, sulit mencari pengganti Mey duhatiku. Bulan depan adalah ulang tahunya, aku ingin sekali memberinya hadiah yang berharga. Namun aku tidak mempunyai uang lebih, apalagi ayah dan Ibu sudah hampir sebulan tak pulang kerumah.
Bagi murid wanita dikelas ini mungkin aku orang yang aneh, senang menyendiri dan beberapa kali terlibat perkelahian. Sebenarnya aku malas saja berbasa-basi dengan mereka, aku lebih suka diam dan berbicara jika perlu.
Tibanya waktu pulang sekolah, sesuai janji aku akan mengantarkan Hani pulang. Aku menunggu didepan kelas, karena dia tadi meminta ijin dulu sebentar ke toilet. Lama sekali aku menunggu dia, sekolahan sudah nampak sepi. Dengan penuh kesabaran aku menunggunya.
" eh maaf lama yah " sapa Hani, kuliahat bajunya basah semakin memperlihatkan keseksian badanya.
" baju kamu kenapa ? " tanyaku heran.
" kayaknya keran airnya rusak, jadi muncrat airnya kena baju " jawabnya cemberut.
" nih pake sweater aku " aku melepas sweater hitam yang aku pakai dan memberikan padanya.
" maaf yah aku ngerepotin terus " ucapnya merasa tak enak.
" udahlah ayo " ajaku.
Aku pun pulang mengantar Hani pulang, sepanjang jalan dia banyak bercerita tentang keluarganya yang cukup kaya dan mempunya banyak kebun di kota sebelah. Untuk bisa bersekolah dia harus pergi ke kota ini, karena disana tidak ada sekolah SMA. Sampailah kami didepan rumahnya, rumah sederhana namun memiliki halaman yang luas.
" Makasih yah Hiro " ucapnya tersenyum tulus.
" iyah santai aja " jawabku.
" ini sweater nya aku cuci dulu yah, besok aku kembalikan " ucapnya.
" iyah terserah kamu aja " jawabku.
" aku pulang yah " lanjutku ijin pulang.
" iyah, hati-hati " ucapnya, perhatian padaku.
Aku pun pulang kerumah, kulihat Rio sedang menonton TV. Aku masuk kedalam kamar kemudian mandi.
Malam harinya aku duduk di teras rumah, di halaman banyak sekali hantu anak kecil bermain dan berlarian.
" Hihihihihi " kudengar tawa khas kuntilanak.
" Hiro, ada surat untukmu " lanjut kuntilanak itu.
" surat dari siapa Laras ? " tanyaku pada Kunti itu yang bernama Laras.
" Dari Mey, hihihihi " jawabnya sambil tertawa seram.
" kau habis dari rumah keluarga kurent ? " tanyaku lagi.
" iyah hihihihi ketemu pacarku " ujarnya, tak lepas tawa seramnya.
Ku buka surat dari Mey, tak banyak yang ditulis.
" aku kangen kamu sayang
" hanya itu yang dia tulis.
Tak ada yang bisa aku lakukan saat ini, aku hanya bisa membalas surat dariny. Perselisihan kedua keluarga memang sulit didamaikan. Apalagi setelah kejadian dua tahun lalu, saat perang hantu jawa ke dua. Dimana keluarga Kurent menolak berperang dan tewasnya pemimpin keluarga Kwehni yaitu kakeku.
" kapan kau kesana lagi? " tanyaku pada Laras.
" kau ingin membalas surat itu ? " tanyanya balik.
" iyah, aku ingin membalasnya " jawabku.
" malam minggu saja yah, sekarang ada si Marlo disana. Aku gasuka padanya " ujarnya.
" hmm baiklah, apa kau lihat Faruk ? " kembali tanyaku.
" tuh dia sedang tidur diatas pohon " jawabnya. Menunjuk kucing hitam diatas pohon.
" Faruk ayo ikut aku ke kota " panggilku padanya.
" hoammm, mau apa kau malam-malam ke kota? " tanyanya sedikit malas.
" aku mau beli makan, untuku dan rio " jawabku.
" memang si nenek ga masak? " kembali tanya Faruk.
" masak sih, tapi hantu itu suka salah masukin bumbu. Bikin sayur sop manis banget kaya kolak " ujarku.
" hihihihihi " Laras tertawa seram.
" mungkin dia malah memasukan gula bukanya garam " lanjutnya.
" ok baiklah, " ujar Faruk sambil melompat. Kemudian dia berubah, bentuk badanya membesar. Sebesar singa jantan dewasa.
Dengan menaiki Faruk, aku pergi menuju kota. Ketika sampai dikota, aku turun dan Faruk berubah kembali menjadi kucing hitam kecil.
Suasana malam dikota sangat sepi, tak banyak orang beraktivitas disini. Hanya di beberapa sudut kota yang terlihat aktivitas, sementara sudut kota lainya tak jauh beda seperti kota hantu.
Kami berjalan menyusuri sudut-sudut kota, mencari pedagang yang masih membuka tokonya. Langkahku terhenti didepan kedai Mie yang saat itu aku dan Mey disini. Kami masuk kedalam kedai Mie ini yang masih buka. Cukup ramai yang sedang makan disini, pastinya mereka ingin mengisi perut mereka yang kosong, karena kedai ini menjadi satu-satunya tempat makan yang masih buka. Aku memesan dua porsi mie ayam.
" Hiro.. " panggil seseorang.
" ehh kau Hani " jawabku kaget.
" kau sedang apa malam-malam disini, katanya takut dijalan kalo pulang " lanjutku.
" aku bareng temen-temen sekelas kok, itu Mita, Reni, Asri " ujarnya menunjukan tiga wanita yang sedang duduk mengobrol.
" oh iya kalo gitu " jawabku dingin.