Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG The Secretary

Gan dah hr Sabtu nih.., ktnya Jumat update...
Update dong...
 
Yaa ktnya Jumat mgg kmrn mau update ...
Skrg udah Rabu Hu...
 
Bimabet
Maaf jika update kali ini agak sedikit menjijikkan dan agak merendahkan, jangan dibawa ke real, just for fetish... selamat membaca


Episode 8.3 : Nightmare


POV Dea



Tok..tok..tok...

“De, join dong...”

Akhirnya kubukakan pintu kamar mandi dan kami mandi bersama. Ini pertama kalinya kulihat tubuh Anggi-senpai secara mendetail. Tubuhnya ternyata seputih diriku yang merupakan keturunan. Namun aku sempat terkejut melihat bagian bawah susu kiri dan belakang paha Anggi-senpai terdapat bekas luka sayatan. Mungkin bekas kecelakaan aku berusaha berpikir positif.

Aku yang sedikit melamun sambil mengagumi tubuh Anggi-senpai tiba-tiba dikejutkan oleh rabaan dipunggungku. Ternyata Anggi-senpai menyabuni bagian belakangku.

“tubuhmu bagus de, putih, halus, proporsional dan mulus.”

“tubuh senpai juga bagus kok, walaupun senpai bukan keturunan tapi tubuh senpai juga sempurna”

“makasih de... andaikan saja....” Anggi-senpai tidak meneruskan ucapannya

“andaikan kenapa?” tanyaku penasaran

“tidak kok, tidak apa-apa” jawabnya dengan tatapan yang sayu

Lalu kamipun membilas tubuh kami berdua, setelah itu kami keluar dari kamar mandi. Setelah mengeringkan tubuhnya Anggi-senpai mulai berganti pakaian. Sedangkan aku masih mengeringkan rambutku.

“andaikan ada hairdryer” protesku dan kulihat dari kaca meja rias Anggi-senpai hanya tersenyum sambil tetap berdandan.

...

“sudah, selesai, tinggal nyiapin berkas, ngasih wejangan terus cuss” kudengar Anggi-senpai bicara sendiri. Kulihat dia sangat cantik sekali dengan setelan rok panjang hitam, hem berwana putih dibalut blazer sewarna dengan roknya dan berbalut hijab hijam satin. Kini Anggi-senpai sedang membongkar tasnya dan mengambil map yang akan dia bawa.

Aku yang hanya mengenakan handuk telah selesai mengeringkan rambut, kini berjalan menuju ke meja tempat pakaian yang harus aku kenakan tertumpuk rapi yang sedari tadi sudah disiapkan oleh Anggi-senpai.

“bentar De, mungkin lebih baik kalo kamu make up saja dulu mumpung aku masih disini.” Ucap Anggi-senpai yang langsung menggiringku ke meja rias.

Sambil meriasi diriku Anggi-senpai mulai mengajariku menjadi budak seks para direktur itu.

“De, sepertinya nanti kamu gk usah pakai baju dulu deh.”

“kenapa senpai?”

“ya daripada kamu berganti baju dan pada hasilnya malah ditelanjangi lagi?”

“lha? Bukannya mereka sendiri ya yang request aku harus pake kostum apa.”

“iya sih, Cuma menurut pengalamanku, setelah lunch mereka akan satu persatu menghampirimu dikamar.”

“ohhh...”

“daripada nanti kamu ganti baju dan yang masuk orang lain dan kamu disuruh ganti lagi, malah habis tenagamu seperti aku dulu... sudah berdandan pake hijab lebar, tanpa daleman eh yang masuk Hiro. Ya mau tidak mau aku ganti kostum deh.”

“oh gitu ya senpai...”

“iya... tadikan Taka sama Ryuji-sensei sudah, jadi tinggal Hiro dan Akira-san, pak Terang belum tentu sih, beliaukan nunggu ijin dulu.”

“kasian ya pak Terang.”

“kan tadi pagi sudah kamu jatah De.. hihihi”

“ish.. dasar senpai.”

“yaudah, selamat berjuang ya De... aku berangkat berjuang juga ditempat lain. Hihihi”

“ganbatte senpai..”

Kulihat Anggi senpai keluar ruangan meninggalkanku sendirian yang hanya mengenakan handuk. Dingin kurasakan namun aku yg sudah terbiasa dengan ruangan berAC jadi tidak terlalu berpengaruh.

Sambil menunggu ada yang masuk, aku membuka smartphoneu siapa tau ada chat dari pacarku, semoga saja dia tidak curiga. Namun tidak ada. Mungkin dia sedang tidur pikirku. Lalu akupun kembali nimbrung digrup mengenai perkembangan event.

Sekitar 2 jam berbincang dengan anggota di grup chat aku dikejutkan oleh pelukan dari belakangku. Akupun reflek menoleh kearah orang tersebut.

“Tuan Taka belum puas?” tanyaku manja sambil mengelus kepalanya yang mulai menciumi leher dan pundakku dari belakang.

“mana mungkin aku puas dengan barang baru..”

Akupun meletakkan smartphoneku dan langsung berbalik dan disambut dengan ciuman ganas dimulutku.

Sllrruuupp...sllruupp...slrupp..

Aku sempat kewalahan mengimbangi ciuman dari Taka yang sangat ganas. Aku berusaha melepaskan ciumannya namun tangan Taka menahan kepalaku. Cukup lama kami berciuman hingga kurasakan air liur kami menetes di tubuhku bahkan ada yang kena kasur.

“Dea, saya mau kamu pake itu dong, sama hijab.” Perintah Taka sambil menunjuk kimono pink yang ada di meja.

Akupun berdiri dan memberishkan tubuhku dari air liur kami dengan handuk dan Aku mulai mengenakan kimonoku, kupasang obi.nya dan terakhir memakai hijab.

“sudah tuan”

viewfile.php
[/url][/IMG]

Kini Taka mendekatiku dan langsung saja memelukku dan menciumiku mesra. Kurasakan tubuhku didorong menuju ranjang dan kini tubuhku ditidurkan oleh Taka.

Sambil tetap mencumbui mulutku kurasakan tangan Taka mulai memainkan memekku, digesek-gesek perlahan sesekali dimasukkan jarinya yang membuatku semakin basah.

Ploop...

Ciuman kami terlepas dan Taka menatapku dengan tatapan yang sangat bernafsu. Taka beranjak dan mulai mengangkat kedua kakiku. Langsung saja kimonoku terangkang dan langsung terlihatlah vaginaku yang sudah basah. Diarahkannya penisnya tepat di depan vaginaku.

Bleess... “ough....”

Desahanku mulai keluar ketika penis Taka masuk kedalam vaginaku. Tanpa perlu berlama-lama Taka langsung menggenjotku dengan tempo yang sangat cepat. Nikmat, sedikit perih, dan sedikit pusing bercampur menjadi satu.

“ough,,,uughh...pelan...pelan...ough..enak...teruss...”

Hanya desahan-desahan yang keluar dari mulutku dan suara kemaluan kami yang saling beradu. Tubuhku bergoyang seirama dengan sodokan dari Taka.

Kimono yang aku kenakan kini disibakkannya bagian atasnya dan terpampanglah kedua payudaraku. Akupun memejamkan mata bersiap untuk menerima rangsangan yang lebih hebat lagi. Dan benar saja kini kurasakan mulut Taka mulai mencumbui susuku, disedotnya putingku dan sesekali dia menggigit lembut putingku yang membuatku semakin blingsatan.

“ouugghhh...akkkuu keluar tuaaaannn....”

Teriakku ketika aku medapatkan orgasmeku dan kursakan Taka menghentikan genjotannya dan membiarkan aku sebentar menuntaskan orgasme yang baru saja aku dapatkan. Lalu Taka mengarahkan penisnya kemulutku. aku yang memang tidak pernah mau untuk melakukan oral seks menutup mulutku rapat sambil menggelengkan kepalaku lemah tanda menolak.

Mungkin jika yang lainnya aku sudah dipaksa untuk mengoralnya namun entah mengapa Taka hanya menggesek-gesekkan penisnya dibibirku tanpa memaksakan untuk masuk.

“balik badan kamu” dan akupun langsung membalikkan badanku dan langsung saja Taka menyodokku dari belakang dalam posisi doggy style.

Plok..plok..plok...

Suara kemaluan kami kembali beradu. Kini kurasakan gerakan Taka semakin cepat dan membuat tubuhku ikut bergoyang juga. Diraihnya wajahku dan kini kami berciuman dalam posisi doggy style. Taka melepaskan ciumannya dan kembali berfokus pada genjotannya.

Kurasakan Taka semakin mempercepat goyangannya menandakan bahwa dia akan mencapai puncaknya.

“ough... Dea... mau dikeluarin dimana?”

“ughh...ughh..ughh...” aku tidak menjawab karena sudah terlena menikmati sodokan cepat dari Taka.

Plak! “jawab dong bitchi...!”

“ughh..terserah tuan Taka saja...mmmppphhh...” aku langsung menjawab karena Taka meninggikan suaranya.

“dikeluarkan dimana ini? Cepat jawab?
“ough...di dalam saja tuan...”
“dimana Dea?”
“ough...ough...di..dalaaamm..sajaa tuan...”
“dimana Dea!?” Taka sedikit meninggikan suaranya

Aku bingung, dia tuli atau jawabanku yang salah. Aku terdiam sejenak dan berpikir apa keinginan tuanku yang satu ini. Akhirnya aku teringat akan kebiasaan para nihonjin ini.

“aammppuunn tuaan... jangan di dalam, di wajah saja...ugh..ugh...”

Dan benar saja setelah itu jawab dari Taka pun berubah

“di wajahmu? Apa di hijab kamu?
“ di wajah saya saja tuan, jangan kena hijab saya...ugh..”
“kenapa memangnya? Jawab cepat”
“ughh...ahh..jangan tuan, itu terlalu merendahkan”
“baiklah jika begitu...”

Plok..plok..plok...

Taka semakin mempercepat tempo sodokkanya yang membuatku semakin terlonjak-lonjak. Tanganku yang sudah mulai lemas tetap berusaha menopang tubuhku.

“cepat katakan yang lengkap Dea...!” plok plok plok

Aku semakin melayang dengan sodokan cepat Taka, akupun mulai sulit berpikir dan hanya ada satu jawaban yang saat ini aku pikirkan semoga benar dan aku bisa orgasme dengan tenang.

“ugh...keluarkan di wajah saya saja tuan tapi kena hijab juga...aaaku...nyammpeee...ouhh...”

Jawabku yang dibarengi dengan orgasmeku yang cukup dahsyat karena Taka langsung mempercepat dan menyodok keras hingga mentok di rahimku ketika aku orgasme.

“ough.. anak pintar...” Ploop..

Taka mencabut penisnya dan membalikkan badanku, kini Taka mengkangangi wajahku sambil mengocok penisnya tepat didepa wajahku.

Crot...crot..crot...

Kurasakan sperma Taka muncrat mengenai wajahku banyak sekali dan sempat mengangkat kepalaku dan mengarahkannya ke hijab yang aku gunakan. Setelah itu dia mengarahkan ke mulut dan minta dbersihkan, aku menutup rapat mulutku namun seperti tadi Taka dia memaksa masuk hanya dia gesek-gesek di mulut dan hidungku. Aroma sperma membuatku mual namun aku menhannya.

Setelah puas, Taka memapahku dan mendudukkanku di depan meja rias.

“cantikkan De? Mungkin besok jika kamu kerja dikantorku kamu tidak perlu bodylotion cukup spermaku dan hiro saja, lalu kamu pake hijab tanpa daleman. Jadi ketika saya suntuk bisa siap setiap saat. Hahahaa”

Ceracau Taka yang tidak terlalu aku gubris, karena aku malu melihat diriku dicermin yang saat ini sedang mengenakan kimono dengan payudara menyembul keluar. Namun yang membuatku lebih merasa bersalah lagi adalah aku yang seorang non sedang mengenakan hijab, dengan wajah belepotan sperma serta dihijab yang aku kenakan juga terdapat sperma yang cukup kental mengalir perlahan turun dari bagian atas menuju ke telinga.

Kurasakan Taka mengangkat tanganku dan membisikkan sesuatu

“ratakan...”

Satu kata yang membuatku shock dan ingin menangis. Kini Taka mulai membimbing tanganku dan mengarahkan ke wajahku.

“ambil dan tampung”

Akupun hanya bisa menurutinya, aku mengambil sperma yang ada diwajahku dan meletakkanya di tangan kiriku. Lalu Taka mengarahkan tangan kananku untuk meratakan sperma yang ada diwajahku. Akupun memejamkan mataku.

Hoek...

Aku ingin muntah karena aroma sperma yang mulai tercium kuat dihidungku. Setelah itu Taka mengangkat tangan kiriku yang terdapat sprema dan menumpahkannya diatas kepalaku yang masih memakai hijab.

“ratakan seperti orang sedang keramas.”

Lagi-lagi aku hanya bisa menurutinya. Setelah selesai akupun perlahan membuka mataku dan pemandagan yang menggairahkan bagi para lelaki dan memalukan bagiku terlihat jelas dicermin.

Rasa bersalah dan marah menjadi satu, namun aku hanya bisa menurutinya. Lalu Taka mulai memfotoku close up diwajahku.

Setelah puas Taka beranjak keluar dari kamar dan hanya berpesan singkat.

“siap-siap saja untuk nanti malam, untuk sekarang istirahatlah selagi bisa. Hahaha”

Taka berlalu dan ku dengar dia berpapasan dengan Hiro dan benar saja Hiro kemudian masuk ke dalam kamar.

“hmmm... tidak jadi deh... mandi dulu sana terus pakai yang....”

Ucapnya sambil memilih-milih kostum yang ada di meja

“nah pake yang ini aja.”

“tuan, biarkan saja istirahat dulu..”

Kulihat Hiro terdiam sejenak dan melihat jam tangannya.

“oke, satu jam lagi kamu harus siap. Mata ne (sampai nanti)”



Maaf saya hbis menghlang karena sedang banyak urusan, biasalah akhir tahun tutup buku...
untuk saat inni saya hanya bisa update cerpen dulu ya...
maaf jika ada salah penulisan...
maaf juga jika ada usulan yang belum terealisasikan...
selamat sore...

Jangan lupa CHOU LEE
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd