Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Tiga Putri


Sembilan Belas



Makan malam pun tiba, anggit dan tante nessa sepertinya belum tau apa yang terjadi hari ini, dan malam ini juga mereka kompak pakai baju tidur yang sama.

“gimana hasilnya?” tanya tante nessa.

“besok ansel coba lagi,”

“tante stela belum kasih kamu izin?” tanyanya penasaran.

“ohh.. itu udah kok tante, besok ansel test pasang lagi, semoga bisa, dan bisa naikin tante” jawabnya.

“husss kamu tuh ya” desisnya melirik ke kiri, takut ada yang mendengar.

“maksudnya mobilnya tantte,,, heheh”

“dasar... “ walau begitu tante nessa tau itu hanya akal bulus ansel berbicara seperti itu. Dan beranggap itu guyonannya

Malam ini ansel gak bisa tidur, pikirannya melayang-layang tentang mobil dan juga mbak citra. Ansel tak menyangka bisa semudah itu memancingnya, tapi tak dengan tante stela.

“ahhh kenapa ngue jadi tertangtang yahhhh” gumamnya menyeruput teh manis hangat, yang ia buat sendiri

“Siapa yang buat tertantang?” tanya anggit yang ikut keluar dan duduk di teras rumah.

“mama lo... “ jawab ansel singkat. Reflek kaki anggit mengambil ancang-ancagn menendangnya, tetapi ansel sigap menarik kakinya.

“Bercanda sayang.. Hehe. “

“ Sayang.. Sayang... Isshh” raut wajahnya antara tersipu malu dan kesal menjadi satu.

Ansel pun menjelaskan singkat tentang apa yang ia lihat di rumah tante stela. Tapi tidak tentang kalau ansel sudah menaiki mbak citra.

“seriuss, lesbiii?” anggit pun pertama kali dengar soal ini,

“iah, yang kena rayu malah mbak citra, makanya dia kasih diam-diam dari tante stela”

“uhhmmmmm...” anggit menyipitkan matanya, menatap curiga ansel.

“hehe, gak kok gak sampai gituan, tapi mbak citra bilang. Kalau dia minta bantuan harus bisa bantu” jelas ansel lebih detail.

“cemburu yah?” ansel menarik tangan anggit menjadi berpangkuan di atasnya.

“iahh, gue cemburu, “ jawabnya memanyunkan bibir.

“hehe, tapi tanpa se izin lo,gue gak bisa apa-apa kok, kan udah janji” belaian lembut di pipi anggit, dan kecupan singkat di bibirnya.

“uhmm, iah, demi itu gue dukung kok, asal jangan kebablasan” jawabnya membuang mukanya, ansel hanya tertawa kecil melihat reaksi anggit, kesal dan gemas menjadi satu. Membuatnya terlihat lucu. Ansel memeluknya sekaligus melumat lagi bibirnya yang mungil.

“gak pakai bra lagi yah?” bisiknya meremas buah dadanya,

“iah, mama juga “ godanya.

“haa?”

“hahahahaa, pake lah, kalau gak pake di perkosa sama lo” tawanya kembali melumat bibirnya.

“hee mau kemana?” ansel mengangkat tubuhnya masuk ke dalam,

“mau perkosa lo sekarang”

“ihh... gak mau,, mau di entott lembutt uhhmm” bisiknya manja, ansel hanya tersenyum membaringkan anggit di bangku ruang tamu, dengan cepat ia membuka celana tidurnya sekaligus celana dalamnya.

“sllrrruuuuppsssss” lumatan langsung di setiap inci vaginanya sampai membuat anggit mengeluarkan pelumasnya dengan cepat. Begitu juga jambakan saat ansel menghisap klitorisnya.

“gue aja yang naik” ansel posisi duduk lagi, anggit yang sudah lihai dengan mudah memposisikan kepala penis ansel di vaginanya.

“ohhhh” lenguhnya perlahan bersamaan dengan semakin tenggelamnya penis ansel.

“uhhh,, makin pinter banget ih” goda ansel memegang bongkahan pantatnya yang naik turun.

“DP buat mobil” jawabnya tertawa geli, terus menaik turunkan pinggulnya dengan cepat. Yang tanpa sadar desahanya cukup keras.

“uhhhhhh, uhhh,, gue udah dua kali klimaks” lenguh anggit merasakan tubuhnya lumayan lemas dengan posisi ini sampai dua kali.

“ gue belum, beb, gimana kalau disini” tiba-tiba ansel mengangkat tubuhnya ke pintuk kamar, di buka sedikit. ansel mencabut penisnya dan memposisikan anggit berpegangan ke pingiran pintu kamar.

“ohhhh, ihh mama bangun gimana?”protesnya menuruti kemauan ansel.

“jangan berisik makanya” jawabnya menghentakan sampai mentok penisnya. Anggit mmenahanya dengan menggigit bibirnya.

“plokk plok plokkk” benturan kelamin mereka, dengan sengaja ansel membuka pintunya, sampai anggit berhadapan dengan mamanya yang tertidur.

“isshh,” protesnya tapi tak bisa, membiarkan ansel melakukan sesukanya.

“dikit lagi beb” desisnya pelan, tapi bunyi benturan antar kelaminnya cukup terdengar sampai tante nessa sedikit mulai tersadar tanpa langsung.

“bebbbbb ohhhh” anggit langsung berlutut, ia tau apa yang akan di lakukan, dengan cepat anggit mengocok penis ansel dan melumat kepala penisnya.

“crrottttttttttt” semburan kental dan hangat langsung memasahi seluruh wajahnya, sesekali dengan wajah nakal anggit menjilati sperma di bibirnya.

“pok pok pok pok” ansel menampar wajah anggit beberapa kali dengan penisnya.

“ihh,, sana, keluar dulu mama bangun nanti” bisik anggit keluar kamar untuk membersihkan cream di wajahnya. Ansel pun demikian, tapi ia meliha kearah tante nessa yang posisi tidurnya sedikit berubah.

***

ansel bangun lebih pagi sekitar jam lima, memperhatikan sejenak tante nessa dan anggit tidur, ansel melakukan kebiasaan yang tante nessa lakukannya, terutama membuat air panas dengan kayu bakar. Dan juga menimba air.

“loh kok kamu yang masa air ansel?” tante nessa yang baru saja bangun,

“hehe, iah tante, sekalian aja. Soalnya mau cek mobil lagi habis ini”

“ya udah, tante mandi dulu” selama ansel tinggal disini ia tak pernah namanya mandi pagi-pagi, bukan malas mandi, tapi airnya sangat dingin mirip air es. Tapi tante nessa dan anggit seperti biasa saja.

“jangan kelamaan masukin kayunya” ansel tak fokus ke arah tungku, melainkan ke arah tante nessa yang baru saja selesai mandi, yang hanya memakai handuk. Pahanya begitu mulus.

“oh ia, lupa,” tante nessa mengambil kayu dan memasukan ke dalam tunggu, posisinya sedikit menungging, sekilas lepitan vaginanya terlihat, dengan bibir vaginanya yang tebal.

“biar tante yang lanjutin kamu sana ke gudang” sambungnya terus menyodokkan sisa-sisa kayu yang tak terbakar

“iah tante,” dengan sengaja dua jarinya mengelus belahannya,

“engggghh” pekik tante nessa kaget dan langsung posisi berdiri menoleh kearah ansel yang berjalan menjauh darinya.

“ctettteettttt... cteettttttttt” suara stater yang tak jauh beda dengan kemarin, padahal besin sudah di isi.

“ayolahh” ansel sesekali menggoyang kan mobilnya karena kesal tak mau menyala, apa lagi dengan alat seadaanya.

“ayoo,,,,,bisaaaa”

“ctetttttt.. ctettttttt”

“errngggggggg....” suara mesin menyala, ansel langsng teriak kegirangan di dalam gudang, tapi tak mau larut dalam kesenangan, mesin mobil kembali mati, dan kembali susah di hidupakan lagi,

“aahh bisa lagi,, “ nafas leganya mendengar suara mesin yang mulai panas.

“wahhh..hidup juga,” suara tante nessa membawa sepiring pisang rebus.

“belum tau juga tante, bisa jalan apa ngak, ban nya masih kempes”

“oh ia, terus kamu ke rumah tante stela?” angguk ansel merapihkan pakiannya bersiap ke rumah tante stela.

“Makan dulu pisangnya, buat ganjel” pinta tante nessa. Ansel mengambil beberapa buah dan langsung ia lahap.

“hoo hoo.. Panass” tante nessa tersenyum kecil melihat mulut ansel yang bergerak tak beraturan menahan panasnya pisang rebusbyang baru saja di angkat.

“Enak? “

“enak tapi panas tante, tapi lebig enak pisang ansel tante lebih gede, dan anget terus” tawanya menggoda tante nessa.

“issh... Kamu tuh yah.. “ desis antara kesal dan menahan tawa.

“Andai, tak mandang anggit, bisa gue naikin tuh tante nessa”

“sekarang cari pompa ban, harus ke rumah tante stela lagi ini” lanjutnya melangkah dengan percaya diri ansel kembali ke rumah tante stela, yang kebetulan sedang menyapu halaman.

“siang tantee” sapa ansel dari luar pagar.

“iah siangg” jawabnya dengan raut wajah yang judes.

“akinya gak bisa yah? “

“bisa tante, tapi masih ada kendala, banya harus di pompa” jelas ansel, tante stela mempersilahkan masuk untuk mencari pompa di gudangnya.

“oh ia ansel, bisa bantu tante?’ tanya tante stela di sela-sela ansel mencari pompa, kini raut wajahnya tak sejutek tadi, terlihat ramah sekarang.

“boleh, bantu apaan tante?”

“beresin belakang rumah, kayu-kayu buat kayu bakarnya itu loh” jelasnya

“oh, di susunin gitu?” angguknya.

“bisa kok tante,”

“ya udah sekarang aja, kalau gak ketemu, nanti kamu ke rumah tante sri aja, dia punya kok pompa manual buat ban gitu”.

“serius tante?”

“iah” ansel menyudahi mencari pompa di gudang dan langsung ke belakang rumah, ternyata kayu bakarnya belum sama sekali di ikat, hanya di letakan begitu aja di belakang rumah. Alias hanya di jemur.

“kalau tangan tante gak sakit, bisa sendiri kok” ucapnya pas ansel terdiam sejenakm

“ansel bantuij kok, gak apa-apa, sesuai janji ansel ke tante” ansel dikit demi sedikit merapihkan kayu-kayu yang sudah kering, menyusunnya sama seperti di rumah tante nessa. Ternyata gak sia-sia ansel pernah membantu tante nessa.

Totalnya sepuluh ikat, dan itu tak sedikit, dan benar-benar melelahkan melakukannya sendiri di siang hari pula.

“es jeruknya ansel, minum dulu” ucapnya sambil memegang ketiaknya.

“iah tante makasih”

“tangan tante kenapa?”

“tadi terkilir pas angkat kayunya, sering sakit tanganya kalu angkat yang berat,” jelasnya, biasanya mbak citra yang melakukannya, tapi ia sedang pergi,

“kamu bisa urut ansel?”

“burrrr” es jeruk di mulutnya langsung menyembur begitu aja.

“yah, gak bisa yah?” ucapnya lagi memelas sambil memijit-mijit bagian ketiaknya.

“hmm, ansel coba yah,” angguk tante stela kembali ke dalam, dan keluar sudah menganti pakaian yang lebih tipis yang tak lain ada tangtop,

“ansel menelan ludahnya, karena ukurannya termasuk besar, apa lagi ada tonjolan cukup besar. Tante stela pun membelakangi ansel, dan menyibakan rambutnya.

“ini merah-merah kenapa tante di leher?” tanya ansel penasaran sambil pijat-pijat pundaknya.

“cupang, kamu tau?” jawabnya tanpa malu.

“tapi sama cewek, “ lanjutnya tanpa menoleh,

“tante lesbi?” tante stela mengangguk, dan menoleh senyum kearahnya. Suasana menjadi hening seketika.

“ansel jangan itu terus dong, sakit jadinya, ke bagian keteknya” pinta tante stela, ansel menurutinya memijat bawah ketiaknya.

“nah, ke depan dikit, nah ia” pintanya lagi agak lebih depat, tepatnya beberapa centi lagi menyentuh buah dadanya.

“tapi wajar kan ansel, tante lesbi gara-gara trauma sama suami?” lanjutnya dengan ucapan lebih pelan,

“ya sih, tapi gak harus jadi lesbi tante, kalau hanya buat butuh penyaluran seksual”

“auhh,, ke deppan lagi ansel,” pintanya seperti mengaibakan ucapannya. Kini tepat di bagian bawah buah dadanya,

“yang kiir juga,posisi sama” tante stela mengikat rambutnya, ternyaya hampir seluruh lehernya di cupang sama pasangan lesbinya yang entah siapa.

“tapi kenapa tante trauma sama cowok, terus minta ansel pijitin tante?”

“ihhh, itu karena awalnya tante agak takut pas berbicara dengan kamu, tapi kamu tak seperti tante bayangkan” tante stela menggerakan pinggangnya antara sakit atau geli, karena ansel hanya memjitanya di bawah buah dadanya dan sekitarnya.

“tapi memang bener kok, ansel gak tante bayangkan, ansel suka makan umpan yang tante kasih kasih sekarang ” bisiknya

“oh ya?, makan dong umpannya,” ansel yang menahannya langsung meremas buah dadanya dari belakang, tante stela langsung menegakkan tubuhnya agar buah dadanya lebih membusung.

“masih kencang tante,”

“ouhh kamu pintar maininnya, sering yah?”

“di kota sering temuin orang kayak tante kok, yang haus belaian di ranjang” goda ansel memeluknya erat dan menciumi tengkuk nya,

“ouh ya?? Nggghhh”

“boleh di coba” lanjut ansel..

“uuhhhhhh” pekiknya saat putingnya di pilin dan di tarik cukup kencang oleh ansel.

“eheeeemmmmmm” suara dehem cukup kencang ternyata itu mbak citra, ia melihat apanyang terjadi dan kembali masuk ke dalam.

Ansel dan tante stela terlihat panik dan melakukan hal biasanya. Di saat itu juga, tante stela mengangkat satu ikat kayu tanpa meringis kesakitan.

Ansel menyadari tante stela lesbi bukan karena trauma, kemungkinan besar, seperti ucapan ansel tadi. Tak ada pemain pria makanya lesbi sebagai salah satu solusi.

Ansel beristirahat lagi di belakang rumah menikmati es jeruk yang tersisa.

“udahan mainnya sama mama ?” tanyanya duduk di samping.

“ha? Gak lah. Tadi minta di pijit kok” jelas ansel.

“Boong banget, tadi liat sendiri tangan kamu lagi remas-remas” mbak citra mengerutkan dahinya. Ansel hanya tertawa menyeringai.

“kamu mau?” tanyanya pelan menoleh kearah ansel yang diam.

“mbak gak marah? “

“hmm... Kalau kamu mau, sok sana ke dalam mama lagi di dapur, “

“tapi mbak? “

“ aku lakuin ini demi mama, aku liat mama gak terlalu takut sama kamu, dan berharap bisa ilangin trauma sama lelaki kalau kamu ituin”

“tapi... “

“apa?”

“habis itu giliran aku lagi yah,” senyumnya menggigit bibir bawahnya dan masuk lagi ke dalam rumah.

“Badummm... “ detak jantung ansel terada berdetak lambat tapi begitu keras.

“Wah gila....” gumamnya dengan senyum lebar.

“ansel-... ansell, pesona lo masih ada di mata tante-tante” senyumnya bergumam ke diri sendiri,

***

“Maaa aku mau ke tetangga lagi” suara mbak citra dari luar rumah, ansel melangkah masuk menemui tante stela yang sedang mencuci piring.

“tante”

“hmm kenapa ansel?” tanyanya sedikit canggung setelah kejadian tadi, kepalanya menoleh ke kanan saat ansel mendekatinya.

Ansel tak menjawab, hanya berdiri tepat di belakang tante stela yang masih mencuci.

“Anggghh ansell hmm” desis tante stela kaget saat kedua tangan ansel meremas buah dadanya lembut. Tak lupa jari-jarinya langsung bermain di putingnya.

“Nanti kepergok citra lagi loh” ucapnya berusaha menhentikan remasan ansel, tapi itu hanya sebatas ucapan. Tante stela membiarkan ansel memainkan buah dadanya.

“mbak citra kan tadi keluar rumah tante, ansel denger sendiri kok” jawabnya sambil sesekali menyibakan rambut ke samping.

“terus yang sakit dimana lagi tante?”

“nggggggh.. “

“gak sakit... Tapi gatell.. Disini” tangan ansel di pegang dan di arahkan ke selangkangannya.

“di garuk apa di gosok tante? “ ansel mengelus selangkangannya per satu jari, dari jempol sampai kelingking.

“assshh... Gosok ajah, “ ansel langsung berposisi jongkok dan menyingkap celana sampai betis, bongkahan pantatnya lebih besar di banding yang lainnya.

“Di bagain mana tante gatelnya?” tanya ansel mengikuti alur permainan tante stela.

“iahh daerah situ” Jari tengah ansel membelah bibir vagina yang di tumbuhi bulu lebat. Tak seperti tante-tante kota yang vaginanya mulus tanpa bulu sedikit pun.

“Ohhhhh” lenguh panjang tante stela ketika bibir vagina nya di buka lebar-lebar dan ansel langsung menghisapnya.

Kepala tante stela mendongak keatas sambil tanganya menutup mulutnya, menahan desahnya agak tak terdengar keras.

“Elelellele ellee, slrruuppsss” ansel mengeluarkan kemapuan permainan lidahnya,. Lidah ansel masuk sebagiam ke dalam vagina tante stela. Dan menghisapnya sekuat tenaganya.

“ngggghh oooooohhhhhh~~~” tubuhnya bergetar hebat, pertanda tante stela klimaks dengan hanya menggunakan lidah ansel.

Ansel sigap menopang tubuh tante stela yang hampir jatuh karena klimaks ke bangku yang tak jauh dari tempat cucian piring.

“Aahh... “ kepalanya menghadap atas sambil menarik nafas dalam-dalam.

“tante baru pertama kali di gituin, haa haa” mata sayunya melirik ansel yang berdiri di hadapannya.

“lagi tante?”

“boleh, “ senyumnya menarik tangan ansel ke arah kamarnya. Tempat dimana ansel melihap tante stela lesbian.

Tante stela langsung mendorong ansel, dan dengan cepat melucuti celananya sampai terlihat penisnya yang masih setengah berdiri.

“woooooww” desis kagum melihat penis ansel yang jarang ia lihat selama ini. Dengan penuh nafsu tante stela langsung melumatnya.

“Nggfh” mulut tante stela terasa sangat penuh dari sebelumnya. Ia langsung melepaskan kulumananya.

“Haaa kok. Lebih gede” matanya melotot melihat ukurannya, ansel tertawa geli mendengarnya, membiarkan penisnya di mainin tante stela.

“enggghh plopp” beberapa kali kepala penisnya di sedot tante stela. Tapi itu cukup membuat ansel meringis nikmat.

“ohh tanteeee.. “ desis ansel baru menekmukan seseorang yang bisa melakukan blow job sampai penisnya berkedut.

“ Masih gatel tante?” tiba-tiba tante stela menghentikan lumatannnya.

“Uhmm. Gak tahan yah mau nyodok?” jawabnya meposisikan penis ansel ke vaginanya, posisi pertama WOT.

“Ohhhhh” tante stela merasakan benda numpul memenuhi rongga vaginanya. Lebih besar daripada yang ia bayangkan.

“Ahhh kontolmuu ansell ngghhh” desisnya saat nain turunin pinggulnya berlahan. Kepalanya kembali mendongak keatas. Pertanda tante nessa menikmatinya.

“aaah aah aahh” gerakan pinggulnya lebih cepat, kali ini kedua tangan ansel ikut meremas sekaligus pilin putingnnya.

“ngggghhhh, ngggh nggghh” lenguh panjangnya seteleah sepuluh menit posisi wot. Tubuh tante stela kembali menggeliat. Tak lama ambruk di atas tubuh ansel

“Tante gak percaya ih.. Bisa cepet keluar,” bisiknya sambil menarik nafas dalam-dalam.

“Emang tante paling banyak sehari berapa kali? “ tanya ansel membelai rambutnya, ia melakukannya agar lawannya menjadi nyaman dan seolah mereka sepasang kekasih.

“tiga.. Paling banyak hmm. Itu pun satu jam lebih”.

“Ansel bisa buat tante klimaks enam kali” bisiknya langsung mengubah posisi, sekarang giliran tante stela di bawah.

“plopp” ansel mencabut penisnya, di ikuti cairan putih meleleh keluar. Dan memasukan bertahap, mempermainkan kepala penisnya keluar masuk sampai libido tante stela kembali.

“ih makin gatel di gituin” rengeknya meminta ansel menghentakan penisnya.

“Hehe.. “ Ansel tak meperdulikannya, terus memainkan kepala penis sambil merentangkan pahanya selebar mungkin.

“Anggggggghhhhhhhh” lenguh panjang tante nessa panjang merasakan penis ansel masuk sekaligus.

Gerakan pinggul ansel dari pelan sampai mulai kecang. Kedua tangan terus menahan paha tante stela agar tetap terbuka.

“ooohh ansseeel... Aaahh aahhh aahh aduhhh aaah” racau tante stela begitu mengoda, desahnya lebih mirip pemain film jepang. Lembut dan begitu menggoda.

“aaah aha ah ah ah aha ah anss ahmnssseel” racaunya lagi mencengkram seprei sambil menggeleng-gelengkan kepalanya ke kiri dan ke kenan dengan cepat.

“ Anseeeeeelllllll” lenguhnya di ikuti penis ansel yang di cabut..

“Masukin lagi ansel.. Please.. Dikit lagiii oh” rengeknya mencoba memainkan vaginanya dengan tangan. Tapi ansel menepisnya.

“ansel boleh cicipin anak tante?” tanyan memasukan penisnya perlahan.

“Haaa? Citra? “ tanya nya sambil mendesah merasakan penis ansel yang keluar masuk sangat pelan. Ansel mengangguk dan menggerakan semakin cepat.

“uhh.. Monggo.. Kalau dia mau” ansel kembali mencabut penisnya, mengganti dengan dua jarinya mengocok vaginanya dengan cepat.

“cpleek cpleek cplekk” bunyi vagian tante stela yang basah.. Sesekali ansel juga menjilati klitorisnya.

“Jangan di taham tante, keluarin semua” pinta ansel mengocok jarinya sangst cepat.

“Ohhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh” lenguhnya lebih panjang dari tadi. Pinggulnya naik keatas dan di ikutin cairan bening menyemprot keluar. diam-diam ia mencoba tante stela squirt. Dan hasilnya berhasil

“Hehe.. Hebat tante bisa squirt” puji ansel ke tante stela yang tergeletak lemas, matanya sayu menatap atap.

Ansel menoleh kearah jendela, ternyata mbak citra mengintip mereka sejak tadi, ansel memilih menyudahinya. Membiarkan tante stela menikmati sisa-sisa squirtnya. Biasanya para tante-tane yang bisa melakukan squirt sudah terpuaskan.

Ansel memakai celananya lagi langsung keluar kamar tante stela, tepat saat keluar mbak citra pun bersiap masuk kamar.

“udahan?” tanyanya pelan.

“udah dong, tante stela udah tepar tuh” ansel membuka pintu lebar-lebar, mbak citra bisa melihatnya dari samping, mamanya terlentang.

“terus lo mau pulang?” tanya ragu mbak citra.

“gak dong, kan sekarang giliran mbak citra” senyum ansel memepetekan mbak citra ke dinding dekat pintu kamar.

“hmm, sekarang?” angguk ansel, meremas buah dadanya dari luar kaosnya, terasa mbak citra memakai bra. Mata mereka saling tatap sembentar, sebelum bibirnya saling melumat satu sama lain.

Dengan cepat ansel melucuti kaosnya, sampai terisa bra putih dan celana dalamnya, tepat di depan pintu ansel berjongkok, melakukan hal yang dengan tante citra, jari-jarinya membuka lebar bibir vaginanya dan tak lama lumatan langsung mengarah ke vagina mbak citra.

“enggghhhhh” desis mbak citra menutup mulutnya dengan kedua tangannya, ansel masih asik memainkan lidahnya melumat klitoris dan menyedot dalam vaginanya.

“udah ah” mbak citra mendorong tubuh ansel, dan menarik tanganya duduk di ruang depan, kini giliran mbak citra melucuti celananya. Tanpa aba-aba mbak citra melumat sekaligus mengocok penis ansel sampai berdiri tegak.

“aku aja yahh” pintanya naik ke pangkuan ansel sambil tangannya menempelan penis ansel ke belahan vaginanya.

“ouhhhhh.. peniss nya uhhhhhh” desah mbak citra menekannya sampai mentok, tanpa mengulur waktu mbak citra naik turun perlahan.

“ohh ohh ohh” kedua tanganya melingkah di leher ansel, dan kembali saling melumat untuk beberapa menit. Ansel merubah posisinya,

Kali ni mbak citra menungging di atas bangku, ansel langsung kembali memasukan penisnya perlahan, diam-diam mbak citra menggerakan maju mundur pinggulnysa sambil melirik senyum kearah ansel yang berdiri.

Ansel hanya tersenyum sambil memegang pinggulnya membiarkan mbak citra yang memaju mundurkan pinggulnya.

“Aahhh.. Aahh pelan-pelannn” pinta mbak citra, ansel mengambil alih kemudi sekarang, kedua tangan mbak citra di tarik ke belakang sambil ansel menggerakan pinggulnya.

“Uhhsssshhhhh,, keluarrrrr uhhhhh” lenguh panjangnya.

“Sama mbak.. Dikit lagi” kedua pinggunya sekarang di pegang, ansel menghentakan pinggulnya sekuat tenaga, tak memperdulikan mbak citra yang baru saja klimaks.

“Ohhh siall... Oohh hampir..”

“crrrootttttttttttt.... Crrottttttttttt” cairan putih kental langsung membasahi bongkahan pantat mbak citra yang masih posisi menunging, tak lama di ikuti cairan putih dari vaginanya.

Tanpa di sadari ansel dan mbak citra. Tante stela memperhatikan di luar pintu dan mendengar semua apa yang mereka ucapkan di kamar.


Bersambung...

#Note, update dikit ya hu... terima kasih
 
mantaaap ansel.. semakin bertambah list antrian janda untuk di ewe..
jaga kondisi ya ansel..
karena perjalanan birahi kamu masih panjang..
jangan sampai kamu begadang kalo tiada artinya.. itu kata bang haji..

:konak:
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd