Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Tongkat Ceng Umar

"Ceng, hayu urang lalajo Persib di Angkringan! "

Begitulah pesan singkat WA dari Kosim kawan ane. Kosim sama seperti ane, orang Sunda yang datang mengadu nasib di Ibu Kota. Dia asalnya dari Ciamis, dan ane mengenalnya sejak masih bujangan. Ah, mungkin dengan ini, nobar bareng kawan-kawan ane bisa melepas ketegangan karena kejadian siang tadi.

Selepas mahrib ane pamit ke istri ane. Istri ane mengerti jika kegiatan Nonton Persib ini seolah menjadi tradisi yang wajib. Memang ane tak begitu suka sepak bola, namun kegiatan Nobar Persib ini lah yang menyatukan orang-orang sunda di kampung perantauan ini. Dari Tasik, Ciamis, Garut dan lainya, bahkan tidak jarang orang sunda yang tinggal di kampung sebelah juga ikut bergabung.

Sama sepertiku, tidak semua yang datang Nobar itu 'Bobotoh'. Ada yang datang untuk hanya sekedar ikut kumpul, ngobrol, jajan atau hanya untk menggoda Si Pemilik Warung, Mbak Maya yang sedap dipandang mata.

Mulustrasi

Mbak Maya

Nama: Maya
Umur: 30 tahun
TB/BB: 161cm / 59kg 115-63-92
Deskeipsi: Pemilik Warung Angkringan
----------------------------------------------------------------

Ane:
"Mbak, susunya satu!"

Kosim:
"Saya mah biasa, kopi pait!"

Pesan kami ke Mbak Maya diikuti goyang pinggulnya melangkah ke belakang menyiapkan pesanan kami.

Mbak Maya adalah pemilik warung angkringan ini. Orangnya semok, payudaranya besar dan montok. Kulitnya putih khas orang gunung, cantik alami tanpa makeup. Mbak Maya berasal dari Wonosobo, suaminya Mas Narto adalah seorang supir bus antar provinsi. Usianya padahal seumuran denganku, aku memanggilnya Mbak karena menghormati suaminya, Mas Narto.

Mbak Maya:
"Ini Mas Susunya."

Mbak Maya menyodorkan minumanku sambil membungkuk. Tanpa sengaja mempelihatkan bongkahan besar buah dadanya yang mulus dari celah kaosnya. Sepintaa terlihat juga puting yang mancung kecoklatan itu karena Mbak Maya tidak memakai BH. Beberapa saat ane sempat melongo dibuatnya, sebelum lirikan tajam Mbak Maya yang menyadari mata mesum ane ini membuyarkan lamunan ane.

Seperti biasa, malam makin larut pertandingan makin tegang. Kosim memghisap rokok kreteknya sambil meminum kopi pahit kesukaanya. Tentu sambil berteriak-teriak seperti yang lainya menikmati ketegangan laga antara Persib vs PSM Makasar malam ini.

Ane yang tidak begitu menikmati pertandingan seoak bola lebih memilih menikmati aneka ragam gorengan dan tentunya susu segar yg terlihat di depan mata ane. Selain susu yang dininum juga, hehehe.

Ane:
"Pisangnya kok kecil-kecil Mbak?.."

Mbak Maya:
"Yang gede itu punya suamiku!"

Ane:
"Ih jorok Mbak mah.."

Mbak:
"Mas nya tu yang pikiranya jorok. Dari tadi tak perhatiin Mas liatin susu aku terus. Udahan sih liatin susu aku nya."

"Grrrrrrr.... Bhwahahahaha"
"Si Aceng mesum.."
"Wooooo.."

Celotehan Mbak Maya diikuti gelak tawa bapak-bapak yang nonton bola di angkringan ini. Mbak Maya ini ngomongnya memang vulgar, blak-blakan, ceplas-ceplos. Dan itu juga yang mungkin menarik orang-orang untuk menggodanya, selain cara berpakaianya juga yang tampil sexy.

Ane:
"Dih pede banget sih Mbak. Gedean juga punya istriku."

Mbak Maya:
"Kenyot sana punya istrimu Mas, gk usah liatin punyaku terus. Wee.."

Memang istriku juga punya payudara yang besar, namun kalo boleh jujur punya Mbak Maya lebih besar. Sedikit lebih besar dari punya istriku.

Malam berlanjut, jam menunjukan pukul 10.00. Sementara skor menunjukan 0-1 untuk kemenangan PSM Makasar. Bapak-bapak berangsur bubar dengan hati kecewa, kecuali ane yang tak memendam kekecewaan malam ini.

Mbak Maya:
"Mas mau ke mana?"

Ane:
"Pulang lah Mbak.."

Mbak Maya:
"Badan gede gitu, bantuin dulu sih, masa aku tutup warung sendirian..."

Ane gk sanggup nolak perminyaan Mbak Maya. Ane pun ikut membantu angkat-angkat dalam rangka tutup warung Mbak Maya. Kosim? Jangan tanya, dia udah lari duluan.

Mbak Maya mengikat rambutnya ke belakang biar praktis. Hal itu memperlihatkan leher jenjangnya yang dialiri titik-titik buliran keringat. Leher jenjang yang mulus, nampak serasi dan proporsional jika kita terus telusuri ke bawah. Ya, buah dada besar Mbak Maya yang terbungkus kaos putih itu.

Ane pun membantu dengan mengangkat beberapa barang ke dalam rumah dan menutup warung angkringannya. Sementara Mbak Maya mencuci peranotam warung di belakang.

Tugas nutup warung sudah selesai, Mbak Maya terdengar masih mencuci di belakang.

Ane:
"Mbak, ngomong-ngomong Mas Narto ke mana sih? Udah mau seminggu ini gak keliatan."

Mbak Maya:
"Mas Narto dapet orderan rombongan ziarah keliling Jawa. Biasa jemaah ziarah kan bulan-bulan ini emang musimnya."

Ane:
"Ya sudah Mbak. Ini udah beres, saya pamit dulu ya. Oya tadi saya berapa?"

Mbak Maya:
"Gorengannya jadi 10.000 Mas."

Ane:
"Susunya?"

Mbak Maya:
"Susu yang Mas Iiatin apa susu yang Mas minum?"

Ane:
"Yang saya minum lah..."

Mbak Maya:
"Gapapa itu bonus saja. Hihihi"

Jawab Mbak Maya sambil tertawa menggodaku.

Ane pun bergegas hendak meninggalkan rumah Mbak Maya.
.
.
.
Mbak Maya:
"Mas..."

Ane:
"Kenapa lagi sih Mbak?"

Mbak Maya:
"Masnya kalo sange gara-gara tadi liat susu saya, Mas kenyot susu punya istri Mas nya. Terus kenthu, biar gak terus kepikiran."

Ane:
"Dih, apaan sih Mbak.."

Mbak Maya:
"Jujur aja, tadi Mas nya sempet liat susu aku kan? Aku tau kok Mas, yang lain pada nonton bola sampean makah nonton susu.."

Muka ane memerah karena omongan Mbak Maya. Jujur aja emang ane sempet liat waktu Mbak Maya membungkuk memberikan minuman. Dan gara-gara Mbak Maya gak pake BH putingnya terlihat menerawang dari balik kaos.

Mbak Maya:
"Tuh kan bener, muka Mas nya sampe merah gitu.."

"Ini susu tetanggamu. Gede, empuk tapu gak bisa kamu cekel," kata Mbak Maya sambil memgang kedua buau dadanya itu.

Mbak Maya:
"Lebih baik Mas nya segera pulang. Temui istri Mas."

"Karena apa yang ada pada saya ada juga pada istri Mas nya."

Mbak Maya berkata demikian sambil tersenyum penuh arti ke ane. Betul yang Mbak Maya ucapkan, apa yang ada padanya ada juga pada istri ane. Dan tentu, dengan menyalurkan hasrat sama istri yang merupakan ladang halal buat ane akan membuahkan pahala. Bukanya malah dosa melototin susu istri orang.

Ane pun membalas senyumnya sambil bergegas pulang ke rumah. Dengan langkah semangat 45 untuk melampiaskan segala hasrar yang tertahan ini.

To Be Continued....
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd