john robert
Senpai Semprot
- Daftar
- 24 Nov 2013
- Post
- 915
- Like diterima
- 701
Kata Pengantar
Para Suhu yang terhormat perkenankalah Nubie untuk memposting cerita Nubie yang dibuat untuk menghibur Suhu semua yang lagi di rumah. Semoga Suhu semua sehat dan kuat menghadapi keadan ini.
Karena Ane Nubie tolong cerita Ane jangan dibata ya, Suhu. Cerita ini hanya mini series sembilan bab yang dua bab pertamanya ane luncurkan malam ini buat menghibur Suhu semua. Semoga bisa tamat, ya delapan bab laginya.
Disclaimer : Cerita ini benar benar fiktif. Bukan untuk menghina atau melecehkan siapa pun. Semua tokoh, tempat, kerjaan dan lainnya adalah fiktif dan tidak ada kesamaan dengan keadaan asli. Kalo ada kesamaan maka penulis memastikan kalo itu hanya kebetulan semata. Selamat membaca para, Suhu. Semoga selalu sehat.
True Detective
Bab 1 : Hari Pertama
Rabu, 1 April 2020 : Jam 09.00
Hari rabu ini Anne resmi menjalani hari pertamanya sebagai Detektif di Divisi Kriminal Kota Bonjormo. Sebelumnya Dia bertugas di Divisi Lalu Lintas selama lima tahun.
Sebenarnya Anne sangat betah di Divisi Lalu Lintas tapi baru setelah suaminya, yang dari dua tahun lalu mereka menikah, ikut pindah ke Divisi yang sama dengannya masalah timbul : Suami Istri tidak boleh berada di satu Divisi yang sama. Jadi siapa yang harus mengalah? Jawabannya mudah : Anne-lah yang harus mengalah dan Dia dipindah tugaskan ke Divisi Kriminal.
Masalahnya bekerja di Divisi Kriminal bukanlah hal yang menyenangkan bagi Anne. Bagaimana tidak, tantangan di Divisi ini bukan lagi soal pelanggaran lalu lintas tapi lebih luas melingkupi berbagai tindak kriminalitas yang terjadi, termasuk pembunuhan dan pemerkosaan. Tapi nasi sudah menjadi bubur, inilah kontrak yang ditanda tangani lima tahun lalu ketika Anne dulu mendaftar sebagai Detektif Wanita, yaitu harus siap ditempatkan di mana saja.
Padahal secara fisik, Anne tidaklah cocok ditempatkan sebagai Detektif Kriminal. Secara fisik Anne tergolong sangat cantik dan menjadi rebutan banyak laki-laki. Sebagian besar orang mengatakan Anne mirip super model Indonesia Indah Kalalo yang berkulit eksotik, tinggi semampai di atas 170 cm, wajah tirus, mata tajam, dan memiliki tubuh berisi dengan payudara yang menonjol.
Dulu, sebelum Anne menikah, banyak sekali rekan sesama Detektif atau pun dari orang luar yang berusaha memperistrinya karena alasan yang menggiurkan ini. Tapi Anne sangat selektif terhadap laki-laki dan Dia lebih memilih pacar pertamanya sesama Detektif sebagai pendampingnya. Sampai sekarang rumah tangga Anne masih sangat harmonis walaupun dari pernikahan mereka masih juga belum dikaruniai keturunan.
[/URL
]
Detektif Anne
“ Detektif Anne,” kata sebuah suara memanggil, setibanya Anne di lokasi sebuah kasus kriminalitas di hari pertamanya bertugas di Divisi Kriminal.
“ Selamat pagi dan selamat datang di Divisi Kriminal, Ini laporan kejadiannya. Nanti kamu laporkan kepada Detektif Donie yang akan datang sebentar lagi. Detektif Donie yang akan mengambil alih kasus ini!” Kata Petugas itu.
“ Siaap.” Jawab Anne tanpa basa basi sambil mengambil berkas laporan yang diserahkan dan langsung mempelajarinya.
Anne membaca bahwa kasus yang terjadi merupakan kasus pembunuhan. Di sana, di dalam garis kuning, telah terbujur sesosok mayat yang berdasar laporan adalah seorang laki-laki berusia sekitar lima puluhan, berkulit cokelat, tinggi badan 165 Cm, ditemukan tewas karena pukulan benda tumpul di tengkuknya.
Sambil berjalan mendekati lokasi garis kuning, Anne berupaya menguatkan dirinya karena bagaimana pun bau mayat manusia pasti membuatnya ingin muntah.
“ Mual?” Kata sebuah suara tiba-tiba hadir disebelahnya mengagetkan Anne.
“ Siaap, Detektive Donie…Hormat..” Kata Anne kaget mendapati kedatangan atasannya yang tiba-tiba.
“ Untung kamu tidak latah. Hari pertamamu di Divisi Kriminal?”
“ Siap, Senior.”
“ Kamu istrinya Daniel, kan?”
“ Betul, Senior,” jawab Anne dengan tegas dan sikap sempurna.
“ Apa kabar Dia? Masih di lalu lintas?”
“ Masih, Senior.”
“ Ok, sampaikan salamku buat Daniel, ya.”
“ Siaap, Senior.”
“ Namamu, Anne, kan? Dulu kamu terkenal sekali di Lalu Lintas!” Puji Donie
Anne tersipu malu sebelum menjawab , “Siap, Senior. Terima kasih banyak, Senior”
Donie memandangi Anne lekat-lekat sejenak seperti terpesona oleh kecantikannya sebelum tersadar dan berkata , “Kasus apa yang kita dapatkan?”
Anne membacakan laporan persis seperti yang tadi dibacanya. Tapi sembari membaca laporan itu Anne mengamati Donie baik-baik. Donie berwajah ganteng. Mirip Dede Yusuf waktu masih muda. Secara fisik Donnie berpostur jauh lebih tinggi darinya. Padahal tingginya saja sudah lebih dari 170 cm, tapi Donnie pasti 10 cm di atasnya dan berpostur kekar : dadanya bidang, sayap dan bahunya lebar.Banyak Detektif Wanita bilang Donie adalah bujangan keren di Kotanya karena di usia yang baru 35 tahun kariernya melejit, sangat ganteng, kekar, dan segar. Kata mereka besok akan ada pergantian Pimpinan Kantor Detektif dan Pimpinan yang baru nanti adalah Pimpinan yang sangat menyukai Donie. Anne sendiri bisa membayangkan betapa melejitnya karier Donie dengan pergantian Pimpinan besok.
“ Sebentar,” Kata Donie menghentikan laporan Anne yang sedang asyik membaca laporan, “Pukulan benda tumpul di tengkuknya?” Tanya Donnie.
“ Betul, Senior.”
“ Kamu belum lihat buktinya, kan? Wong kamu belum lihat mayatnya.”
“ Eemmm belum, Senior. Betul…. Aku belum lihat mayatnya…”
Detektif Donnie tiba-tiba memegang pergelangan tangan Anne tanpa ragu ragu.
“ Kalo gitu ayo kita masuk!”
“ Tapi… Tapi….”
Seketika mereka berdua meyeruak ke dalam garis kuning, dan di dalam garis itu Detektif Donie mendekatkan kepalanya ke wajah Anne dan menyindir, “kamu takut lihat mayat, ya? Kamu jangan masuk Divisi Kriminal kalo takut lihat mayat.”
Anne tersentak mendapat sindiran tiba-tiba, “Tidak… Anne tidak takut, Senior.”
Donnie masih mendekatkan kepalanya ke kepala Anne sampai hidung mereka seperti hampir bersentuhan karena jarak yang demikian dekat. “ Mual, Kamu?? Gak sanggup nyium bau mayat?”
“ Siiiaap, tidak, Senior.”
“ YANG JELAS JAWABNYA!” Bentak Donie di depan muka Anne.
“ SIAAAP TIDAK, SENIOR.” Balas Anne serius.
“ Bagus. Ayo kesini!”
Anne baru sadar kalo selama ini, Donie tetap mengenggam tangannya erat sejak masuk ke garis kuning tadi.
“ Ini yang namanya Lokasi Pembunuhan, Anne,” Donie menerangkan kepada Anne. Gaya dan tangannya seperti Dosen yang sedang mengajar di kelas. “ Disini hanya ada dua jenis mahluk : mayat dan jejak dari pelaku. Kamu bisa merasakannya?”
“ Siaaap…. belum, Detektif.”
Detektif Donie manatap lekat mata Anne. “ Nanti kamu akan belajar!” Katanya singkat lalu melanjutkan ,”Kamu amati dulu sekitar sini. Amati semuanya bahkan daun yang berjatuhan di pasir pun kamu amati bahkan juga pasir, jejak sepatu, aroma mayat, sidik jari kalo ada , semua yang ada di sekitar sini kamu amati!”
Anne memperhatikan baik-baik.
“ Buka seluruh inderamu, Anne! Panca indramu. Bukan hanya matamu. Tapi juga hidung, telinga, hati, dan seluruh inderamu gunakan menguak fakta-fakta yang tersembunyi di Lokasi Pembunuhan.”
“ Siap, Detektif.”
Detektif Donie lalu kembali memicingkan mata dan menyindir lagi, “Kamu harus bisa mengamati semuanya. Sebagai wanita kamu jangan hanya bisa buka baju saja di depan Daniel lalu telanjang bulat dihadapannya.”
Anne kaget mendengar Donie bisa berubah perkataannya setajam itu, “Siiap, Senior,” Jawabnya ragu.
“ Jangan juga kamu hanya bisa kelejotan waktu merasakan Donie ngisep puting susumu. tapi kamu juga harus bisa merasakan sensasi lain yang ada di tempat ini. Sensasi yang merindingkan bulu roma. Sensasi yang membangkitkan penasaran dan gairah menyala-nyala,” lanjut Donie yang setiap katanya menggelisahkan Anne. “ Kalo main sama Daniel kamu bisa orgasme berapa kali, Anne?”
Anne menggelengkan kepala bingung sebelum menjawab ,”siaap, tidak tau, Senior.”
“ Siaap, tidak tau?”
Anne ganti melongo bingung dan menjawab sekenanya, “ Siaap tidak… tau, Senior.”
Detektif Donie kembali mendekatkan wajahnya kepada Anne.
Memiliki postur tubuh yang lebih tinggi, Donie mudah mengintimidasi Anne dengan tingginya. “Kamu bahkan tidak bisa menjawab berapa kali kamu ini orgasme, Anne. Payah!”
“ Payah bagaimana, Komandan??”
“ Dua tahun menikah, Sudahkah kamu tau apa sih itu orgasme, Anne??”
“ Senior maaf pertanyaan itu, kan..tidak layak…”
“ Salah! Itu malah pertanyaan yang harus kamu jawab! Kenapa? Kamu takut menjawab pertanyaan itu?”
“ Siap, tidak.”
“ Lalu?”
“ Masalahnya..”
“ Kamu malu?? KALO GITU COBA JAWAB!”
“ Siap, senior : SAYA PERNAH MERASAKAN ORGASME DARI SUAMI SAYA,” Anne menjawab sambil menekan setiap kata-katanya.
“ Tapi apakah itu merupakan orgasme yang sejati?” Donie terus saja bertanya.
Anne terdiam. Dia enggan untuk menjawab.
“ Bukan orgasme yang bisa kamu palsukan hanya buat menyenangkan suamimu??”
“ Senior….”
“ Anne, Kalo kamu sudah berani menjawab pertanyaan ini kamu mungkin sudah cocok bergabung ke dalam Divisi Kriminal kami. Divisi Kriminal adalah sebuah Divisi dimana keterus terangan adalah hal yang paling esensial.”
Anne menyimak dalam diam.
“ Sekarang kutugaskan kamu coba selidiki mayat ini dan laporkan apa hasilnya.”
“ Siaap, Senior.”
Para Suhu yang terhormat perkenankalah Nubie untuk memposting cerita Nubie yang dibuat untuk menghibur Suhu semua yang lagi di rumah. Semoga Suhu semua sehat dan kuat menghadapi keadan ini.
Karena Ane Nubie tolong cerita Ane jangan dibata ya, Suhu. Cerita ini hanya mini series sembilan bab yang dua bab pertamanya ane luncurkan malam ini buat menghibur Suhu semua. Semoga bisa tamat, ya delapan bab laginya.
Disclaimer : Cerita ini benar benar fiktif. Bukan untuk menghina atau melecehkan siapa pun. Semua tokoh, tempat, kerjaan dan lainnya adalah fiktif dan tidak ada kesamaan dengan keadaan asli. Kalo ada kesamaan maka penulis memastikan kalo itu hanya kebetulan semata. Selamat membaca para, Suhu. Semoga selalu sehat.
True Detective
Bab 1 : Hari Pertama
Rabu, 1 April 2020 : Jam 09.00
Hari rabu ini Anne resmi menjalani hari pertamanya sebagai Detektif di Divisi Kriminal Kota Bonjormo. Sebelumnya Dia bertugas di Divisi Lalu Lintas selama lima tahun.
Sebenarnya Anne sangat betah di Divisi Lalu Lintas tapi baru setelah suaminya, yang dari dua tahun lalu mereka menikah, ikut pindah ke Divisi yang sama dengannya masalah timbul : Suami Istri tidak boleh berada di satu Divisi yang sama. Jadi siapa yang harus mengalah? Jawabannya mudah : Anne-lah yang harus mengalah dan Dia dipindah tugaskan ke Divisi Kriminal.
Masalahnya bekerja di Divisi Kriminal bukanlah hal yang menyenangkan bagi Anne. Bagaimana tidak, tantangan di Divisi ini bukan lagi soal pelanggaran lalu lintas tapi lebih luas melingkupi berbagai tindak kriminalitas yang terjadi, termasuk pembunuhan dan pemerkosaan. Tapi nasi sudah menjadi bubur, inilah kontrak yang ditanda tangani lima tahun lalu ketika Anne dulu mendaftar sebagai Detektif Wanita, yaitu harus siap ditempatkan di mana saja.
Padahal secara fisik, Anne tidaklah cocok ditempatkan sebagai Detektif Kriminal. Secara fisik Anne tergolong sangat cantik dan menjadi rebutan banyak laki-laki. Sebagian besar orang mengatakan Anne mirip super model Indonesia Indah Kalalo yang berkulit eksotik, tinggi semampai di atas 170 cm, wajah tirus, mata tajam, dan memiliki tubuh berisi dengan payudara yang menonjol.
Dulu, sebelum Anne menikah, banyak sekali rekan sesama Detektif atau pun dari orang luar yang berusaha memperistrinya karena alasan yang menggiurkan ini. Tapi Anne sangat selektif terhadap laki-laki dan Dia lebih memilih pacar pertamanya sesama Detektif sebagai pendampingnya. Sampai sekarang rumah tangga Anne masih sangat harmonis walaupun dari pernikahan mereka masih juga belum dikaruniai keturunan.
[/URL
]
Detektif Anne
“ Detektif Anne,” kata sebuah suara memanggil, setibanya Anne di lokasi sebuah kasus kriminalitas di hari pertamanya bertugas di Divisi Kriminal.
“ Selamat pagi dan selamat datang di Divisi Kriminal, Ini laporan kejadiannya. Nanti kamu laporkan kepada Detektif Donie yang akan datang sebentar lagi. Detektif Donie yang akan mengambil alih kasus ini!” Kata Petugas itu.
“ Siaap.” Jawab Anne tanpa basa basi sambil mengambil berkas laporan yang diserahkan dan langsung mempelajarinya.
Anne membaca bahwa kasus yang terjadi merupakan kasus pembunuhan. Di sana, di dalam garis kuning, telah terbujur sesosok mayat yang berdasar laporan adalah seorang laki-laki berusia sekitar lima puluhan, berkulit cokelat, tinggi badan 165 Cm, ditemukan tewas karena pukulan benda tumpul di tengkuknya.
Sambil berjalan mendekati lokasi garis kuning, Anne berupaya menguatkan dirinya karena bagaimana pun bau mayat manusia pasti membuatnya ingin muntah.
“ Mual?” Kata sebuah suara tiba-tiba hadir disebelahnya mengagetkan Anne.
“ Siaap, Detektive Donie…Hormat..” Kata Anne kaget mendapati kedatangan atasannya yang tiba-tiba.
“ Untung kamu tidak latah. Hari pertamamu di Divisi Kriminal?”
“ Siap, Senior.”
“ Kamu istrinya Daniel, kan?”
“ Betul, Senior,” jawab Anne dengan tegas dan sikap sempurna.
“ Apa kabar Dia? Masih di lalu lintas?”
“ Masih, Senior.”
“ Ok, sampaikan salamku buat Daniel, ya.”
“ Siaap, Senior.”
“ Namamu, Anne, kan? Dulu kamu terkenal sekali di Lalu Lintas!” Puji Donie
Anne tersipu malu sebelum menjawab , “Siap, Senior. Terima kasih banyak, Senior”
Donie memandangi Anne lekat-lekat sejenak seperti terpesona oleh kecantikannya sebelum tersadar dan berkata , “Kasus apa yang kita dapatkan?”
Anne membacakan laporan persis seperti yang tadi dibacanya. Tapi sembari membaca laporan itu Anne mengamati Donie baik-baik. Donie berwajah ganteng. Mirip Dede Yusuf waktu masih muda. Secara fisik Donnie berpostur jauh lebih tinggi darinya. Padahal tingginya saja sudah lebih dari 170 cm, tapi Donnie pasti 10 cm di atasnya dan berpostur kekar : dadanya bidang, sayap dan bahunya lebar.Banyak Detektif Wanita bilang Donie adalah bujangan keren di Kotanya karena di usia yang baru 35 tahun kariernya melejit, sangat ganteng, kekar, dan segar. Kata mereka besok akan ada pergantian Pimpinan Kantor Detektif dan Pimpinan yang baru nanti adalah Pimpinan yang sangat menyukai Donie. Anne sendiri bisa membayangkan betapa melejitnya karier Donie dengan pergantian Pimpinan besok.
“ Sebentar,” Kata Donie menghentikan laporan Anne yang sedang asyik membaca laporan, “Pukulan benda tumpul di tengkuknya?” Tanya Donnie.
“ Betul, Senior.”
“ Kamu belum lihat buktinya, kan? Wong kamu belum lihat mayatnya.”
“ Eemmm belum, Senior. Betul…. Aku belum lihat mayatnya…”
Detektif Donnie tiba-tiba memegang pergelangan tangan Anne tanpa ragu ragu.
“ Kalo gitu ayo kita masuk!”
“ Tapi… Tapi….”
Seketika mereka berdua meyeruak ke dalam garis kuning, dan di dalam garis itu Detektif Donie mendekatkan kepalanya ke wajah Anne dan menyindir, “kamu takut lihat mayat, ya? Kamu jangan masuk Divisi Kriminal kalo takut lihat mayat.”
Anne tersentak mendapat sindiran tiba-tiba, “Tidak… Anne tidak takut, Senior.”
Donnie masih mendekatkan kepalanya ke kepala Anne sampai hidung mereka seperti hampir bersentuhan karena jarak yang demikian dekat. “ Mual, Kamu?? Gak sanggup nyium bau mayat?”
“ Siiiaap, tidak, Senior.”
“ YANG JELAS JAWABNYA!” Bentak Donie di depan muka Anne.
“ SIAAAP TIDAK, SENIOR.” Balas Anne serius.
“ Bagus. Ayo kesini!”
Anne baru sadar kalo selama ini, Donie tetap mengenggam tangannya erat sejak masuk ke garis kuning tadi.
“ Ini yang namanya Lokasi Pembunuhan, Anne,” Donie menerangkan kepada Anne. Gaya dan tangannya seperti Dosen yang sedang mengajar di kelas. “ Disini hanya ada dua jenis mahluk : mayat dan jejak dari pelaku. Kamu bisa merasakannya?”
“ Siaaap…. belum, Detektif.”
Detektif Donie manatap lekat mata Anne. “ Nanti kamu akan belajar!” Katanya singkat lalu melanjutkan ,”Kamu amati dulu sekitar sini. Amati semuanya bahkan daun yang berjatuhan di pasir pun kamu amati bahkan juga pasir, jejak sepatu, aroma mayat, sidik jari kalo ada , semua yang ada di sekitar sini kamu amati!”
Anne memperhatikan baik-baik.
“ Buka seluruh inderamu, Anne! Panca indramu. Bukan hanya matamu. Tapi juga hidung, telinga, hati, dan seluruh inderamu gunakan menguak fakta-fakta yang tersembunyi di Lokasi Pembunuhan.”
“ Siap, Detektif.”
Detektif Donie lalu kembali memicingkan mata dan menyindir lagi, “Kamu harus bisa mengamati semuanya. Sebagai wanita kamu jangan hanya bisa buka baju saja di depan Daniel lalu telanjang bulat dihadapannya.”
Anne kaget mendengar Donie bisa berubah perkataannya setajam itu, “Siiap, Senior,” Jawabnya ragu.
“ Jangan juga kamu hanya bisa kelejotan waktu merasakan Donie ngisep puting susumu. tapi kamu juga harus bisa merasakan sensasi lain yang ada di tempat ini. Sensasi yang merindingkan bulu roma. Sensasi yang membangkitkan penasaran dan gairah menyala-nyala,” lanjut Donie yang setiap katanya menggelisahkan Anne. “ Kalo main sama Daniel kamu bisa orgasme berapa kali, Anne?”
Anne menggelengkan kepala bingung sebelum menjawab ,”siaap, tidak tau, Senior.”
“ Siaap, tidak tau?”
Anne ganti melongo bingung dan menjawab sekenanya, “ Siaap tidak… tau, Senior.”
Detektif Donie kembali mendekatkan wajahnya kepada Anne.
Memiliki postur tubuh yang lebih tinggi, Donie mudah mengintimidasi Anne dengan tingginya. “Kamu bahkan tidak bisa menjawab berapa kali kamu ini orgasme, Anne. Payah!”
“ Payah bagaimana, Komandan??”
“ Dua tahun menikah, Sudahkah kamu tau apa sih itu orgasme, Anne??”
“ Senior maaf pertanyaan itu, kan..tidak layak…”
“ Salah! Itu malah pertanyaan yang harus kamu jawab! Kenapa? Kamu takut menjawab pertanyaan itu?”
“ Siap, tidak.”
“ Lalu?”
“ Masalahnya..”
“ Kamu malu?? KALO GITU COBA JAWAB!”
“ Siap, senior : SAYA PERNAH MERASAKAN ORGASME DARI SUAMI SAYA,” Anne menjawab sambil menekan setiap kata-katanya.
“ Tapi apakah itu merupakan orgasme yang sejati?” Donie terus saja bertanya.
Anne terdiam. Dia enggan untuk menjawab.
“ Bukan orgasme yang bisa kamu palsukan hanya buat menyenangkan suamimu??”
“ Senior….”
“ Anne, Kalo kamu sudah berani menjawab pertanyaan ini kamu mungkin sudah cocok bergabung ke dalam Divisi Kriminal kami. Divisi Kriminal adalah sebuah Divisi dimana keterus terangan adalah hal yang paling esensial.”
Anne menyimak dalam diam.
“ Sekarang kutugaskan kamu coba selidiki mayat ini dan laporkan apa hasilnya.”
“ Siaap, Senior.”