Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Tubuhku untuk bayar hutang suamiku - jak4loh

Update dulu baru dirapihin mulustrasinya

Tok tok tok

Mata kami terbelalak dan berpandangan ketika terdengar suara pintu diketuk. Pak Joko buru buru mencabut kontolnya dari vaginaku dan lalu cepat cepat memakai celana dan kausnya. Dengan tangannya dia menyuruhku masuk ke kamarnya. Aku tergesa-gesa mengambil gamisku dan dengan setengah berlari masuk ke kamar Pak Joko.

Kudengar suara Pak Joko membuka pintu dan menyambut tamunya. Duh apes sekali aku. Sambil berdebar aku sembunyi di balik dinding kamar Pak Joko yang tak berpintu. Aku mencoba menguping percakapan Pak Joko dan tamunya.

"Eh Pak Is, ada apa Pak? Ayo masuk" sapa Pak Joko.
"Lagi sama istri Pak? Lagi enak kayanya nih" suaranya berat, kubayangkan Pak Is berbadan gemuk.

"Hehe ngga Pak. Istri saya kan di kampung. Ada apa malam malam gini?"
"Ah jangan bohong. Itu kancutnya masih ada"

Aku langsung kaget, kuperiksa gamis yang kubawa. Sial, BH dan celana dalamku ketinggalan.

"Sebenernya cuma mau ngajak minum aja Pak, saya watsap ga jawab jawab jadinya saya samperin deh, udalah ga penting. Jablay mana Pak?"
"Nemu di jalan tadi Pak, lagi kebelet ho'oh saya" kata Pak Joko sambil terkekeh. Sialan, malam ini aku langsung jadi pelacur.
"Berapaan?"
"Mahal Pak, nanti langsung kere lagi bapak hahaha" syukurlah, Pak Joko masih ada niat baik menjaga kehormatanku.
"Ah kaya gatau saya aja Pak. Kalo emang bagus dua tiga juta juga saya berani. Nih mumpung saya bawa duit. Tadinya mau nraktir minum loh. Seruan ngewe kayanya"

Deg. Dua juta. Aku bisa membereskan banyak masalah. Aku bisa bawa Mas Eko berobat. Aku bisa makan bergizi sebulan. Aku mulai bimbang. Ah, harga diriku tidak semurah itu. Kupakai gamis yang kubawa. Air mani Pak Joko mengalir keluar dari vaginaku yang masih basah habis pertempuran tadi.

"Sebentar saya tanya dulu Pak" jawab Pak Joko ke Pak Is.

Pak Joko masuk ke kamar dan berbisik kepadaku.
"Gimana? Mau? Malam ini hutang Pak Eko sudah saya anggap lunas. Saya tambahkan seratus ribu lagi tapi saya mau nonton ya"
"Tidak Pak. Makasih" aku menjawab dengan ketus sambil membuang muka. Sialan.
"Saya tambahkan lima ratus ribu lagi. Pak Is ini teman baik saya. Tapi saya ke atm dulu."

Aku menengok dan menatap tajam kepada Pak Joko. Dua juta lima ratus ribu. Bukan nominal kecil buatku. Banyak orang lain bisa menghabiskan uang segitu hanya untuk berbelanja, dan beberapa orang seperti Pak Is ini rela mengeluarkan uang segitu hanya untuk bersetubuh dengan wanita panggilan. Untuk orang-orang super miskin sepertiku, ini luar biasa besar. Akhirnya aku mengangguk.

"Nah gitu dong hehehe" Pak Joko tersenyum lalu mencium pipiku. Aku membuang muka. Pak Joko lalu menghampiri Pak Is. Aku duduk di kasur springbed Pak Joko yang tidak dialasi sprei.

"Pak, mau tuh dua juta. Tapi saya mau nonton ya. Saya udah nego tadi, saya tambahkan ongkos servisnya lima ratus ribu. Saya ke atm dulu nih sori saya tinggal"
"Yaelaaaah kan saya bilang saya bawa uang. Udah pakai uang saya aja dulu." kata Pak Is.
"Wah iya ya. Bekas saya gapapa Pak? Masih blepotan pejuh saya itu memeknya"
"Hehe gapapa" Pak Is terkekeh.

Dadaku berdegup kencang kembali. Aku jadi pelacur malam ini. Kudengar Pak Joko mengajak Pak Is ke kamar. Benar saja. Pak Is ini agak pendek. Lebih pendek dariku malah. Badannya gemuk. Rambutnya tebal dan agak ikal. Kumisnya lebat, seperti sapu. Aku bergidik ngeri.

"Yaudah langsung aja Pak. Saya disini aja" Pak Joko duduk di sofa di dekat jendela dan mengeluarkan handphone dari sakunya. Aku tau aku akan jadi artis porno malam ini. Aku sudah tidak peduli lagi. Kuperhatikan Pak Is membuka kausnya dengan tergesa-gesa. Bulu dadanya rimbun, seperti monyet saja pikirku. Dia membuka celana jeansnya dan akhirnya kulihat kemaluannya yang jauh lebih kecil daripada Pak Joko. Kalau burung Pak Joko seperti pisang tanduk, kemaluan Pak Is ini sebesar ketimun, pendek, tapi besar.

"Barang bagus ini Pak" Pak Is menghampiriku lalu langsung menindihku. Aku agak berontak. Kututup dadaku dengan kedua tanganku. Dengan ganas dia mencoba menciumku. Bau rokoknya kental sekali. Aku memalingkan muka. Badannya berat sekali, sepertinya dia tidak tahu cara memperlakukan wanita seperti Pak Joko.

Plak!
"Gua bayar lu bangsat!" Pak Is marah karena aku menolak diperkosa. Panas pipiku ditampar oleh Pak Is. Dadaku panas. Sudah jadi pelacur, diperlakukan seperti pelacur. Aku marah dan kutatap tajam mata Pak Is. Dengan kasar dia membuka selangkanganku dan duduk di depan vaginaku. Aku mencoba bangkit dan menampar Pak Is balik.

Plak!
"Saya bukan perek!" kubentak Pak Is. Dia menyeringai sambil menengok ke Pak Joko yang asik merekam pergulatan kami. Dia menamparku balik. Kerudungku sudah acak acakan. Dia mendorong badanku, aku jelas kalah kuat. dicengkramnya kedua tanganku. Aku semakin panas. Kucoba meronta dan mengatupkan selangkanganku rapat rapat, tapi yang ada malah aku mengempit pinggang Pak Is dan otomatis menempatkan pintu vaginaku di depan kemaluannya. Kumiringkan badanku ke kanan dan ke kiri agar bisa terlepas. Pak Is menamparku lagi lebih keras.

"SERU INI" Pak Is berkata lantang.

"Heh tolol. Kalo lu gabisa ngelawan, nikmatin" Pak Is mencengkram mukaku dan dengan tangannya memaksa mulutku terbuka. Mukanya sudah seperti setan. Pak Is lalu meludah ke dalam mulutku. Rasanya pahit, dan seperti rasa cengkeh. Dia melepaskan cengkramannya dari mukaku. Aku terdiam menganga. Aku tak percaya diperlakukan seperti ini. Tanpa sadar aku menangis. Kurasakan air mata mengalir di pipiku.

Merasa bisa menaklukkanku, Pak Is memegang pinggangku dan dengan sekali dorong dia memasukkan kemaluannya ke vaginaku. Agak sakit rasanya, sebab tubuhku menolak perkosaan ini. Untung vaginaku masih basah, dan air mani Pak Joko yang belum kering juga menjadi semacam pelumas. Aku kini tahu kenapa Pak Is tidak mempermasalahkan air mani Pak Joko. Pak Is ini cuma ingin menggagahi. Kepuasannya adalah hal yang utama. Apakah pasangannya terpuaskan, dia tidak peduli.

Pak Is menggenjot tubuhku dengan kasar. Nafasnya ngos-ngosan seperti sedang berlari. Aku memalingkan muka ke tembok agar tidak terekam kamera. Tanganku mencengkram kasur Pak Joko yang berjungkit-jungkit. Kurasakan payudaraku bergoyang karena genjotan kasar Pak Is. Ah tapi memang namanya reaksi fisiologis tidak bisa bohong. Manusia manapun kalau dirangsang ya terangsang. Aku malu mulai merasakan getaran-getaran nikmat di vaginaku yang membuat pinggangku meliuk.

Kemaluan Pak Is ini tebal rasanya. Sebuah sensasi yang berbeda. Vaginaku seperti menggigit kemaluannya, dan aku tahu dia sangat menikmati gigitan liang senggamaku. Badanku membusur dan mengendur tanpa dapat kucegah. Aku menggigit bibirku agar tidak mendesah. Tapi apa daya, gumamanku tidak dapat ditutupi.

"Mmmh, ngh, mmmh, mmh" desahanku tertahan karena aku mengatupkan bibirku rapat rapat. Tiba tiba Pak Is berhenti menggenjot tubuhku. Vaginaku yang mulai gatal memaksa pinggangku bergoyang agar liang senggamaku diaduk-aduk oleh kemaluan Pak Is. Aku tersadar, dan berhenti menggoyangkan pinggangku. Vaginaku berkedut menyedot kemaluan Pak Is.

"Kalo udah masuk enak juga kan lu" Pak Is tertawa sambil memegang dengkulku. Selangkanganku dibuka lebih lebar lagi. Aku malu. Kututup mukaku dengan kedua tanganku. Kerudungku sudah tersibak. Pak Is dengan kasar memasukkan tangannya kedalam gamisku dan meraih kedua payudaraku lalu diremasnya dengan kasar dan dia meneruskan genjotannya. Kali ini lebih lamban.

Clep clep clep.
Terdengar suara kecipak cairan vaginaku yang mulai mengalir. Aku tidak tahu apakah aku terpaksa atau memang aku menikmati perkosaan ini. Pak Is menindih tubuhku. Bulu dadanya yang rimbun menggelitiki perutku. Dia menjilati putingku kiriku dan mengisapnya dengan lahap. Tanganku tanpa sadar meraih payudara kananku dan meremasnya. Aku terpejam dan mendongak ke atas. Mulutku menganga dan nafasku tersengal. Genjotan Pak Is terasa lebih berwibawa kali ini. Pinggangku meliuk ke kanan dan kekiri menikmati genjotan Pak Is. Tangan kiriku menjambak rambut ikal Pak Is. Aku sudah seperti mangsa yang takluk akan predatornya. Kunikmati gatal yang ada di vaginaku, kurasakan kontol tebal Pak Is bergerak keluar masuk menggaruki dinding vaginaku yang memijit kemaluannya.

"Ahh, ahhh ahhh"
Aku orgasme lagi. Vaginaku menjepit kemaluan Pak Is dengan keras. Dia seperti tidak peduli dan terus menggenjot tubuhku sambil menciumi payudaraku. Aku sudah tidak berdaya. Lelah sekali rasanya. Vaginaku seperti banjir. Beceknya sudah mengalir ke belahan pantatku. Aku menoleh ke Pak Joko, dia tersenyum gembira memperhatikan layar handphonenya. Ah yasudahlah.

Pak Is tiba tiba mencabut kemaluannya dari vaginaku. Dengan kasar dia membalik badanku hingga tengkurap. Kemudian dia menindihku. Tangannya yang kasar mencolok colok vaginaku sambil tangan kanannya meremas payudaraku dari bawah dengan gemas. Dia menciumi punggungku. Burungnya yang masih tegang itu menempel di bongkahan pantatku.

...to be continued...

Mohon masukan saran dan kritikannya ya para suhu :Peace:
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd