Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY Veiled Sins 4 (Final) - Hijab Hunt(ed) [TAMAT]

Wah sudah nunggu2 yg ke4,ternyata milih penyiksaan , pakai kloning buat solusi. Bukan selera saya sih. Tapi silakan lanjut gan. Bebas2nya agan aja sebagai sutradaranya hehe..
 
Setelah beberapa jam perjalanan, Jono dan Warman sampai di markas. Disana sudah ada Juan yang menunggu bersama dua wanita dengan seragam kurung serta cadar berwarna hitam. Juan juga tersenyum melihat cara Jono dan Warman membawa calon “pengantin” nya. Zaskia terlihat terus menempel pada Jono dengan tangan yang tidak mau lepas dari penis Jono sementara Warman membopong Oki yang masih meronta-ronta sambil bergumam. Melihat Oki yang berusaha melepaskan diri, Warman membanting tubuh Oki ke lantai sehingga tubuh Oki menjadi kesakitan. Juan menghampiri Oki lalu melepas sumpalan di mulutnya. “Kurang ajar ! Lepaskan saya !” Oki berteriak kearah Juan namun respon Juan hanya tersenyum. Kemudian salah satu wanita bercadar di sebelah Juan menghampiri Oki lalu mulai melucuti satu persatu pakaiannya hingga menyisakan jilbab panjang hijau. “Apa-apaan ini ? Saya laporkan kalian semua !” bentak Oki. Wanita bercadar itu lalu mencium Oki dengan lembut sambil meremas-remas payudaranya yang cukup besar. “Hentikan… mmmmhh… oohh… stop… “ Oki berusaha menahan serangan wanita itu. Remasan lembut di payudaranya membuat gairah seksual Oki perlahan-lahan mulai muncul. “Lepas…pelan-pelan… uuhh… stooppp…” racau Oki. Mendengar desahan Oki, Juan dan Warman tertawa lepas kemudian mereka berdua langsung bertelanjang sehingga penis mereka berdua siap menerkam vagina Oki. Sementara, Zaskia sedang dirangsang oleh Jono dengan cara menciumi seluruh tubuh dari wajah hingga ujung kakinya. “Geli sayangku… mana kontolnya ? mau sperma lagi…” racau Zaskia sambil menggeliat. Efek obat Jono ternyata terlalu kuat sehingga Zaskia sudah tidak bisa lagi berpikir normal. Yang dikepalanya kini hanya memikirkan penis dan sperma.

Kedua wanita bercadar itu kini sudah memposisikan tubuh Oki menjadi mengangkang sehingga vaginanya yang sudah tidak berbulu karena dicukur terlihat jelas. Juan langsung memasukkan penisnya ke dalam vagina wanita yang sudah beranak ini. Warman kemudian mengarahkan penisnya ke lubang vagina Oki untuk double penetration. “Jangan… stooppp… uuhh… jangaann.. aaaahhhhh…” Oki berteriak saat penis Warman dan Juan berhasil masuk ke vagina Oki. Hal itu membuat bagian tubuh bawah Oki agak mengembung karena diisi dua penis sekaligus. Juan dan Warman kemudian memaju mundurkan penis mereka. “Aaaahhh… stooppp… sakkiitt… aaahhh…” rintih Oki sambil menahan gempuran Juan dan Warman. Selama 20 menit, Juan dan Warman bergantian memaju mundurkan penisnya membuat Oki lama-kelamaaan mulai tenggelam dalam permainan. “Iyyahhh… terus… ooohhh… mmmhhh… remesnya pelan ajaahh… aaahhh…” desah Oki sambil menahan geli karena remasan Warman dan Juan di payudaranya. “Mbak…. Kita mau keluar… uuggghh…” Juan dan Warman mempercepat genjotannya. “ooohhh… keluarin sayang… aaahhh… iyaaahh… keluarin yang banyakkhhh… uuuhhh….” Racau Oki. Kedua lelaki itu kemudian menyemprotkan sperma mereka didalam vagina Oki. Setiap celah di rahim dan liang vaginanya diisi penuh oleh sperma Juan dan Warman hingga sebagian meluber keluar. Oki memejamkan mata sambil membuka mulutnya menikmati semburan sperma mereka. Juan dan Warman kemudian mencabut penis mereka lalu sisa sperma yang tidak tertampung meleleh keluar.

Setelah beristirahat sejenak, Juan memegang kepala Oki lalu ditampar ke kanan dan kiri. “sakiitt… aahh…” rintih Oki. “Sekarang kita main yang ga kalah seru. Ayo gadis-gadis.” Juan memerintahkan kedua gadis bercadar itu memakai celana berpenis lalu wanita pertama membuka cadarnya. Alangkah terkejutnya Oki saat mengetahui salah satu wanit bercadar itu adalah Ria, adiknya. “Ria ! Kamu kenapa ada disini ? Selamatin kakak tolong.” Oki memohon pada Ria namun Ria tidak bergeming dan justru memeluk Oki dari belakang sambil menggesek celana berpenisnya di lubang anus Oki. Oki belum pernah melakukan anal bersama suaminya sehingga ini kali pertama akan ada benda yang menembus lubang anusnya. “Ria ! Hentikan ! Jangan… aahh…” pekik Oki saat perlahan-lahan penis plastik itu mulai masuk kedalam liang anus Oki. “Riaaa ! stoop… sakiittt… aaahhh… uuuhh…” Oki berteriak saat penis plastik yang dipasang di tubuh Ria menembus masuk kedalam anus Ria. “Aaaakkkhh…. Hentikan…. Sakiiitt…” jerit Oki sambil menahan sakit. Anusnya seperti terbelah dua dan menimbulkan perih. Sementara itu wanita bercadar yang satu lagi memasukkan penis plastiknya ke vagina Oki yang masih basah. “Maaf..” Ria kembali memakai cadarnya sambil membisikkan sesuatu ke Oki. Kemudian kedua wanita itu memaju mundurkan tubuhnya secara berirama membuat tubuh Oki kelojotan. “Ooohhh… sakiiittt… yeesss…. Uuuhhh…” desah Oki sambil menahan dua tubuh wanita yang mengapitnya sedang menggenjot tubuhnya. Juan merekam adegan tersebut dan Warman tertawa puas sementara Jono masih duduk santai dengan Zaskia yang bersandar di penisnya.

Sudah 10 menit, kedua wanita itu menggenjot lubang vagina dan anus Oki sehingga Oki akan orgasme. “Udah… gakuat lagi…. aaahhh…. Aku keluar….. ooohhhhh….” Oki mencapai orgasme dan tubuhnya mengejang. Kedua wanita bercadar itu kemudian melepas penisnya lalu meninggalkan tubuh Oki yang terkulai lemas. Penis plastik Ria meninggalkan sedikit bercak darah bekas memerawani lubang anus Oki. “Kalian berdua kembali ke ruangan kalian. Warman, antar mereka.” Juan memerintahkan Warman untuk mengantar kedua wanita itu kembali ke ruang ekstraksi. “Aku masih mau main sebentar sama kamu nyonya cantik. Tapi kalau cuma segini ga cukup.” Juan menyuntikkan cairan hitam di payudara Oki dan tak lama kemudian tanda hitam itu muncul di payudaranya. Oki menahan sakit dari suntikkan tersebut kemudian ia merasa aneh dan segar kembali. Juan juga menyuntikkan cairan itu ke pinggul Zaskia dan tanda hitam tersebut muncul di pinggulnya. “Aku diapain mas ?” Zaskia memeluk Jono. “Nggak apa-apa. Itu obat biar mbak makin kuat kalo main.” Jawab Jono santai.

Setelah Warman kembali, tubuh Oki didudukkan di kursi lalu kedua kakinya dilebarkan dan diikat. Selain itu, ikatan di tangan Oki dilepas lalu diikat lagi di pegangan kursi tersebut. “Lo bakal nonton sesuatu yang enak hari ini. Lo gaboleh merem atau mengalihkan mata. Kalo sampe lo lakuin, lo bakal rasain akibatnya.” Ancam Juan. Juan kemudian menghampiri Zaskia lalu digandeng ke hadapan Oki. Jono yang mengerti maksud Juan kemudian merebahkan tubuh Zaskia dan melebarkan kaki mulusnya hingga vagina Zaskia yang masih becek terbuka lebar. Juan menggesek-gesek kepala penisnya di bibir vagina Zaskia sambil mengelus tanda hitam itu. “geli mas… aaahhh… masukin… aaahh… ayoo…” racau Zaskia. Oki yang dipaksa melihat adegan itu sempat menutup matanya, namun dengan sigap Warman menekan sebuah remote di tangannya dan payudara Oki menjadi panas seperti ditusuk-tusuk. “aaakkhh… perih… aaaaa…” teriak Oki. “Makanya lo tonton ! kalo masih merem juga gw bikin meletus tetek lo !” ancam Warman. Oki pun terpaksa melihat adegan panas Juan, Jono dan Zaskia sambil berurai air mata. Sementara itu, penis Juan sudah maju mundur di vagina Zaskia dan penis Jono juga sudah keluar masuk di mulut mungilnya. “mmmhh… oohhkkk… slurrppp… ookkhh…. Mmhhhh…” gumam Zaskia sambil menjilati dan mengemut penis Jono.

Setelah 15 menit digenjot, Juan akan orgasme. “sayang… aku keluar…. Ooogghhh..” , “keluarin yang banyak… aaahhh… uhhh… mau sperma… ooohh…. Oohkkkk.. slurp… ” Racau Zaskia sambil terus menyepong penis Jono. “gw juga keluar nih… aauuhhh…” Jono dan Juan menekan penisnya dalam-dalam lalu menyemprotkan sperma mereka di mulut dan vagina Zaskia. Dengan rakus Zaskia menelan sperma Jono sambil membersihkan sisa sperma yang menempel di penis Jono. Kemudian Zaskia bangkit lalu mengoral penis Juan untuk membersihkan sisa sperma yang menempel hingga bersih. Oki yang melihat temannya menjadi binal lama-kelamaan mulai menikmati tontonan itu. “Kenapa lo ? sange ya ?” ujar Warman sambil mengobok vagina Oki yang kembali basah. Oki hanya diam sambil menundukkan kepala. “Jon, lo garap itu cewek. Gw masih mau main sama si nakal ini.” Ujar Juan sambil membopong Zaskia ke sebuah meja. Juan menyuntikkan sesuatu di payudara Zaskia dan payudaranya tiba-tiba membesar. Kemudian Juan meremas lembut payudara Zaskia lalu keluar cairan susu dari payudaranya. “Aku mau nyusu ya neng.” Juan mengemut sambil meremas payudara Zaskia dan membuatnya kegelian. “oohhh… uuhhh… minum yang banyak mas… biar cepet besar… aaahhh….” Desah Zaskia. “apanya yang cepet besar ?” goda Juan. “Kontolnya…. Hihi… uhhh… geli ah…” desah Zaskia sambil melihat Juan yang meminum susu yang keluar dari payudaranya yang indah.

Setelah puas bermain dengan payudara Zaskia, Juan membawanya ke ruang ekstraksi. Juan langsung memasang selang di vagina dan kedua payudara Zaskia. Zaskia sempat terkejut karena di ruangan itu sudah ada 7 wanita lain yang dikenalnya terutama Nina dkk dan Ria. “Kenapa ? mereka lagi ena-ena kok. Kamu juga bakal ena-ena seperti mereka.” Juan menyalakan mesin tersebut lalu selang mesin itu bergerak. Zaskia merasakan geli saat susu dari payudaranya disedot oleh selang tersebut. “geli…. Oohhh… enaaakk… aaahhh…. Yeeesshh….”racau Zaskia mengikuti irama selang yang bergerak di vaginanya. “Ku tinggal dulu ya.” Ujar Juan sambil mengecup kening Zaskia yang masih mendesah keenakan. Juan kemudian menuju ruangan Oki yang sedari tadi berteriak-teriak.

Sesampainya Juan di ruangan, ia melihat Oki sudah pingsan. Tubuhnya sudah dipenuhi oleh sperma basah dan kering serta vaginanya sedikit melar dan luka. Payudaranya juga ada bekas memar dan putingnya sedikit luka. “wah-wah kayaknya ada yang abis pesta nih.” Ujar Juan sambil melihat Jono dan Warman sudah tertidur pulas.



“Lepasin aku ! Aku mau pulang…” teriak Oki sesaat setelah Juan menggendong tubuh Zaskia. Jono mengambil sebuah gesper lalu disabet ke payudaranya. “aaahh… sakiitt…“ teriak Oki. “Diem lu ! Gausah banyak cincong.” Bentak Jono. Warman kemudian mengambil sebuah botol bir lalu disodok-sodokkan ke vaginanya. “aahhh… gamau… stoopp… stoop… aaahhh..” racau Oki. Sebuah sabetan kembali dilayangkan Jono ke payudara Oki hingga memar. “sakiittt… udaah… jangan… huhu…” Oki menangis menahan sakit di payudaranya yang memerah akibat disabeti gesper Jono. Warman kemudian memutar-mutar botol bir tersebut sambil mengocok penisnya. Jono kemudian meletakkan gespernya lalu memaksa mulut Oki untuk mengoral penisnya. “mmhh… ookkkhhh… oooogghh…mmmhh…” gumam Oki yang kepalanya dimaju mundurkan oleh Jono. Kepala Oki mulai pusing dan ia mulai sedikit mual. Air liurnya tumpah menetes di penis Jono dan jilbabnya. “oohh… aku keluar….” Jono menekan kepala Oki hingga penisnya mentok di liang tenggorokan Oki. “hmmhh… oookkhhh… khooohhhkkk… mmmm…” Sperma Jono menyembur deras dan tidak bisa dimuntahkan karena langsung masuk ke kerongkongan Oki. Oki pun terbatuk hingga sebagian sperma menetes dari hidungnya. Oki pun kemudian pingsan dengan mulut penuh sperma. Jono kemudian menumpahkan sisa spermanya di wajah Oki hingga belepotan. Warman yang juga mencapai orgasme menyemprotkan spermanya ke sekujur tubuh Oki hingga becek. Warman mencabut botol bir dari vagina Oki hingga membuat vaginanya menjadi sedikit melar dan mengeluarkan darah. Jono dan Warman kemudian tertidur karena kelahan.

Juan yang melihat hasil pertempuran itu kemudian melepas ikatan di tubuh Oki dan dibopong ke kamar mandi untuk dimandikan. Setelah bersih, Juan mengganti jilbabnya lalu tubuh Oki dibaringkan dan dipasangi selang-selang ekstraksi. Setelah itu, dua sosok wanita yang mirip dengan Zaskia dan Oki keluar dari sebuah tabung. Mereka berdua kemudian dipakaikan pakaian yang sama seperti sebelum mereka diculik. Juan lalu mengantar kedua wanita itu ke rumah masing-masing. Awalnya suami mereka sedikit curiga karena mereka belum pulang selama dua hari. Namun, dengan kemampuan komunikasi Juan yang luar biasa para suami itu percaya dan tidak menyadari bahwa istri mereka bukanlah istri yang asli. Juan memacu mobilnya ke markas untuk menguras cairan vagina wanita-wanita koleksinya.

-End of part 1-



Next : part 2

maaf kalo belum memuaskan suhu.
ngomong-ngomong part 2 akan berbeda ceritanya dengan part 1.
Veiled Sins adalah organisasi besar yang orientasinya macam-macam.
Jadi cerita kedua bersama cewek ini akan berbeda.

 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
MAntap suhu
Tambah lagi
marini zumarnis atau avi basalamah jarang bgt suhu ada crita nya
 
Ditunggu Segera updateannya Hu.bikin fantasi gw makin liar aja hu wkwkkw
 
Lanjut Gan...
Eksekusi nya yg msh perawan Gan spt yg ke 2..., Shirin dkk waktu diperawanin..., trs disiksa sampe orgasme...
 
Part 2 - Fatin Story : Raped by Stalker






Akhir-akhir ini Fatin disibukkan dengan banyak kegiatan. Gadis berhijab ini sering keliling sejumlah kota untuk promosi lagu-lagunya. Rasa lelah ini membuatnya sering merasakan stress dan gelisah. Ia pun berencana untuk vakum untuk istirahat dari kesibukan dunia panggungnya. Kegiatan vakumnya dihabiskan untuk mengejar kuliah yang tertinggal. Di kampus, walau kuliahnya tertinggal Fatin tetap dikenal sebagai mahasiswi yang cerdas dan berprestasi. Hal itu membuat ia sering diidolai oleh mahasiswa di jurusannya. Namun, ada satu orang yang sangat terobsesi dengan Fatin sebut saja Andi. Ia sering mengikuti Fatin kemanapun ia pergi di kampus termasuk pernah mengintip dan merekam Fatin di toilet. Hal itu tentunya dilakukan tanpa sepengetahuan Fatin. Setiap bertemu, Andi selalu menyapa Fatin dan karena Fatin adalah anak yang tidak sombong, ia selalu membalas sapaan Andi dengan ramah. Hal itu membuat Andi semakin tergila-gila dan akan merencanakan sesuatu untuk Fatin.

Andi merupakan mahasiswa veteran yang satu kampus dengan Fatin hanya saja berbeda jurusan. Sejak ia mengetahui Fatin menjadi maba di kampusnya, Andi terpesona dengan kecantikan dan keramahan Fatin hingga membuatnya terus mengikuti informasi tentang Fatin. Selain itu, sejak Fatin menjuarai ajang pencarian bakat di TV, Andi mengoleksi banyak pernak-pernik seperti foto-foto Fatin, kaos bergambar Fatin yang ia sablon sendiri bahkan guling nya pun juga tercetak tubuh sang penyanyi hijaber itu. Terlebih lagi, ia juga merupakan anggota Fatinistic atau kelompok fans dari Fatin. Obsesinya terhadap Fatin tidak bisa dibendung sehingga setiap ia melihat Fatin, ia selalu berusaha menyapanya untuk sekedar mendengar suaranya yang lembut dan basah. Setelah mendengar sapaan Fatin, gairahnya akan menjadi-jadi. Tak jarang Andi selalu beronani mengkhayalkan sosok Fatin yang bercinta dengan dirinya. Andi juga mengaku-ngaku ke teman-temannya kalau ia akan jadi calon suaminya Fatin kelak. Hal itu membuat ia dicemooh teman-temannya. Andi pun ngotot dan akan membuktikan kata-katanya. Kali ini, dengan modal nekat ia akan merealisasikan apa yang menjadi khayalannya.

Sepulang kuliah, Fatin memilih langsung pulang ke apartemennya. Sejak sibuk di dunia musik, Fatin lebih memilih tinggal mandiri di sebuah apartemen daerah perkotaan. Tanpa diketahui Fatin, Andi menguntitnya dari belakang dengan membawa tas berisi sejumlah peralatan pemuas fantasinya. Sesampainya di lobby, Fatin langsung masuk lift dan Andi memilih naik tangga untuk mengejarnya. Beruntung kamar Fatin di lantai 4 sehingga Andi tidak terlalu kelelahan. Lantai Fatin termasuk lorong yang sepi sehingga Andi bisa memiliki kesempatan lebih dalam melancarkan aksinya. Setelah keluar lift, Fatin berjalan langsung menyusuri lorong diikuti Andi. Saat Fatin membuka kunci, tangan Andi dari belakang langsung menyekap mulut Fatin dengan kain yang disemprot obat bius. Fatin berusaha meronta dan lama kelamaan tubuhnya melemas dan dia tidak sadarkan diri. Andi kemudian langsung membuka kunci kamar dan menyeret Fatin masuk kedalam. Tak lupa Andi mengunci kamarnya dari dalam dan menyembunyikan kunci itu di bawah keset. Kemudian Fatin direbahkan di kasurnya lalu Andi mengikat kedua kaki dan tangannya hingga tubuh Fatin membentuk X. Andi juga menyiapkan beberapa botol minuman berisi sperma hasil coliannya untuk dicekoki ke calon pengantinnya nanti.

Kini Andi berdiri dihadapan gadis berhijab yang terikat dan tidak berdaya. Nafas Andi menjadi memburu lalu ia melepas semua pakaiannya hingga penisnya mengacung gagah. Andi kemudian merobek satu-persatu pakaian Fatin hingga menyisakan jilbab coklat dan kaos kaki krem. Andi mengambil gunting dan pisau cukur kemudian mencukur bulu ketiak dan jembut yang cukup lebat di vaginanya. “Aku sudah gasabar dengan malam pertama kita sayangku.” Ujar Andi sambil membelai pipi Fatin. Untuk mengantisipasi teriakannya, Andi mengambil ball gag dan lakban lalu ia pasang di mulut Fatin sehingga ia tidak akan bisa teriak. Untuk sentuhan akhir, Andi juga memasang lilin untuk suasana hangat. Setelah menunggu beberapa jam, Fatin tersadar dan ia terkejut mendapati tubuhnya sudah tidak berbusana dan dalam keadaan terikat. Fatin ingin berteriak namun suaranya tertahan oleh sumpalan ball gag dan lakban. “Oh, bunda sudah bangun ? masih ingat aku kan ?” sapa Andi sambil duduk di pinggir kasur Fatin. Fatin pun bergumam dan meronta-ronta namun usahanya sia-sia karena ikatannya sangat kuat. “Jangan takut, malam ini akan jadi malam kita berdua.” Ujar Andi sambil mengelus payudara Fatin yang bulat dan putingnya mengacung. Mendengar kalimat itu, Fatin kemudian menangis sesegukan seolah tidak percaya apa yang akan terjadi padanya nanti.

Waktu sudah menunjukkan pukul 8 malam. Andi yang sudah tidak sabar ingin menikmati tubuh idolanya mulai beraksi. Andi menciumi seluruh tubuh Fatin mulai wajah hingga ujung kaus kakinya. Saat mencapai payudara dan ujung kaos kaki Fatin, Andi menjilat dan mengemut kedua bagian tubuh tersebut. Fatin hanya memejamkan mata sambil merasakan geli di tubuhnya. “Pemanasan dulu ya sayang. Biar nanti ga sakit.” Andi mengeluskan jarinya di bibir vagina Fatin. Lalu Andi memasukkan dua jarinya kedalam vagina Fatin dan membuat tubuh Fatin mengejang. “Tahan sayangku.” Ujar Andi sambil mengobok vagina Fatin dengan lembut. Fatin yang pertama kali vaginanya disentuh seorang laki-laki menggeliat kegelian. “mmhh… mmmh…” gumamnya sambil memejamkan mata. Selama 15 menit, Andi mengobok vagina Fatin sambil sesekali menjilati puting susu Fatin yang berwarna merah muda. Andi juga mengigit kecil putingnya Fatin hingga membuat tubuhnya yang terikat menggelinjang. Beberapa saat kemudian Fatin bergumam keras lalu tubuhnya melenting. Cairan orgasmenya memancur keluar dari vaginanya dan membasahi sprei kasur.

Melihat vagina Fatin sudah basah dan siap, Andi kemudian menidih tubuh Fatin. Fatin yang mengetahui nasibnya selanjutnya bergumam keras sambil menggelengkan kepalanya. “Jangan takut Fatin sayang. Malam ini kamu jadi istriku dan aku jadi suamimu. Malam pertama kita ini akan jadi malam yang indah.” Ujar Andi sambil mengelap air mata Fatin. Andi menggesekan penisnya di bibir vagina Fatin dan seketika Fatin berusaha merapatkan pahanya untuk menghalangi penis Andi menerobos keperawanannya namun sia-sia. Kepala penis Andi sudah mulai masuk kedalam vagina Fatin diiringi gumam dan air mata dari gadis itu. Andi sedikit mengalami kesulitan menembus vagina rapat dan perawannya. “Tahan ya istriku sayang.” Ujar Andi sambil mendorong-dorong penisnya dengan paksa. Setelah beberapa kali hentakan, penis Andi akhirnya berhasil menerobos vagina Fatin hingga menyentuh ujung vaginanya. Fatin kemudian bergumam keras sambil tubuhnya melenting menahan perih dari sodokan penis Andi. Setelah seluruh penis Andi berhasil masuk didalam vagina Fatin, Andi mendiamkan sejenak penisnya yang dijepit denyutan liang vagina Fatin yang baru saja diperawaninya. “Tahan sayang. Sakitnya sebentar kok. Abis ini pasti enak.” Hibur Andi sambil mengelap air mata Fatin yang terus mengalir deras. Setelah sudah siap, Andi memaju mundurkan penisnya perlahan-lahan. “mmhhh… hhmmmhhh… mmm…” gumam Fatin menahan genjotan penis Andi di vaginanya. Sambil menggenjot, kedua tangan andi memilin-milin puting susu Fatin sambil digigit dan dijilati. Genjotan Andi yang awalnya pelan mulai bertambah cepat. Fatin pun menggumam semakin keras sambil menggelengkan kepalanya kekiri dan kanan. “sayangku, memek kamu enak banget… oohhh…” desah Andi sambil menatap wajah Fatin yang sayu dan kosong. Andi menambah kecepatannya hingga membuat Fatin meraung-raung. “mmmhhh… mmmmm… mmhh.. hhhmmmmhhh…” raung Fatin sambil melototkan matanya. Kemudian Fatin mendongakkan kepalanya dan kedua pahanya merapat pinggul Andi tanda ia orgasme. Liang vaginanya menjadi hangat dan licin membuat Andi semakin menggila dalam menggenjot penisnya. Selama setengah jam Andi ada di posisi menidih Fatin sambil menggenjot penisnya. “Sayangku… aku mau keluar… oohhh…. Ini untuk anak kita… aaahhhh….” Andi menyodok penisnya dalam-dalam sambil memeluk Fatin dengan erat lalu menyemprotkan spermanya mengisi rahim dan liang vagina Fatin. Fatin hanya pasrah dan menangis saat sensasi hangat dari sperma Andi mengisi rahim dan vaginanya. “Oh… sayang… malam yang indah…” Andi kemudian tertidur menidih Fatin dengan penis yang masih menancap di vaginanya. Sementara itu, Fatin bergumam sambil menangis dan berusaha tidur untuk segera melupakan malam yang kelam ini.

Sinar matahari menyorot masuk ke kamar Fatin hingga membuatnya terbangun. Kedua kaki dan tangannya masih terikat dan mulutnya masih tersumpal. Namun, ia tidak melihat Andi di kamarnya. Beberapa saat kemudian, Andi masuk ke kamar sambil membawa belanjaan. Ia kemudian memasak sesuatu di dapur lalu kembali membawa sepiring nasi dan omelette. “Sarapan dulu sayangku, biar ga laper.” Ujar Adit sambil membuka lakban dan melepas ball gag di mulutnya. Setelah sumpalannya terlepas, Fatin mulai mengumpat. “Apa-apaan sih kamu ? lepasin aku !” bentaknya dengan suara yang masih lembut sambil menatap Andi dengan tajam. “Aku gamau jauh dari istri aku.” Ujar Andi sambil mengelus perut Fatin yang rata dan mulus. “Gamau ! Aku ga sudi jadi istri kamu !” ujar Fatin sambil meludah kearah Andi. Mendapat perlakuan seperti itu membuat Andi mulai naik pitam. Ia kemudian mengambil sebotol yang berisi sperma kemudian ia cekoki ke mulut Fatin. Fatin berusaha memuntahkan isi botol itu namun tangan Andi mencengkeram mulut Fatin sehingga ia terpaksa menelan sebotol sperma yang memenuhi mulutnya. “mmmhh… glek… mmhh… uhuukk…” gumam Fatin sambil terbatuk saat seluruh sperma di botol itu habis diteguk secara paksa. “mulut istriku kotor juga ya. Harus dibersihkan.” Ujar Andi sambil menuang beberapa sendok sperma ke piring sarapan. Fatin kemudian dipaksa untuk membuka mulutnya dan melahap nasi omelet dengan campuran sperma itu. Sambil menangis, Fatin terpaksa melahap sarapan menjijikan itu hingga habis. Tak lupa Andi juga mencekoki Fatin dengan minuman air bening yang ternyata adalah bir. Fatin terpaksa meneguk air itu kemudian ia merasa pusing dan tubuhnya menjadi lemas.

Setelah menyuapi Fatin, Andi mencuci piring dan botol kaca tersebut. Kemudian Andi membawa botol bersih itu ke kasur. “Olahraga bareng yuk.” Andi kemudian membereskan kasur Fatin yang acak-acakan kemudian ia menyodok botol itu ke lubang vagina Fatin. Ukuran botol yang cukup besar membuat vagina Fatin sedikit membuka. “uuhh…” rintih Fatin yang masih merasakan perih di vaginanya. setelah botol itu menerobos liang vaginanya, Andi memaju mundurkan botol tersebut. “oohhh… Jangaann… aahhh… ooohhh…” desah Fatin sambil menahan sodokan botol tersebut. Tangan kiri Andi kemudian meraba-raba sambil meremas payudara Fatin sambil mencium perutnya. “Geli… aahhh.. udaahh…” racau Fatin Manahan rasa geli di perutnya. Setelah 10 menit desahan Fatin semakin lembut dan menikmati sodokan botol dan remasan tangan Andi. “oohhh… mmmhhh… geli… aaahhhh…” desah Fatin keenakan. “Kamu suka ya ? aku cepetin ya.” Andi mempercepat gerakan botol di vagina Fatin. “ooohhh… teruusss… aku keluarr…. Aaaahhhhh….” Tubuh Fatin mengejang kemudian ia orgasme sambil membuka mulutnya lebar-lebar. Cairan vaginanya sebagian mengisi botol yang menancap di vaginanya dan sebagian meleleh keluar. Andi kemudian mencabut botol tersebut lalu ia cekoki botol berisi cairan vagina itu ke mulut Fatin. “nih minum yang banyak.” Fatin pun terpaksa menelan cairan vaginanya sendiri. Gerakan “pemanasan” itu membuat tubuh Fatin berkeringat dan membuat Andi semakin bernafsu. Ia kemudian membuang botol tersebut ke tong sampah lalu bersiap untuk “gerakan inti”.

Fatin yang masih terikat di kasur was-was dengan apa yang akan terjadi selanjutnya. Lalu ia melihat Andi yang sudah telanjang dan penisnya menggantung-gantung. Fatin pun menelan ludahnya dan berusaha mengalihkan pandangannya dari penis Andi. “jangan cemberut dong sayangku. Nanti setelah ini aku mau keluar dulu ya buat beli makan siang dan makan malam. Aku bakal masakin yang enak buat kamu sayang.” Andi tiba-tiba sudah menidih tubuhnya lalu menyodok penisnya kedalam vagina Fatin. “nnggghh…” rintih Fatin saat penis besar Andi mengisi penuh liang vaginanya. Andi kemudian menggenjot penisnya dengan cepat. “ooohhh… aaaahhh…. Pelan-pelan… uuhhh…” desah Fatin. Andi kemudian mencium mulut Fatin dengan lembut supaya ia tidak meraung terus. Lidah mereka berdua saling beradu hingga air liur mereka berdua menetes keluar. “aahh… yeess… oohhh…” desahan Fatin membuat Andi semakin bersemangat menggenjot penisnya.

Setelah 15 menit, Andi akan orgasme lagi. “Aku keluar sayang…. Ooohhh…. Biar kamu cepet hamil anak kita… aaahhh…” Andi memeluk Fatin dengan erat.”Jangan…. didalem…. Gamau…. Aaaahhh….” Desah Fatin. Andi kemudian menyemburkan spermanya ke rahim Fatin hingga menimbulkan sensasi hangat. Andi menyodok-nyodok penisnya untuk memastikan spermanya mengisi penuh rahim dan vagina Fatin. “jangaann… mmmhhh….” Desah Fatin berusaha menghentikan Andi namun ia tidak bisa apa-apa karena tubuhnya terikat. “ohhh sayang…. Aku kasih banyak nih… mmmhh… “ Andi membiarkan penisnya menancap didalam vagina Fatin sampai sisa-sisa orgasmenya selesai. Kemudian Andi mencabut penisnya dan sisa sperma meleleh keluar dari vagina Fatin. Andi kemudian mengarahkan penisnya ke wajah Andi dan tiba-tiba satu muncratan sperma keluar dan membasahi wajah cantiknya. “Ups ada yang ketinggalan hehe…” ujar Andi. Andi kemudian meratakan sperma tersebut di seluruh wajah Fatin hingga membuatnya mengkilap terkena matahari. Andi kemudian mandi lalu pergi dari kamar Fatin. Fatin kemudian kembali menangis seolah tak percaya nasibnya akan menjadi seperti ini.

Sudah tiga hari Fatin disekap di kamarnya sendiri oleh stalkernya, Andi. Vaginanya jadi semakin sensitif dan ia mulai menikmati genjotan Andi selama pagi, siang dan malam. Entah sudah berapa liter sperma yang sudah mengisi rahimnya. Selain itu, ia juga menjadi doyan sperma dan persediaan botol sperma Andi sudah habis diteguknya. Setiap Andi meminta jatah, Fatin tersenyum lalu melayani Andi dengan desahannya yang lembut dan menggoda. Andi akhirnya melepas ikatan di tubuh Fatin. “Karena kamu udah nurut sama aku, sekarang kamu aku lepas dan menjalani kehidupan biasa. Tapi jangan cerita ke siapa-siapa. Kalo aku lagi pengen kamu harus datang ke tempat aku. Alamatnya ada di kertas itu.” Ujar Andi. “Papa gausah khawatir, mama bakal diem aja kok.” Ujar Fatin sambil membelai celana Andi. Andi pun mencubit hidung Fatin lalu pergi dari kamarnya. Saat Andi sudah pergi, Fatin bergegas pergi untuk membeli obat tes kehamilan dan pil KB. Ia mengenakan baju kurung, cadar dan kacamata supaya tidak dikenal dan dicurigai orang-orang. Ia menyembunyikan obat tersebut di sebuah tempat dan setiap Andi selesai dengan jatahnya, Fatin meminum obat KB itu agar tidak hamil beneran.

Selama seminggu berjalan, Andi tidak mengetahui Fatin yang suka meminum pil KB rutin setelah ngeseks dengannya. Namun, pada suatu ketika ia menemukan sejumlah pil di kamar Fatin saat ia sedang pergi kuliah. Hal itu membuat Andi marah besar dan akan memberikan hukuman yang keras pada pengantinnya itu. Fatin pulang lebih awal dari biasanya. Saat membuka pintu keadaan kamarnya yang semula berantakan tiba-tiba menjadi rapi. Piring kotor sudah dicuci dan pakaian kotornya menjadi rapi dalam plastik untuk di laindry. Saat ia akan ke lemari untuk berganti baju, sebuah pukulan keras menghantam tengkuknya lalu Fatin jatuh pingsan. Andi yang memukulnya dari belakang kemudian membawa Fatin ke kasur, mengikat kedua kaki dan tangannya dengan tatapan penuh amarah. Tak lupa Andi juga menyiapkan sejumlah tongkat baseball, botol sperma dan alat setrum penjepit. Kemudian Andi menunggu Fatin hingga sadarkan diri.

Jam sudah menunjukkan pukul 9 malam. Sudah 4 jam Fatin tidak sadarkan diri di kamarnya sendiri. Kemudian perlahan-lahan mata Fatin terbuka dan ia terkejut tubuhnya kembali dalam kondisi terikat dan hanya menyisakan jilbab hitam di kepalanya. “Mama udah bangun ? nyenyak bener tidurnya.” Sapa Andi. “Papa, kenapa aku diikat lagi ?” ujar Fatin sambil menggerak-gerakan tangan dan kakinya. “Gausah sok papa-mama. Ini maksudnya apa ?” ujar Andi sambil menunjukkan bungkusan pil KB di tangannya. Fatin pun terdiam dan tidak menyangka Andi bisa menemukan pil itu. Kini Fatin dilanda ketakutan dengan apa yang akan dilakukan Andi terhadapnya. “Aku kecewa sama kamu. Malam ini kamu dapat hukuman.” Andi yang sudah telanjang kemudian langsung menidih tubuh Fatin. “Tolong… aku bisa jelasin.. aaahhh….” Desah Fatin saat penis Andi menerobos masuk ke vaginanya. Tanpa berlama-lama, Andi langsung menggenjot penisnya dengan kasar dan cepat. “Aaahhh… pelan-pelan… ooohhhh…. Uuuhhh…” desah Fatin. Andi yang sudah gemas kemudian memencet puting susu Fatin lalu ditarik-tarik. “Aaaww… sakiittt… aaahh… ampuunnn.” rintih Fatin menahan sakit di payudaranya. 15 menit kemudian, Andi semakin menggila kemudian ia memeluk Fatin erat-erat dan menyemburkan spermanya di rahim Fatin. “uuhhhh…” desah Fatin saat merasakan rahimnya menjadi hangat karena diisi sperma Andi. Belum puas, Andi kemudian mencabut penisnya yang masih ada sisa sperma lalu ia masukkan ke mulut Fatin. Dengan kasar Andi maju mundurkan penisnya di mulut Fatin hingga air liur Fatin menetes-netes. “ooohhkkkk… mmmhhh… hhooekkk.. mmm… ooookhh…” gumam Fatin. Andi kemudian mempercepat gerakannya lalu menekan kepala Fatin di selangkangannya. Fatin pun menjadi kesulitan bernafas dan sesak saat sperma Andi menyemprot keluar mengisi mulutnya. Fatin pun menelan semua sperma Andi sambil terbatuk. Andi kemudian mencabut penisnya dari kepala Fatin dan membiarkan ia terbatuk.

“Sudah… hentikaann… ampuunnn..” Fatin memohon kepada Andi. Andi yang masih kecewa kemudian mengambil alat penjepit setrum lalu dijepitkan di kedua payudara Fatin. “aaahhh….. sakiiittt… ampuunn…” rintih Fatin sambil menangis menahan rasa sakit dari alat itu. Alat penjepit itu kemudian dipasang di sebuah aki dan dari aki itu masih ada satu alat seperti obeng lalu obeng itu ditancapkan di vagina Fatin. “mmhh… aku mau diapain ? lepaass… tolong…” ujar Fatin. Andi kemudian menyalakan alat itu dan seketika tubuh Fatin bergetar hebat. “aaahhhh… iyaaahhh…. Sakiiittt… aaaaakkkkh…. Iyyaaaahhh…” Fatin berteriak saat ia merasakan panas di payudara dan vaginanya. Andi pun tertawa melihat kondisi Fatin yang menggeliat karena diestrum oleh aki itu. “Ini akibatnya kalo nakal. Sekarang rasakan ini.” Andi kemudian mencekoki mulut Fatin dengan tiga botol berisi sperma dan membuatnya semakin tersiksa. Fatin pun dipaksa menelan sperma itu sambil tubuhnya bergetar dan menggelepar akibat alat tersebut. Setelah dirasa cukup, Andi pun mematikan alat itu lalu tubuh Fatin mengejang dan bergetar. Mulut Fatin yang penuh sperma tak henti-hentinya berdoa supaya siksaan ini cepat berakhir. Namun, Andi belum selesai dengan semua itu. Kemudian ia memecahkan salah satu botol hingga berkeping-keping. Ia buang sampah beling itu hingga bersih dan ia ambil salah satu bagian pecahan beling itu. Kemudian Andi menghampiri Fatin lalu pecahan beling itu merobek kulit paha Fatin membentuk tanda hati. “aaahhhh…. Sakiiittt… aaahhh… stooppp…. Hyaaahhhh…” Fatin kembali berteriak kesakitan saat kulit paha mulusnya disayat oleh pecahan beling itu. Andi kemudian berpindah ke paha kiri Fatin dan kembali mengukir tulisan love. “Ampuuunn… aaaahhh…. Aaaaakkkkhhh… sakiiittt… hentikaaann…” teriak Fatin menahan rasa perih akibat kulitnya disayat oleh beling itu. Kedua paha Fatin yang disayat kemudian mengeluarkan darah dan Andi segera menyiram luka itu dengan obat merah hingga menimbulkan rasa perih yang hebat. “aaaahhhh… periihhh… uuhhh…” Fatin menggerak-gerakan pahanya yang seperti melepuh karena siraman obat merah itu.

Andi kemudian memegang lengan bagian atas Fatin. Diciumnya lengan itu kemudian ia sayat dengan tulisan sex. Fatin berteriak sekeras-kerasnya sambil menggelengkan kepala ke kiri dan kanan. Kemudian Andi pindah ke lengan kiri lalu menyayat membentuk tanda bintang. “aaahhh…. Aaaakkk…” Fatin seperti kehabisan suara setelah beberapa bagian tubuhnya kini sudah luka. Andi kini akan mengarah ke payudaranya. “Jangaaann… sudah…. Ampuunnn…” Fatin berteriak sambil memohon. “kamu gagal hamil. Sekarang aku tandai saja.” Andi mulai mengelus perut Fatin untuk disayat. Saat akan megukir perutnya, tiba-tiba ada suara tembakan dan berhasil mengenai tubuh Andi. Andi pun amruk ke lantai dengan bersimbah darah. Beberapa polisi wanita kemudian menghampiri Fatin lalu melepas ikatan dan membungkus luka di kaki dan tangannya dengan perban sambil ditutupi kain. Petugas lainnya kemudian menggotong Andi lalu membersihkan sisa darah di lantai. “Kami mendapat laporan warga adanya orang mencurigakan yang selalu berkeliaran dilorong apartemen mbak Fatin. Syukurlah mbak masih selamat. Orang itu psikopat yang sudah lama kami buru.” Ujar salah satu polisi wanita menjelaskan. Fatin kemudian menangis dan memeluk kedua polwan itu. “Terimakasih bu… aku takut… sangat takut…” isaknya. Setelah suasana cukup tenang dan semua petugas sudah pergi, Fatin memakai pakaiannya kembali sambil tak henti-hentinya mengucapkan terima kasih kepada dua polwan yang merawatnya.

Beberapa bulan setelah peristiwa itu, kondisi Fatin sudah membaik dan dia sering ke salon perawatan untuk menghilangkan bekas luka sayatan di lengan dan pahanya. Untungnya, kini bekas luka itu sudah memudar. Ia juga sempat tes kehamilan dengan alat yang pernah ia beli dan ia bersyukur karena hasilnya negatif. Walau demikian, ia mulai rindu akan penis lelaki sehingga setiap pulang kuliah atau konser Fatin menghabiskan waktunya di kamar mandi untuk menuntaskan kerinduannya akan seks. Selain itu, ia juga sempat terpikir untuk mencari partner lesbian untuk menuntaskan nafsunya.

Part 2 - The End

Sorry kependekan suhu...
Untuk Part 3 - Arafah & Fatin Story ane usahakan bikin panjang.
 
Mantab suhu setelah sekian lama menunggu akhirnya updatean yg ditunggu2 muncul juga
 
Bimabet
Gue rasa untuk sadism jangan deh bro, karena menurut gue sadism bikin sensasi sexnya jadi hilang bro
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd