Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Virus Merah Jambu Bersama Akhwatku (JUST SHARE. SARA JAUH-JAUH)

Status
Please reply by conversation.
Tambahin cerita kenapa antum doyan sex Suhu...
 
Komunikasi Malam

Semenjak insiden kecil disekretariat itu, Dian tampak menghindar dariku. Sepertinya dia masih belum bisa menerima tubuhnya sudah dijamah oleh laki-laki yg bukan mahromnya. Aku sendiri sudah berkali-kali meminta maaf kepadanya via sms, inbox fb bahkan dm di twit**ternya, namun tak satupun dia tanggapi. Komunikasi kami hanya sebatas keperluan organisasi, itupun singkat dan padat, Dian tampak tak nyaman berlama-lama denganku. Aku makin merasa tak enak, dan sedih, aku tidak mau kehilangan Dian yg kurencanakan menjadi istriku nanti, konyol sekali bila harus kehilangan Dian dengan cara seperti ini. Aku mencoba memutar otak, mencari cara yg enak untuk meminta maaf secara langsung. Ada sekitar dua bulan aku dan Dian terjebak momen awkard seperti ini, hingga akhirnya kesempatan itu datang. Aku sedang mengetik makalah tugas kuliah ku ketika aku mendapatkan telpon urgent, ada saluh satu kader akhwat kami kecelakaan parah, Kang Idham selaku pimpinan pusat dakwah kampus memintaku untuk menelepon Dian selaku ketua kemuslimahan agar segera mengkoordinir akhwat-akhwat agar segera meluncur ke RS tempat akhwat tersebut dilarikan. Akupun mencoba SMS Dian terlebih dahulu agar dia tau kalau ini urgent, karena memang komunikasi ikhwan akhwat selepas isya dilarang.
"asslm.. Ukh ada kabar penting dan urgent. Mohon d angkat telepon ana" SMS ku pada Dian. Satu menit kemudian dia membalas "ada apa? Tafadhal (silahkan)"
Aku pun segera menelponnya.
"asslmlkm ukh, afwan ganggu"
"iya monggo, langsung to the point akhi, ada apa?"
Akupun langsung menceritakan kabar yang kuterima kang idham.
"innalillah!! Ya ampun.. Ok ana segera meluncur ke RS"
"iya ukh, tolong d urus ya. Ajak yang lain juga sekalian"
"ok akh, syukron.. Biar kami yg urus fatma" klik! Sambhngan pun langsung d putus oleh Dian. Walau sedikit jengkel karena dia memutus telponku tanpa salam, aku bisa maklum karena dia mungkin masih marah padaku.
Singkat cerita aku lanjut mengetik makalahku, tak terasa selesai pada tengah malam.
Aku mencoba membaringkan tubuhku pada karpet tipis yg kubentangkan diruang tv d sekretariat ini. Aku jadi memikirkan Fatma yg kecelakaan parah, aku ingin tau kabarnya. Kebetulan aku dan Fatma cukup dekat, dia junior yg berasal dari daerah yg sama denganku, dia cukup aktif dan bisa d andalkan, aku berharap dia tidak apa-apa. Fatma salah satu pionir d angkatannya. Hatiku jadi tak tenang, aku memutuskan untuk segera menuju RS malam itu juga. Segera aku mengeluarkan sepeda motorku dan bergegas menuju RS.

****

Tiga puluh menit kemudian aku tiba d rumah sakit. Setelah bertanya pada resepsionis yg setengah mengantuk, aku segera menuju kamar tempat Fatma d rawat. Betapa terkejutnya aku ketika mendengar bahwa Fatma tengah menjalani operasi patah tulang kaki dan rusuknya. Aku bergegas menuju tempat operasi, dan kulihat Dian sedang ada ditengah beberapa orang yg kuperkiraan bahwa mereka adalah keluarga Fatma.
"Dian!" aku memanggilnya lirih
"akh abas? Antum kesini?" Dian agak terkejut melihatku, tampak matanya memerah dan sembab, pasti dia habis menangis.
"antum sendirian kesini? Mana yang lain?"
"ada Yusi sama Rahma akh, tapi mereka lagi istirahat di mushola."
"ooh, terus antum gak istirahat?"
"ana disini aja, nemenin keluarga ukh fatma. Ana ngerasa punya tanggung jawab sbg ketua kemuslimahannya"
Aku tersenyum. Benar-benar gadis pujaan, membuatku semakin jatuh hati saja, kataku dalam hati.
Dan tiba-tiba saja aku teringat kejadian tempo hari di sekretariat, berhubung aku sedang bisa ngobrol dengan Dian aku coba langsung minta maaf.
"ukh, afwan. Yang waktu itu d sekretariat... "
Wajah Dian langsung berubah, air mukanya mengguratkan rasa tidak enak.
"ana bener-bener minta maaf ukh. Sungguh ana gak bermaksud kaya waktu itu. Ana menyesal.. Mohon maaf sekali"
Dian menunduk, agak lama dia terdiam sebelum dia membuka mulutnya.
"yaudahlah akh, anggep aja itu ga pernah kejadian"
Dia belum menerima maafku, tapi aku menangkap dia lebih memilih melupakannya. Yah untuk saat ini mungkkn lebih baik begini.
Akupun mencoba mengalihkan pembicaaran terkait kejadian kecelakaan & kondisi Fatma, ternyata motor fatma tersenggol oleh mobil bak terbuka yang mencoba menyalipnya hingga Fatma terpelanting ke bahu jalan. Dian juga menceritakan bahwa Fatma sempat kekurangan darah yg untungnya bisa segera d urus oleh pihak Unit Transfusi Darah d rumah sakit tersebut. Dian bercerita dengan nada bergetar menahan tangis, membuatku jadi iba. Aku menyuruh Dian untuk menyusul Yusi dan Rahma beristirahat. Selanjutnya biar aku yang menemani keluarga Fatma sebagai perwakilan teman kampusnya. Walau agak enggan namun Dian menyetujui usulku.

****

Aku membuka mata ketika adzan shubuh berkumandang. Aku segera mengambil air wudhu dan menjalankan ibadah pagi itu. Aku memang tertidur d masjid rumah sakit, Pukul dua tiga malam mataku tak kuat menahan kantuk, ayah Fatma mempersilahkan aku untuk istirahat saja, akupun menuju masjid untuk beristirahat.
Seleasai sholat, aku mengecek Hp ku, ternyata ada telpon dari Dian. Aku mencoba menelpon balik.
"halo ukh, ada apa tadi telpon?"
"Iya, afwn kalo mengganggu ibadah antum td. Tapi boleh ana minta tolong?"
"Kalo ana bisa bantu pasti ana bantu"
"boleh pinjam motor antum? Ana harus pulang k kostan karena ada jadwal ngajar privat pagi ini. Jam segini angkutan umum masih jarang"
Meminjam motor? Kataku dalam hati.
"Loh emangnya ukh Rahma sama Yusi gak bawa motor?
"mereka boncengan akh pakai motor Yusi, semalam ana kesini naik angkutan umum. Lagian kalau ana pinjam motror Yusi nanti mereka gak bisa pulang. Kurang ahsan (baik) menurut ana kalau harus pinjam motor mereka" cerocos Dian panjang lebar.
Sesungguhnya aku agak keberatan, karena pasti sulit untuk mengambilnya kembali. Disamping itu bila motor ini kupinjamkan mau tidak mau aku terjebak dirumah sakit ini sampai Dian kembali. Aku tak mau ini terjadi. Dasar akhwat egois, pikirku.
"waduuh afwan ukh, kalau pinjam motor gak bisa. Kalau mau biar ana antar antum ke kostan saja. Gimana? "
"heemmm... Maksudnya kita boncengan akh? " kata Dian dgn nada agak keberatan dari seberang telepon.
"yah apaboleh buat ukh, kita sama-sama perlu, menurut ana ini opsi terbaik."
Dian masih belum menjawab, aku jadi agak kesal.
"jadi mau atau tidak ukh? "
Setelah beberapa saat terdiam, akhirnya Dian menjawab.
"yah kalau keadaannya demikian, ana terpaksa menerimanya. Ana tunggu antum d gerbang parkiran ya."
"ya" jawabku singkat.
Singkat cerita, kini Dian sudah duduk dibelakang boncengan motor mio soul ku. Dian duduk menyamping, namun tidak merapatkan badannya padaku, dia menggunakan tasnya sbg pembatas. Aku hanya bisa maklum. Namun ada satu hal yg sedikit membakar naluri kelaki-lakianku, yakni wangi parfum Dian yg agak menyengat. Padahal selama ini yg aku tau para akhwat agak pantang menggunakan wewangian, aku tak tau apa mengapa Dian menggunakan parfum yang agak menyengat.
Sampai akhirnya kami tiba dikostan Dian yang jaraknya hanya 400 meter dari gerbang kampus. Sebenarnya dekat, yang membuat jauh hanyalah kelok-kelok gang d komplek perumahan ini.
Dian turun dari boncengan ku, aku mau langsung pamit.
"eh akh abas afwan ana lupa waktu itu Akh Fuad nitipin infocus kita ke ana. Bisa antum bawa pulang ke sekretariat sekalian? "
"ooh boleh"
Dian masuk k kostannya, aku menunggu.
Fuad adalah ketua lembaga dakwah d kampusku, berbeda denganku yg organisasi eksternal, namun kami berjalan beriringan bersama. Memang organisasi Fuad sedang mengadakan pelatihan dan membutuhkan infocus lebih dari satu.
Sekitar sepuluh menit aku menunggu sebelum akhirnya Dian memanggilku.
"ini akh infocusnya"
Aku terbelalak, lalu terbengong. Dian nampah menakai kaus oblong lengan panjang warna biru muda dgn rok panjang jeans biru gelap. Dipadu dengan jilbab kain putih, Dian yang berpenampilan santai ini malah membuat pesonanya semakin indah. Dia berjalan perlahan kearahku lalu menaruh infocus yang terbungkus kardus itu dimotorku. Aku masih terbengong, entah kenapa aku suka melihatnya berpenampilan rumahan sperti ini, membuatnya tampak lebih cerah dan ringan elok dipandang.
"akh abas, kok antum bengong?"
Dian tampak kebingungan melihatku melongo.
Sejujurnya melihat Dian seperti itu aku makin jatuh hati, rasa tertariku semakin membuncah, dan lebih lagi ada setetes embun surgawi menetes ke kepalaku, Dian benar-benar wanita pujaanku. Hingga diantara batas sadar dan tidak sadar aku berucap polos
"aku jatuh hati sama kamu Dian"
 
Bimabet
Mantap hu, jangan buru2 ke exe nya santai ajaaa

Btw disini ada yg masi inget ga judul cerbung yg ceritanya tuh tentang cewek cadar, jadi haus sex grgr pacarnya, terus ts nya sempet hapus postnya grgr ketauan istrinya tapi sempet dipulihin lagi.. ceritanya masi anget kokk.. ada yg inget? Makasiih
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd