Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Vivi: Jurnal Perselingkuhanku [CGU]

Siapakah fucking hero CGU favorit kalian?


  • Total voters
    66
Makasih suhu
Bonusnya yang skrg masih boby sama darren ya
Ditunggu imelnya haha
 
BONUS STORY 3

Suatu hari Sabtu
Pukul 9. 34



“Morning mam!” sapa Darren pada wanita cantik berambut coklat sebahu yang membukakan pintu.
“Hai... come in!” wanita itu mempersilakannya masuk ke dalam dan duduk di sofa ruang tengah.
Darren membuka tas laptopnya dan menyalakannya sambil wanita itu ke dapur sebentar mempersiapkan snack dan minuman. Akhir pekan itu, Darren ada janji untuk membahas mengenai sebuah proyek mata kuliah dengan dosen yang bersangkutan, yaitu Mrs. Rebeca Christensen (35 tahun). Pandangan pemuda itu menyapu ruang tamu yang tertata rapi itu, di atas buffet dekat situ terpajang foto-foto keluarga dosennya itu bersama anak laki-laki dan suaminya yang adalah tentara.
“Thank you!” kata Darren ketika dosennya itu datang menyuguhkan pancake dengan madu dan teh hangat.
Wanita itu nampak berbeda dari penampilannya di kampus yang formal dengan blazer dan rok span, namun pesonanya masih terlihat walau tanpa make up dan memakai pakaian casual berupa kaos dan celana pendek. Mrs. Christensen seorang wanita yang tegas di ruang kuliah, namun ramah dan enak diajak diskusi.
“Nobody else here mam?” tanya Darren basa-basi sebelum masuk topik
“Yup... as you see it, my husband is in army” katanya duduk di sebelah pemuda itu.
“and... your son?”
“Fishing with my dad... I’ll pick him up after lunch” jawabnya, “okay... so should we start now?”
“Sure... here I.... “
Selama setengah jam lebih ke depan, Darren menjelaskan mengenai proyeknya dan mereka terlibat diskusi. Mrs. Christensen dengan sabar dan jelas memberi arahan-arahan mengenai bagaimana sebaiknya proyek itu dibuat.
“So... anymore question?” tanyanya
“No... i think it is clear enough, really thanks for your guidance mam” kata Darren men-save file lalu menshut down laptopnya, “it is really helpful”
“That’s my job” kata wanita itu tersenyum, “dont you have your snack, it’s already cold”
“Oowwhh... yes, yes... almost forget it!” Darren meraih piring berisi pancake dan menikmatinya.
Sambil menikmati pancake dan teh yang telah dihidangkan, Darren mengajak ngobrol dosennya itu. Suasana yang tadinya semi formal mulai mencair dan obrolan santai mengalir. Dari perbincangan mereka diketahui bahwa suami Mrs. Christensen jarang pulang, 1-2 minggu sekali baru bisa menghabiskan waktu dengan keluarga. Insting Darren sebagai seorang playboy melihat peluang dari kondisi ini, ia merasakan dosennya itu tengah melemparkan sinyal sinyal gairahnya terhadapnya karena kesepian dan jarang dibelai, tetapi ia tak mau gegabah yang dapat berakibatkan suasana yang telah terbangun menjadi rusak, terlebih wanita ini adalah dosennya dan istri tentara pula, salah-salah bukan saja di-DO dari universitas bisa-bisa ditembak suaminya. Darren dengan lihai membawa perbincangan mereka menyenangkan diselingi joke-joke ringan yang membuat wanita itu tersenyum. Sambil membereskan laptopnya, tangan Darren secara sengaja namun tetap terlihat alami menyenggol gelasnya yang sudah kosong. Dengan cepat ia menyambar gelas tersebut, begitu juga Mrs. Christensen bergerak maju menjangkau ke depan hingga tangan mereka bertemu, jemari Darren menumpu di atas punggung tangan dosennya. Waktu serasa berhenti bagi mereka berdua, Darren membelai tangan halus itu sambil menatap pada mata indah yang juga tengah menatapnya. Mata mereka bertautan dan seperti telah sepakat kedua tubuh mereka mendekat hingga wajah mereka hampir bersentuhan. Namun tiba-tiba Mrs. Christensen menarik tangannya dan bergeser menjauh.

“Sorry... really sorry mam, I don’t mean... “
“No, it’s all right” kata wanita itu nampak salah tingkah, “we only have to stay away each other”
“But it’s really my fault, i lost control to such a charming and smart lady like you”
Permintaan maaf yang disertai pujian yang diucapkan pemuda itu, entah mengapa begitu mengena di hati Mrs. Christensen.
“I think I better go home now” kata Darren setelah memastikan semua miliknya sudah di tas laptop.
“No... stay please!” Mrs. Christensen memegang lengan pemuda itu sebelum bangkit berdiri.
“Mam... are you not angry at me?”
Wanita itu tersenyum dan menggeleng, “Darren, you have been starting it, so you must finish it!”
“Mam, do you mean...?” ia menatap dosennya itu
Mrs. Christensen mengangguk, posisi duduk mereka semakin merapat, lalu wajah mereka, mata mereka saling memandang dalam-dalam tanpa berkata-kata, namun memercikan kehendak dasar mereka yang terpicu. Mrs. Christensen dapat merasakan nafas hangat mahasiswanya itu berhembus pada permukaan kulit wajahnya. Darren mendekatkan wajahnya dan dijatuhkannya kecupan ringan pada sudut bibir merah dosennya itu. Tubuh wanita itu sedikit tersentak terkejut oleh aksi mahasiswanya, tapi ia tak meronta atau berkelit. Melihat respon dosennya, Darren maju lagi selangkah, dipeluknya tubuh wanita itu dan lidahnya menjilati bibirnya berusaha masuk. Segera Mrs. Christensen pun bertindak menyambut dengan tak kalah panasnya. Kedua tanganyna merangkul leher mahasiswanya itu, bibirnya pun membuka dan lidah mereka saling belit dan saling menghisap penuh gairah. Darren menarik pinggang ramping Mrs. Christensen hingga dosennya itu duduk di pangkuannya. Wanita itu melepas pagutannya sejenak lalu meloloskan kaosnya lewat kepala lalu bra merah yang menutupi dadanya. Segera dosen cantik itu menyodorkan payudara D-cup nya ke wajah Darren. Dengan cepat pula bibir Dareen mencucupi putingnya yang coklat.
”Eeenngghh!” lenguh Mrs. Christensen melentingkan tubuhnya ke belakang.
Lidah kasar Darren menjilati dan menghisap dengan rakus, berpindah-pindah kekiri dan kekanan, tak melewatkan semilipun. Mereka berhenti sejenak untuk melepaskan pakaian yang tersisa hingga akhirnya dosen dan mahasiswanya itu telanjang di sofa. Mata Darren nanar memandangi tubuh dosennya yang masih langsing dengan payudara besar dan vagina berbulu, demikian pula Mrs. Christensen yang tangannya langsung menggenggam penis mahasiswanya yang sudah ereksi itu. Didorongnya tubuh mahasiswanya itu hingga telentang di sofa lalu menindihnya dengan posisi terbalik. Vaginanya yang merah dengan bulu-bulu halus dan terawat sudah kelihatan merekah di atas wajah Darren. Pemuda itu mulai menjilati bibir vaginanya, hidungnya menangkap aroma yang khas dari vagina dosennya yang membangkitkan gairah. Di saat yang sama, Mrs. Christensen menjilati kepala penis mahasiswanya sambil tangannya mengocok lembut batangnya membuat tubuh pemuda itu bergetar nikmat.

“Uuuhhh... mmmhh!” desah wanita itu ketika Darren membuka bibir vaginanya dan menjilati klitorisnya.
Lidah Darren berputar-putar di daging sensitif itu, jilatan permukaan lidahnya yang kasar di dinding vaginanya, terkadang diselingi dengan hisapan dan gigitan halus pada klitorisnya, membuat Mrs. Christensen semakin meronta, kocokannya terhadap penisnya pun semakin cepat.
"Uuugghhh... you drive me mad, Darren!!" kata wanita itu lirih
Mrs. Christensen kembali mengulum batang penis Darren. Lidahnya dengan lembut menyapu kepala penis mahasiswanya itu. Darren sendiri terus menjilati seluruh isi vagina dosennya. Saling jilat kelamin membuat tubuh mereka terasa menegang, pantat Darren terangkat, tanganku meremas-remas kedua pantat dosennya, erangan kenikmatan sahut-menyahut dari mulut keduanya.
”Now please!” pinta Mrs. Christenesen puas bermain posisi 69.
Darren membaringkan tubuh dosennya itu berbaring menyamping dan ia memeluknya dari belakang. Diciumnya bibirnya dan payudaranya ia remas. Tangan halus Mrs. Christensen memegang batang penis mahasiswanya itu dan meremas-remasnya.
"Put it inside!” pinta wanita itu melepas pagutan.
Darren mengangkat sedikit kaki kanan dosennya itu sambil menekan liang vaginanya dengan batang penisnya yang sudah keras. Dengan satu dorongan... sleb! Batang penis Darren perlahan masuk ke dalam liang vagina dosennya.
"Aughh... do it gently!" kata Mrs. Christensn di tengah-tengah deru nafasnya
"Sure mam, I always gently!" kata Darren sambil perlahan-lahan menggenjot.
Pinggul pemuda itu bergerak maju-mundur secara memompa vagina dosennya. Bibir indah Mrs. Christensen tak henti-hentinya mengeluh, merintih dan mengerang meluapkan nafsu yang terpendam selama seminggu sejak suaminya pulang terakhir, ia ibarat menemukan oase yang memuaskan dahaga di gurun. Tubuhnya menggelinjang dalam dekapan mahasiswanya yang semakin bersemangat menggenjoti vaginanya. Tangan kiri Darren meremasi payudara dosennya, sementara bibirnya menciumi leher jenjang dan telinga dosennya. Saat Mrs. Christensen menengokkan wajahnya, Darren langsung memagut bibirnya, keduanya pun kembali berfrench kiss. Tangan kanan Darren turun ke selangkangannya, jemarinya menangkap klitoris sang dosen yang mencuat ke luar lalu mengelus-elusnya sehingga membuat wanita itu semakin menggelinjang. Setelah cukup lama dalam posisi itu mereka berganti posisi ke posisi doggie. Mrs. Christensen menumpukan kedua tangannya pada sandaran tangan di sofa. Darren kembali meneruskan sodokan penisnya yang masih menempel di vagina sang dosen. Dengan posisi ini ia dapat menyodok lebih bertenaga sehingga wanita itu pun mendapat kenikmatan yang lebih. Moncong penis Darren menyundul-nyundul dasar liang vagina Mrs. Christensen, memberi sensasi yang luar biasa baginya. Wanita itu mulai bergetar-getar dalam indah dan nikmatnya disetubuhi oleh mahasiswanya sehingga mulutnya menceracau tak karuan. Pemuda itu sungguh pintar memenuhi dahaga seksnya, sodokan-sodokannya membuatnya menggeliat-geliut dalam nikmat yang terlalu sulit untuk dilukiskan dengan kata-kata.

Mrs. Christensen juga aktif menggoyangkan pinggulnya, dengan gerakan yang meliuk-liuk sehingga liang vaginanya membesot-besot penis Darren. Dan ketika klitorisnya bergesekan dengan penis pemuda itu, tubuhnya bergetar dalam kenikmatan yang semakin memuncak.
“Harder... harder... aahhh... it’s almost... aahh!!” desah wanita bule itu merasakan gejala hendak orgasme.
Sesuai permintaan sang dosen, Darren meningkatkan temponya sambil tangannya terus menggerayangi payudara wanita itu. Dan akhirnya Mrs. Christensen pun mengejang dan merintih nikmat. Vaginanya berkontraksi cepat di puncak kenikmatannya yang tiada bandingannya ini. Pada detik-detik yang paling indah itulah Darren membenamkan penisnya sampai moncongnya terasa mendesak dasar vagina dosennya selama beberapa saat sebelum kembali meneruskan genjotannya untuk menyusul dosennya ke puncak kenikmatan. Darren seperti pelari yang sedang sprint menjelang garis finish, genjotannya jadi cepat sekali hingga akhirnya berhasil menyusul sang dosen ke puncak kenikmatan. Ia mendengus-dengus sambil membenamkan batang penisnya dalam-dalam, lalu terasa penisnya mengejut-ngejut serta menyemprot-nyemprotkan sperma di dalam liang vagina dosennya.
Tubuh mereka mengejang tegang hingga akhirnya terkapar saling berpelukan di sofa.
“Make sure nobody else know it!” kata Mrs. Christensen.
“You can trust me mam, only two of us” janji Darren mencium pipi dosennya itu.
“And I tell you this is only sex, not love”
“Sure I understand it mam, I don’t have heart to ruin your family”

---------------
Semingguan setelahnya

“Okay class! Don’t forget this Monday will be quiz... and you can email your project proposal to me!” kata Mrs. Christensen sebelum menutup kuliah hari itu.
Setelahnya para mahasiswa membubarkan diri, namun Darren mendekati wanita itu yang masih membereskan barang-barangnya di meja mimbar.
“Yes Darren!” kata wanita itu terus membereskan.
“Mam, I have something don’t understand about this chapter which is related to my project!” ia memperlihatkan diktat kuliahnya pada bagian-bagian yang digaris bawah.
Wanita itu membacanya sejenak, lalu berkata....
“I'm afraid don’t have enough time to explain now, how about in my house this weekend around ten? We can discuss it more... and more!” katanya dengan tersenyum penuh arti.
“Oh, okay.... see you then!” kata Darren balas tersenyum
Mereka pun berpisah sambil tersenyum dalam hati masing-masing.
 
Terakhir diubah:
Thx updatenya
Mantap darren sekarang bisa mengeksplore lebih jauh wanita diluar lingkup keluarga
 
Sinyal sinyal bunting lagi nih dosennya suhu. Ayoh suhu semangat lagi untuk update nya semakin bikin junior menghangat dan memanas ;) :semangat:
 
Bimabet
BONUS STORY 4

Perth, Australia
Di sebuah restoran McDonalds
17. 10

“Sini aja bro, pemandangannya bagus!” sahut Boby meletakkan nampan berisi pesanannya di sebuah meja.
“Hehehe... kita emang sepikiran soal ginian” kata Darren melihat meja sebelah yang sedang ditempati seorang gadis berwajah oriental dengan pacarnya yang pria bule, “demennya bule tuh, kalau punya anak pasti cakep”
Komentar nakal mereka tentu saja terdengar gadis itu dan pacarnya, namun mereka cuek dan terus makan. Kebiasaan omong dengan bahasa ibu di negara asing, termasuk ngomongin orang di depannya. Kakak beradik itu mulai menyantap makanan mereka sambil curi-curi pandang ke gadis di meja sebelah. Tak lama kemudian, Boby bangkit untuk ke toilet untuk buang air kecil. Sekeluarnya dari toilet dan hendak mencuci tangan tak disangka ia bertemu gadis di meja sebelah sedang mencuci tangannya. Dengan santai ia pun menyalakan kran di sebelahnya membasuh tangannya.
“Thanks pujiannya! Kita masih belum kepikir punya anak kok” kata gadis itu memandang ke arah cermin yang membuat Boby kaget namun segera menguasai diri lagi.
“Eeiih... orang Indo juga yah!” sapanya agak terbata-bata, “kirain Thai atau Korea”
“Hihi... anak baru ya? Di sini bule juga ada yang bisa Indo tau, jadi hati-hati omongin orang” kata gadis itu tersenyum nakal.
“Iya sih hehehe... kirain kalian bukan orang sini, soalnya kalian tadi omong... apa tuh? Spanish ya? Atau apalah!” kata Boby, “kenalan dong sesama Indo, gua Boby!” ia mengulurkan tangan setelah mengeringkannya.
“Melisa!” gadis itu balas menjabat tangannya, “itu di luar pacar gua, Julio dari Argentina”
Mereka kembali ke meja dan saling memperkenalkan diri, Darren juga agak tersipu malu ternyata gadis yang diomongkan adalah sesama orang Indonesia, sementara pasangan beda bangsa itu tersenyum dikulum melihat reaksi kakak beradik itu. Pasangan yang sudah selesai makan itu pindah ke meja kakak beradik itu.
“We are from Melbourne... and having vacation!” kata Melisa.
“Yea... three days here, until day after tomorrow” timpal pacar bulenya itu.
Faktor sama-sama orang Indonesia antara Melisa dan kakak adik itu membuat suasana cair dan mereka mulai akrab, Julio pun omongnya mulai nyambung dengan mereka.
“Pake Indo aja, he is learning it, ya kan?” kata Melisa sambil menyikut pelan lengan pacarnya.
“Sedikit... sedikit bisa lah” kata Julio dengan logat khasnya.
Dari obrolan itu Darren dan Boby mengetahui bahwa Melisa berasal dari Bandung, juga di kompleks yang sama dengan tante mereka yang pernah terlibat hubungan incest.
“Kita juga ada saudara di situ, jangan-jangan kenal, tau toko listrik Sumber Jaya ga?” tanya Darren.
“Tau kayanya, toko-toko kan di depan, cuma yang punyanya sih gak tau, udah jarang pulang“ jawab Melisa.
“So you are already PR (permanent resident) now?” tanya Boby
“Yup... “ jawab Julio lalu menjelaskan bagaimana caranya untuk mendapatkannya dan suka dukanya bekerja di negera ini.


“Where are you going to go now?” tanya Boby, “maybe we can guide you”
“Just hang out around here, so no need bus or taxi” jawab Julio
“Berhubung lu orang udah lumayan lama di sini, tau dong some interesting place here” timpal Melisa, “this is my first time here”
“Third for me... but I’m still not familiar the places!” timpal Julio
Kakak beradik itu pun mengajak keduanya berkeliling sekitar, belanja suvenir, menikmati snack, dan terakhir ke sebuah theme park kecil dimana Melisa mendapat dua boneka imut, satu dari Julio di stand menembak, satu lagi dari Boby di stand memasukkan bola ke ring basket. Jam delapanan akhirnya mereka tiba di hotel, namun sebelumnya Julio ingin membeli bir di minimarket seberang. Sampai situ sebenarnya kakak beradik itu pamit hendak pulang, namun Julio menahan mereka untuk ikut menemani minum bir. Mereka pun ngobrol dan bercanda menikmati bir dan snack di kamar. Melisa tidak kuat minum banyak
“I think we need something more mature than beer” celoteh Melisa yang mukanya mulai merah di tengah obrolan mereka yang mulai vulgar.
“O yea? What is that hon?” tanya Julio.
Melisa tersenyum nakal dan menaikkan satu kakinya ke kursi sehingga memamerkan paha indahnya dan celana dalam pinknya yang membuat ketiga pria itu melotot ke arahnya. Berikutnya baju-baju sudah berserakan, ketiga pria itu telanjang mengerubuti tubuh polos Melisa yang terbaring di tengah ranjang. Ia bersandar pada tubuh besar sang kekasih, Julio, yang mendekapnya dari belakang dan memagut bibirnya mesra. Tangan kanannya mengocok lembut penis Boby yang sedang melumat payudara kanannya. Sementara Darren sibuk di antara selangkangan gadis itu menjilati paha dalam hingga akhirnya tiba di vaginanya, lidah dan jemarinya segera beraksi di vagina gadis itu membuatnya menggeliat dan mendesah nikmat. Julio menumpuk dua buah bantal dan menyandarkan kepala kekasihnya di sana. Melisa langsung menggenggam penis kekasih bulenya itu dengan tangan kiri dan penis Boby dengan tangan kanannya. Dijilatinya penis Boby lalu dikulum di dalam mulutnya sambil mengocok penis sang kekasih. Kedua pria itu pun melenguh keenakan sambil meremas-remas payudaranya. Darren memasukkan dua jari ke vagina Melisa sambil menjilat dan menghisap klitorisnya.
“Ooughhhhh… oh my God... i’m comingg... aahhh... aahhh!!” setelah sepuluh menitan Darren memainkan vagina Melisa dengan jari dan lidahnya, gadis itu pun mendesah orgasme
Darren menghisap lendir Melisa yang keluar sangat banyak sebelum berlutut di antara kedua paha indah itu. Setelah memasang kondom, ia arahkan kepala penisnya ke vagina gadis itu lalu ditekannya.
“Uuugghh!!” keduanya mendesah bersamaan saat kelamin mereka bersatu.
Setelah seluruh penisnya terbenam di vagina Melisa, mulailah Darren menggenjot gadis itu. Melisa sendiri lanjut mengoral dan mengocok penis Julio dan Boby di kanan dan kirinya.

Suara berdecak yang timbul dari vagina Melisa yang sedang disenggamai Darren serta erangan dan desahan napas Julio dan Boby yang sedang dioral gadis itu membuat suasana sangat erotis. Darren bertahan sekitar seperempat jam, ia menggerakan pinggulnya maju mundur semakin cepat dan dengan satu sentakan ia menahan gerakannya. Spermanya tumpah di dalam karet kondom dan ia baru mencabutnya setelah penisnya menyusut.
“Sekarang kamu berbaring sana!” perintah Melisa pada Boby
“Oke siap!”
Boby pun mengikuti yang diperintah gadis itu. Melisa memasangkan kondom pada penisnya lalu tanpa buang waktu lagi ia naik ke atasnya. Setelah seluruh batang Boby tertelan semuanya dalam vaginanya, Melisa mendiamkan sebentar dan menggerakkan otot-otot dinding vaginanya, sehingga Boby merasakan vagina gadis itu berdenyut-denyut kuat meremasi batang penisnya. Kemudian Melisa mulai menaik-turunkan tubuhnya di atas penis Boby. Ia memulai dengan tempo pelan sehingga mereka merasakan pergesekan kelamin mereka. Boby pun merem-melek menikmatinya, tangannya menangkup payudara kanan gadis itu dan meremasnya, sementara tangannya yang lain mengelusi tubuh mulusnya. Birahi Darren naik lagi, segera ia berlutut di sebelah kiri gadis itu dan melumat payudara kirinya. mulut dan lidahnya bermain di putingnya membuat gadis itu merintih-rintih merasakan hisapan pada putingnya serta sodokan penis pada vaginanya. Julio tersenyum melihat pacarnya dikerjai dua pemuda itu sambil meneguk bir dan mengelus-elus penisnya. Boby yang sedang dipompa oleh Melisa mulai meremas-remas bongkahan pantat gadis itu, kadang-kadang pantatnya ia dorong dan tarik seirama dengan gerakan naik turunnya gadis itu sehingga penisnya semakin bertambah cepat keluar masuk liang senggama Melisa. Setelah puas minum, Julio maju lagi, tangan kanannya merambah selangkangan kekasihnya yang sedang naik turun itu. Jarinya menyentuh klitoris Melisa yang sudah mulai mencuat keluar
“Here I give you extacy hon!” kata Julio sambil memainkan klitoris kekasihnya dengan jari.
Daging kecil itu ia jepit dengan jari telunjuk dan jempolnya lalu dia pilin-pilin sehingga membuat Melisa semakin merintih-rintih.
“Oooouuuggghh… dear... mmmm” rintih Melisa lalu meraih kepala pacarnya itu dan memagut bibirnya, gerakan naik turunnya pada penis Boby pun makin cepat.
“Ooohh... its great... sip mantap... ohhh!!” Boby mengerang keenakan merasakan penisnya seperti disedot-sedot liang senggama Melisa.
Melisa sudah mulai merasakan di ambang orgasme, gerakan naik turunnya pun semakin liar, tangan kanannya memeluk kepala Julio yang berciuman dengannya dan tangan kirinya memeluk kepala Darren yang sedang sibuk menetek. Akhirnya pertahanan Melisa pun bobol, tubuhnya mengejang, sebuah erangan panjang menandai orgasmenya yang dahsyat.

Melisa sungguh merasa sedang melambung dalam lautan kenikmatan birahi. Entah sudah berapa banyak cairan vaginanya terkuras keluar, ia masih mengingingkannya dan belum ingin berhenti.
“I want you honey!!” pintanya lirih sambil memposisikan diri dengan posisi doggie.
“I’m waiting for it!” kata Julio bergerak ke belakangnya.
Dielusnya punggung kekasihnya yang sudah berkeringat dan elusannya berhenti di vagina. Pemuda bule itu menempelkan kepala penisnya ke bibir vagina kekasihnya lalu...
“Aahh!!” Melisa mendesah merasakan penis sang kekasih mempenetrasi vaginanya.
Julio mengawali sodokannya dengan perlahan, tapi selanjutnya makin keras dan cepat. Boby yang masih belum keluar berlutut di depan gadis itu menyodorkan penisnya yang sudah tidak berkondom.Tanpa harus diminta, Melisa meraih penis itu dengan tangan kanannya dan mulai menjilat dan memasukkannya ke mulut.
"Yahh.... gitu... enak.. !!" desis Boby keenakan.
Pemuda itu menggerakkan pinggulnya perlahan seolah menyetubuhi mulut Melisa, sesekali kepala penisnya menyentuh langit-langit mulut gadis itu. Melisa menggoyang-goyangkan pinggulnya mengikuti irama Julio, makin lama makin terasa nikmatnya, cukup lama kekasihnya itu menggenjotnya dengan berbagai variasi. Namun ketika puncak kenikmatan hampir direngkuhnya, tiba tiba Julio mencabut penisnya. Melisa mau protes, tapi ketika ditengoknya ke belakang ternyata Darren sudah bersiap menggantikan posisi kekasihnya, dan sekali dorong tanpa menunggu reaksinya amblaslah penisnya ke vagina gadis itu. Kini terasa perbedaan sensasi dari keduanya, masing-masing ada nikmatnya sendiri. Darren langsung menggenjot dengan iramanya sendiri sambil meremasi kedua payudara Melisa. Saat Darren sedang memacunya dengan cepat, tiba-tiba adiknya menyemprotkan sperma di mulut Melisa, membuat gadis itu sedikit kaget karena terkonsentrasi pada sodokan kakaknya. Sperma yang menyembur cukup banyak sampai meleleh-leleh keluar mulut gadis itu. Melisa segera menjilati penis itu dan membersihkannya hingga ukurannya menyusut. Boby pun ambruk selonjoran di kepala ranjang dengan penuh kepuasan. Tidak berapa lama kemudian, Melisa pun merasakan kenikmatan itu semakin memuncak, tubuhnya menegang
"Aaagghh... udah mau.... oohh" jeritnya keras dan merasakan hentak-hentakan kenikmatan di dalam kewanitaannya, disusul cairan orgasme mengucur deras.
Tubuh Melisa akhirnya melemas lungai di tengah ranjang.
“Shoot to my mouth!” pinta gadis itu dengan suara lemas.
Darren buru-buru melepas kondomnya dan berlutut di sebelah kepala Melisa dan Julio di sebelah kanannya. Hanya dua menit dikulum, penis Darren sudah menembakkan isinya di mulutnya, sebagian terciprat di wajahnya. Julio menyusul tidak sampai semenit kemudian, spermanya berceceran di dada kekasihnya itu. Malam itu akhirnya Melisa tertidur kelelahan dengan tubuh bersimbah keringat dan sperma. Melisa sangat menikmati semprotan demi semprotan yang menerpa wajah dan tubuhnya, terasa begitu erotis.

“Wei... wei... bangun!” kata Darren menggoncang-goncang tubuh adiknya ketika terbangun jam enam pagi.
“Apaan sih?” Boby dengan malas membuka mata.
“Kok lu kemaren gak bangunin malah jadi nginep di sini?’
Boby baru sadar ketika mendapati mereka telanjang di ranjang bersama dua pasangan yang masih tertidur itu. Foursome semalam yang melelahkan ditambah pengaruh alkohol membuat mereka tertidur kelelahan sampai pagi.
“Ngehe! gua ada kelas jam sembilan!” umpat Boby turun dari ranjang dan memunguti kacamata dan pakaiannya.
“Gua malah jam delapan!” kata Darren sambil memakai celana dalamnya.
Mereka membangunkan Julio untuk pamitan. Pemuda bule itu pun terbangun dan mengantarkan mereka. Mereka juga bertukar nomor agar bisa berhubungan lagi.
”Say goodbye to your GF, she is really hot on dude! Bye!” pamit Darren pada Julio sebelum membuka pintu dan keluar.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd