Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG High School Detective

Bimabet
hahaha
ini cerita makin kearah cerita2 JAV
keren.
salut buat aiko aileen

Thx agan srigala hitam udah rajin ngingetin ai buat update.
Meski literaturnya dari jav, tapi ts usahain supaya berasa indonesia-nya gan, biar critanya bisa kek indonesia av.
Mohon saran dan kripiknya gan...


Aduh update nya masih kurang suhu 😂😂😂
Ayo segera d update
Udah ga sabar liat ai di exe 😂😂😂

Mohon maaf gan bagusbrx, swmentara ini ts baru bisa update dikit dikit, mohon maaf atas ketidaknyamanannya.

Akhirnya update jg....

Ts juga lega akhirnya bisa update lagi.
Thx buat supportnya agan alpentagon
 
nah dibikin kentang lagi kan
:pandaketawa:

Thx agan rufio buat endless suportnya.
He2.. lebih baik kentang gan daripada ke-potong potong.


kalo bisa alex datangnya agak lambatan :malu:

Siap laksanakan gan.
Alex dateng-nya lepas hari raya..
Kalo main ke trit ai jangan lupa bawa hany juga ya gan..


Aiii bikin kentang lagiiii

Thx agan reverens27 udah mampir di trit ai.
Smoga trit ai bisa kentang kentang tapi menghanyutkan.
 
Tuh kan,,,,
Acara per kentang an dimulai,,
Ah Renata emang Makmur sentosa
:pandaketawa:
susah juga nih 2 lawan 11,
Ngebayangin atlit voli pantai dikeroyok 1 tim sepak bola
Nice move ai
:beer:
 
ayolah gan
ai kan nepsong2 gt polisi.
jgn mpe bobol sembarangan ah.

gk kudu sma alex gpp. kan ini bukan cerita dongeng yg endingnya putri dan pangeran nikah dan bahagia selamanya.
sorry sebelumnya.
 
ane punya usul.
usul doang
gmn ya ai klo dimesumin sma kanaya?
lesbong gt deh. kan seru tuh ai yg malu2 kucing vs kanaya yg udah "lebih" berani
 
harap sabar all, ainya lagi mudik ke jepun kayanya
:pandaketawa:


lapor gan, Ai sudah kembali...
File 43 mulai ts ketik, mudah2an lancar dan bisa cepat tayang

:ampun: :ampun: :ampun:

sebelumnya ts mohon maaf buat semua pembaca setia, sudah sebulan ini perhatian ts teralihkan oleh bulan puasa , pulang kampung dan piala eropa.
 
Gpapa suhu aiko, yg penting cpat di apdate, para pembaca udah pada lumutan nunggu aiko apdatenya.
 
Yesss Pertamax gan :haha:

wah ga kerasa cerita ini udah sampe 43 aj :)
semangat yah..
 
File 43 The Next Level





Kabin penuh karat angkutan umum beroda empat dengan identitas B 3845 ML itu berderit dan bergetar keras saat memaksa melaju kencang membelah jalanan kota Jakarta. Meski kondisinya sudah tak prima namun angkot yang di awaki oleh Udin itu masih lincah bermanuver meliuk liuk melewati lalu lintas ibu kota yang selalu padat.

Meski udara panas dan debu jalanan tak henti menerpa tubuhnya yang penuh dengan peluh, Udin sang pengemudi angkot itu nampak tetap bersemangat mengemudikan angkot reyotnya. Berulangkali Udin menengok ke arah para penumpang yang duduk berdesakan di belakang , Senyum simpul menghiasai wajah Udin saat melirik kesekian kalinya ke arah Ai dan Renata yang duduk terhimpit di bagian belakang angkotnya, Dua dara belia yang terjebak dalam kerumunan para penjahat kelamin itu bagaikan dua orang bidadari yang tersesat dari kahyangan dan jatuh menimpa angkot Udin.

Sudah beberapa minggu ini keberadaan Udin dan komplotan-nya ini memang meresahkan kaum hawa di kota Jakarta, total sudah ada empat korban wanita yang mereka lecehkan saat menumpang dalam angkot Udin tersebut.

Semuanya berawal dari niat iseng Karyo untuk menjahili mantan pacarnya yang menyelingkuhinya, yaitu Minah, tetangga Karyo, si gadis berwajah kaki lima dengan anugerah tubuh bintang lima. Bersengkongkol dengan Udin yang merupakan sobat kecilnya dan bapak bapak teman ngobrol di warung kopi langganannya , Karyo menjebak dan menculik Minah ke dalam angkot Udin hingga berujung pada pemerkosaan bergilir Minah di dalam angkot oleh komplotan pria cabul itu. Ancaman untuk menyebarkan foto foto toples Minah yang tersimpan dalam memory ponsel Karyo membuat Minah tak berkutik dan tak melaporkan peristiwa naas yang menimpa dirinya.

Setelah membantu membalaskan sakit hati Karyo pada Minah, ternyata aksi durjana komplotan itu bukannya berhenti namun sebaliknya malah semakin menjadi jadi. Udin dan bapak bapak itu malah jadi men-candu menyenonohi tubuh penumpang wanita yang lainnya. Angkot cabul itu sengaja berkeliling di jalan jalan sepi kota Jakarta mencari korban selanjutnya, tak kalah beringas dibandingkan dengan chikan chikan professional yang kerap beraksi di negeri sakura sana.

Renata melirik ke arah Ai yang duduk di sebelahnya dengan tatapan bersalah, Renata tahu diri kalau bukan karena Ai tidak tega meninggalkan dirinya sendirian di dalam angkot itu, tentu dari tadi Ai sudah melompat keluar, urung menumpang ke dalam angkot itu. Renata dalam hati memuji keberanian dan kebaikan hati gadis bertubuh molek yang tingkah lakunya lugu dan suaranya manja sepertinya anak kecil itu.

Pantat Ai mendorong kasar tubuh Darto yang dari tadi memepet Renata ke samping, tak ketinggalan sikut Ai pura pura tak sengaja menghantam ulu hati Darto, membuat tubuh Darto mau tak mau bergeser membuat celah di antara dirinya dengan Renata hingga tubuh mungil Ai bisa menyempil di tengah Darto dan Renata. Sengaja Ai mendesak Darto karena Ai melihat dari tadi tangan Darto yang paling rajin mencolek colek gentong payudara yang membusung padat di dada Renata. Rasa sakit yang mendera ulu hatinya sontak mereda saat Darto tersenyum mesum melirik kaki putih mulus Ai yang terpampang di sebelahnya, tentu saja Darto tak keberatan payudara empyuk Renata di tukar dengan paha sehalus sutera milik Ai.

"Maafin Rena... thanks ya adik kecil.." Renata berbisik mengucap terima kasih pada Ai yang sudah membebaskan tubuhnya dari belitan tangan gurita Darto yang henti henti menggrepe grepe tubuhnya dari tadi.
"Siap kak.., kakak jangan takut ya, ada Ai di sini.." Ai menyunggingkan senyum sambil mengkedip kedipkan matanya jenaka mencoba menenangkan Renata. Ai memaksakan diri terlihat tetap tenang di hadapan Renata meski sebenarnya di dalam hatinyi, Ai masih bingung tujuh keliling mencari cara untuk melepaskan diri dari sarang penyamun ini.

Karyo yang merupakan pimpinan tak resmi dari kelompok itu tampak mengawasi keadaan sekitar jalan yang di lewati angkot itu, saat kondisi jalan sudah terlihat lengang dan sepi, Karyo mengedipkan matanya memberi kode pada Darto, Ujang, Mamad dan Akom yang duduk paling dekat dengan Ai dan Renata untuk segera bergerak melumpuhkan kedua-nya. Segera saja isyarat Karyo di mengerti oleh Darto dan bapak yang lain. Empat pasang tangan bergerak menjalar mendekati tubuh sintal gadis gadis malang itu.


"Kyaaa... eeeiih..." Renata melenguh, tubuhnya menggelinjang hebat saat sepasang tangan menyelusup melalui sela sela ketiaknya dan langsung mengelus dan meremas remas kedua bulatan susu yang menggunung di dadanya. Sia sia usaha Renata menepis tangan yang kurang ajar menggerayangi tonjolan dadanya itu. Berbeda dengan remasan brutal tangan Darto yang tadi main asal pencet payudara Renata, sepasang tangan yang kini sedang mengurut dada Renata sepertinya lebih lihai. Tidak asal remas sampai remuk, tangan yang mencengkeram kencang payudara Renata itu dengan telaten sesekali mengusap usap bagian sensitive payudara Renata terutama di bagian pentil susu Renata. Tubuh Renata berdesir, gelitikan di aerola payudaranya membuat Renata memejamkan matanya, sekuat tenaga menolak, tapi pertahanan Renata akhirnya terlena juga tak mampu menahan rasa nikmat yang merangsang sekujur tubuhnya.

"Ooooh... aaaah...!" Renata mendesah desah seksi, Aurat elok terbalut kain rapat itu meliuk liuk tersetrum rasa geli geli merinding yang menjalari dadanya . Hijab lebar yang Renata kenakan membuat Renata yang sedang mendesah dan menggelinjang penuh nafsu itu semakin membuat penasaran dan menggoda syahwat laki laki.

Alih alih memilih bercinta dengan wanita cantik berpakaian seksi, Sebagian laki laki tentu juga memiliki fantasi terpendam dan memiliki rasa penasaran ingin merasakan sensasi bercinta dengan sosok seorang gadis baik baik berkerudung seperti Renata ini. Desahan dan rintihan Renata membuat Sembilan pria dalam kabin angkot itu tertegun, meneguk ludahnya masing masing dengan konti di selangkangannya sontak menggelembung.

"Eeei.. lepasin Renata.. lepasin...aaauuh! " Renata menggelengkan kepalanya, berharap tangan tangan yang sedang meneduhi payudaranya mengendurkan rangsangannya.

Darto mengangkat kedua tangannya sambil celingak celinguk menatap ke arah rekan rekan-nya, penasaran mencari sosok yang secara luar biasa bisa membuat Renata kelojotan keenakan seperti itu. Dari tadi Darto juga sudah mengunyel unyel payudara ranum Renata, namun reaksi Renata sangat jauh berbeda.

Dari posisi duduknya, Mamad dan Akom yang duduk jauh dari Renata jelas tak mungkin melakukannya. Berarti tinggal Ujang yang duduk persis di sebelah Renata-lah yang paling leluasa menjamah tubuh Renata. Darto mengacungkan dua jempol-nya pada Ujang, selama ini sebagai anggota yang paling muda usianya, Ujang kerap di pandang sebelah mata, namun sepertinya hari ini Ujang berhasil membuktikan kalau dirinya memiliki tangan dewa yang tak bisa di pandang sebelah mata yang bisa membuat gadis sealim dan sedingin Renata klepek klepek.

Ujang dengan wajah polos, balas mengacungkan dua jempol tangannya ke arah Darto, mentor cabul-nya yang selama ini telah banyak mengajarinya hal hal mesum. Kening Darto mengernyit keheranan menyadari sesuatu yang aneh, jika kedua jempol tangan Ujang balas di acungkan ke arahnya, terus tangan siapa hayoo... yang saat ini sedang menempel dan mencengkeram gundukan payudara Renata??

"Waaoooow..! susu kakak Rena gede banget, empyuk lagi..." Suara manja Ai memecah keheningan.

Nyot.. nyoot..., lebih cepat dari empat pasang tangan durjana yang hendak menjamah tubuh Renata, kedua tangan Ai mendahului menyelusup masuk dari balik punggung Renata dan langsung meremasi susu Renata yang menggemaskan. Ternyata sedari tadi tangan Ai-lah yang mendusal dusal di dada Renata hingga membuat Renata termehek mehek. Belajar dari kanaya, membuat Ai hafal betul spot spot di tubuh wanita Renata yang paling sensitive.

"Ai.. kenapa?, oooh... berhenti Ai, kak Rena ga kuat...uuungh..." Sambil menggigit bibir bawahnya, Renata menatap sendu ke arah Ai yang sedang memuntir muntir dada Renata. Sungguh Renata tak menyangka orang pertama di dalam angkot yang menyentuh tubuhnya malah justru Ai. Meski memohon pada Ai untuk berhenti meremasi dada-nya, namun sesungguhnya di dalam hati Renata tidak memungkiri kalau dirinya sebenarnya juga amat menikmati sentuhan jari jari lentik Ai di dadanya.

"Tenang kak Rena... ikuti Ai saja" Ai berbisik pelan di telinga Renata. Sesaat sebelum tangan tangan kotor para pria di dalam angkot itu menjamah aurat-nya dan Renata, Tanpa rencana yang pasti Ai secara spontan mengikuti instingnya untuk mendahului menggerayangi tubuh Renata. Setidaknya tindakan tidak lazim Ai ini untuk sementara hasilnya terlihat efektif, Karyo dan teman temannya yang terkesima melihat aksi Ai, sesaat lupa pada niatan awal mereka dan ganti menikmati perbuatan tak senonoh Ai pada susu Renata.

Ai bahkan belum punya rencana akan sampai sejauh mana dan hasil akhir aksi nekad-nya itu, yang Ai tahu ia harus mengulur ulur waktu selama mungkin, entah sampai kapan.

"Bapak bapak suka kan ngeliat payudara kakak Rena di remes remes gini ?" Sambil membetot bongkahan payudara Renata hingga dada Renata menggelembung maksimal, Ai melirik nakal ke arah bapak bapak mesum. Saat bertatap mata dengan Karyo, Ai dengan genit memeletkan lidahnya untuk menyapu bibir bagian bawahnya dengan sensual. Suasana kabin angkot membisu, hanya terdengar dengus nafas penuh nafsu dari bapak bapak cabul itu di selingi desah dan rintihan Renata. Aksi binal Ai membuat para bapak cabul itu membeku.

Karyo mengulurkan tangannya menghalangi langkah Ipung yang hendak beranjak berdiri mendekati posisi duduk Ai. Tubuh Darto bergejolak panas dingin melihat Ai dan Renata yang sedang bergelut di depannya, entah kenapa saat melihat Ai menyenonohi Renata konti Karyo serasa lebih konak dan selangkangannya terasa lebih gatal dibandingkan momen momen erotis sebelumnya yang pernah ia alami.

"Sabar Ipung.., Nikmatin dulu.." Wibawa Karyo membuat Ipung yang masih kesal pada Ai mengurungkan niatnya untuk membekuk Ai, apa salahnya bersenang senang sedikit pikir Karyo, toh..! masih banyak waktu untuk mencicipi dan menyetubuhi kedua gadis itu nantinya.

Bapak bapak yang lain sepertinya setubuh dengan Karyo, mereka pada duduk anteng di bangkunya masing masing sambil menikmati menonton Ai yang sedang mengubel ubel dada Renata, menunggu komando selanjutnya dari Karyo.

"Ayo neng..yang lebih hoot!" Bambang yang dari tadi ngidam dengan bentuk bulatan susu Ai berteriak memberi semangat pada Ai untuk mempertunjukan tontonan yang lebih panas lagi.
"yeah... ayo.. ayoo..." Bapak yang lain bersahut sahutan menimpali ucapan Bambang.

" Udah Ai.., aahh.. sudah.. mmmmph...mmmphm.." di saat Renata sedang mencoba beradapatasi dengan rasa geli geli nikmat yang sedang mendera dadanya, bibir kenyel imut Ai tiba tiba mencium dan melumat bibir tebel Renata. Tubuh Renata menggelegak mendapat kecupan di bibir dari Ai, Sejauh ini gaya berpacaran Renata dan pacarnya selalu sopan sopan saja, hanya sebatas saling gandeng dan cipika cipiki, paling berani hanya cium kening saja. Bahkan beberapa mantan pacarnya langsung mendapat vonis putus dari Renata saat mencoba meminta lebih untuk mencium bibir Renata atau memegang payudara sintal Renata.

"hhhmmm... hhhmmm.. kak Rena..hmmm..." Ai mendesah saat Renata mulai bereaksi balas memagut bibirnya, gadis berhijab lebar itu ganti mencaplok dan mengulum bibir bawah Ai yang terasa manis.
"hhmm.. Ai.. Ai.. hmmm" Deru nafas Renata terasa menggebu, nafsu telah menguasai lahir dan batin Renata, Renata si gadis sopan berpakaian santun berlahan berubah menjadi Renata yang sexy dan binal, Rangsangan sepenuh hati Ai di titik titik sensitive tubuh Renata, secara tak sengaja memantik sisi bitchy yang terpendam dalam diri si gadis berkerudung itu. Mengikuti insting alamiahnya, Renata balas memeluk dan mulai ganti mengelus elus payudara Ai.

"Kyaaa... aah.. ahh pelan kak.. pelan... aaaaah" Ai ganti melenguh, mulut Ai mengeong eong tak jelas saat tangan Renata dengan kasar meremasi payudara kenyel Ai. Bagaikan spon, di remes sekasar dan dan sekencang apapun, bentuk cup payudara Ai sekejap langsung kembali membulat montok, semakin di remes malah semakin tambah membesar dan menggelembung padat.

"wooow.. susu Ai kenyel banget.. " meski ukuran cup dadanya jauh lebih besar di bandingkan milik Ai, namun Renata tetap iri juga melihat bentuk susu Ai yang lebih kenceng membulat indah dan terasa lebih kenyal elastis dibandingkan payudara Renata yang ukurannya makmur sentosa.

Tak memperdulikan tatapan cabul bapak bapak yang ada dalam di dalam angkot, Ai dan Renata laksana tenggelam dalam kolam nafsu, saling mencumbu dan saling berbalas meraba dan meremasi tonjolan lekuk auratnya masing masing.

"Suka.. suka.." mata pak Budi terbelalak memelototi bentuk payudara kenyal Renata yang penyot dalam genggaman tangan Ai begitu pula sebaliknya cup boob 34D Ai penyek dalam cengkeraman Renata , kakek yang sudah bau tanah itu seumur umur belum pernah melihat aksi eksebisionis secara langsung yang seperti ini, tubuh seksi dua orang gadis belia seumuran cucu-nya saling membelit dan meraba tepat di depan mata pak Budi.

Karyo menggaruk garuk selangkangannya yang terasa semakin berdenyut denyut, semakin penasaran pada hal gila apa lagi yang bakal dilakukan oleh sepasang gadis jelita di hadapannya itu.

"aaaaahh.. Ai nakal... jangan!" Renata menggelinjang saat tangan Ai menyusup masuk ke balik baju Renata dan mulai mencubit cubit kecil pentil susu Renata yang mengintip keluar dari cup bra Renata yang tak sempurna menampung balon susu Renata.
" Enak.. ya kak?" Ai tersenyum puas saat melihat Renata menjerit jerit kecil keenakan saat pentilnya Ai pelintir pelintir.

"Awas.. yah.. Rena balas.." tak mau kalah dari aksi Ai, jari jari Renata bergerak lincah mempreteli dua kancing seragam Ai yang paling atas hingga membuat belahan dada Ai menyembul terbuka makin lebar.
"Jangan.. jangan kak Rena.. Ai malu.." Ai berteriak panik, tidak rela belahan dada ranum-nya menjadi tontonan bapak bapak cabul dalam angkot. Tak menggubris jeritan penolakan Ai, jari jari Renata berkeliaran di sekitar wilayah dada Ai yang terbuka, mentowel towel bulatan empyuk berselimutkan kulit kuning langsat milik Ai itu.

"yeah yeah...ayo telanjangi neng Ai!" pak Budi melonjak dari tempat duduknya saking semangatnya, cleavage menawan dada payudara Ai sudah jelas terlihat dari posisi duduknya, tapi bapak satu itu tetap menginginkan lebih dan lebih lagi.
" Ya.. ayo cepat cepat ..telanjangi neng Ai" Bambang dan Mamad yang duduk di sebelah pak Budi menyahuti ikut memberi semangat pada Renata supaya lebih cepat menelanjangi Ai dan menguak seragam Ai lebih lebar lagi, bapak bapak yang duduk di bagian kanan kabin angkot itu rupanya kompak menjadi suporter Renata.

"Jangan mau kalah Ai, ayo buka baju Renata..ayo cepat" Karyo yang sejak awal tadi sudah naksir pada tubuh sintal Ai, tidak rela seragam Ai terkoyak makin lebar dan menjadi bulan bulanan Renata. Karyo berteriak tak kalah semangat memberi dukungan pada Ai supaya cepat cepat menelanjangi tubuh Renata yang dari ujung kepala hingga kaki-nya benar benar tertutup rapat.
"yeah.. yeah.. bugilin Renata..pasti mulus tuh" Akom dan Darto yang duduk di bagian kiri kabin angkot di samping Karyo ikut berteriak teriak heboh mendukung Ai, tak mau kalah di bandingkan dengan bapak bapak yang ada di bagian kanan.

Sesaat isi angkot itu terbelah menjadi dua, sebagian menjadi pendukung Ai dan sebagian mendukung Renata. Kedua kubu bersahut sahutan memberi semangat pada dua gadis jelita yang sedang bergelut di bagian belakang angkot berharap jagoannya lebih dulu berhasil menelanjangi pasangannya.

Hanya Ipung saja yang masih merengut kesal dan bersikap netral, sisa sisa rasa sakit di pipinya akibat gamparan Ai masih terasa, tidak sebanding dengan sakit hatinya karena merasa harga dirinya sudah di injak injak oleh Ai.
Tesss... tangan Ai yang merogoh masuk ke dalam pakaian lebar Renata menghentak tali bra Renata kencang.
"Kyaaaa... jangan dik.." Renata memekik kaget saat merasakan ikatan tali bra yang menopang payudara besarnya mengendur. Payudara sebesar buah semangka di dada Renata itu menggembung montok karena terbebas dari balutan cup bra kekecilan yang menyanggahnya selama itu.

"eeeh jangan.. jangan Ai.." wajah Renata merona merah, saat merasakan bra yang ia kenakan merayap keluar dari bagian bawah pakaiannya karena di tarik oleh Ai. Renata mendelik jengkel pada Ai yang makin keterlaluan. Dengan kedua tangannya Renata berusaha mencegah bra yang ia kenakan lepas dari tubuhnya, namun terlambat...

Sreeet...! Tanpa hambatan berarti tangan Ai berhasil menarik keluar bra hitam berenda milik Renata, tangan kanan Ai mengacungkan bra hasil rampasannya itu ke udara, Renata mencoba meraih dan merebut kembali benda pribadinya itu dari tangan Ai
"Yeahh..! horeee... bugil...bugil.. bugil..." Karyo, Akom dan Darto yang entah sejak kapan menjadi supporter Ai berteriak teriak heboh merayakan keberhasilan Ai.
"Lempar.. lempar.. sini neng Ai.." Karyo merentangkan kedua tangannya bersiap menangkap bra Renata.

"Ai nakal..jangan jangan.." Renata menggapai gapai tangan Ai yang memegangi bra-nya, dan plak..! tak sengaja telapak tangan Renata menampar tangan Ai hingga bra di tangan Ai lepas terlempar kea rah kerumunan bapak bapak dalam angkot itu. Ke delapan bapak dalam angkot itu merentangkan tangannya beramai ramai berebut bra Renata yang sedang melayang di udara.

Plook....! Bra ukuran jumbo Renata terlempar dan jatuh tepat menimpa kepala Ipung yang dari tadi tampak murung dan tidak larut dalam suasana panas di dalam angkot yang ia tumpangi. Ipung nampak kelagapan saat bra berenda itu nyasar dan menempel di mukanya. Aroma wangi keringat Renata tercium semerbak. Orang cantik dan kaya memang beda, bau badan dan keringatnya saja terasa manis dan harum.

"yaaah... gagal maning.... gagal maning..." pak Budi dan bapak bapak lain mendesah kecewa, dua kali berturut turut Ipung yang beruntung mendapatkan rejeki nomplok. Tadi tubuh semok Ai yang jatuh dalam pangkuan Ipung dan kini bra Renata-pun jatuh juga ke dalam ke dalam pangkuan Ipung.
"oooh.. Hhhmmm harum-nya.." sniff..sniiff... Ipung mengendus endus aroma bau badan Renata yang menempel di bra Renata. Ipung yang dari tadi nampak acuh rupanya tak bisa menolak pesona pakaian dalam pembungkus payudara Renata itu. Ditempelkannya bra itu erat ke hidungnya dan Ipung berulangkali menarik nafas dalam dalam menghirup aroma khas wanita pada bra Renata itu.

Puas mengendusi bra Renata, sepertinya Ipung tak kehabisan akal dan masih punya cara lain lagi untuk menikmati daleman Renata itu. Tanpa malu malu Ipung memelorotkan celana panjangnya, tampak konti item yang sudah tegang di tengah selangkangan Ipung. Ipung kemudian membungkus rudalnya itu dengan bra Renata dan langsung merancap dengan menggesekan bra Renata pada kelaminnya itu.
Claap..claaap.. Ipung mengocok kontinya sambil memandangi tubuh Renata, berfantasi kotor akan tubuh gadis berkerudung itu. Sejenak saja tubuh Ipung berejakulasi dan menyemprotkan peju-nya tepat pada cup bra Renata.

Terbesit kelegaan di hati Ai yang ternyata memang sengaja melemparkan bra Renata ke wajah Ipung, Ipung yang dari tadi nampak siaga akhirnya lengah juga dan larut dalam suasana angkot yang semakin kacau balau.

"kyaaaa... sakit jiwa..." Renata bergidik jijik melihat barang pribadinya menjadi bacol Ipung. Renata membuang mukanya dari Ai. gadis berwajah lugu itu ternyata malah menjebaknya, sepertinya Renata sudah salah berharap pada Ai. Ada atau tidak ada Ai, ternyata nasib dirinya bakal tak berbeda jauh, tetap menjadi korban pelecehan bapak bapak itu.

"aaakh.. aakh... lepasin Renata.. dasar Ai kurang ajar!" Renata merintih kesakitan saat tiba tiba tangan kanan Ai menelikung kedua tangan Renata ke belakang punggung-nya, hingga Renata tak berkutik dan tak bisa bergerak bebas lagi, Renata merutuk dalam hatinya tak menyangka Ai malah berkoalisi dengan bapak bapak cabul itu dan ikut menyenonohi tubuhnya.

" mau lagi?" Ai berseru melempar pertanyaan ke arah Karyo dan kawan kawannya, tangan kiri Ai mengelus elus paha dan selangkangan Renata, seakan memberi isyarat pada bapak bapak itu bahwa selanjutnya celana dalam Renata-lah yang bakal menyusul lepas dari tubuh Renata.

"lagi... lagi.. lagi.." paduan suara dari bapak bapak di dalam angkot itu mengalun meminta satu persatu lagi pakaian Renata di lucuti. Renata langsung meringkuk ketakutan, sesuatu yang buruk sebentar lagi bakal menimpa dirinya.
"celana dalam-nya kasi saya saja neng Ai" Karyo yang menganggap dirinya pimpinan di antara yang lain seenaknya jidatnya saja langsung mengambil keputusan.

"lho..lho ga bisa bos, biar fair ya di lempar kaya tadi saja" Ipung ikut ambil suara, siapa tahu dirinya bisa hatrick tiga kali beruntun ketiban rejeki.
"di sini yang paling tua itu saya, ya wajar kalo saya yang pantes duluan dapat" Pak Bambang yang paling sepuh tak kalah sengit memperjuangkan nasibnya.
"ga bisa.. ga bisa punya saya.." Bapak yang lain saling bersahutan mengklaim dirinya yang paling pantas mendapatkan celana dalam Renata.

Renata mulai terisak mendapati para bapak bapak itu sekarang sedang ribut mengundi siapa yang bakal mendapatkan celana dalamnya.

"daripada ribut terus, kita Tanya neng Ai saja, siapa yang paling pantes dapat celana dalam Renata" Karyo yang mulai kewalahan menampung aspirasi teman temannya akhirnya memutuskan Ai-lah yang akan memilih salah satu di antara mereka.
"setuju ...setuju.." tak butuh waktu lama, delapan bapak yang lain langsung sepakat dengan usulan Karyo

"gluuk...tanya saya..?" telunjuk tangan Ai memencet mencet hidungnya, saat sembilan kepala melongok berbarengan ke arah Ai, menunggu keputusan Ai akan siapa yang berhak mendapat celana dalam Renata.
"iya..iya.. neng..." beberapa bapak berebut menyahuti pertanyaan Ai.
"ya neng, menurut neng celana dalam Renata baiknya buat siapa?" Karyo menegaskan keputusannya.

"eeng..waduh Ai bingung, bapak bapak lomba aja ya, trus nanti yang menang hadiahnya boleh ngelepasin celana dalam kak Rena langsung pakai tangannya sendiri, gimana?" Ai menggaruk garuk kepalanya, urusan celana dalam kenapa jadi Ai yang harus mutusin sih.
Mendengar hadiah menggiurkan yang Ai tawarkan, bapak bapak itu langsung setuju menggelar perlombaan untuk menentukan pemilik celana dalam Renata.
"lomba apa?" Tanya Karyo lagi yang dalam hati sudah bertekad untuk memenangkan perlombaan kali ini.


"nnngh... anu.. anu pak, lomba coli saja, yang duluan ngecroot yang menang" entah dapat ide dari mana, tiba tiba terlintas ide aneh dalam benak Ai.
"hah?, lomba coli? Setuju neng!" begitu menyetujui usulan Ai, Karyo langsung memelorotkan celana-nya dan langsung mengadu konti gemuknya dengan tangan kanannya tanpa memperingati kawan kawannya.

"lho..lho koq curang...ayo buruan" Pak Bambang melotot melihat Karyo sudah curi start duluan, bapak bapak yang lain tidak mau kalah langsung ikut menurunkan celananya hingga melorot sampai pergelangan kakinya dan segera menghajar konti masing masing. Ipung yang barusan ejakulasi tak mau ketinggalan dan kembali menggesekkan bra Renata pada burungnya, yang di paksa untuk bangun lagi oleh tuannya.

"kyaaaa.... " Ai spontan menutup matanya ngeri melihat Sembilan konti berturut turut lepas dari sarungnya di dalam angkot. Suasana angkot kembali hening, demi mendapatkan celana dalam Renata yang wangi para bapak bapak itu berpacu memompa batang kemaluannya masing masing, berlomba mencapai garis akhir ejakulasinya. Hanya terdengar lenguhan dan decak suara tangan yang beradu dengan kulit kemaluan Sembilan pria cabul itu. Saking asyiknya bermain main swalayan dengan kontinya, beberapa bapak bahkan sampai merem melek keenakan dan menjadi lengah.

Yes..! Ai bersorak girang, momen inilah yang Ai tunggu tunggu dari tadi, tidak sia sia Ai berakting berpura pura menjadi seorang lesbian sampai melecehkan Renata. Ai tahu dirinya harus memanfaatkan kelengahan bapak bapak itu untuk keluar dari angkot terkutuk ini sekarang juga. Ai mengedarkan pandangannya melihat situasi dan kondisi jalan yang di lalui angkot itu, dan pada saat angkot yang di kendarai Udin itu melambat karena nyala lampu merah di persimpangan jalan yang dilaluinya, Ai dengan cepat langsung menggandeng dan menarik tangan Renata keluar dari angkot itu.

"Ayo kak Rena...lari..." Ai berbisik memberi isyarat pada Renata untuk segera meninggalkan angkot itu. Begitu mendengar bisikan Ai, Renata mengangguk dan langsung bangkit dari tempat duduknya.
"Lari Renata.. lari..." Renata membatin dalam hatinya mencoba mengumpulkan keberaniannya. Gadis berkerudung yang hampir saja kehilangan kesuciannya itu lalu berjalan cepat melangkahi bapak bapak cabul yang konsentrasinya terbelah karena sedang asyik mengelus elus cendawan kemaluannya masing masing itu. Ai menyusul di belakang Renata. Cepat Ai...! sebelum bapak bapak itu sadar dan menangkap mereka, kedua gadis berparas jelita itu langsung berlari menembus kerumunan bapak bapak di dalam angkot itu.

"lho.. lho..hangan kabyur.. oooh...ooooh.. " Karyo berteriak teriak tidak jelas karena jeritannya bercampur dengan lenguh-an keuenakan saat menyadari Ai sudah sampai di dekat pintu keluar angkot. Di saat saat kritis Karyo tiba tiba membuka matanya dan memergoki Ai dan Renata yang hendak kabur dari angkot itu. Pada saat itu pula Karyo merasakan selangkangannya berdenyut sangat kencang dan terasa hangat, menyusul kemudian peju Karyo mengalir deras menyusuri saluran kencingnya, menyundul nyundul di ujung lubang pentol Karyo, pertanda Karyo sebentar lagi mencapai klimaknya.
"kyaaa.. cepat Ai.. cepat.." Renata menjerit histeris saking takutnya mengira keduanya bakal kembali tertangkap oleh bapak bapak cabul itu, Renata tidak sanggup membayangkan yang akan terjadi pada dirinya apabila bapak bapak itu menangkapnya lagi, bisa bisa Renata dan Ai di gang-bang secara brutal oleh bapak bapak itu.

"hangkap... hangkap.. oooouch.." Karyo kembali berteriak teriak, namun tangannya tidak berubah posisi. Bukannya berusaha langsung menangkap Ai, Karyo yang merasa nanggung karena kontinya sudah sampai di ambang ejakulasi malah lebih memilih lanjut mengkocok konti gemuknya semakin kencang.

"lompat kak Rena.." Melihat kesempatan itu, Ai cepat cepat mendorong Renata turun dari angkot itu.
"akkkh..!... " Renata menjerit kala kaki kiri-nya mendarat di jalanan beraspal. Beruntung karena angkot sedang melaju pelan, Renata bisa menjaga kesetimbangan tubuhnya hingga tidak sampai jatuh. Ai masih tertinggal di dalam angkot. Bapak bapak di dalam angkot nampak kelagapan karena seorang mangsanya berhasil lari. Awas Ai...!, Pak Bambang yang posisinya paling dekat dengan Ai berusaha menangkap tangan Ai.

"Lepasin Ai.. " Ai menghentak lepas tangan pak Bambang dan pak Budi yang nyaris menangkap tangannya. Suasana dalam angkot menjadi riuh ramai, bapak bapak yang baru saja tersadar bahwa Renata sudah melompat keluar dari angkot itu buru buru berdiri hampir bersamaan semua dan akibatnya Ipung, Akom, Yanto dan Mamad malah saling bertubrukan sendiri dalam angkot sempit itu.

Duuug..! kepala Bambang dan Budi berbenturan keras saat keduanya melompat hampir berbarengan hendak menangkap Ai, hingga kedua-nya kembali jatuh terduduk di bangkunya dengan kepala berputar berbintang bintang.
"hyangkap.. hyangkap... ooohh.. " Karyo berteriak teriak panik memberi instruksi pada kawan kawannya saat melihat selangkah lagi Ai hampir melompat keluar dari angkot, tangan Karyo tetap mengucek ucek kontinya.

Darto dan Ujang yang duduk di bangku paling belakang berhasil berdiri tanpa bertubrukan satu dengan yang lain, keduanya langsung bersiap melompat menerkam Ai. Karyo tersenyum menang akhirnya ada juga yang bisa menangkap Ai.

Bruuuk..! baru berlari selangkah Darto sudah langsung terjatuh akibat tersandung celananya sendiri yang sedari tadi melorot sampai pergelangan kakinya.
"Waduuh... dasar goublok!" Darto berteriak kesakitan sambil marah marah saat Ujang menyusul tersandung celananya sendiri dan ambruk menimpa tubuh gempal Darto.

Yess..! paras Ai menyunggingkan senyum melihat tubuh delapan bapak di dalam angkot itu saling bertumbangan dan berjumpalitan tak karuan. Tipu muslihatnya kali ini kembali berhasil. Sebelum sempat mengejar dan menangkap Ai, bapak bapak itu sudah terlebih dulu berjatuhkan karena kakinya tersandung dan tersangkut celananya sendiri yang sudah kadung melorot terlebih dulu saat bapak bapak itu terperdaya Ai hingga mau berlomba onani.

Tanpa hambatan berarti lagi Ai berhasil melompat keluar dari angkot itu menyusul Renata.
"Ai..hebat! " begitu Ai menjejakkan kakinya di jalanan, Renata segera menyambutnya, menggandeng tangan Ai dan langsung mengajak gadis imut itu berlari secepat mungkin menjauh dari angkot itu.

"Awas Karyo, gadis itu lari... " teriak Darto menyadarkan Karyo yang masih terbuai mengkocok kontinya yang hampir meletus mencapai klimak, Karyo menggelengkan kepalanya tak percaya delapan orang kawannya kocar kacir melawan Ai.
"Dasar goublogg semua.. tolol, Udin puter balik, ayo tangkap lagi !" Karyo berdiri tegak menantang dengan wajah geram, konti tegangnya mencuat di tengah selangkangannya yang telanjang. Sepertinya Karyo harus turun tangan sendiri untuk menangkap Ai kembali, namun sebelum Karyo sempat bertindak...

Crooot.. croooot.. crooot..! konti Karyo tanpa bisa di tahan tahan lagi mencapai ejakulasi, batang kemaluan Karyo itu menyemprotkan cairan peju kentalnya se-sloki demi se-sloki ke udara tepat ke arah bapak bapak yang bergeletakan tak karuan di dalam angkot itu.
"Waaaah.... Wwahhhh!" bapak bapak cabul itu berteriak histeris campur najis saat bulir bulir cendol sperma Karyo menghambur menyirami sekujur tubuh mereka, pontang panting mereka menutupi wajah mereka supaya tidak tercemar peju Karyo. Sekali ejakulasi Karyo bisa menyemprotkan cairan sperma hampir satu cangkir teh.

"oooohh.. ooooh... maaf.. maaf.. " Karyo mendelik tak bisa mengkontrol cairan peju yang muncrat tak henti dari mulut pentol kontinya. Karyo buru buru membalikkan tubuhnya ke depan membelakangi teman temannya. Bapak bapak cabul itu langsung merasa lega terhindar dari efek radiasi peju Karyo.

Creeet.. creett... sekali lagi konti perkasa Karyo menyemprotkan ejakulasi pamungkasnya, namun celakanya kali peju Karyo menyembur ke arah wajah Udin yang sedang konsentrasi melajukan angkotnya mencari jalan memutar untuk mengejar mangsa mereka yang baru saja melarikan diri.

"huuuek.. apa ini...aduh.. aduh.." Udin bergidik jijik sambil mengucek ucek matanya yang mendadak buta karena tak sengaja kecipratan limbah konti Karyo itu. Karena terganggu pandangannya, Udin tak sengaja membanting stir-nya ngawur ke kanan, angkot yang di kendarai Udin itu bergerak belak belok tak karuan dan masuk ke dalam lintasan kereta api tak berpalang pintu. Tepat pada saat itu sebuah kereta api ekspress yang sedang melaju kencang mengejar deadline kedatangan dari arah Surabaya melewati lintasan rel itu dan langsung menabrak keras angkot Udin.

" Awas din.. awas... waaaaahhh!" jeritan terlambat Karyo disusul jeritan ngeri ketakutan dari bapak bapak yang lain saat tubuh angkot Udin pecah berantakan di hajar lokomotif berkulit baja itu. Seluruh penumpang yang ikut remuk dalam angkot itu mencapai ajalnya seketika bersamaan. Tubuh bapak bapak cabul itu terpental tak utuh satu persatu saat angkot Udin terseret jauh terkena hantaman kereta api itu. Potongan potongan tubuh yang keesokan harinya gambar dan fotonya ramai di upload di sub forum Disturbing Picture di forum forum social dunia maya.

Sepertinya bapak bapak itu telah menerima karmanya langsung karena selama ini perbuatan mereka sudah meresahkan kaum wanita di kota Jakarta.
****
Sudah hampir lima jam lebih Okta duduk membisu di ruang interogasi di kantor pusat kepolisian, tidak sebuah informasi-pun yang bisa di dapat darinya. Sepertinya Okta kukuh dengan keputusannya untuk menolak bekerjasama dengan team Alpha. Mr Gozo terduduk di hadapannya sambil merengut kesal.

"Ok.. Joker, saya tahu sebenarnya kamu orang baik, organisasi WWW itu jahat, dengan membantunya kamu telah mencelakai banyak orang tak berdosa" Gozo mencobai menceramahi Okta dengan nasihat nasihat baik. Okta melengos, tanpa perlu di ajari-pun Okta sebenarnya juga sudah tahu kebusukan organisasi WWW, namun dendam akan kematian orang tuanya-lah yang membuat mata hati Okta tertutup.

"Baiklah Joker, saya tidak masalah kamu tidak mau bekerjasama dengan kami, tapi harap kamu tahu saja dengan tertangkapnya kamu, sebentar lagi organisasi WWW pasti kami hancurkan, silahkan menikmati sisa hidupmu di dalam penjara." Gozo berdiri dan menendang kesal bangku yang baru saja ia duduki itu. Gozo berjalan dengan penuh amarah menuju pintu keluar ruangan interograsi itu.

"Sudah terlambat..." Okta tiba tiba berbisik saat Gozo hampir keluar dari ruangan itu.
"Apa.. apa yang sudah terlambat?" Gozo memalingkan mukanya mendengar ucapan Okta.
"Mereka sudah tidak butuh tenaga saya karena sebentar lagi mereka akan menguasai Jakarta." Okta tersenyum tipis. Andai saja team Alpha menangkapnya kemarin mungkin ceritanya akan lain. Dana untuk menyuap partai Reform sudah lunas Okta kirim ke Kenzo, dengan uang logistik sebanyak itu jalan Tuan Tanuwijaya sang boneka organisasi WWW, untuk menjadi gubenur Jakarta bakal sangat lapang.
"Menguasai Jakarta? Apa maksud kamu?" Gozo kembali mendekati Okta dengan tatapan menyelidik, berharap mendapat bocoran informasi lebih banyak.

Okta melipat kedua tangannya di depan dada dan kemudian kembali terdiam seribu bahasa. Sepertinya bakal percuma saja kalo Mr Gozo memaksa menginterogasinya lagi. Mr Gozo berjalan gontai meninggalkan Okta dalam ruangan sendiri. Mr Gozo tersadar bahwa pertarungan team alpha melawan organisasi WWW akan memasuki level selanjutnya, the next level yang pastinya akan semakin berbahaya.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd