Part XII
Roller Coaster
Kemajuan tak akan terjadi tanpa perubahan dan orang yang tidak mengubah pikirannya tidak akan memberi suatu kemajuan apapun.
Sudah semacam takdir jika seseorang mampu merubah jalan hidup seseorang yang lainnya. Begitu juga Shanty, yang mampu merubah hidup Leo. Anak singa yang perlahan bermetaformosis menjadi Singa yang sesungguhnya.
Bulan ini langit sedang dirundung kelabu akibat dari akibat dari hembusan Angin Muson Barat dari Benua Asia yang bertekanan maksimum ke Benua Australia yang bertekanan minimum.
Sehingga hampir seluruh wilayah Indonesia diguyur hujan dari Oktober hingga April. Tak terkecuali dengan pulau kecilku Bali langit senantiasa kelabu. Lain halnya dengan hatiku yang selalu cerah sepanjang waktu berkat makhluk cantik bernama Mbak Shanty.
Setelah malam-malam yang indah itu hubungan kami ke tahap yang lebih jauh lagi. Aku kini selalu menghabiskan waktu dengannya, dalam segala hal. Kami bagai dua sejoli yang dimabuk micin, eh asmara.
Tapi ada satu kesalahanku, Aku tak pernah memintanya untuk memilih salah satu dari kami, Aku atau pacarnya. Bagiku tak penting status, yang penting hatimu untuk siapa. Dan prinsipku biarkan dia menentukan sendiri bukan dengan Aku yang memaksanya.
Hari ini kami berencana untuk sekedar jalan-jalan melihat beberapa pakaian diseputaran Kuta Square. Tapi sebelumnya menungguku pulang sekolah dulu. Jam dua siang aku sudah rapi jali dan standby di depan rumahnya.
Mbak Shanty saat itu sedang mandi dan Aku menunggunya di kamar, sembari menunggu Aku putar beberapa film yang tampak tak menarik, hingga akhirnya ketiduran.
Saat Aku terjaga lagi sajian pemandangan indah nan eksotis memukau mataku.
Langsung saja tanpa banyak basa-basi Aku tarik Mbak Shanty hingga jatuh menindihku di kasur.
"Ihhhh pake acara manja-manjaan gini ntar malah batal jalannya."
"Bodo ahh jalan, enakan gini." Aku cium lehernya.
"Ssssttt ahhh Yo.... Ntar Aku Horny lho"
"Ngga papa khan? Mau jalan jam berapa juga dik Leo siap nemenin Mbak cantik satu ini."
"Iihhhh gombal deh."
Kami saling pandang, tersenyum dan kemudian saling beradu lidah dan memagut bibir lembut dan penuh perasaan.
Ciumanku bukan ciuman nafsu tapi memang Aku yakin ada curahan perasaan di sana, tapi bagaimana dengannya? Semoga saja sama denganku.
"Yoooo jilatin ya." Ekspresinya bikin aku melayang.
Dengan sigap Aku mulai menjilati vagina dan memainkan lidahku di klitorisnya. Vagina yang sudah sangat basah itu mengeluarkan aroma yang sangat khas, membuat aku makin terpacu lagi untuk segera membuatnya klimaks.
Cukup lama aku bermain disana hingga lidahku mulai terasa kelu, hingga dia mulai mengejan, kemudian gemetar dan mendesah merasakan nikmat.
"Udah mulai jago nih berondong tante." Godanya dengan mata nakal.
Kami tuntaskan dengan berbagai macam gaya dan Aku kalah telak, dia keluar dua kali Aku empat kali. Ini pengalaman pertamaku berhubungan sex, jadi aku memang belum mampu mengontrol keinginanku untuk segera orgasme.
Benar-benar indah hidup ini, Aku merasa menjadi sosok yang berbeda. Aku seperti sudah membuang segala kehidupanku yang lama, apalagi kenangan SMPku. Aku seperti malu pernah ada di fase abg labil seperti itu. Aku bahkan membuang potensiku sebagai pemain sepak bola yang padahal sudah menjadi hobi terbesarku.
Pusat alam semestapun seolah-olah berpindah ke sosok makhluk cantik bernama Shanty ini. Dia yang terbaik bagiku tak ada yang lain, jika Aku harus putus sekolah dan menikah dengannya sekarang juga Aku siap.
Benar - benar buta, dipikiranku hanya dia, Cinta ? Aku tak tahu.
Bukan kesalahannya, dia wanita yang nyaris tanpa cela bagiku. Dia tidak mengubahku sepenuhnya. Tapi Aku sendiri yang memutuskan seolah mengabdi padanya. Dia malah sering mengingatkanku akan kewajibanku.
"Jalani kegiatanmu seperti biasa Yo. Bedanya sekarang ada Aku yang nemenin." Itu kata-kata pamungkasnya.
Dia gadis yang luar biasa, hanya saja Aku yang tersesat. Aku terlalu terobsesi sehingga meninggalkan hidupku yang lain.
Akupun semakin tak fokus disekolah, pikiranku hanya ingin cepat pulang dan menemuinya kemudian melanjutkan petualangan asmara kami.
Sepulang dari klab malam "
Liquid" diseputaran Dhyana Pura kami lanjutkan dengan Sex yang panas dan penuh perasaan hingga siang hari.
Jika kami tak bertemu karena dia harus pulang ke tempat asalnya Ubud, Aku yang harusnya punya "
Me Time" malah gelisah galau dan tak melakukan apa-apa.
Kami juga menghabiskan malam pergantian tahun bersama, hanya berdua di sebuah villa di daerah Candidasa Karangasem. Dekat pantai dan jauh dari keramaian kota.
Kami habiskan waktu dengan barbekyuan dan bergelas-gelas Red Wine murah, tapi jadi sangat berkelas karena momennya. Dilanjutkan dengan asupan beberapa botol Red Label dengan es dan cola cukup sederhana untuk membuat kesadaran kami memudar.
Hingga saat waktu sudah menunjukkan tahun telah berganti kami menyalakan beberapa kembang api, dari villa sekitar juga mulai rame dengan kembang apinya.
Suara ledakan kembang api yang saling bersahutan dan percikan bunga api yang berwarna warni di atas langit Candidasa malam itu cukup memeriahkan malam itu.
Kami berangkulan, berciuman, dan membisikkan harapan-harapan kami kedepannya. Alangkah beruntungnya aku memiliki malaikat di depanku ini. Sampai dia mulai melucuti pakaiannya satu persatu, aku yang tak paham maksudnya hanya terbengong-bengong melihat tingkahnya.
"Ayoooo dibuka juga dong sayang"
"Eh iyaa"
Kami sudah berbugil ria setelahnya, dia mulai berlarian ke arah pantai, aku tergopoh-gopoh mengikutinya. Kami mulai berteriak-teriak bagai orang gila.
Berenang di pantai yang gelap, aku mendekapnya dari belakang, sambil melihat langit, indah sekali malam itu.
Kami berciuman, saling menyentuh, dan kemudian bagian tubuhku sudah ada di dalam tubuhnya. Kugenjot pelan dan penuh perasaan, kami benar-benar menikmati persetubuhan itu.
Kulumat kedua buah payudaranya bergantian, seakan tak mau ketinggalan satupun. Kumainkan puting itu dengan lidahku, dia makin mendesah.
"Oooohhh aaaargghh sayang, aaargghh Leo, akuuuu saaayyaangg kkkaammuu" desahanya lirih.
Mendengar desahannya aku semakin bersemangat lagi menggenjot, kami meracau tak jelas, suara desahan kami bersahutan dan sangat keras, kami sudah tak peduli lagi akan sekitar, hanya benar-benar ingin menikmati malam yang indah itu.
Hingga akhirnya aku mengejan dan memuntahkan spermaku di rahimnya. Dia memelukku dan membelai rambutku yang sudsh basah.
"I Love You sayang" bisikku.
"Love You Too, Leo"
Kami melanjutkannya lagi di kamar, di sofa dan bathtub kamar mandi. Everywhere.
Keesokan harinya, sebelum kembali ke Denpasar kami mengakhirinya dengan sex di jacuzzi. Benar - benar hari yang luar biasa bagiku, unforgetable moment. Aku semakin jatuh dalam ke pelukannya. Aku merasa terhormat dan beruntung menghamba pada wanita itu.
Sampai suatu masa di pertengahan Januari, dikala Aku berencana mengajaknya ke sebuah restaurant untuk dinner sederhana, dengan uang saku yang susah payah aku kukumpulkan demi momen spesial itu.
Aku juga berencana benar-benar mengenalkannya pada keluarga besarku saat itu. Saat aku aku akan memberi tahu rencana ini, aku terkejut karena ada tangis yang benar - benar haru dan seperti ada rasa sakit yang dalam dari nada suaranya di telp yang membuatku segera datang ke rumahnya.
Dalam pelukanku dia memohon maaf atas kesalahannya, Aku benar-benar tak mengerti maksudnya. Namun sebuah kertas bersampul biru dongker dengan pita dan tinta emas menjadi menjadi cambuk besar yang seolah mencambuk tanpa ampun menghancurkan perasaanku.
Ada namanya dan nama pria itu di cover depannya, lengkap dengan tanggal pernikahan mereka.
Ternyata dia sudah hamil satu bulan sejak kami melakukannya pertama kali dan saat ini telah memasuki bulan ke tiga, mata memar itu karena sang pria tidak terima dia hamil sedangkan mereka jarang ketemu.
Sehingga terjadi pertengkaran hebat diantara mereka, sampai sang pria mulai kalap dan bertindak kasar. Tapi bisa dipastikan bayi itu miliknya.
Setelah melalui penjelasan dan perdebatan panjang akhirnya sang pria bersedia menikahinya.
Shanty wanita yang luar biasa baik bagiku. Dia memutuskan untuk merajut tingkatan hidup yang lebih rumit yaitu berumah tangga dengan pacarnya itu.
Bisa saja dia menuntutku untuk menikahinya, karena memang selama melakukannya Aku selalu melepas spermaku di dalam rahimnya.
Dan aku tentu saja tidak akan pernah menolak untuk menikahinya, gejolak masa mudaku dan pikiranku yang masih labil pasti tak peduli yang penting Aku tidak kehilangan dia.
Tapi dia tidak begitu, dia tak ingin menghancurkan masa depanku yang masih sangat belia dan tak tahu apa-apa saat itu.
Hatiku tak pernah sehancur itu, sakit sekali rasanya. Kucurahkan segala perasaanku lewat air mata.
Aku tak marah dan tak akan pernah bisa marah, karena aku menyayanginya melebihi Aku membencinya.
Pelukanku yang terakhir jauh lebih erat dari pelukanku yang sebelumnya, Aku hanya bisa menangis dalam pelukannya. Sambil mencium keningnya kupanjatkan doa agar segalanya dimudahkan dan dia senantiasa bahagia.
Dan Aku juga berdoa agar aku selalu diberi kekuatan untuk merelakan kebahagiaannya. Walau kebahagian untukku terlalu singkat tapi thanks for everything.
Hidup memang bagai Roller Coaster, kadang bergerak naik melesat dengan cepat namun disatu titik tertentu, titik tertinggi, dia akan segera meluncur ke bawah lebih cepat lagi.
You would never ask me why
My heart is so disguised
I just can't live a lie anymore
I would rather hurt myself
Than to ever make you cry
There's nothing left to say but good-bye
You deserve the chance at the kind of love
I'm not sure I'm worthy of
Losing you is painful to me
I don't want to let you down
I don't want to lead you on
I don't want to hold you back
From where you might belong
Ps : thank's for the memories, a special lady. You are always have a special place, right here, deep inside my heart. Hope you'll always fine.