Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG The Journey Of Leo

Bimabet
Part X

Dinamika Putih Abu


Theresia Zoraya Evarini

Hari pertama OSPEK SMA adalah hari dimana kami mengawali segala jenis siksaan dan tugas-tugas yang menurut kami tidak masuk akal dan hanya karangan Kakak - kakak OSIS saja.

Lucu juga orientasi pengenalan sekolah diisi dengan acara aneh-aneh dengan aturan yang aneh pula, hanya ada di negeriku tercinta barang kali.

Sepulang sekolah aku dan Adi sepupuku disibukkan dengan berbagai macam tugas. Dari mencatat berita di tv hingga mencari barang-barang yang tidak jelas hanya dengan berbekal "clue" dari kakak OSIS saja.

Aku dan Adi ternyata tidak sekelas, Adi di kelas 1-5 sedangkan aku di kelas 1-6. Tak satupun ada yang kukenal di kelasku, semua wajah-wajah baru. Teman SMP lama dan SMP terakhirku banyak yang diterima disini juga tapi mereka beda kelas. Namun tak masalah bagiku, tak butuh waktu lama untukku menemukan teman baru. Diantaranya Edi, Eka dan Agus. Aku duduk sebangku dengan Eka, sementara Edi dengan Agus tepat dibelakangku.

Tugas OSPEKpun hampir rata-rata berhasil aku kerjakan, hanya pernah sekali aku salah membeli barang yang dimaksud kakak OSIS, sehingga aku mesti dihukum. Hukumannya, membuat surat cinta untuk Kakak OSIS yang dianggap paling cantik dan favorit dan membacakannya di kelas lain di mana Kakak OSIS itu berada.

Surat cintaku aku tujukan pada seorang kakak OSIS kalau tidak salah namanya Angel. Dia memang favorit semua orang, putih dan sungguh cantik. Aku gemetaran saat membacanya di depan kelas 1-3. Karena selain memang grogi, aku disoraki oleh murid-murid baru disana, yang beberapa orang aku kenal. Tambah gemetaran lagi karena Kak Angel malah lebih parah menggodaku, sampai nulisin nomer telp. Alhasil aku makin sukses disoraki, terus nomer telpnya? Aku simpan one day bakal Telp suatu saat. Poor or Lucky?

Aku selama kegiatan orientasi lebih sering menginap di rumah Adi. Biar gampang ngerjainntugas bareng, apalagi dia tipenya terima beres doang, aku yang kerjain semuanya.
Kerjaanya? Cuman bujuk Aku buat nelpnin si Vira, paling ngga dengerin kabarnya doang dia udah girang.

Beberapa kali aku telp ke rumah Vira tapi ngga pernah sekalipun dapet kesempatan ngomong dengan dia. Iya, selalu dihalangi gadis yang bernama Hani. Namun entah kenapa yang ada aku malah makin akrab sama Hani. Dasar orangnya memang periang dan supel.

Dari keakraban itu aku jadi tahu kalau dia adik kelas di bawahku 2 tahun, seangkatan Jan namun beda sekolah dan ternyata dia adik kelasku di SD juga.

Hari terakhis orientasi ditutup dengan kegiatan mendaki Bukit Abang di daerah Kintamani sana. Tiap kelas berangkat dengan truk dan kami berjejalan di bedag belakang truk kepanasan, tapi cukup seru.

Aku tidak dapat menyelesaikan pendakian hingga puncak bukit, karena kira-kira sedikit lagi mencapai ujung bukit ada teman sekelasku cewek-cewek yang pada pingsan dan ada yang terkilir juga. Terpaksa aku menolongnya, dengan dibantu beberapa teman termasuk Edi. Aku kebagian tugas membopong Retno yang baru saja sadar dari pingsan. Dan edi harus menggendong Dewi yang terkilir.

Ada perasaan dag dig dug juga saat membopong Retno, beberapa kali bagian dadanya yang menonjol sesekali menyentuh bawah ketiakku selagi aku bopong. Ternyata ada sesuatu yang besar dan lembut dibalik kaos putih yang kebesaran itu. Sesekali aku mikir jorok juga, karena jujur ini pengalaman pertama juga, disamping itu emang Retno ini setelah diperhatikan cantik juga dan asetnya harta karun banget. Tapi segera kusingkirkan pikiran itu dan segera membantunya turun untuk segera diberi pertolongan seksi kesehatan OSIS.

Akhirnya menjelang senja kami sudah balik dan berjejalan kembali menuju sekolah. Di truk Retno berada di dekatku, tak henti-hentinya menyampaikan terima kasih karena Aku sudah menolongnya tadi. Dan kami sekelas mulai saling mengenal satu sama lain. Perjalanan menuju sekolah diwarnai dengan sorak sorsi kami sembari menyanyikan lagu disini senang dan sayonara, sebagai tanda masa orientasi sekolah telah usai dan kami telah bebas tugas. Yuuuhuuuu.

Akhirnya Aku pulang juga ke rumah setelah hampir seminggu berdinas di rumah Adi. Hal pertama yang aku pikir adalah masakkan Ibu, iya aku rindu sekali masakan beliau. Selanjutnya aku memikirkan nikmatnya mandi air hangat dan setelah itu main PS sebentar buat refreshing, ah perfecto...

Sampai di rumah aku kesulitan memasukkan motorku, karena ada sebuah mobil yang parkir tepat di depan pagarku. Mobil van yang legendaris pada masanya itu dengan pintu belakang yang dibuka dengan digeser itu ternyata milik tetangga yang baru saja pindah ke depan rumahku. Mereka meminta ijin dan meminta maaf karena menggangu sebentar karena sedang menurunkan barang-barang dan tentu saja itu bukan masalah bagiku, sementara aku parkir motor di luar rumah.

Setelah makan dan mandi, aku teringat motorku masih di luar sana, kutengok dari jendela kamarku mobilnya sudah masuk ke rumah mereka. Segera saja aku keluar untuk memasukkan motorku ke dalam rumah. Aku terpukau saat melihat sesosok gadis yang luar biasa cantik sedang menggotong beberapa barang-barang masuk ke dalam rumahnya. Mata kami sempat bertemu, Aku senyumin, tapi dibalas dengan muka jutek banget.

Di kamar aku jadi ngga konsen main PS, kepikiran cewek tadi. Jutek-jutek gimana gitu. Akhirnya aku keluar rumah dan nongkrong di depan rumah temanku yang tepat disebelah rumah cewek tadi. Aku dan kawanku Gede nongkrong sambil memesan minuman dingin di warung sebelah.

"De, anak baru?"

"Gitu ye kayaknya." Logat Bali Gede sangat otentik.

"Kamu tahu namanya De?"

"Mana ye? Tadi dia sempat ke sini sih minta air sumur, katanya air PAMnya mati. Tapi gitu dah, galak eee.."

"Hahaha sama tuh, Aku senyumin tapi mukanya jutek banget."

Hari-hari berikutnya Aku dan gadis itu malah sering papasan di depan rumah, karena jam berangkat dan pulang sekolah kami hampir berbarengan, tapi juteknya ngga hilang-hilang.

Ternyata dari seragamnya dia masih SMP. Aku malah sudah akrab sama Papanya, yang emang orangnya lucu banget, namanya Om Oky.

Suatu malam muncul ide ajaib dari Gede yang menyuruhku untuk kenalan dengan cara yang sangat mutakhir dan penuh resiko. Dengan menerbangkan pesawat kertas ke rumah gadis itu dengan harapan dia segera melihat tulisan di pesawat itu.

Aku yang awalnya berpikir itu ide bodoh tapi mau juga. Pesawat sudah siap lepas landas membawa misi ngajak kenalan, kata Gede Om Oky dia lihat lagi mandi, aku mendekatkan diri dan nempel dibalik tembok depan rumahnya, Gede ngecek kondisi lapangan sekali lagi dan dua jempol tanda siap tempur.

Pesawat lepas landas dengan mulus, namun tiba-tiba bermaneuver nikung ke kanan saat masuk rumah. Rumah si Jutek yang tadinya banyak kedengeran suara orang ngobrol tiba-tiba sepi. Aku merasa ada yang tidak beres, lokasi aku melemparkan pesawat sangat dekat dengan rumahnya, hanya dibatasi tembok jadi bisa mendengar jelas suara di dalam ruang tamu mereka. Sampai suara Om-Om nyeletuk.

"Kalau berani kenalan langsung dong."
Suara Om Oky, kakiku lemes, Gede kabur secepat pelari Ethiopia segera masuk ke rumahnya. Brengsek si Kiko God Must Be Crazy itu.

Aku mau ngga mau bergerak masuk ke rumah si cewek Jutek karena udah ke-gap.

Sampai di dalam rumahnya aku duduk di kursi luar, depan ruang tamunya. Rumah ini memang tidak ada halamannya. Pintu ruang tamu mereka sangat dekat dengan jalanan gang rumah hanya dihalangi tembok dan garasinya berada disamping.

Om Oky duduk di kursi sebelahku sok-sok masang tampang galak. Padahal dia ngerjain banget.

"Kamu yang tadi lempar pesawat?"

"Eehh temen saya, eh saya Om, maaf." Aku gemeteran.

"Jelek banget."

"Eh, anuu itu temen saya yang bikin pesawatnya Om." Aku tambah bingung mau ngomong apa.

"Kamu mau ngobrolin pesawat atau kenalan?" Om Oky sok ngancem, kumisnya bikin sangar.

"Kkeee kkee nalan Om." Aku gelagapan.

"Gitu dong, cowok mesti gentle, mau kenalan sama yang mana? Zoraya atau Christy?"

"Keduanya aja deh Om, kan sama tetangga juga." Jawabku cerdik berusaha lolos dari maut.

"Ya udah sama Christy dulu, Zoraya lagi mandi".

Eh anjing si Gede dia bilang tadi Papanya yang mandi ternyata Zoraya. Bathinku. Akhirnya aku tahu si jutek namanya Zoraya. Tapi yang muncul selanjutnya si Christy adik dari Zoraya yang ternyata masih kelas 5 SD, anaknya baik, ramah banget beda sama kakaknya. Terus mereka punya adik satu lagi namanya Galang yang masih kecil tapi nakalnya luar biasa. Akhirnya setelah beberapa lama Zoraya muncul.

"Ada apa? Kamu yang lemparin pesawat tadi? Kena Papa tau !" Jutek banget.

"Eh iya, maaf ya." Aku bener - bener ngga enak, awas si Gede.

"Cuman pengen kenalan doang, khan tetanggaan, hehehe." Aku malah cengengesan.

"Sekarang udah kenal kan?" Dia masih jutek.

Setelah itu aku ngobrol ngalor ngidul dan mulai mengakrabkan diri, aku jadi tahu Zoraya ini pinter banget dan hobi baca. Sebelum pamit pulang Om Oky sedikit menginterogasiku.

"Udah mau pulang ?."

"Iya Om, mau bikin PR."

"Kamu sekolah di mana?"

"SMA Melati Om..."

"Oh.. searah sama Zoraya, dia di SMPN Surapati, besok tolong titip anter jemput ya? Hehehehe" Om Oky nyengir.

"Eh.. si siapp Om" Aku kaget tapi sekaligus girang.

Hari-hari berikutnya aku jadi punya tugas baru anter jemput si Zoraya, ngga apa-apalah searah juga. Zoraya mulai baik sama aku, kita juga masih bisa dibilang nyambung. Di jalan pas lagi boncengan juga udah akrab banget, dia sering nyubitin pinggang Aku, Aku bales nyundul dia pakai kepala belakang, dia terjungkal ke belakang, geger otak. Ah bercanda doang.

Niatku bikin perhitungan sama Gede juga udah hilang yang ada malah jadi acara traktiran. Aku yang nraktir Gede mie goreng pakai telor di warung depan gang, ah emang lucky bastard si ireng mah.

Kegiatan sekolah juga begitu-begitu aja, aku sempat beberapa kali ikut ekstra bola di sekolah, tapi bener-bener ngga dapet tempat. SMA Melati emang kumpulan atlit dari seluruh Denpasar, apalah aku cuman remahan biskuit Malkist Roma buat mereka, meskipun beberapa dari mereka ngotot aku harus tetep latihan. Aku juga jadi males latihan karena ada tugas tambahan dari Om Oky, anter jemput les. Sialan, tapi ngga masalah sih, siapa tahu untung.

Begitu terus sampai kira-kira bulan ketiga akhirnya Zoraya nelp ke rumah minta tolong Aku buat anterin dia, katanya sih les privat. Aku yang lagi asyik main WE mendadak gercep (gerak cepat) manesin motor buat nganterin dia.

Cuman anehnya aku mesti anterin dia ke restoran fast food yang ada gambar Om-Om feodal dengan jenggot ikoniknya. Aku sanggupi dan lebih aneh lagi aku tiba-tiba disuruh pulang dulu tapi nanti jemput dia lagi jam 5 sore, katanya dia janjian sama temennya. Aku pria lugu yang baru turun gunung menyanggupi aja ngga masalah dan tanpa curiga.

Besok siangnya aku sudah nungguin si doi di depan sekolahnya. Hari ini rencana pengen ngajakin makan siang di resto kemarin sekalian nembak, Aku juga ada plan buat pergi ke acara meet and greet band yang diadakan di salah satu Mall dan sudah pegang dua tiket hadiah dari tanteku. Khan seru punya pacar tetanggaan, sekolahnya barengan lagi.

Tapi aku kaget waktu lihat Zoraya gandengan sama cowok SMP berwajah oriental dengan jersey basket bertuliskan sekolah mereka. Zoraya ngga melihat aku, sampai mereka pisah karena si cowok masuk lagi ke sekolah. Dan Zoraya celingak celinguk nungguin jemputan si sopir malang, Aku. Waktu itu ingin rasanya aku nabrakin itu motor ke mereka berdua, tapi itu kriminal banget, entah kenapa darahku rasanya naik ke ubun-ubun, tapi sok tegar, siapa tahu cuman temen doang pikirku.

Akhirnya Zoraya naik ke motorku dan aku antar pulang, dia tak tahu kalau si driver udah tekanan darah tinggi. Tak ada pembicaraan apapun di jalan, Aku terlalu emosi buat ngobrol sampai-sampai rencana makan siang gagal total. Sampai di rumah aku langsung nelp dia buat nanyain kejadian tadi.

"Halo.."

"Eh Kak Yo, kenapa?"

"Kamu ada les hari ini?"

"Hari ini ngga ada tuh"

"Oh kirain... Boleh nanya sesuatu?"
Tanya aja, daritadi bukannya udah nanya?"

"Iya juga ya, oiya aku lihat kamu sama cowok tadi, kalau boleh tahu itu siapa?"

"Ohh itu Ryan Dwi anak basket sekolah."

"Pacar kamu?"

"Iya aku baru aja jadian kemarin waktu kamu anterin ke KFC kemarin"

Jdeeeerrrrr darahku meluap, dada sesak, empet banget rasanya, kayak dipeluk kingkong. Bisa-bisanya dia enteng gitu jawabnya, mana pake acara manfaatin aku buat nganterin dia jadian, gila banget. Harga diriku kepleset ke lantai seketika itu juga.

"Oh gitu toh, congrats deh..."

"Makasi Kak Yo... Doain langgeng ya. Eh ni anak malah cengengesan.

Bukan untung yang kudapat malah buntung, remuk rasanya perasaan ini. Lagian buat apa aku berharap sama anak SMP yang emang belum paham cinta-cintaan. Kurobek-robek tiket itu, kulempar ke tong sampah kamar. Aku sangat kesal sekali, entah kenapa rasanya tetep sakit juga, perjuangan gagal semudah itu. Pengen teriak tapi perumahan lagi rame entar masyarakat pada dateng ngira Aku kesurupan. Sesaat kemudian telpon rumahku berdering segera Aku angkat berharap Zoraya cuman bercandain aku saja tadi.

"Halooo..."

"Kak Yo broken heart ya, Kak Zaza jadian sama Ryan?"

"Ehh...Chris.." Ni anak kok malah ikutan ngeledekin.

"Jangan sedih Kak Yo... Nanti kalau aku sudah gede.. Kak Yo sama Aku aja ya..."

"Hehehehe, sini ku toyor" Jawabku...

Setelah itu aku benar-benar putus komunikasi dengan Zoraya, kegiatan antar jemput aku sudahi helm dan jacket hijau khas Ojek Online juga Aku kembalikan pada Om Oky dengan alasan Aku mukai sibuk dengan kegiatan ekstra, waktu itu belum ada ding.

Padahal Aku sendiri malas-malasan, kerjaanku hanya main game doang, apalagi Winning Eleven ngga ada tamat-tamatnya sampai frustrasi Aku. Selain itu Aku mulai kembali bergaul dengan kegiatan lamaku, nongkrong bareng sahabat lawas Arta sambil minum arak, yang bagiku belum seberapa.......
Dahsyaaatttnyaaa.....bila dibandingkan dengan senyumanmu...Retno.

Aku akrab dengan semua kawan di kelas, mau cewek mau cowok pukul rata, mau kaya mau biasa aja mau miskin, pukul rata. Aku kadang juga mulai dijemput kawanku Jaya yang tajir, anak geng mobil gitu. Yang sehabis pulang sekolah biasanya langsung nongkrong di markas Arta di daerah Sanur.

Arta bersekolah di SMAN Sanur berkat prestasi atlitnya, entah kenapa dia tidak memilih sekolah yang sama denganku. Aku mulai berani ngobrol bareng Retno, awalnya sih pura-pura minjemin Novel yang tiba-tiba melegenda Harry Potter, tapi ternyata Retno malah males baca dan mintanya Aku yang ceritain, jadi deh bisa ngobrol lama.
Retno orangnya ayu banget, karena ada darah keratonnya, bukan orang Bali tapi dari lahir di Bali dan entah kenapa bercita-cita banget jadi orang Bali.

Cuman aku sedikit sesek juga setelah tahu kalau Retno ternyata udah punya cowok, beda sekolah. Gagal lagi deh, sing kenken lah... Yang penting usaha ngga pernah stop.

Dikelas kamipun sudah mulai booming yang namanya handphone. Awalnya dari kawanku yang orang Kuta mulai bawa handphone ke sekolah. Mereka sih enteng-enteng aja belinya, gimana ngga? Rata-rata kekuarganya mengontrakkan tanah mereka untuk hotel-hotel berbintang dengan taraf internasional gitu, jadi kebayang khan gimana tajirnya. Saking hypenya kemunculan Nokia saat itu sampai-sampai kawanku terutama yang cewek punya catatan khusus di bukunya untuk custom nada dering gitu. Yang punya handphone jadul pasti paham.

Aku sendiri yang awalnya idealis banget akhirnya goyah juga dan memutuskan untuk menukar helm skateboardku asliku (jaman itu sedang booming) dengan handphone dari Bli Komang salah satu teman mainku di rumah. Sebuah handphone dengan merek Siemens C35 dengan antena mulai Aku bawa ke sekolah. Buat gaya doang, masalahnya nomernya masih punya Bli Komang dan seringkali ada telp nyasar yang ngga berani aku angkat.

Kira-kira sebulanan aku jaga dan rawat dengan baik itu handphone sampai akhirnya Bli Komang meminta kembali handphonenya dengan alasan butuh banget.

Aku menyanggupinya karena takut juga dia semakin memaksaku mengembalikannya, terus helm kesayanganku? Hilang entah kemana. Yang terakhir Aku dengar helm itu sudah dijual oleh Bli Komang yang mulai kecanduan Sabu.

Handphone kembali ke pemiliknya dan helm kesayanganpun hilang entah kemana. Aku kecewa sekali saat itu, helm itu benar-benar Aku beli dengan mecahin celengan.

Namun tak lama setelahnya aku dapat rejeki lagi hasil dari bantu kakak di acara komunitas Skateboard Bali. Dengan bantuan tambahan dari duit arisan Ibu akhirnya aku tebus juga Handphone legendaris Nokia 3310 second yang aku beli dari iklan di koran.

Handphone bersejarah itu juga yang bakal memberi warna baru di hidupku, warna baru yang menjadi pengalaman berharga dan awal dari kehidupan remaja yang ceria, sebuah dinamika di masa Putih Abu.
 
Terakhir diubah:
Silahkan dilahap hu... Slow cooking ya, perjalanan masih panjang, 80% lebih based on True Story...

Mohon feedbacknya, untuk ceritanya aye skip cewek-cewek yang non exe atau aye ceritain detail sesuai kejadian sebenarnya?
 
Yesss.......makasih suhu updatenya. Jadi keinget punya hp pertama dulu.......3310 pancen oye
 
Mantap hu, jadi inget waktu jadi tukang ojek buat deketin gebetan hahahaha sakit ya udah diharepin malah jadian sama cowok Laen. Eh kok curcol...Jadi senyum senyum sendiri baca nih cerita,lanjut ya bli suhu..
 
Jaman putih abu abu,masa yang berkesan banget...
Banget hu... Padahal ngga semewah kids jaman now tapi berkesan bajnhet
Yesss.......makasih suhu updatenya. Jadi keinget punya hp pertama dulu.......3310 pancen oye
Ini hp jauh lebih berkesan dibanding smartphone jaman skr hehehe
Ceritain sesuai kejadian sebenarnya aja hu,klo ss nya bolehlah ditambah2in dikit :pandaketawa:
Sabar hu... Tar lagi menjelang pecah telor hahaha
Makasih updatenya suhu , semoga terus lancar
Siaaapp Hu.....
Mantap hu, jadi inget waktu jadi tukang ojek buat deketin gebetan hahahaha sakit ya udah diharepin malah jadian sama cowok Laen. Eh kok curcol...Jadi senyum senyum sendiri baca nih cerita,lanjut ya bli suhu..
Ternyata terjadi juga di kota-kota lain ya hu hehehehe, mohon supportnya selalu
 
suhu yang satu ini giat banget, ceritanya mengalir dengan apiknya, dan jadi ingat jaman dulu jaman hp jadul
 
Anjir ceritanya seru banget gan, sampe ketawa2 bacanya, maraton bacanya, di tunggu next ny gan, semoga sampai tamat gan ceritanya.
 
suhu yang satu ini giat banget, ceritanya mengalir dengan apiknya, dan jadi ingat jaman dulu jaman hp jadul
Karena kangen semua momen momen itu aye nulis cerita ini hu... Semoga mampu membangkitkan nostalgia para suhu di sini dan bisa ikut sharing pengalamannya juga... Mohon dipantau selalu hu
Anjir ceritanya seru banget gan, sampe ketawa2 bacanya, maraton bacanya, di tunggu next ny gan, semoga sampai tamat gan ceritanya.
Ditunggu gan, pasti aye tamatin bagaimanapun caranya
 
Biar lambat asal selamat yah suhu..
Leo kyknya lg rada suram nih. karir bola mandek, urusan cewek kurang beruntung.
 
Bimabet
Biar lambat asal selamat yah suhu..
Leo kyknya lg rada suram nih. karir bola mandek, urusan cewek kurang beruntung.
Masih belum nemu selahnya nih si Leo, masih labil.
Ane yakin pengorbanan ente akan ada masanya menjadi kebahagian
:semangat: trus om
Suksma Hu.... Thanks hehehe
Ini cerita bersambung paling mantap huu:semangat:
Wah thanks hu.. semoga aye bisa konsisten.. mohon kritiknya selalu
lanjut bli, salam dari menuh...
Suksma bli... Salam dari Leo
lanjut gelar tika hu
Lanjutkan hu....
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd