Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG The Journey Of Leo

Semangat pagi hu........rajin2 latihan ya biar kayak Del Piero
 
Part VIII

Patah Tumbuh Hilang Berganti



Trisa Kathelijn Hoek, Nyoman


Ary January, Made


Dina, Ida Ayu


Saat tubuhku tak kuat lagi menahan desakan dari Arta yang semakin kuat, aku melepaskan sebuah tendangan ke arah gawang, semua perasaan dan kepercayaan pelatih, rekan setim, suporter dan dua malaikat cantik kucurahkan pada tendangan itu, bola menggelinding pelan melewati kiper lawan, terus menggelinding dan melewati garis.

Wasit meniup peluit panjang tanda akhir pertandingan, tubuhku sudah rebah sedari tadi setelah melepaskan tendangan terakhir. Kupandangi bola itu, memang melewati garis, tapi melenceng tipis dari gawang tepat di kiri tiang gawang. Peluang terakhir tadi seharusnya goal jika saja didetik terakhir bola tersebut tidak mengenai ujung sepatu Arta yang akhirnya sedikit membelokkan arah bola. Stadion bergemuruh, yel SMPN 80 membahana bahkan suporter SMA pun ikut bernyanyi. Pemain lawan berlarian, pemain cadangannya pun berhamburan masuk ke lapangan, mereka juara. Aku rebah di lapangan, kupejamkan mata, air mataku tak terbendung lagi, aku menangis sesenggukan.

Sakit sekali rasanya. Sebuah jabatan tangan meluncur dan menarik tubuhku untuk bangun, jabatan tangan dari seorang kawan lama Arta. Dia mengacak acak rambutku, aku berjalan gontai dan menangis seperti anak kecil yang kebingungan kehilangan Ibunya di keramaian. Kulihat rekan setimku dilapangan semua menangis, pemain cadangan dan Pak Subandrio berusaha menenangkan kami. Dina manajer kami tak kuasa menahan tangis tapi tetap berusaha menghibur kami semua. Jan? aku malah tak melihat anak itu, yang nantinya aku ketahui bahwa begitu peluit tanda pertandingan berbunyi dia berlari keluar stadion sambil menangis.

Kami melakukan penghormatan terakhir pada lawan, tak ada prosesi pengalungan medali, karena memang medali di Porsenijar hanya simbolik saja. Kami melakukan penghormatan pada suporter kami yang disambut dengan yel yel sekolah. Sebelum kami meninggalkan lapangan menuju ruang ganti terdengar standing aplause buat kami dari seisi Stadion. Suasana ruang ganti sangat haru, semua orang tak bisa menutupi kekecewaannya.

Pak Subandrio tak henti - henti memotivasi kami dan menganggap perjuangan kami sungguh luar biasa dalam artian ini tahun kedua sekolah mengirim tim sepakbola dan sekolah kami bukan sekolah atlit. Jadi kami tidak punya reputasi sebelumnya namun setelah ini sekolah kami tak akan dipandang sebelah mata lagi. Kepsek juga ada di sana berusaha memotivasi kami dan menjanjikan bonus untuknpara atlit yang memperoleh medali. Handuk basah masih menutupi kepala dan Aku menunduk, air mata masih terus mengalir dari mataku, aku menyalahkan diri atas kekalahan tim. Aku masih terlalu dini untuk tahu rasa sakitnya kekalahan. Dina duduk disebelahku kemudian memijat lembut leherku.

"Inget Kak Yo, jangan pernah tundukin kepala, sekalipun kita kalah tapi kita sudah berusaha maksimal. Aku ngga bakal lupa kejadian hari ini, semuanya jadi pengalaman terbaik buat aku Kak Yo."

"Perjuangan kita dari awal, seluruh tim, terutama kamu Kak Yo."

"Apalagi selebrasimu itu, selalu buat Aku terharu, sekalipun kamu melupakannya hari ini."

"Terima kasih atas perjuangannya Kak Yo, ini semua sudah lebih dari cukup, selanjutnya tahun depan kami lanjutkan perjuangan kalian Kak Yo."

Kata - kata itu bagai oase di tanah tandus bagiku. Kepalaku kembali tegak dan berusaha kuberikan senyuman termanis kepadanya. Sungguh luar biasa gadis ini, tak kenal lelah menyemangatiku. Di pertandingan selanjutnya, SMA Melati berhasil keluar sebagai juara lewat adu penalti, setelah sebelumnya bermain imbang 2-2 sekaligus mencatat rekor sempurna, juara umum Porsenijar dan medali emas sepak bola. Goal penalti penentu dicetak gelandang bertahan Fuad.

Aku yang menyaksikan pertandingan itu tak henti - hentinya berdecak kagum akan level pertandingan yang lebih tinggi lagi dari kami dan setelah lulus nanti aku akan berusaha untuk bisa diterima di SMA Melati. Upacara penutupan telah usai, Porsenijar resmi ditutup.

Rombongan kami tiba di sekolah, hari sudah mulai temaram. Beberapa orang sudah bubar tanpa dikomando. Aku dan Dina berjalan beriringan menuju pintu gerbang sekolah, Jan tak tampak batang hidungnya. Tanpa sepatah katapun, kami hanya berjalan keluar, aku menuju motorku dan Dina menuju mobil Ayahnya yang sudah menunggu di depan sekolah.

Kunyalakan mesin motorku, sebelum aku meninggalkan sekolah, kulirik ke arah mobil Dina, kulihat dia menangis sesenggukan. Lebih keras dari tangisanku,tangisan kami semua.

Bagaimanapun kami hanyalah anak remaja yang belum sepenuhnya menjadi dewasa. Kurebahkan badan di kasur, masih terngiang dipikiran pertandingan tadi, terutama peluang terakhirku, jersey kombat2000 nomer 20, manset dengan tulisan spidol, sepatu predator dan wristband hitam dengan bordiran namaku, semuanya akan jadi cerita tersendiri dalam hidupku.

Keesokan harinya kami dikumpulkan di aula sekolah, ada sambutan dari Kepsek dan satu persatu atlit yang gagal maupun yang menyumbang medali menerima bonus dari sekolah, dengan nominal yang berbeda tentunya sesuai pencapaian mereka.

Aku tak terlalu memikirkan bonus itu, mungkin nilainya tak seberapa dibandingkan pengalaman yang bakal jadi memori kami hingga dibawa mati. Akupun berencana memberikan bonus itu pada Dina, hitung-hitung sebagai cara untuk membayar sepatu yang dihadiahkan padaku. Jan sudah tampak, matanya sembab pasti seharian menangis, tapi tak henti-hentinya melemparkan senyum dan dia kelihatan kembali enerjik. Memang unik gadis satu itu.

Pertemuan dibubarkan kami kembali ke realita, tugas berat menanti kami anak kelas tiga yaitu ujian kelulusan. Aku masih setia dengan kebiasaanku nongkrong di markas dan Jan makin rutin menemaniku, jahilnya tambah parah. Pernah sesekali ia menyoraki orang yang sedang pup di bantaran kali, sampai-sampai orangnya malu dan buru-buru nyelesaiin hajatannya.

Pernah juga dia gedor-gedor pintu rumah jaga Pak Badeg kemudian sembunyi, Pak Badeg yang lagi asyik tidur tiba - tiba kebangun dan buru - buru buka pintu, tapi tak ada orang, begitu aja terus sampai Pak Badeg misuh - misuh saking kesel tidurnya diganggu.

Bagaimana dengan Dina ? Entah kenapa setelah final aku dan Dina makin merenggang. Kami masih sering ketemu dan sesekali aku dimintai tolong mengantarnya untuk membeli beberapa majalah dan tabloid untuk referensi kegiatan juranalistiknya. Namun untuk kegiatan sepak bola dia malah jarang mengabariku, tapi aku sih ngga terlalu ambil pusing, lagian kami kelas tiga mesti fokus untuk mengahadapi ujian dalam waktu dekat.

Pergantian Kepsek membuat sedikit perubahan di sekolah kami, sampai - sampai Pak Subandrio pun mengundurkan diri sebagai pelatih tim bola sekolah dan digantikan oleh guru olahraga kami. Anak-anak kelas dua dan kelas satu datang menemuiku dan Indra agar kami mau membujuk Kepsek untuk mengembalikan Pak Subandrio untuk melatih tim bola lagi. Sore hari selepas sekolah Aku dan Indra datang ke rumah Pak Subandrio untuk menanyakan apa beliau masih mau melatih tim sekolah kami, beliau menjawab bahwa dirinya tidak mengundurkan diri, melainkan diberhentikan oleh Kepsek baru karena masalah anggaran. Dan beliau juga mengatakan bahwa bagaimanapun beliau masih tetap ingin melatih sekalipun tidak dibayar, kasian talenta - talenta muda jika tak diarahkan dengan benar alasannya, mulia.

Besoknya Aku dan Indra memberanikan diri untuk menghadap Kepsek untuk membicarakan hal ini, kami tak mengerti aturan-aturan baku, yang kami inginkan hanya ingin berprestasi. Ada foto kami tergantung di dinding ruang Kepsek, foto tim sewaktu final, kami tampak keren dengan seragam itu. Ada beberapa foto dari atlit-atlit lain juga yang meraih medali. Melalui perdebatan panjang Indra dan Kepsek, akhirnya Kepsek baru kalah akan bujukan Indra dan akan segera menghubungi Pak Subandrio untuk melatih kembali.

Dua minggu sudah aku melewatkan latihan bola karena sedang masa penyembuhan setelah sakit, selain itu aku benar-benar tidak diberi tahu jadwal latihan. Sore ini setelah merasa kondisiku agak baikan aku berniat iseng untuk datang ke lapangan untuk melihat tim latihan. Sepertinya aku agak telat karena sudah hampir jam setengah enam sore, latihan pasti telah usai. Tak apa pikirku yang penting bisa ketemu temen - temen. Aku tiba di sana, lapangan masih ramai namun bukan anggota tim kami, tapi masyarakat umum dengan segala aktivitas mereka, karena ini memang lapangan umum.

Tak ada kawanku di sana, mungkin sudah bubar, kuamati sekeliling, dari kejauhan aku melihat dua orang yang sangat tak asing bagiku, bergandengan tangan menuju motor. Sang pria memasangkan helm pada wanitanya, lembut sekali perlakuannya. Sang wanita terlihat sangat manja dengan perlakuan prianya, mereka kemudian segera meninggalkan lapangan . Entah kenapa hatiku panas, panas sekali, ada rasa berontak di dalam dan ingin muntah keluar. Dina dan Anggoro berlalu tanpa melihatku.

Apa ini yang namanya cinta kera ? Cinta remaja yang diibaratkan primata tersebut. Cinta yang mungkin hanya timbul dari perasaan mengagumi atau sekedar iseng. Cinta yang masih lompat dari dahan pohon satu ke pohon yang lain. Sun Go Kong, it's in da house yooo...

Akhirnya gosip tentang Anggoro dan Dina jadian menyebar sangat cepat dan viral di sekolah. Entah kenapa anak-anak seumuran itu pada bangga kalau update berita model begituan. Dina tak berani menyapaku, bahkan setiap papasan dia hanya menunduk. Aku sih tidak punya hak untuk marah karena memang kami ngga pacaran, tapi sakit iya pastinya.

"Cieeehh bang yoyo mukanya kaya nahan mules gitu" canda Jan siang itu di markas.

"Ehhh apaan coba, nyantai lagi"

"Ngga usah boong kali, eh tapi emang mereka cocok sih" dia makin kurang ajar kemudian cekikan melihat ekspresiku yang makin gondok.

"Gapapa kali, Aku khan ngga ada hubungan apa-apa nyet!" Kataku sembari mencubit hidungnya.

"Sakit tauuu, iya tenang aja, kan masih ada neng Ary January cantik"

"Yeeeeee" jawabku sewot namun ikutan cekikan selanjutnya melihat tingkahnya, ni anak makin ngegemesin.

Aku dan Jan makin akrab, tapi dalam artian positif. Karena kami belum pahamlah apa artinya pacaran. Belakangan ini bukannya belajar mau ujian aku malah keseringan nyangkut di rental PS. Waktu itu lagi booming - boomingnya Winning Eleven. Jan sering ngomelin aku kalau aku sering nongkrong di rental sampai malem. Tapi lucunya dia malah ngadiahin aku game PS Winning Eleven 2000 yang covernya Timnas Olimpiade Jepang U-23, waktu itu baru rilis, plus memory card. Katanya biar tambah semangat belajar dan ngga mumet, keren kan logika anak kecil. Tapi adanya dia sesuatu yang patah pada diriku akhirnya tumbuh dan yang hilang berganti.

Akhirnya aku lulus dan NEM-ku cukup untuk bisa diterima di SMA Melati. Sepupuku Adi juga diterima di sana dan sepertinya kami satu kelas karena perbedaan NEM yang beda tipis. Aku dan kawan - kawan saling menyelamati satu sama lain dan saling berbasa basi akan masuk SMA di mana. Adik - adik kelaspun menyalamiku dan mengucapkan selamat. Tak lupa kawan - kawanku di tim sepak bola semua pada sok - sok sedih kininaku sudah tamat. Dina ? Tak banyak bicara, cuman menyelamatiku dengan wajah menunduk malu. Aku yang malah jadi tidak enak hati padanya.

Yang paling emosional Jan, gadis itu sampai nangis bombay, tapi selalu mengembangkan senyum manisnya padaku. Kuacak - acak rambutnya dia tidak protes, aku ijin untuk peluk dia, eh dia malah tambah nangis sesenggukan. Aku titip pesan padanya buat jagain markas selalu, kita harus tetep berhubungan baik dan tak lupa titip pesan untuk kurang-kurangin jahilin penjaga sekolah biar dia ngga stroke. Dia ketawa ngakak tapi masih mewek.

Sampai Jumpa Kawanku, Semoga Kita Selalu, Menjadi Sebuah Kisah Klasik Untuk Masa Depan.

 
Terakhir diubah:
dina ternyata cuma php,apakah di sma melati bakal bertemu kembali sm trisa dan arta
 
Semoga ini masih awal petualangan leo, lanjut di sma hu....

dina ternyata cuma php,apakah di sma melati bakal bertemu kembali sm trisa dan arta

Perjalanan sangat masih panjang hu... Masa SMP ini cuman awal doang, perkenalan karakter Leo.
Semoga ane bisa dengan sangat detail nyeritainnya, aye ngga mau ketinggalan sedikitpun. Mohon supportnya
 
Kayaknya seru tuh klo leo jadian sm jan..secara jan yang ga pernah ninggalin leo di saat yg wanita yg lain memilih pergi...di tunggu pertualangan selanjutnya leo di sma suhu
 
Lupakan Dina Leo........untuk seorang Del Piero mah gampang cari gebetan lainnya. Semangat........ # nice update hu
 
Menanti pertualangan di masa SMA nya suhu..
Semakin menarik untuk diikuti ceritanya.
Thanks updatenya dan mari dilanjutkan hu...
 
:jempol:Leo... LEO

kisah kasih masa SMP ...

...FAIL... !!

Lanjut
 
makasih suhu atas pencerahan dan updatenya keep posting
 
Bagus suhu,laki emang harus gitu..hilang 1 tumbuh 1000...itu juga kalo ada yang mau.wkwkkwkwkwkwk...
 
cobac pantengin dulu gan..
Moga ga macet :ngeteh:
 
Bimabet
Kayaknya seru tuh klo leo jadian sm jan..secara jan yang ga pernah ninggalin leo di saat yg wanita yg lain memilih pergi...di tunggu pertualangan selanjutnya leo di sma suhu
Leo juga pengennya gitu hu hehehe
Lupakan Dina Leo........untuk seorang Del Piero mah gampang cari gebetan lainnya. Semangat........ # nice update hu
Tinggal gocek terus kolongin ya hu...
Menanti pertualangan di masa SMA nya suhu..
Semakin menarik untuk diikuti ceritanya.
Thanks updatenya dan mari dilanjutkan hu...
Thanks hu... Ditunggu updatenya....
:jempol:Leo... LEO

kisah kasih masa SMP ...

...FAIL... !!

Lanjut
Gagal total, tapi sama tasha lancar lancar aja hu.... Tangan dan shampoo.... Coli never die
makasih suhu atas pencerahan dan updatenya keep posting
Sama-sama hu mohon selalu dipantau ya
Ayo leonardus
gemparkan anak SMA
Buat cewe" SMA kelenger

:semangat::semangat:;)
Semoga bukan malah Leo yang kelenger ya hu hahaha
Bagus suhu,laki emang harus gitu..hilang 1 tumbuh 1000...itu juga kalo ada yang mau.wkwkkwkwkwkwk...
Tapi kalo yang 1 itu hilang gawat hu... Ngga bisa numbuh lagi... Hahahah
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd