Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA The Introvert (Is Back) (Update Part 16)

Status
Please reply by conversation.
Sans om.. Ane siap menunggu sampe merem terus melek lagi..

Bdw, moga sukses RL nya
Makasih hu

Nyantai ah.. Kayanya bakal ituh neh :D
Ah situ mah, Barca menang gak bisa dijadikan patokan update :p

Ayo om Monggo di lanjutkan
Siapp hu, silahkan lihat dibawah

Mantap huuuuuu

mantap huuu
Mantapu hiu..

Makasih hu

Nongkrong disini gan

Monggo hu, silahkan

Bagusnya sih konfliknya jgn sekali... Biar ceritanya panjang gt wkwkwk

Gapapa hi ceritanya pendek yang penting maksimal aja~

Lebih baik langsung konflik dan cerita selesai daripada putus cerita akhirannya ga jelas

Makasih saran sarannya hu, membantu banget, jadi banyak muncul ide buat nih cerita

Greeeeeeeeee 😭

Gre nya masih galau hu, yang sabar yak wkwkw
 
Terakhir diubah:
The Sad News


Sudah 4 jam semenjak aku meninggalkan Fx. Aku sedang fokus mengemudikan mobil yang baru saja ku ambil dari bengkel Ronald menuju ke Fx untuk menjemput Chika dan Shani. Aku mengemudikan mobilku sambil ditemani lagu lagu tahun 2000 an andalanku. Sambil bernyanyi nyanyi gak jelas, aku mengarungi jalanan Jakarta agar cepat sampai ke Fx.

Ditengah perjalanan aku merasa bosan, karena lagu yang kuputar itu itu saja, akhirnya aku langsung mengganti musikku itu ke Radio, kemudian kembali fokus mengemudi.

“Mengapa Tuhan pertemukan kita yang tak mungkin menyatu ? Aku yang tlah terikat janji engkau pun begitu”

Suara senandung seorang laki laki yang sedang menyanyikan sebuah lagu dari radio itu. Dari suaranya aku tau bahwa yang menyanyikan itu Afgan, tapi aku gak tau judul lagunya apa. Lagu itu berhasil memancing perhatianku, karena liriknya sangat pas dengan suasana hatiku. Aku langsung teringat lagi dengan Gracia.

Jujur, kenapa aku sih begini ? Bukannya aku sudah pernah bilang bahwa aku cuman cinta sama Shani ? Terus aku sama Gracia ini apaan coba ? Kenapa tiba tiba begini ? Sadar dy woi sadar, Gracia sahabatnya Shani, jangan bikin masalah yang nanti gak bisa kamu selesaikan.

Aku langsung mematikan radio itu, kemudian kembali fokus menyetir. Selang beberapa waktu aku pun sampai di Fx. Begitu sampai, aku langsung memakirkan mobilku di parkiran. Begitu mobilku sudah tersusun rapi di deretan parkiran, aku langsung mengeluarkan hpku kemudian menelpon Shani.

“Halo, iya by ?” Jawab Shani begitu telponku dijawabnya

“By, aku di parkiran nih” Ucapku

“Oh iya by, eh by, bisa sekalian antarkan temanku gak ?” Tanya Shani ke aku

“Antar kemana by ?” Tanyaku balik ke Shani

“Antar ke kos nya aja by, aku nanti kamu antar ke rumahmu aja, aku mau main Chika” Jelas Shani ke aku, iya gapapa sih, lagipula kan Chika udah tau hubunganku sama Shani.

“Oh oke oke, ya udah, aku tunggu di parkiran ya” Ucapku ke Shani

“Iyaa sayang, ya udah, tungguin ya” Balas Shani ke aku

“Okee sayang” Jawabku

Aku mematikan telpon itu lalu menunggu mereka di dalam mobil. Btw Shani bilang tadi ngantar temannya ya ? Member JKT lagi ? Ya semoga aja yang satu ini gak kenapa napa sama aku, bahkan kalau dia cuek atau gimana, aku malah bersyukur. Sudah cukup masalahku dengan dunia per JKT an ini.

Sekitar 20 menit, akhirnya Shani dan Chika datang bersama seorang cewek yang perawakannya slim (Gak boleh bilang kurus, Body Shaming), tinggi kayak model, dan wajahnya cantik. Ya emang ada member JKT yang gak cantik ?



Shani langsung membuka pintu mobil kemudian duduk di sebelahku. Chika membuka pintu mobil yang di tengah kemudian duduk di belakang Shani.

“Ci Desy, ayo masuk” Ucap Shani ke dia sedikit berteriak

Cewek tadi pun langsung masuk kemudian duduk di sebelah Chika setelah itu dia menutup pintu mobilku, dia menatapku dari belakang, aku mengetahui itu karena aku sedang melirik spion belakangku untuk melihat dia.

“Ci Desy, kenalin ini sepupu aku, namanya Kak Ardy” Kata Chika sambil kedua tangannya diletakkan di kursi yang kududuki

“Halo, salam kenal, Desy” Jawab cewek itu sambil tersenyum

“Oh, iyaa, Ardy” Jawabku tersenyum sambil tetap fokus mengemudi, aku meliriknya melalui spion tengah

“Btw kamu pacarnya Shani ya ?” Tanya Desy ke aku

“I-iya, eh iya gak sih by ?” Jawabku sedikit panik, apa aku harus mengiyakan atau enggak.

“Apaan sih haha, iyaa ci, Ini pacar aku” Ucap Shani sambil tertawa melihatku panik

“Oh jadi ini pacar bidadari sempurnanya JKT” Kata Desy entah ke siapa

“Hahaha apaan sih ci” Jawab Shani sambil tertawa

Aku hanya tersenyum menengar percakapan mereka, jujur aku gak tahu aku ada di posisi apakah aku harus senang atau gimana. Soalnya aku mikir, udah berapa member tau kalau aku pacaran sama Shani ?, well secara kronologi aku sebenarnya tunangannya sih, kan dia udah nerima lamaranku kemarin, ya meskipun cincin yang ku kasih belum dia pakai. Kembali ke laptop, sudah berapa banyak member yang tau hubunganku ? Ya aku berharap mereka gak ada yang ngasih tau manajemen masalah ini, kan kasihan cewekku kalau sampai jadi Trainee lagi.

“Ardy kuliah atau kerja ?” Tanya Desy lagi ke aku

“Oh, aku kuliah ci Desy” Jawabku sedikit Cringe, iyaa, aku manggil dia dengan Ci juga, karena Shani manggil dia Ci, sedangkan Shani aja lebih tua dari aku setahun, berarti Desy lebih tua dari Shani dan aku.

“Panggil Desy aja kali, formal amat dah haha” Jawabnya sambil ketawa, mungkin dia ngelihat ekspresiku yang canggung tadi

“Oh, iya Des, aku kuliah jurusan perfilman dan pertelevisian” Ucapku lagi mencoba santai sambil membuka topik pembicaraan

“By, ci Desy ini sering masuk tv loh” Ucap Shani tiba tiba ke aku

“Oh iya ? aku gak tau, jarang nonton tv hehe” Jawabku ke Shani cengengesan sambil menyetir

“Ih, anak pertelevisian kok gak nonton tv” Ucap Shani ke aku

“Ya maaf, kan aku terlalu sibuk mencintai dan menyayangimu” Jawabku Receh

“Ih gombalnya receh haha” Kata Shani sambil tertawa, kalau memang receh kenapa dia ketawa ?

“Oalah, pantes Shani mau sama kamu, jokesnya tipikal Shani banget haha” Desy ikut tertawa juga

“Hahahaha” Chika ikut tertawa, loh ni anak nyimak ternyata ?

Seisi mobil pun tertawa. Setelah itu Shani dan Desy ngobrol sepanjang jalan, percakapan mereka pun random, dari yang ngebahas sousenkyo mereka kemarin sampai ngebahas hewan peliharaan. Parahnya kadang mereka berbahasa Jawa. Yang bisa ngomong Bahasa Banjar ini apa dah….

Tak terasa, kami sampai di depan rumahku. Aku langsung memberhentikan mobil tepat di depan pagar rumahku. Shani dan Chika membuka sabuk pengaman mereka lalu mereka turun dari mobilku. Desy langsung pindah ke kursi depan setelah mereka keluar dari mobilku. Setelah Desy duduk Shani langsung berdiri di dekat pintu mobil disebelahku.

“Jangan lama lama, jangan nakal” Kata Shani dengan ekspresi serius

“Iyaa by iyaa” Jawabku mengiyakan, lagipula nakal gimana coba ? Orang baru kenal sama Desy juga.

“Oh jadi cowoknya Shani nakal ?” Kata Desy tiba tiba, sumpah, dia malah memperburuk keadaan.

“Iyaa ci, pokoknya kalau dia macam macam, kasih tau aja aku” Kata Shani ke Desy

“Iyaa sayang iyaa, ya udah aku anter Desy dulu ya” Jawabku sambil senyum ke Shani

“Hati hati by” Ucap Shani ke aku, Ekspresi nya yang serius berubah menjadi tersenyum

“Iyaa by” Jawabku sambil membalas senyumnya

Aku langsung menyalakan mobilku kemudian meninggalkan rumahku menuju kosnya Desy. Sepanjang jalan aku hanya diam tanpa menegur Desy, jujur aku bukan tipe yang suka memulai perbicangan, apalagi dengan cewek. Desynya juga kelihatannya sibuk memainkan hpnya. Jadi apa yang kulakukan ? Aku menyalakan playlist lagu yang ada di mobilku agar suasana tidak begitu hening kayak kuburan. Lagu lagu Peterpan terputar di playlist mobilku. Saat lagu lagu itu terputar, Desy tampaknya menikmati lagu itu, terlihat dari kepalanya yang mengangguk naik turun mengikuti irama lagu tersebut.

“Btw udah berapa lama pacaran sama Shani ?” Tanya Desy tiba tiba

“Eh, berapa ya ? Udah 2 – 3 bulanan mungkin” Jawabku sambil tetap fokus menyetir

“Oh, lumayan ya” Kata Desy

“Iyaa hehe” Ucapku cengengesan

“Tapi gak heran sih” Kata Desy, gak heran kenapa nih ?

“Gak heran apaan Des ?” Tanyaku ke Desy ?

“Oh enggak, enggak papa” Jawab Desy sambil menggelengkan kepalanya

Aku langsung kembali fokus menyetir, selang beberapa menit, Desy memanggilku

“Ardy ?” Panggil Desy ke aku

“Iyaa Des ? Kenapa ?” Tanyaku ke dia

“Aku boleh nanya ?” Tanya Desy balik aku

“Tanya aja des, sorry ya aku gak bisa noleh, lagi fokus nyetir” Jawabku sambil menyetir

“Kamu serius kan sama Shani ?” Tanya Desy ke aku

“Hah, maksudnya ?” Tanyaku kebingungan

“Aku pengen tau aja, karena, gimana ya, Shani itu salah satu sahabatku, mungkin kamu gak tau dulu aku sama Shani pernah bikin Project CFD sama Okta, dan disitu kami mulai dekat” Jelas Desy ke aku

“Car Free Day ?” Tanyaku ke Desy, jujur aku tau nya CFD itu ya Car Free Day

“Bukaaaan, Cobain Food Disini” Kata Desy ke aku

“Oh gitu hehe maaf, aku serius kok des sama dia, kamu mah tenang aja” Jelasku ke dia

“Yakin ? kamu berani jamin apa ?” Tanya Desy ke aku, nampaknya dia belum yakin dengan aku

“Apa ya ? pokoknya kalau aku bikin sakit hati atau apa apain dia, kamu bebas minta apa aja ke aku deh” Jelasku ke dia agar dia yakin

“Janji loh ya, awas aja” Kata Desy sedikit mengintimidasi

“Iyaa Des, Janji” Jawabku sambil mengangguk yakin

Setelah itu Desy kembali fokus memainkan hp nya, sementara aku kembali fokus menyetir.

Akhirnya kami sampai di kos kosan Desy, kos kosannya luas, bahkan gak bisa dibilang kos kosan sih, lebih ke apartemen sih tepatnya. Aku memarkirkan mobilku tepat di depan gerbang kos kosannya Desy.

“Makasih ya dy” Ucap Desy sambil memelepas sabuk pengamannya

“Iyaa sama sama” Jawabku sambil memerhatikan Desy

“Minta nomormu dong” Katan Desy sambil memberikan hpnya ke aku

“Buat ?” Tanyaku bingung, buat apa dia minta nomorku ?

“Udah minta aja, pelit banget sih” Kata Desy dengan ekspresi bete

“Buat apa dulu ini ?” Tanyaku lagi, aku gak mau ngasih nomorku begitu aja

“Ya gapapa, aku cuman minta nomor doang loh, bukan minta uang” Kata Desy, jujur ekspresinya terlihat seperti mengintimidasi aku

“Iyaa deh iyaa” Aku mengiyakan permintaanya agar tatapannya itu berhenti, aku mengetikkan nomorku di hp nya kemudian memberikan lagi hp itu ke dia.

“Okee, makasih ya, hati hati di jalan” Kata Desy, setelah itu dia keluar dari mobil kemudian berjalan ke dalam pagar kos kosannya

Aku langsung mengemudikan mobilku, di jalanan aku sempat kepikiran kata kata Desy tadi, pertanyaan macam apa itu ? Ya aku pasti serius lah sama Shani, kalau enggak aku ngapain ngelamar dia dan ngasih dia cincin ? Ah ada ada aja.

Begitu sampai di rumah aku langsung memakirkan mobilku di halaman, kemudian masuk ke dalam rumah. Begitu di dalam, aku melihat Chika yang menangis sambil di rangkul oleh Shani. Mbok Siti juga ada di situ, dia duduk di sebelah Chika juga. Mereka semua menoleh ke aku saat mereka mendengar langkah kakiku mendekati mereka.

“Loh kenapa ini ? Chika ? Kok nangis ?” Tanyaku kebingungan

Chika tidak menjawab apa apa, dia hanya berdiri, membuat rangkulan Shani tadi terlepas kemudian berjalan ke arahku. Saat di depanku, Chika langsung memelukku erat, kemudian menangis lagi.

“Chika ? Kamu kenapa ? Kok nangis ?” Tanyaku ke Chika kebingungan dengan tingkahnya

Chika hanya menangis, tak ada kata kata yang keluar dari mulutnya. Itupun membuatku bingung, aku kemudian menoleh ke arah Shani, Shani menunjukkan ekspresi sedih di wajahnya sambil menunduk ke bawah. Aku menoleh ke arah ke Mbok Siti, raut kesedihan juga terlihat di wajah Mbok Siti.

“Mbok ? Chika kenapa ?” Tanyaku dengan ekspresi dan nada kebingungan

“Anuu den, Orang tua nya neng Chika meninggal” Jawab Mbok Siti yang membuatku kaget

“APAAAA ?” Reflekku teriak karena kaget dengan apa yang dikatakan Mbok Siti

“Iyaa den, tadi dikabarin mamanya Den Ardy, Orang tuanya neng Chika kecelakaan, mobilnya ditabrak waktu lagi mau berangkat ke tempat kerja katanya” Jelas Mbok Siti ke aku

“Astagfirullah” Ucapku reflek setelah mendengar penjelasan Mbok Siti

Aku hanya bengong, aku berusaha memproses semua ini. Aku kemudian memeluk Chika. Jujur aku tau apa yang Chika rasakan. Wajar jika dia menangis, apalagi dia seorang perempuan yang baru tumbuh besar, dia masih membutuhkan kehadiran orang tua nya. Berita yang baru di dengarnya pasti membuat dia shock.

“Chika…, gak papa, kalau mau nangis, nangis aja. Ada kak Ardy kok disini” Ucapku sambil mengelus rambutnya Chika, aku tau dia gak bisa kusuruh berhenti nangis, karena memang gak bisa, tangisannya itu adalah refleksi kesedihan yang tengah dia alami.

“M-makasih kak huuuuuuu” Jawabnya sambil menangis

“Iyaa, sama sama, ya udah duduk dulu yok, nanti capek kalau berdiri terus” Ucapku ke dia sambil melepas pelukannya perlahan sambil tetap mengelus rambutnya.

“I-iya kak” Jawab Chika sambil mengusap air matanya yang gak berhenti mengalir

Setelah pelukannya terlepas, Aku dan Chika berjalan menuju Sofa, baru saja aku melangkahkan kakiku, tiba tiba terdengar suara bel rumah, ini siapa sih ? Kok gak pas banget waktunya kalau mau bertamu ?

“Bentar ya, Kak Ardy bukakan pintu dulu, ada tamu kayaknya” Ucapku ke Chika

“I-iya kak” Jawab Chika terisak isak

“By, tenangin Chika dulu ya, aku bukain pintu tamu, Mbok siti, buatkan minum ya”

“Iyaa By” Jawab Shani sambil merangkul lagi Chika yang menangis lagi

“Iyaa Den” Jawab Mbok Siti yang langsung berdiri kemudia berjalan menuju dapur

Aku langsung berjalan menuju pintu depan, saat kubuka pintunya, terlihat dua gadis remaja sedang sedang menatapku, yang satunya senyum senyum cengengesan, yang satu kelihatannya seperti bete sambil menatapku serius.

“Loh Eve ? Ril ?” Teriakku kaget


 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd