Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA HAHOLONGAN.

Status
Please reply by conversation.
part 21 ZAYN....!!?????








zayn haris
zayn haris




+

rini meichan



menghasilkan seorang putri
v
v
v

yona / ivo
















zayn haris



+

cindy fathika



menghasilkan seorang putri
v
v
v


desy handayani / harcy










zayn haris

+

irma nadar

v
v
v
menghasilkan seorang putra = ZAYN ABY






TYO NADAR sembiring


+

SOFHIA elHUMAYRA

v
v
v

Menghasilkan seorang putri = RINDU SAFHIRA br SEMBIRING













ANDRE tambunan


+

RINI MEICHAN


V
V
V

menghasilkan dua putri =
1. DEBBY br.tambunan



dan

, 2. RANI WULANDARI br.tambunan







RONY


+

CINDY FATIKHA









RONAL simanungkalit



+

LIZA

V
V
V
menghasilkan seorang putri yang mungil = EVA OCTAVIA br.simanungkalit.

















Bercampur dengan rasa bersalah dan malu, lelaki itu langsung berdiri. Membersihkan wajah perempuan itu dengan serbet yang tadi di ambilnya dari atas meja. Tangan nya dengan sigap mengkaiskan butiran cendol yang menempel di wajah dan leher perempuan itu.

" maaf kaak.! Maaf..! Ga sengaja aku.!" Ucap nya penuh penyesalan.
Tangan kembali mengkais kais cendol yang ada di tubuh wanita itu.
Saat tangannya turun kebawah, telapak tangan nya merasakan sesuatu yang agak berbeda.
Sesuatu yang lembut dan....
Tanpa sadar, Telapak tangan nya tidak lagi mengkais. Tapi, berganti menjadi mengelus.
Pelan.... dan gentle..
Naluri lelaki nya dengan cepat beradaptasi oleh sesuatu yang lembut dan kenyal itu. Kalau tadi mengelus, kini telapak tangan nya mulai menangkup dan perlahan meremas pelan.
"Ehh..!!"
Ketika dia tersadar dengan apa yang diremas nya, wajah nya mendongak ke atas.
Matanya menangkap wajah perempuan yang bagian tubuhnya di remas itu me merah. Merah bagaikan saga. Dengan mata yang mendelik dan nafas yang tertahan.

Lalu...

" thhaaannggggg..!!!"

Dengan terhuyung, lelaki itu jatuh bersimpuh. Kedua telapak tangan nya memegangi kepala nya yang baru saja kena hentak oleh panci teflon.

**
.
.
.
.

Subuh dini hari, lelaki itu sudah sampai di stasiun. Matanya mencari cari spot yang kosong untuk tempat parkir becak nya.

Begitu dia mematikan mesin becak nya, di pintu gerbang stasiun terlihat penumpang kereta api berhamburan keluar.
Para tukang becak lainnya dengan ramah dan senyum lebar menawarkan jasa.

mata nya dengan liar mencari cari sosok perempuan yang hendak di jemputnya itu.

'plakk..!' dia menepuk kening nya sendiri.

''kimak..! " ucapnya pelan.

dia baru menyadari sesuatu. terakhir dia melihat anak perempuan itu, adalah ketika dia tamat eSDe. empat tahun yang lalu. dan yang pastinya, anak itu sudah tumbuh remaja. Dan yang pasti, kemungkinan besar dia takkan mengenalinya lagi.

matanya mencari cari sesuatu. lalu, menemukan kerdus tak terpakai.

" TIARAAA..!! TIARAAAA.. " jeritnya diantara kerumunan orang orang. tak lupa juga dia merentangkan kertas kardus bertuliskan nama tiara.

hatinya mulai gelisah. karena sepertinya, semua penumpang sudah keluar. namun tak satupun yang menghampirinya.

tangannya masih tetap diatas. memegang kertas kardus yang bertuliskan nama seseorang.

semakin lama, suasana stasiun sudah mulai sepi. orang yang di tunggu, tak juga kelihatan.

' kemana anak ini..!!? apa kak ida ga salah ni ngasi informasi..!?? ' batin nya.

' atau, anak itu ga lihat aku ya..!? ' batinnya lagi.

padahal, lehernya sudah kering karena berteriak tadi.

'haiss...!' lelaki itu pun pasrah. dia berbalik melangkah.

namun, seketika langkah nya terhenti,

saat dia berbalik tadi, mata nya menangkap seseorang yang tengah memperhatikan nya.

di samping gedung penyimpanan barang, seorang wanita muda berdiri mematung menatapnya tajam.

TIARA




di subuh dini hari , wanita itu hanya mengenakan tanktop dan celana pendek setengan paha. mengekspose kaki jenjangnya yang panjang.
rambut pendek nya hanya beberapa centi di bawah dagu.

di samping nya, teronggok tas koper yang pegangan nya dapat di tarik memanjang.

dengan rasa penasaran, dia melangkah mendekati perempuan itu.

" tiara..?? tiara liechan..!?? anak kak ida.!??" tanya nya.

perempuan itu mengangguk pelan. masih dengan tatapan nya tadi.

'hufft...!' lelaki itu bernafas lega.

" aku disuruh bunda mu menjeput..!" si lelaki menjelaskan maksud nya.

" yok..!" si lelaki menjulurkan tangan hendak meraih tas yang teronggok itu. namun, wanita itu dengan cepat meraih nya duluan.

lelaki itu terpana. dia melihat kecurigaan di wajah dan tatapan perempuan itu.

" kau., ga kenal ama ku..!? ga ingat..!?" tanya nya heran.

perempuan muda itu mengangguk cepat.

" aku ga punya kenalan orang jelek.. jorbut., dan hondal kek gini..!!" ucap nya sinis. ( jorbut = Berbahaya / Mengerikan . hondal = jorok / dekil /kumal )

'mak jlebb.!!' sebuah pernyataan yang sungguh menikam sampai ke jantung.

' kimmaakk...!!' batin nya memaki. dia menatap perempuan itu dengan berang.

" aku ga jelek..!"

" aku nampak jorbut karena, yahh.., biasa lah, tukang becak..!"

" dan, ini..." si lelaki memperhatikan keadaan nya

" kumal gini, karena tadi habis menghantar bunda mu ke pajak. kenak becek..!!" ucapnya menjelaskan keadaan nya. dimana kaki nya yang beralaskan sendal jepit, menghitam karena lumpur pajak. juga celana dan baju nya yang sedikit terkena cipratan lumpur.

perempuan itu masih menatapnya curiga.

lelaki itu merasa jengah karena dipandangi seperti itu.

" udah lah ahh..! ayok..!" ucapnya sembari berbalik, melangkah menuju ke tempat becak nya.

perempuan itu pun mengikuti nya dari belakang. namun, tanpa mengurangi kewaspadaan nya.

sampai di dekat becak lelaki itu, perempuan itu terdiam sejenak. ekspresi wajahnya berubah. tak lagi se kaku tadi.

" ini., becak...."

" iya... ini becak ku! " potong lelaki itu.

" astagaaa..!!!" ucapnya tak percaya.

" om pardii..!!" teriak nya histeris.

di dekatinya lelaki itu. meraih telapak tangan nya dan menempelkan di dahi, menunjukkan rasa hormat.

''cihhh..!" lelaki yang di panggil pardi itu menatap nya sinis. kemudian menyalakan becak nya.

terdengarlah suara mesin khas yang cempreng dan tak seberapa.

" naik kau..!!" perintah nya dengan garang.

" hihihi....!" perempuan itu tertawa geli sambil naik keatas becak.

di jalan....

" bisa kau gitu ya..! " ucap pardi sinis.

" lupa kau sama ku., tapi ingat sama becak ku..!!" ucap nya lagi tak terima.

" hahahaha....! cemana lahh., maikin jelek om ku tengok..!" tiara berkata sambil tertawa.

pardi memandangnya dengan mimik tak suka

" becak om ini., termasuk spesies langka.! ga ada lagi di dunia ini yang punya becak kek gini..!"

" dah la jelek.!! busuk!! rongsok..! sengkrak,,..! sama kayak orang nya.! " ucapnya mengejek

wajah pardi semakin bengis mendapat penghinaan itu.

" hahahahaha...!!!" melihat ekspresi si tukang becak, tiara tertawa terbahak bahak. puass.!!"

mendapat penghinaan yang semakin menjadi jadi, pardi menghentikan becak nya.

" turun..!
" turun kau..!! Turun..!!" Ucapnya dengan bengis. Mengusir wanita itu dari becaknya.

" hihihi....! Eleeehh.. gitu aja marah.! Kek perempuan datang bulan..! "
Pardi melirik tajam kearah nya.
" iya.. iya.... maaf..!" Ucap tiara menahan tawa.

Pardi kembali menjalankan becak nya. Hingga, ketika mereka melintas di satu jalan..

" berhenti dulu om..! " ucap tiara.
Pardi pun menghentikan becak nya.

" kenapa..!?" Tanya pardi heran.

" aku... dari dulu..setiap melihat rumah itu.." tiara jeda sejenak. Mengamati satu rumah yang tak jauh dari tempat mereka saat ini.
Rumah sederhana, namun memiliki pekarangan yang amat luas.
" entah kenapa, perasaan ku agak sedikit aneh." Ucap nya.

"Aneh kek mana..!?" Pardi bertanya dengan seringai tersembunyi.

" kayak ada perasaan yang..... entah lahh..!! aku juga ga ngerti..!" Ucap tiara
" oh ya.. satu lagi..! " ucapnya sambil menatap pardi dengan serius.
" kenapa kita lewat dari jalan ini.!? Padahal, kalaw lewat dari sini, bisa tambah jauh ke rumah..!" Tiara bertanya.

" ehh.... engg.. iya.. kita ke pajak dulu. Jeput bunda mu.! " jawab si pardi.

";dulu juga.! Setiap om antar jeput aku kesekolah, om setiap hari nya bawa melewati jalan ini.! " menatap pardi d3ngan tatapan menyelidik.
" kenapa..!??" Tanya nya lagi.

------------------------------------

-1 hari lebaran..

'Peehhhh..!!' Di hari terakhir puasa ini, keadaan semakin menggila.
Di pajak , pagi hari ini, manusia membludak. Bahkan sampai untuk melangkah saja susah. Terlebih di dalam toko kami ini. Penuh.!
Semua orang sibuk berbelanja untuk kebutuhan lebaran esok.

Pukul dua belas siang., toko kami sudah tutup. Dan, saat hendak pulang, pak buan memberikan ku kejutan. Selain memberikan ku segala macam kebutuhan hari raya, seperti kue kering dan syrup dan juga bahan sembako lain nya, beliau memberikan aku gaji yang seharusnya belum waktu nya aku terima. Dan, yang lebih mengejutkan, beliau memberi gaji ku dengan nilai sebanyak tiga bulan gajiku.!!.
'Fuuhhh...! Jadi lah aku yang hari raya ini..!! ' batinku bersorak ria.

Setelah barang pemberian pak buan tadi aku aku titipkan ke om pardi , aku sengaja tidak langsung pulang. Cuci mata berkeliling kota.

Tanpa sengaja, aku melihat sebuah mobil yang sangat ku kenali. Mobil itu parkir di depan warung bakso.

' mereka makan bakso..? Ga puasa.!??' Batinku.

Sedikit menunduk, aku menyibakkan tabir yang menutupi warung .
Aku mengedarkan pandangan, mencari cari keberadaan mereka. Dan, betul saja. Mereka ber empat duduk semeja tengah menikmati hidangan bakso.
Posisi duduk Indu dan eva membelakangi ku. Sementara, ecy dan diana yang duduk menghadap ku, langsung menyadari keberadaan ku. Ecy tersenyum kikuk melihat ku.
Aku meletakkan jari telunjuk di depan bibir ku. Kode agar mereka tak mem beritahu keberadaan ku.

Tanpa mengeluarkan suara, aku duduk dibelakang indu.
Tak lama, eva menyadari keberadaan ku di belakang nya. Eva menoleh ke belakang. Dia terkejut melihat ku . Lalu kembali menghadap ke ecy dan diana.
Eva menyikut lengan indu . Saat indu menoleh nya, eva memberi kode agar indu melihat ke belakang. Lalu , indu pun menoleh ke belakang.
"Ehh.. a...by..!" Indu langsung menelan kunyahan nya . Lalu, meletakkan sendok dan garpu ke mangkuk bakso.

Aku berdiri. Lalu melangkah sambil menggeret kursi . Sebelum duduk di samping nya, aku sedikit membungkuk. Kemudian..

" cupp..!' Ku kecup pucuk kepalanya yang tertutup jilbab.
" lanjut aja lagi makan nya.!" Ucap ku, ketika melihat dia berhenti makan.

Indu menoleh ku dengan tersenyum malu.
" kamu puasa..!?" Tanya nya.
Aku mengangguk tersenyum
" maaf..! Aku.. mmm.. kita lagi ga bisa puasa.!" Ucapnya menjelaskan.
Aku kembali tersenyum mengangguk. Faham dengan alasan wanita yang tak berpuasa.

" dari mana..!? " tanya nya

" baru pulang dari pajak. " jawab ku.

" koq tau kita disini...!"

" tuh, mobil di depan.!"

indu masih malu dan terlihat segan untuk melanjutkan makan nya.
" kamu jangan liatin kita makan..! nanti selera..!" ucapnya.

" ya engga lahh..! masa cuma liat bakso aku selera..!" ucapku
" makanan dan minuman itu, tak se enak dan menyelerakan seperti dirimu..!" tambah ku.
indu tersipu malu. sambil mencubit pelan paha ku.

**
.
.
.






__________________________

'Allah akbar.... allah akbar..allah akbar..! La ilahailallah allah akbar..! Allah... akbar walillah.. ilhaam..!'

Suara takbir menggema dari segala penjuru. Suara kebesaran yang mampu menggetarkan seluruh jiwa dan raga. Dan juga menggetarkan rasa dan asa kami saat ini. Rasa rindu yang mendalam, dan juga asa yang tengah melayang entah kemana.

Aku merangkul bahu mamak ku. Yang tengah menyandar padaku, sambil kepalanya menyender di pundak ku.

Saat seperti ini, adalah saat saat yang paling tidak aku sukai. benci..?? Tidak.! Namun lebih ke tidak nyamanan yang kurasakan.
Aku tidak suka tidak tak nyaman, karena saat saat seperti ini, rasa iri ku tidak dapat ku bendung. Rasa iri tarhadap orang lain. Dan juga orang orang di sekitaran ku. Iri karena membandingkan hidup kami dan mereka. Bukan iri karena materi. Ataupun kehidupan mereka yang nyaman dan tercukupi. Aku dan mamak ku tak pernah memikirkan itu. Kami tak pernah iri atau pun dengki melihat kehidupan orang yang materi nya berlebih.

Rasa iri itu adalah karena melihat kebersamaan mereka.
Kebersamaan dan keramaian juga keriuahan dalam keluarga mereka di saat saat suasana lebaran seperti ini. Sanak family dan keluarga yang berkumpul . Suasana yang sedari kecil tak pernah kurasakan.

Terkadang, aku tak habis fikir. Apakah kami memang tak mempunyai sanak family seperti keluarga yang lain nya.!?? Apakah ayah ku lahir sendiri.?? Tanpa ayah dan ibu??
Ok lah, ayah ku itu anak tunggal. Sama seperti ku. Karena aku pernah diberitahu olah ayah ku tentang itu. Tapi, yang menjadi pertanyaan ku, apakah dari nenek moyang ku semua nya memang anak tunggal..?? Kakek ku.?? Ayah nya kakek ku.!? Kakeknya kakek ku..kakek dari kakek kakek ku..?? Apakah mereka juga anak tunggal.?? .
Dan juga yang pasti, ayah ku punya seorang ibu ( nenek ku ). Apakah beliau juga anak tuggal..!? Dan apakah kedua orang tua beliau juga anak tunggal..!?? Mustahil..!
Dan dari mamak ku. Pernah suatu ketika aku bertanya tentang silsilah keluarga beliau. Mamak ku dua adik beradik. Mamak ku mempunyai seorang abang. Saat ku tanya tentang keeradaan nya, mamak ku hanya terdiam. Raut wajahnya menampakkan kesedihan. Ketika ku tanya, apakah abang nya masih hidup, mamakku hanya mengangguk. Semenjak itu, aku tak lagi pernah menanyakan perihal keluarga kami.

Satu hal yang terpupuk di benakku. Mungkin Karena kami miskin, tak ada satu pun dari keluarga kami yang memandang kami. Tak ada yang menginginkan kami.
Karena kehidupan kami yang seperti ini, tak ada yang mengakui kami.

Hingga, kurasakan bahu mamak ku bergetar. Saat kutoleh, air mata sudah membajiri pipi nya.
Aku merangkul tubuhnya. Membawa kepalanya bersandar di dadaku. Dan..

" mamak rindu... mamak rindu ama ayah mu..!" Ucapnya terisak.

Aku mendongakkan wajah ku. Menjaga mataku tetap terbuka. Supaya air mataku tak jatuh menetes. Hingga, tanpa kami sadari..

" bi... bibi kenapa..!??" Si manja duduk bersimpuh di depan kami. Dia nampak heran melihat ekspresi kami saat ini.
Mamak ku menggeleng, sambil menyeka air matanya.
" abaaang.." karena tak mendapat jawaban dari mamak ku, rani memegang dan menggoyang lengan ku.
Aku yang tadi mendongak, kini harus menoleh nya. Hingga , air mata yang tadi ku tahan di kelopak mata, dengan serta merta terjatuh juga.
Melihat itu..
" abaaaang...! Abang kenapa...!!? " si manja beringsut mendekat. Matanya mulai ikut memereh.
" hiks...! Bii...." si manja ikut menangis. Wajahnya terlihat cemas dan penasaran.

Aku menggeleng tersenyum
" ga fafa..!" Jawab ku.

" koq pake nangis nangis..!?" Masih dengan wajah sedihnya.

" mamak rindu ama ayah..!" Jawab ku.

Mendengar itu, si manja langsung memeluk mamak ku. Mungkin hatinya dapat merasakan perasaan mamak ku saat ini.

" hihihihi..! Udah ahh., koq adek ikut nangis.." ucap mamak ku

" hiks.." rani mencoba tersenyum sambil menyeka mata nya.

Lalu..
'Tok.. tok..tokk..!'
" asalamualaikum..!" Terdengar ketokan pintu yang disusul dengan suara sala.

" wa'alaikumsalam..!" Sahut mamak ku sambil berdiri. Lalau melangkah ke pintu depan.

Tak lama, mamak ku kembali.

" siapa..!?" Tanyaku.

" itu.. bu ijah, ngajak mamak kerumah pak kepling.!" ucap beliau.

" kalau kalian mo main keluar, pigi aja..! mamak nanti pulang nya agak lama nih..!" sambung beliau.

aku hanya mengangguk.

keluar dari kamar mandi dan merapikan diri, mamak ku pergi dengan bu ijah yang masih menunggu di depan rumah.

" mo keluar..!?" tanya ku ke rani.

dia mengangguk

" tadi orang tu ngajak ngumpul di rumah nya indu" ucapnya

" hmm.. kita pergi sama..!??" tanya ku.

" ga usah cari penyakit..!" ucapnya.

" kita pergi sendiri sendiri aja..!" sambung nya.

" adek bawa kereta..!?' tanya ku.

si manja mengangguk.

" dah ahh.. yok..!" ajaknya sambil membalikkan badan.

belum sempat dia melangkah, kedua tangan ku menangkap sisi pinggul nya. lalu kembali membalikkan badan nya menghadap ku.

" dah lama ga peluk adek..!" ucap ku.

karena memang, selama bulan puasa ini, kami tak pernah bermanja manja.

" ehh... emang dah boleh..!?" tanya nya.

aku mengangguk

" kan, dah habis puasa..!" ucap ku.

tersenyum senang, si manja mengalungkan kedua tangan nya di leher ku.

" adek juga dah kangen.! dah pengen..!" ucap nya.

tangannya menarik leherku. mendekat kan wajah ku padanya sehingga bibir kami bertemu. yang diawali dengan kecupan sayang, hingga diteruskan dengan saling meumat. bibir dan indra pengecap ku amat merindui aroma nafas dan manis liurnya. juga mendambakan hangat dan lembab lidah nya yang sudah sebulan ini tak pernah ku rasai.

tangan ku menarik tubuhnya agar lebih merapat padaku. erangan manja dan desahan rindu nya menggema di lorong rongga mulutku, saat aku menjepit dan menggelitik lidah nya.

"hhhmmmch....! hoohh...!" erangnya , saat tangan ku meremas lembut bokong imut nya.

" haaashh.. hashhh.. haashhh...! ' nafas kami memburu, saat ciuman kami terlepas.

senyum ku, dan juga senyum nya menggambarkan kepuasaan batin yang nyata . kepuasan batin yang di dasari oleh rasa sayang dan penuh cinta.

**

.

.
Di jalan, menuju ke rumah nya indu, aku terjebak kemacetan. ikut mengantri dan tanpa sengaja harus ikut dengan iring iringan yang berkonvoi di malam takbiran. cukup meriah dan ramai. suara gema takbir saling sahut menyahut diantara orang orang dan kendaraan yang memakai pengeras suara.

.

.

aku terpaksa memarkirkan kereta di depan pagar rumah nya. karena, halaman rumahnya sudah di penuhi dengan mobil yang terparkir.

begitu kaki ku melangkah masuk ke pekarangan rumahnya, terdengar suara riuh rendah dari dalam rumahnya.

kulihat ada beberapa orang yang memenuhi teras depan rumah nya. namun, tak ada kutemukan keberadaan kawan kawan ku di antara mereka.

hingga., kulihat ecy dan eva yang keluar dari pintu depan. mereka membawa makanan dan minuman.

" zayn....! dah lama nyampe..!? " tanya ecy, begitu dia melihat ku.

aku menggeleng.

" baru aja koq..!" jawab ku.

" yang lain ada di samping tuh..! yoq..! " ajaknya , yang terus melangkah ke pekarangan samping .

aku mengikuti langkah mereka berdua dari belakang. di halaman samping, namun sedikit tersorok kebelakang. di antara taman bunga mama nya indu, kulihat kawan kawan yang lain ada disitu. termasuk si manja. namun, tak ada kulihat bunga anggrek ku ada disitu. tapi, ada dua lelaki yang tak ku kenal ikut gabung dengan mereka.

aku duduk di samping kanan diana. berhadapan dengan si manja yang duduk di apit oleh ecy dan eva.

" hai ana..!" aku menyapa diana. hal yang memang sering kulakukan.

" hai juga ganteng..!" balasnya dengan senyum centil nya.

" di.....! jangan di lawani dia tu..! nanti kamu kenak racun..!" ucap si putri malu dengan mimik wajah tak suka. namun, kami semua tau, itu hanya lah candaan.

" indu masih di dalam. masih kumpul ama keluarga nya..!" ucap ecy ke aku.

" bentar lagi keluar koq..!" sambung nya.

" oh ya ... kenalan dulu..! ni sepupu nya indu..!" ucap ecy lagi, mengenalkan ku ke dua laki laki tak kunal yang ikut gabung bersama kami. dua lelaki yang paras nya cukup tampan. paras wajah keturunan timur tengah.


ZAYN MALEEK




ZAKIN RAHEEM





aku berdiri, mengulurkan tangan ku. begitu juga dengan mereka

" aby..! zayn aby " ucap ku.

kulihat mereka mengkerenyitkan dahi agak terheran. Lalu mereka saling pandang sebentar.

" maleek..! zayn maleek! " ucap lelaki yang satu.

kali ini, keningku yang berkerut. mendengar kemiripan nama depan kami. dan kurasa, teman teman yang lain agak terkejut

" aby..!" ucapku lagi ke lelaki yang satu nya.

" raheem..! zakin raheem" ucapnya membalas.

" Sen türkiyeli misin ..!?" si maleek berucap dengan bahasa yang tak ku mengerti.

aku menatap nya heran. lalu, melihat ke lelaki di sebelahnya.

" ahh... berarti bukan ya.." ucap maleek lagi.

" hahaha...!" raheem tertawa.

" maleek fikir, dia serumpun dengan mu..!" ucapnya lagi.

" apa karena nama depan ku..!?" tanya ku.

raheem mengangguk.

" ohh.. aku rasa enggak..! aku asli sini(indonesia) ! " ucapku.

" asal keluarga ku dari bagian pelosok selatan kota ini..!

" lagian, 'zayn' itu hanya nama depan. bukan marga.! marga ku siregar..!" ucapku lagi menjelaskan.

" sama... itu juga bukan marga ku.! marga ku faloqah..!" ucap maleek.


setelah itu, kami ngobrol ini itu. lebih memperkenalkan personal masing masing. malik bercerita dan memberitahu kalau dia dan maleek tidak tinggal sekota. kalau dia menetap di bandung, sementara maleek dan keluarga nya tinggal di jakarta. dan ada juga sepupu nya yang lain yang tinggal satu kota dengan dia. namun, ada juga dari kota yang lain.

kulihat , si raheem ini tipikal orang yang banyak omong. bukan banyak omong yang membuat bosan atau jengah, ataupun membuat jengkel. tapi, jenis banyak omong yang menyenangkan. dia dapat mengatur ritme ucapan nya. dan juga dapat membaca situasi dan keadaan ketika hendak membuka topik obrolan. di sela sela obrolan kami, dapat kurasakan, kalau si maleek yang nama depan nya sama dengan ku sering memperhatikan ku. dia tak banyak cakap. hanya sesekali ikut menguatkan ataupun sedikit membantah ucapan raheem.

di tengah kami bercerita, indu pun datang.

"hai..." aku menyapa nya.

indu membalas dengan senyum nya

" dah lama..!?" tanya nya berdiri di sampingku.

" lumayan.. dah sempat ngobrol ngobrol tadi." jawab ku.

indu kembali memberikan senyum nya padaku.

" mmm.. deek.. cy.. ana ama kak rani, bisa tolongin aku di dapur bentar ..!? " ucapnya ke mereka.

" hayuukk..!" ucap si manja yang langsung berdiri. di ikutin oleh ecy ., eva., dan diana.

" sebentar ya..!" ucap indu sambi menyentuh pundak ku.

aku tersenyum mengangguk.

setelah itu, para wanita pun pergi. meninggalkan kami para lelaki disini.

" ada yang mau kau omongkan..!? " ucapku ke maleek merasa jengah. karena sedari tadi, dia terus terusan menatap ku.

" hahahaha...!" tibi tiba, si raheem tertawa.

"Onun doğası ve tutumu seninkiyle aynı ( Sifat dan sikapnya, sama seperti mu)..!" ucap si raheem sambil menoleh ke maleek.

si maleek mengangguk pelan. aku menatap raheem karena tak faham apa yang di ucapkan nya.

" dia masih penasaran dengan dirimu..!" ucap si raheem pada ku.

" kenapa..!? apa karena nama depan kita..!?" tanya ku ke maleek.

si maleek pun mengangguk.

" cem ku bilang tadi, itu hanya nama depan..! bukan marga ku.! aku asli orang sini,.!" ucap ku.

" sama juga seperti yang ku bilang tadi, itu juga bukan marga ku..! aku juga asli orang sini (indonesia). aku lahir di jakarta. begitu juga dengan orang tua ku. mereka lahir di sini ( indonesia).!" ucap nya pula.












" selain punya arti, penyematan nama 'zayn' itu tidak sembarangan. yah..., mungkin ada sebagian orang orang yang menamai anak nya dengan nama ' zayn'. yang hanya mengambil dari artian nya.

'' bagi kami, itu bukan sekedar nama yang di ambil dari artian nya. itu sebagai penanda oleh satu keluarga dulu nya di tempat asal leluhur kami . kata ' zayn' itu selalu tersemat di depan secara turun temurun. " ucap nya nya lagi.

" boleh aku bertanya..!?" ucap nya .

aku mengangguk.

" apa di keluarga kalian semuanya memakai 'zayn'..!? " tanya nya dengan serius

" ya..'' aku mengangguk terkejut.

" ayah ku juga juga memakai 'zayn'..! begitu pula dengan kakek ku.! ayah nya kakek ku..! " ucapku.

" sampai ke atas..!?? atau, hanya sebatas dari ayah nya kakek mu..!?" tanya nya lagi.

" mmm.. ! kalau dari cerita ayah ku dulu, awal dari keturunan silsilah keluarga, semua memakai 'zayn'..! " ucapku.

maleek sedikit tersenyum

" apa turun temurun, keluarga ayah mu, semua nya anak tunggal..!?" tanya nya lagi yang mengejutkan ku.

aku sedikit ragu menjawab nya. kulihat ke si dody , dia hanya menyimak dengan serius. lalu, kembali menoleh ke maleek. dia menaikkan sebelah alis nya.

" aku anak tunggal. ayah ku juga..! tapi, aku tidak tau dengan kakek ku..!

" jujur, aku tidak begitu mengenal keluarga ku. menurut cerita ayah ku, kekek ku meninggal sebelum aku lahir. bahkan , sebelum ayah ku menikah dengan mamak ku..!" ucapku.

maleek kembali menyunggingkan senyum nya.

" aku terka..., apa ayah mu sudah meninggal..!? '' tanya nya.

aku mulai menatap nya serius. lalu mengangguk

maleek tersenyum lebar.

" sama..!" ucap nya.

aku menatap nya bertanya.

'' aku juga tak mengenal kakek ku.. beliau meninggal sebelum ayah ku menikah.! ayah ku juga tak mengenal kakek nya.. kakek ayah ku meninggal sebelum ayah nya ayah ku menikah...! kakek ku juga tak mengenal kakek nya.!" ucap nya. yang membuat ku menelan suliva ku.

" apa., ayah mu sudah meninggal..!?" ucapku menerka.

maleek tersenyum..















lalu......















dia menggeleng....

' berarti, memang tak sama..!' batin ku

entah kenapa.. ada perasaan lega, sekaligus juga kecewa dari dalam sanubari ku.

" ayah ku sudah memiliki dua orang cucu. berumur 5 dan 7 tahun. ! mereka mengenali ayah ku. kakek mereka..!" ucap maleek dengan mimik wajah yang tak dapat ku baca.

maleek diam sejenak. dia masih tersenyum menatap ku

" ada satu hal, yang di perbuat ayah ku, yang menjadikan nya berbeda dari generasi sebelum sebelumnya.!" sambung nya lagi.

maleek kembali terdiam. dan tetap tersenyum menatap ku

aku diam tak bersuara. menatap nya dengan serius . namun aku tau, dia faham, tatapan ku padanya dengan artian bertanya. dan serius ingin mendengar lanjutan nya.

tapi, dia malah bangkit berdiri.

" ada baik nya, biar beliau sendiri yang bercerita pada mu..!" ucap nya kemudian. lalu melangkah mendekati ku

" sebentar ya..!" ucap nya sambil menepuk pundak ku. lalu, dia berbalik dan melangkah ke depan rumah indu.

dody yang juga ada disitu menatap ku serius. aku hanya menaikkan bahu, jawaban dari tatapan nya . lalu, saat aku menoleh ke raheem, dia tersenyum mengangguk. namun, aku tak dapat menangkap maksud nya.

tak lama setelah maleek pergi, indu dan yang lain nya pun datang.

" maleek kenapa pergi..!" tanya indu.

"abba'ya sormak istediğim bir şey var. ( ada sesuatu yang ingin di tanyakan ke abba nya.) " si raheem menjawab.

" pakai bahasa indonesia aja napa boss..!" ucap ku merasa kurang nyaman.

raheem hanya tertawa.

" supaya kau terbiasa.!" ucapnya.

tiba tiba..

" indu...!" datang lagi seorang perempuan yang juga berwajah arab. yang usia nya ku taksir tak beda dari kami, menyapa indu. memakai pakaian dengan jenis yang sama seperti yang sering di kenakan indu. rambut ikalnya tergerai panjang . sangat panjang. sampai hujung nya menyentuh bongkahan pantat yang montok. wajahnya cantik. khas wanita timur tengah. matanya bulat . dihiasi dengan alis tebal dan bulu mata nya yang lucu. lucu..!? ya ., lucu. bulu matanya panjang. namun, agak melengkung ke atas.

" ya...!" sahut indu.

''hepsi senin arkadaşın m ı " ucap perempuan itu dengan bahasa yang sama seperti si maleek tadi.

'' evet " sahut indu.

prempuan itu terus melangkah melewati ku. lalu, duduk di samping ecy.

" hai semua..!" ucap nya. dengan ekspresi senyum tipis seadanya. lalu mengulurkan tangan ke rani. yang di sambut simanja . mereka bersalaman. begitu juga ke diana dan dody. tapi, tidak padaku.

sepintas, kulihat raheem mengulum senyum simpul nya.

" Bu adam kim?" ucap nya lagi.

indu tersenyum. menoleh ku sepintas.

" arkadaşım da. Neden? onunla tanışmak ister misin? " ucap indu lagi.

lalu, kulihat perempuan itu mengangguk.

semua yang ada disitu menoleh ke perempuan itu yang hanya menatap ke indu.

"aby... ini sepupu aku. dia mau kenalan ama kamu..!" ucap indu ke aku.

" ohh..! aby.." ucapku sambil mengulurkan tangan.

perempuan itu menyambut uluran tangan ku

" zayn aby..!" ucap ku lagi

" ehh..!'' respon pertama nya sama seperti si maleek tadi

" mm... iman..! syarifah iman.!" menyebutkan nama nya. masih dengan wajah tanpa senyum nya.

SYARIFAH IMAN





'hmmm.. nama yang unik..!' batinku.

telapak tangan kami masih saling menggenggam.

'' ehheemmm.!"

" eheemmm..!" si mahluk halus dan si manja berdehem bersamaan.

mendengar itu, aku langsung melepaskan tangan ku.

kulihat si mahluk halus menatap ku sinis. sementara si manja, meneguk habis segelas minuman nya.

kemudian, perempuan itu berdiri dari duduk nya. lalu melangkah pergi tanpa mengucap sepatah kata.

" hahaha... iman memang seperti itu. dia, anak nya cuek. kurang pandai berconversasi dengan orang yang baru di kenalnya. tapi, kalau dah kenal lama, pati tau dia kayak apa. orang nya cukup baik dan ramah koq..!" ucap raheem menjelaskan. mungkin melihat mimik wajah kami yang heran melihat sikap iman.

" ecy ama eva juga dulu kayak gitu kan..!? " ucapnya lagi ke ecy dan eva.

mereka mengangguk mengiyakan.

" tapi., itu tadi agak aneh lhoo..!" ucap raheem lagi.

" apa nya yang aneh..!? " tanyaku

raheem kembali tersenyum.

disini, aku dapat menilai. raheem ini orang nya easy going. selain mudah tersenyum, dia juga dapat dengan cepat mengakrabkan diri.

" ga pernah pernah nya dia mau ngajak orang kenalan.! apa lagi, ngajak laki laki kenalan..! ga pernah terjadi itu..!"

" aku orang yang cukup dekat dengan dia. dan cukup tau sifat dan sikap nya seperti apa..!" ucap raheem menjelaskan.

" mungkin dimatanya, kau sedikit berbeda..!" ucap raheem lagi dengan senyum nya yang penuh arti.

aku hanya menaikkan kedua bahu ku. namun, respon yang sedikit menggelitik ku tangkap dari si manja. aku dapat menangkap kegelisahan dari nya.

"İman mı, o adamla bir ilişkin olduğunu bilmiyor musun? ( apakah iman, tidak tahu kau punya hubungan dengan lelaki itu?) " kembali si raheem menggunakan bahasa nya. dia mengatakan itu ke indu, sambil sekilas menoleh ke arah ku.

kulihat indu tersenyum geli. lalu menggelengkan kepala.

" hahahaha...!" si raheem kembali tertawa.

" ngomong apa sih..!?" tanya ku jengkel.

indu tersenyum padaku, sambil tangan nya menggenggam telapak tangan ku.


tak lama kemudian, perempuan itu kembali. dan duduk di tempat nya tadi. kulihat tangan nya memegang sebuah buku bertuliskan diary.

kemudian, dia menyerahkan buku itu ke rani.

" di isi ya..!" ucap nya ke rani.

si manja meraih buku itu dengan tersenyum.

sedang asyik ngobrol dengan raheem, tiba tiba ku dengar seseorang memanggil ku.

" abyy...!"

saat ku toleh, maleek menggerakkan telapak tangan nya. isayarat agar aku mendekati nya.

" bentar ya..!" aku pamit ke indu.

aku pun melangkah . menghampiri maleek.

" yok..! aku jumpakan ke abba ..!" ajaknya seraya berbalik.

di teras depan, kulihat beberapa anak kecil asyik bermain

aku mengikuti nya masuk kerumah indu.

kami masuk ke ruang keluarga, yang keseluruh ruangan nya di penuhi dengan orang orang yang tak ku kenal. mereka semua duduk di bawah. merapat ke dinding ruangan yang beralaskan karpet tebal.

' arab semua niihh.!' batin ku

aku menghampiri papa dan mama nya indu. salim ke mereka..

saat aku hendak hendak berdiri, kulihat beberapa perempuan yang duduk berderet di sebelah mama nya indu menatap ku lekat.

mau tak mau, dan di campur dengan rasa segan dan hormat ke orang tua, aku pun menyalami mereka.

" itu ummi., ibu ku..!" ucap maleek, ketika aku salim ke perumpuan yang duduk tepat di sebelah mama nya indu.

lalu, aku beralih ke perempuan perempuan di sebelah nya.

" yang itu, ibu nya raheem..!" ucap maleek lagi.

" disebelah nya, amma. ibu ku juga..! tambah maleek. yang membuat ku sedikit terkejut.

aku menoleh ke maleek. dia tersenyum geli melihat reaksi ku.

" naah..! kalau yang itu, perempuan paling cantik nomor dua di keluarga kami. " ucap raheem jahil , saat aku salim ke perempuan yang duduk di deretan terakhir. perempuan itu tertawa pelan mendengar candaan maleek.

" itu mama nya iman.! kau dah kenal kan , sama iman..!? " tanya maleek.

aku mengangguk meng iya kan.

setelah itu, aku berbalik. masih dengan duduk berlutut, aku merangkak menghampiri para lelaki setengah baya yang duduk berseberangan. dan juga salim ke mereka.

hingga, saat aku menyalami lelaki di deretan terakhir,...

" itu abba( ayah) ku..!" ucap maleek mengenalkan.

lelaki, yang kutaksir umur nya sudah lebih dari lima puluh tahun ini menatap ku tajam. dia memperhatikan ku dengan seksama..

masih dengan posisi bersimpuh, aku duduk di depan nya. aku juga ikut memperhatikan nya.

garis tulang wajahnya , menebarkan aura bersahaja. beberapa garis keriput di sekitar pelipis dan tulang rahang nya, tak mengurangi ketampanan nya yang sudah berumur.

" saya sudah mendengar sedikit tentang mu dari anak saya..!" beliau berucap dengan suara berat dan nge bass.

lalu....

" Bu çocuk çocuğunuzun en iyi arkadaşı mı? (apakah lelaki ini, teman anak perempuan mu?) " ucap beliau sambil menoleh kearah belakang ku.

' panteek..!! bahasa itu lagi..!' batin ku jengkel.

" Evet " kudengar mama nya indu menjawab.

" sıradan bir arkadaş mı yoksa daha fazlası mı? " ucap beliau lagi.

aku menoleh ke arah mamanya indu. kulihat beliau tersenyum menahan tawa

" sadece kendinize sorun! " balas mamanya indu, masih dengan senyum menahan tawa nya.

aku kembali menoleh ke abba nya maleek. namun, beliau terdiam menatap ku.

" aby...!" ku dengar mamanya indu memanggil ku.

aku pun menoleh.

" abba nya maleek nanya, apa hubungan mu ama indu..!" ucap beliau.

aku menggaruk tengkuk ku.

" sekedar sahabat. atau...??" abba nya maleek ingin tau.

" lebih dari sahabat..! dia .. pacar yang saya sayangi..!" ucap ku pelan.

lalu, belau mencondongkan tubuh nya ke depan.

" apakah dia cuma satu satu nya..!? atau ada yang lain..!" tanya beliau agak bebisik.

" ehhh..!" aku terkejut mendengar pertanyaan beliau. juga, tergamam. tak tau menjawab apa..

" hehehe...!" tak ku sangka, beliau malah tertawa.

" ya udah., ga usah di jawab..!" ucap beliau lagi . yang kali ini sambil tersenyum jahil.

" hmmm.. kalau keadaan nya seperti itu, tempat ini tidak cocok untuk kita bercerita. " sambung nya lagi

aku menatap nya heran

" kapan kamu ada waktu...!?" tanya beliau.

" mmm... saya belum tau. tak bisa memastikan..!" jawab ku.

beliau mengangguk faham.

" saya disini hanya tiga hari.! selama rentang waktu itu, saya akan menunggu mu untuk mendengarkan cerita saya tentang kita.! tentang leluhur kita.! " ucap beliau pelan sambil menepuk bahu ku. lalu, beliau menoleh ke maleek sembari mengangguk.

maleek bangkit berdiri, lalu menyentuh pundak ku.

" yoq ..! ajak nya.






sampai di halam samping, kulihat raheem dan dody mengkipas kipas arang yang tengah menyala. dan para wanita menyiapkan peralatan makan dan juga minuman. di atas meja, kulihat dua baskom yang berisikan ikan mas dan ayam.

' acara bakar bakar nihh...!' batinku.

aku pun ikut bergabung bersama raheem dan dody. raheem mulai memecah dan meratakan arang yang sudah menjadi bara. alat pemanggang nya cukup besar. tong drum yang di belah dua. di sulap menjadi alat pemanggang.

" ambilkan ayam nya..!" ucap dody. aku pun mengambil baskom berisikan ayam.

maleeek mengambil baskom yang berisikan ikan, lalu menyerahkan nya ke raheem.


aku ikut membantu mereka. mengkipas arang dan membalik balikkan ikan dan ayam yang di panggang. namun, di benakku masih kepikiran dengan apa yang tadi ku perbincangkan dengan kareem dan abba nya. secara, aku masih belum mendengarkan penjelasan dari beliau. batinku bertanya tanya, apakah aku memang ada ubungan dengan mereka.? yang kurasa raa sangat tak mungkin.

saat tengah melamun, aku di kejutkan dengan tepukan di bahu ku.

" ga usah melamun..! nanti abba pasti akan menjelaskan semua pada mu..!" yang ternyata adalah maleek.

dan tiba tiba..,

'' nihh... minum dulu..!" iman memberikan ku segelas minuman.

setelah memberikan ku minuman, dia kembali bergabung dengan para wanita yang lain.

" ehheemm...! dah kenak racunn anak orang..!" tanpa menoleh ku, dody bersuara sambil mengipas.


semua ikan dan ayam selesai di panggang. sekarang, waktunya menyantap.

indu dan ecy membawa sebahagian untuk di bagikan ke orang yang di dalam rumah.

kami menyantap makanan sambil bercerita dan becanda.. raheem lah yang lebih mendominasi obrolan. candaan dan gurauan nya sukses membuat kami terpingkal pingkal . dan juga, dia sesekali menjahili iman dengan bahasa yang sebahagian dari kami tak memahami nya. iman menanggapi candaan raheem dengan cemberut yang diikuti dengan lirikan nya pada ku.

kalau ku perhatikan, perempuan ini terkesan dingin. jarang berbicara... selama kami mengobrol dan bercanda, dia hanya sesekali merespon. itu pun, hanya dengan anggukan dan gelengan.

**


berhubung malam semakin meninggi, kami pun pamit pulang..

indu mengantarkan kami sampai ke depan pagar. dan, kulihat sepupu nya iman menghampiri kami. dia memberikan buku diary nya padaku.

aku menatapnya heran.

" isi..!" ucapnya dengan singkt.

" aku dah mo pulang ini..! ga sempat nulis nulis..!" ucap ku.

" ga fafa.. bawak aja..! besok pulangkan..!" ucapnya

" belum tau, aku besok sempat datang atau engga..!" ucapku lagi.

" kapan sempat nya aja..! yang jelas, aku disini selama tiga hari..! " ucapnya lagi dan langsung berbalik pergi.

aku memandang indu, yang di balasnya dengan senyum dan anggukan.

" kalau kamu nanti ga sempat mulangin nya, aku minta tolong ke dody yang ambil..! " indu memberi solusi

" boleh kan dod..!?" indu izin ke dody.

si putri malu mengangguk.

**

.

.


setelah mengiringi diana dan dody pulang kerumah mereka, kini tinggal aku dan simanja . berhubung dia juga membawa kereta, kami jalan beriringan.

di tengah malam ini, suasana jalanan masih terlihat ramai dan riuh.




aku menongkatkan kereta di depan teras rumah nya. sementara si manja langsung membawa kereta nya sampai ke depan garasi. aku melangkah ke garasi yang sudah di buka nya dan mendorong kereta ke dalam. kemudian , rani keluar dan kembali menutup garasi.

aku tersenyum geli. karena sedari tadi, semenjak dari rumah nya indu. tingkah nya terlihat aneh. dan, aku tau penyebab nya.

aku mendekat dan menarik tubuhnya ke pelukan ku. ku elus punggung dan kepalanya.

' cupp..!' ku kecup pelan pipi nya.

'' jangan mikir yang aneh aneh ya sayaaang..! abang ga akan tergoda ama dia..!"

"
abang dah punya adek ama indu.!" ucapku memastikan padanya.

si manja mendongak menatapku. wajahnya di tekuk dengan muncung yang mengerucut.

" sayaaaang..!" Ku sentuh kedua pipi nya dan ku usap lembut.

" tapi., tadi dia hmmff...!" Sebelum dia menyelesaikan kalimat nya, aku segera mematuk muncung nya.
Kulumat...
Kuhisap...
Dan ku akhiri dengan menggigit lembut bibir bawah nya.

" percaya ya, sama abang." Aku kembali memujuk. Berusaha meyakin kan nya.
" lagian kan., dia sepupu nya indu. Dia pasti tau lah, hubungan abang ama indu.! " ucap ku lagi.

" tapi., ting hhmmmffff....!" Kembali aku mematuk nya. Kali ini, ku lakukan dengan sedikit bergairah. Lidahku menerobos masuk ke dalam mulut nya. Kujulurkan sepanjang mungkin. Menyapu dan menggelitik semua yang ada di dalam rongga mulut nya.

" hhhmmmchh.... hhngghh....!" Suara erangan nya yang 5ertahan.

'Plakk..!' Tangan ku tak tinggal diam. Menepuk dan meremas buah pantat nya yang imut.

Ketika pagutan kami terlepas, mulut ku langsung menangkap leher nya.
Ku kecup...
Ku hisap...
Dan ku jepit pelan.

" hhsshhhh... hooohh...!"

Kedua tangan ku menggenggam mantap pantat nya. Dan...
' hupp..!' Ku angkat tubuh nya.
Tangan nya langsung melingkar di leherku.
Dengan selangkangan nya yang menempel di perut ku, kedua tungkai kaki nya membelit ke belakang pinggang ku.

Sambil mengecupi leher nya, aku melangkah. Memepetkan belakang tubuhnya ke tembok rumah.
Setelah punggung nya menempel ke tembok, aku melepaskqn tangan ku dari pantat nya. Beralih ke gundukan payudara mungil nya. Meremas nya pelan dan lembut.

" enghhh...!" Erangqn nya terdengar amat syahdu di telinga ku.

Tak puas merasai teksture kekenyalan tetek nya dari luar, jemariku dengan cepat beraksi. Melepas satu persatu kancing baju nya.
Bibirku ikut berpartisipasi, secara perlahan bergeser dari leher, menuju kebagian dadanya.

" sshhh...! Baaaaang....!"
Setelah semua kancing baju nya terlepas, tangan ku merabai dan mengelus kulit perut nya. rani menekan kepalaku, sehingga wajahku menempel di antara cleavage nya.

tangan ku menjalar, menyelip kedalam cup bra nya. dan meremas lembut tetek nya.

puas meremas, kunaikkan cup bra nya. dan mulai mengecupi dan dan mengendus bagian bawah tetek nya. hingga.......

" 0ookkhhh....!" si manja merintih, saat mulut dan lidahku mengkremasi pucuk payudaranya yang teramat kecil itu. tangan nya meremas dan menjambak mesra rambut ku.

"0oiiihhh....! abaaaaaang...!"

aku mendongak, menatap wajahnya yang mulai kuyu.

" suaranya nya sayannng..! nanti kedengaran orang rumah..!" ucapku, mendengar suaranya yang cukup keras.

rani menutupi mulutnya dengan telapak tangan sambil mengangguk cepat.

ketika aku hendak kembali mencecepi payudaranya.......

'krieeek...!' suara pintu depan terbuka.

kami sama sama tersentak. si manja langsung turun dari tubuh ku. sambil tersenyum , aku mengancingkan bajunya.

" nangguuuung...!" rengeknya manja....

.

.

.

BERSAMBUNG....
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd