Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Namaku Marsha (Pacar Yang Perlahan Berubah)

Siapa cowo kedua yang merasakan tubuh Marscha?

  • Johan

    Votes: 66 17,0%
  • Ringgo

    Votes: 46 11,9%
  • Gilang

    Votes: 5 1,3%
  • Pacar Sherry

    Votes: 33 8,5%
  • Kang Ojol

    Votes: 131 33,8%
  • Penjaga warung depan kost

    Votes: 99 25,5%
  • (lainnya)

    Votes: 5 1,3%
  • Apakah perlu mulustrasi Marsha

    Votes: 1 0,3%
  • Perlu

    Votes: 2 0,5%

  • Total voters
    388
  • Poll closed .
Bimabet
PART 24 C : Permainan Game Uno
“Lanjut lagi dong..” Kata Sherry.



Kemudian Game uno mulai lagi. Sebelum mulai, para cowo sudah berbisik-bisik mengatur strategi. Mereka pasti sekongkol. Tak mau kalah, aku juga mengajak Sherry kerjasama. Dan gilanya kami berdua sudah merencanakan taruhan apa yang cowo buat “balas dendam” ke para cowo ini.



“Nanti kalau kalian kalah, gue pengen kalian sesama cowo oral kontol temannya. Hahaha…” Kata Sherry. Sadis juga idenya. Para cowo kaget dan takut kalah. Pasti jijik banget buat cowo oral kontol cowo. Hahaha…Aku tertawa puas dalam hati.



Maka permainan kali ini makin lambat karena semua orang mati-matian mikir. Setiap kartu yang mau dilepar benar-bener dipikirkan. Sebenarnya bukan hanya cowo yang posisi terancam, kami berdua para mahasisiwi cantik dan sexy juga sudah didalam posisi terancam. Sudah kebayangan kecabulan apa yang akan kami terima kalau sampai kalah. Kami harus merelakan nanti keinganan mereka terhadap tubuh kami kalau sampai kalah.



Tapi sialnya, harapanku jauh dari kenyataan.



“Hahahahahahaa…Marsha Kalah…asikkkkk…” Teriakan para cowo bergemuruh diruangan ini.



Sialnya aku lagi yang kalah. Mungkin karena tidak konsenstrasi dari tadi, sehingga aku kalah. Dan yang menang adalah Denny. Dan hukuman yang aku terima adalah aku harus menjepit kontolnya didadaku yang besar ini. Ya udah aku ngalah aja, aku sportif.



“Gue mau bandingin tit fuck siapa lebih enak” Kata Denny dengan bangga kepada kedua temannya.

“Tapi kayaknya Marsha deh, toketnya lebih gede dan kencang. Kalau Sherry sudah sedikit kendor..Hahhaa..” Kata Martin

“Tahi lu..tadi juga lu demen..” Kata Shery ketus.



Aku jadi merasa ga enak dibanding-bandingkan dengan sahabatku ini.



“Sini anjing bentina..” Perintah Deny. Dia memanggilku anjing, sama seperti rama tadi. Wah aku mau ga mau harus berpura-pura jadi anjing betina yang imut. Aku merangkak kearahnya. Aku lalu mendekatinya seperti anjing yang bersiap menyerahkan toketku kepadanya. Benar-benar sudah gila aku ini.



Kontol Denny tidak besar, tapi juga tidak kecil. Kontol standar untuk ukuran cowo Indonesia. Tapi saat ini sudah tegang maksimal, jadi membuatku kagum juga. Apalagi palkonnya sudah terbuka dan kelihatan merah karena menahan horny sejak tadi. Aku mulai jepit kontolnya di dadaku aku dan mulai aku kocokin.



"Anjrit, manteb banget... ini toked yang jadi bahan colian gue selama ini…kesampean juga…" Kata Denny bangga.



Aku agak kesusahan menjepit kontolnya dengan posisi dia berdiri seperti saat ini. Karena Denny berpostur agak tinggi, aku susah payah berusaha menyamakan tinggi penis Denny pada toketku.



“Yess…terus sha…toket lu emang enak banget seperti yang gue duga…” Kata Denny.



“Nikmatin aja…kalau tadi ga kalah UNO, mana mau gue..” Kataku, masih aja tahan gengsi padahal sudah sejauh ini.



“Eh…lu kan anjing…masa ngomong sih…” Katanya.

“Gukkk….gukkkk…gukkk…..” Ujarku.

“Tunggu dulu…” Kata deny melepas kontolnya. “Kalau lu anjing, lu harus dikasih ekor dong”.



Aku bingung maksudnya apa, sampai aku lihat Rama dengan tersenyum licik menyerahkan sebuah kemoceng ke Denny. Aku masih bingung apa yang mau dilakukan.

“Karena Marsha anjing, jadi Marsha harus punya ekor”

“Hah…ekor gimana? Ditaro dimana?” Tanyaku.



Belum juga aku dijawab, badanku sudah dibuat menungging. Kurasakan pantatku dilebarkan. Dan….

“AUWww……” Kurasakan sebuah benda masuk ke anusku.



“Ehhhh…jangan dongggg….” Kataku menolak. Tapi tubuhku dipegangin lebih dari 1 orang sehingga tidak bisa bergerak. Aku sudah lemas dan ketakutan membayangkan rasa sakitnya ditusuk benda itu pada daerah anusku yang masih perawan.



“Tenang aja, kemocenganya kecil kok…seukuran jari kekingking…dan sudah dikasih kondom pakai pelumas biar ga sakit…nikmati aja…” Kata Deny. “Masuknya juga dikit aja, ga dalam…yang penting kelihatan jadi ekor.



Aku hanya bisa pasrah. Karena aku tidak punya pilihan. Untuk bergerak saja sulit, tubuhku dipegangai mereka. Dan sialnya, justru Sherry sahabatku ikut-ikutan pegangi aku, bukannya belain aku dari para cabul`ers ini.



“Ahhhhh….sakit….” Aku menahan rasa perih akibat tusukan benda tumpul pada duburku yang lebih sempit dari vaginaku.



“Eh anjing ga boleh ngomong!”



Setelah beberapa saat menarik dan mendorong akhirnya masuk juga benda itu. Tidak sesakit yang aku kiri diawal, karena memang hanya sekitar 5 centi yang masuk dan memang ukurannya tidak sebenar kontol juga. Kalau kontol yang masuk, pasti aku sudah menjerit-jerit kesakitan.



“Nah sekarang baru mirip anjing beneran. Sini lanjut tit fucknya…” Kata Deny.

“Guk,,,gukkk,,”Ujarku.



Aku kembali menjepitkan dadaku yang ranum dikontolnya. Dia makin bernafsu saja. Wajahku yang cantik dielus-elusnya memandakan kekagumannya. “Enak banget sha..thanks ya…” Ujarnya. Yang aku jawab dengan guk..guk..gukk…



Disebelahku aku dengar Sherry masih asik merekam adegan kami. Dan seperti dia juga dikerjain oleh 2 lelaki lain.



"Oke gays, sekarang... (aah)... Jadi Marsha kalah lagi... (aah)... Sekarang Denny yang menang... (hfft)... jadi hukumannya sekarang Marsha kudu nge-titfuck kontolnya Denny... (aaah)... Ini kalian kenapa Marsha yang kalah tapi gw juga yang dikerjain deh???"



"Pemanasan, Sher, lagian daripada juga lo cenggur" kudengar Rama ngomong.



Aku tak bisa konsenrasi mendengar adegan disamping saat tiba-tiba kurasakan kemoceng masuk beberapa centimeter lagi ke duburku. Kali ini jadi tidak nyaman buatku.



Marsha: "Den, lepas aja ya, nggak enak nih rasanya nyodok2 gitu..."



Denny : "Eh, masa anjing ngomong sih? Lagian itu kan ekor lo, mana bisa dilepas?"



Aku hanya bisa cemberut manja, tapi tidak komplain lebih jauh. Aku kembali memijit batangnya yang masih kokoh berdiri beratahan.



Denny : "Ah, toket lo emang mantep banget, Sha, masih kenceng banget, gak kayak punya Sherry tadi"



Kudengar Sherry protes dari sebelah: "Eh, gini2 juga lo doyan kan??"



Martin: "Kalau gak ada yang lain ya gw doyan, tapi kalau ada Marsha ya gw milih Marsha lah, hahahaha! Sha, sekarang gantian lo sepongin gw"



Lha, aneh ini cowo. Tadi hukuman cuman titfuck, ini sekarang minta oral. Jelaslah aku tolak. "Ih, kan hukumannya cuman titfuck"



Denny : "Eh, anjing gak ngomong" Denny melaskan kontolnya, lalu duduk di kursi. Dia memberi isyarat dengan jarinya agar aku mendekat.



Aku merangkak ke arahnya. Aku yang merangkak seperti anjing membuat kemoceng yang tertancap di anusku naik ke atas, membuatnya mirip seperti ekor.

"Grr... Guk!" Aku benar-benar seperti anjing.



Kukulum penisnya dengan sebaik mungkin, dengan harapan dia cepat orgasme dan aku bisa lanjutin Uno untuk mengalahkan para cowo ini. Aku mau menghukum mereka.



Denny hanya diam saja saat batanganya aku service, dia meremas rambutku pelan sambil merem melek yang sedang kusepong. Semua cowo sama saja, sama ekspresinya kalau kontolnya dioral begini.



Kegiatan oral sexku tergangggu, saat Sherry mendekatiku. Dia main-mainkan kemoceng yang ada di anusku. Aku mau protes, tapi kembali kepalaku ditekankan Denny ke kontolnya. Aku kegelian juga akhirnya, saat Sherry memainkan kemoceng itu dengan digerakkan ke kiri dan ke kanan, berputar, hingga maju mundur.



"Guk! Guk! Guk!" Aku akhirnya melepas penis Denny menggonggong pada Sherry.



"Suka ya, Njing? Ampe ekornya goyang2 gitu" ejek Denny.



"Guuk! Humpft!"



Denny kembali menyodokkan penisnya ke mulutku dengan kasar. Apakah Sherry berhenti memainkan kemoceng di anusku?



Tentu saja tidak. Dia sepertinya memang mau mengerjaiku. Kurasakan jari-jarinya masuk meraba dinding vaginaku, kemudian masuk kedalam ronggaku itu. “hhmmmmfffff…” Aku melenguh tertahan.



Sherry lalu memaju muncurkan jarinya kedalam vaginaku. Karena vaginaku sudah basah, jarinya leluasa masuk. Rasa nikmat langsung menjalar keseluruh tubuhku. Aku makin semangat mengoral batang Denny, saat Sherry makin intens memainkan liangku. Birahiku naik dengan cepatnya, terlihat dari intensnya mengoral batang Denny. Aku bahkan saat ini tidak akan menolak saat sebuah kontol disodokkan dari belakang ke memekku. Ntah kontol siapapn itu, aku sudah pasrah.



Tangan Sherry mencari-cari sesuatu didalam liangku dan akhirnya menemukannya, yaitu klitorisku. Benda seperti kacang itu dipencet-pencet dan digesekkan dengan jarinya membuatku menggelinjang tak karuan. Karena dia cewe, dia tahu mana titik sensitif cewe. Aku belingsatan kegelian. Nafsuku langsung cepat naik ke ubun-ubun.



Aku makin gila saja. Sudah hampir orgasme. Apalagi terlebih lagi jari-jari lainnya menyusup dan menyetuh dinding-dinding dalam liang itu. Baru saja aku mau orgasme, ternyata Shery menghentikan aksinya yang membuatku kesal sekali.



Lebih tepatnya dipaksa berhenti. Kudengar dia sedikit marah sambil bicara: "Eh! Mau ngapain lo, Bangsat!" Kudengar sesuatu terjatuh, dan tak berapa lama aku sadari kalau ternyata ada yang memaksa memerkosa Sherry.



Plak..plak…plak..

Kudengar benturan 2 paha. Fix ini adalah peruduan 2 kelamin yang berbeda. Walau tak melihat, aku bisa tahu dari suaranya. Desahan-desahan Sherry akhirnya memenuhi ruangan itu. Gila ini, kami seperti melakukan pesta sex saja.



Aku melepas kulumanku, lalu melihat Sherry yang menungging disebelahku dengan vaginanya digempur dari belakang. Beneran ternyata dia sudah dikentot. Dia mendesah-desah keenakan, membuatku iri. Memekku berdenyut, tanpa sudah mau dientot.



“Brengsek nih Sherry” Kataku dalam hati.



Aku masih merasa kentang karena tadi hampir orgasme tapi dihentikan tiba-tiba. Vaginaku sudah nyut-nyutan pengen disodok. Aku sudah tidak berpikir normal lagi. Aku mau dipuaskan segera. Bodo amatlah dengan imageku.



“Den….sodok gue please……Gue horny parah…” Kataku memelas. Akhirnya aku mengemis ke Denny untuk dipuaskan. AKu kalah sama rasa hornyku. Bertekuk lutut karena nafsu.



“Ini yang gue tunggu..” Denny tentu senang sekali. Dengan cepat dia tarik kemoceng itu dari pantatku.

“Awwhhh….” Saking cepatnya ditarik kemoceng dari pantatku dengan buru-buru, kurasakan kondom yang tadi melapisi kemoceng itu tertinggal didalam anusku.



Belum sempat protes, dia sudah mendorongku keatas lantai dan membentangkan kedua pahaku dan mengambil posisi berlutut di antaranya. Bibir vaginaku jadi ikut terbuka lebar, siap untuk dipuaskan.



Protesku berhenti dan libidoku yang berbicara. Pokoknya aku mau dipuaskan. Karena sudah tidak sabar ingin segera disodok, aku meraih batang itu, keras sekali benda itu waktu kugenggam.



"Aaakkhh..Shhhhhh…….!" erangku lirih saat penisnya “kupaksa” melesak masuk ke dalamku.

"Aauuhh..!YESS……" aku menjerit lebih lebih keras dengan tubuh berkelejotan karena hentakan kerasnya hingga penis itu tertancap seluruhnya pada vaginaku.



“Ini toh rasanya memek cewe idaman sekampus…” Kata Denny, sambil dengan gerakan perlahan dia menarik penisnya lalu ditekan ke dalam lagi seakan ingin menikmati dulu gesekan-gesekan pada himpitan lorong sempitku.



Aku yang sudah dirasuki dewa sex ikut menggoyangkan pinggul dan memainkan otot vaginaku mengimbangi sodokannya. Responku membuatnya semakin menggila, penisnya semakin lama menyodok semakin kasar saja, kedua gunungku jadi ikut terguncang-guncang dengan kencang.



“Sha..memek lu sempit banget…enak….” Ujarnya.

“Ahhh…ahhhh…ahhhh….” Hanya itu jawaban yg keluar dari mulutku.

“Kita emang sudah niat mau ngentotin lu sejak dulu…akhirnya kesampaian juga”

“Ahhh…ahhhh…ahhhh….sssshhhhh….”

“Dan gue beruntung bisa duluan dibanding si Rama yang sudah naksir lu sejak dulu…hahaha…. “Kata Denny dengan bangga sambil memberiku kenikmatan.



“Yesss….Ahhh…ahhhh…ahhhh….Lu Ngemeng mulu..sodok aja jangan berisik…..” Kataku.



Denny menurunkan tubuhnya hingga menindihku, kusambut dengan pelukan erat, kedua tungkaiku kulingkarkan di pinggangnya. Dia mendekatkan mulutnya ke leher jenjangku dan memagutnya. Sementara di bawah sana penisnya makin gencar mengaduk-aduk vaginaku, diselingi gerakan berputar yang membuatku serasa diaduk-aduk.



“Ahhh…ahhhh…” Aku menikmati persetubuhan terlarang ini.



Sodokannya makin kencang. Tubuh kami sudah berlumuran keringat yang saling bercampur, akupun semakin erat memeluknya. Aku merintih makin tak karuan menyambut klimaks yang sudah mendekat.



“Yang kencang ya den…jangan berhenti..gue mau..ke….luar….” Perintahku.



“OK!” Jawabnya singkat.



Untung Denny pengertian, dia memuaskanku dengan kocokan yang cepat. Aku tak kuasa menahan desahanku menerima hujaman-hujaman penisnya ke dalam tubuhku. Akhirnya ada sesuatu perasaan nikmat mengaliri tubuhku yang kuekspresikan dengan erangan panjang.



“AHHHHHHHH…..AHHHHHHH…YESS…….AHHHHHHHHH……..”

Ya aku mengalami orgasme panjang. Tubuhku terlonjak-lonjak seiring orgasmeku yang akhirnya keluar juga.Tubuhku menegang beberapa saat lamanya hingga akhirnya lemas seperti tak bertulang.


Denny cukup pengertian, dia mendianmkan kontolnya menungguku selesai menikmati sisa-sai orgasme. Walau sebenrnya tak lama juga, dia kemudian mulai memaju mundurkan kontolnya lagi. Sambil menggenjotku dengan tempo sedang, dia berkata,”Lu tadi sexy banget pas oargasme, Sha. Tambah cantik. Demen gue…..”



Vaginaku yang sudah banjir kembali dihajar batangnya. Aku hanya pasrah mengangangkang saja. Percuma menyuruhnya berhenti, karena mana ada cowo yang mau kalau sudah merasakan jepitan memekkku.



Dia menggenjotku sambil memuji-muji diriku.



Dia lalu menarik kepalaku dan menciumku dengan ganas. Lidahnya masuk ke mulutku dan menyentuh lidahku. Aku yang masih lemas, hanya bisa buka mulut saja diciuminya, tak bisa meladeni permainan lidahnya di mulutku. Lidahku disedotnya dengan kencang.



Denny sendiri menyusulku tak lama kemudian, dia menggeram dan makin mempercepat genjotannya. Kemudian dengan nafas masih memburu dia mencabut penisnya dariku. Spermanya muncrat dengan derasnya dan berceceran di sekujur dada dan perutku, hangat dan kental dengan baunya yang khas. Habis itu dia ambruk disebelahku.



“Makasih ya Sha, gue puas banget..” Ujarnya, lalu ambruk tertidur.



Ya aku juga puas, kataku dalam hati. Walau ada perasaan bersalah yang menyeruak masuk. Aku memejamkan mata dan mengatur nafas. Pengen sekali tidur, tapi rasa ga nyaman dipantatku membuatku untuk membereskannya.





BERSAMBUNG
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd