episode 7
Ternyata nggak mudah......, pakai celana panjang buru-buru. Mana celananya kebalik, cdnya nyangkut lagi. Plus batang kemaluan sedang kaku-kakunya.... haduuuuuh. Kapan-kapang kayaknya bagus deh kalau dipakai jadi salah satu cabang permainan di acara outbond hehehe...Aku putuskan celana dalam tak kupakai,nyesek rasanya, rasanya jadi geli-geli sakit dibagian ujung batang kemaluanku.
Tertutup sudah bagian bawah tubuhku. Suster Putri eh Putri aja deh... tanpa embel-embel suster.... kan belum jadi suster beneran... wong sekolah perawat aja belum kelar, keberadaannya di klinik ini kan masih dalam rangka Praktek Kerja Lapangan, belum karyawan tetap. Pantesan tadi mudah banget dia horny, terangsang oleh ulahku. Gadis remaja seumuran Putri dan Wulan (seperti yang pernah aku baca) sedang mendekati masa akhir pubertas, masa masa kematangan organ seksualitasnya. Sudah memiliki sel telur yang matang dan siap dibuahi. Tubuhnya pun mulai membentuk sebagaimana fisik wanita dewasa, dan saat ini ibarat bunga sedang mekar-mekarnya. Ibarat buah sedang ranum-ranumnya. Fresh from the open...... dorongan seksualnya juga sedang kuat-kuatnya karena mereka sudah merasa nyaman dengan perubahan tubuhnya. Awal pubertas biasanya kan ada perasaan malu, risih atau kadang menimbulkan rasa sakit. Contohnya Payudara... dalam buku yang aku baca, saat pubertas Payudara akan tumbuh membesar dan berbentuk seperti payudara wanita dewasa. Pertumbuhan ini dimulai dengan terbentuknya gundukan lembut tepat di bawah aerola yang akan terasa sakit terutama jika ditekan. Tahu aerola?? Aerola itu kulit yang berwarna coklat disekitar puting payudara.... itu aerola namanya. Nah kalau sekarang jangankan ditekan, diremas, diemut sudah tidak sakit, justru menimbulkan rangsangan seksual. Dibagian kemaluanpun sudah sangat-sangat sempurna. Labia mayora, labia minoranya sangat peka oleh sentuhan. Rambut kemaluannya juga sudah tumbuh, meski belum selebat wanita dewasa, tapi setidaknya sudah lebih lebat dari pada masa puber dulu. Mereka sudah memiliki rasa bangga kepada bentuk fisik tubuhnya. Karena Tonjolan dan lekukan tubuhnya sudah terpahat dengan indah. Hormon-hormon seksualitasnya juga sudah terproduksi sehingga kadang-kadang ada aroma yang mengundang kumbang-kumbang untuk hinggap dan mengisap madunya. Makanya saat usia ini orang tua yang punya anak gadis harus lebih waspada menjaga pergaulan anak. Eeehhh.... kok aku jadi pintar gini ya.... hehehe... orgasm side effect, efek samping ejakulasi ternyata otak jadi lebih encer buat mikir..... trus sampai di mana ceritaku tadi, kok jadi malah ngelantur kemana-mana... emm... eh iya... sampai aku sukses pakai celana, dan kami (aku dan putri maksutnya...) sudah berdiri berhadap-hadapan, ngobrol walau agak canggung... sambil menunggu Wulan yang masih kerasan di dalam kamar mandi.
" Jadi Putri teman Wulan ya....?" Aku langsung sebut nama, biar lebih akrab.
"Iya kak...?" Jawab Putri pun kelihatan mencoba mengakrabkan diri dengan mengganti sebutan bapak menjadi "kak".
"Jadi Putri ini Perawat PKL ya...?"
"Iya kak...?"
"Satu kelompok dengan Wulan ?"
"Iya kak...?"
"Kok dari tadi jawabnya cuma iya... iya...iya saja sih, agak panjangan kenapa jawabnya..."
Putri cuma tersenyum...., manis sekali kalau tersenyum, ada lesung pipit di kedua pipinya. Hidungnya yang secara proposional pas ukuranya, mancung nggak, pesek juga nggak serasi banget dengan mulutnya yang mungil.
"Belum pernah main ke rumah ya? Kok perasaan belum pernah ketemu? Padahal banyak lho teman Wulan yang sering ke rumah ngerjain tugas atau makalah bareng-bareng?"
"Kita memang lain kelas kak. Satu angkatan kan ada 5 kelas. Baru pas PKL ini kelompoknya dicampur." Putri sudah mulai berani bikin jawaban panjang.... asyiikkk.
" Oooo gitu ya.... eh... Put... ini kakak penasaran saja.... misalnya... ini misalnya lho... boleh nggak kakak lihat...em.. lihat... anu... , kalo boleh lho.... pengin lihat..."
"Lihat app...pa kak.....??!
"Hehehe... pengin lihat anu... lihat sperma kakak.. boleh nggak?"
"Sperma??" Maksud kakak.....???"
"Ya lihat sperma kakak... kan tadi kakak sudah mastur.... eh sudah melakukan itu... perasaan tadi kakak sud..suddah keluar...hehehe....." Agak malu juga sih njelasinnya ke Putri, tapi memang aku penasaran, seberapa banyak yang tertampung... hehehe...
Dengan wajah yang kembali memerah... Putri mengambil wadah plastik transparan yang tergeletak di ranjang. Dengan menggigit bibir seperti menahan senyum kecilnya, dia serahkan wadah itu padaku.
"Lho kok kosong sih.... masak spermaku transparan Put?????"
"Hihihihi... ya kosonglah kak.... kakak tadi waktu.. ejakulasi eh.. maaf, ditampung nggak?" Putri akhirnya tertawa geli melihat kebingunganku...
"Lho harus aku ya yang harus menampung......?!"
"Ya iyalah.... prosedurnya begitu kak. Kan tadi kakak bilang mau melakukannya sendiri, kalau kakak tadi mas..eh... mas.. massssturbasinya sama istri ya istri kakak bisa membantu menampungnya...."
"Wah gitu ya....," Jawabku sambil garuk-garuk kepala, aku pandangi wadah tempat menampung sperma. Aku geleng-geleng kepala. Putri yang melihat ekpresi keheranan lalu bertanya.
"Ada apa kak? Kok kelihatannya bingung begitu?"
"Lihat wadah ini lho Put.... dengan wadah sekecil ini bagaimana aku bisa memasukkan spermaku. Sama kepala burungku saja masih besar kepala burungku,,,,??!"
"Iiih kakak.... ya Putri mana tahu...., wadah standartnya memang segitu. Habis mau bagaimana lagi??!" Wajah Putri memerah lagi, mungkin karena aku tadi keceplosan menyebut "kepala burung".
"Padahal aku berfikir tadi pas kamu...ehmm....ehmm... memegang.... burung...eh.. pen..pennis kakak tadi.... karena mau menampung sperma kakak...?!"
"Aduuuhh... kakak kok membahas itu sih... Putri kan jadi malu...... Itu tadi kan kecelakaan."
"Kecelakaaan.....?" Kecelakaan bagaimana?!"
"Emmm...ee.. Seharusnya kakak tadi masturbasinya dengan melihat film bokep yang ada di dvd ini, atau melihat majalah dewasa yang ada di rak bawah itu. Pas Putri coba nyalakan dvdnya gag mau menyala kak... begitu balik badan Putri lihat... kakak suuuudaaahhhh...... sudah itu... Putri panik. Putri tadinya pengin menghentikan kakak....emm... makanya Putri dekap tangan kakak.... nggak taunya Putri malah jadi ter...eh.. aduh.... maaf... Putri jadi... yaaa... begitu tadi deh kak...," Wajah putri semerah jus strowberyy.... bingung bagaimana menyelesaikan kalimatnya.
Mendengar penjelasannya akupun jadi paham kalau yang terjadi adalah salah paham, salah paham yang berujung kenikmatan. Andai setiap hari harus salah paham semacam ini sepertinya aku ikhlas....
"Wah... kakak tidak tahu itu Put.... Kakak minta maaf ya.... Kakak baru pertama kali ini cek sperma, dan kakak tahu ada cek spermapun baru hari ini... jadi kakak bener-bener tidak tahu... maafkan kakak ya Put...?"
"Sama kak... putri juga belum pernah menangani pasien yang mau cek sperma, di kuliahanpun belum pernah di ajarkan. Putri tahu hanya secara teori, itu pun setelah baca SOP di Klinik ini.... jadi kakak tidak salah, malah mungkin Putri yang salah..."
Ceklek.....
Pintu kamar mandi terbuka, Wulan keluar....
"Lama banget sih kamu di kamar mandinya.... Mencret ya...?" Ku coba sedikit menggoda Wulan biar suasana menjadi lebih cair. Wulan hanya menyengir.
"Ayo Put... keluar... Biarin saja kakakku, biar segera melaksanakan kewajibannya sebagai Pasien cek sperma!"
"Hoi... enak saja...!" Kewajibanku sudah aku laksanakan."
"Haaaaa! Kakak tadi... sud..sudah Mass......??" Wulan tampak kaget. Dia pandangi aku dan Putri bergantian....
"Benar Put?" Tanya Wulan kepada Putri mencoba meyakinkan dirinya sendiri.
"Be...bener." Jawab Putri dengan kepala kembali tertunduk.
"Lha trus.... kalau sudah kenapa wadah tempat sempel sperma kok masih kosong begitu??!
"Anu.... kakak tidak sempat menampungnya. Entah muncrat kemana sperma kakak tadi...."
"Alamaaaaaak.... kakak... ini. Trus kakak tadi mas.. masturbasinya....?? Putri... ada di dalam ruangan ini....?"
"Aku yang salah..... aku salah prosedur..... jadi tadi..emh... pas kakakmu melakukan ak..akku ...iya di sinnnn...ni.... "
"Aduuuuh.... gimana sih ini.... Kakaaaaak!.... Masa masturbasi di depan teman Wulan siiiih.... aduh kakak ini... parah banget deh!"
"Sudahlah Wulan.... bukan kakakmu yang salah... aku yang salah penanganan.... Sekarang bagaimana kalau kita nanti ditanya mana sempel sperma kakak sama Dokternya......?"
"Bodo banget..... bilang aja pasiennya gagal ejakulasi karena impoten.......!"
"Enak aja aku dibilang impoten, kalian tadi lihat sendirikan burungku bisa ereksi.....!"
"Kakaaaaaaaak.......!," Wulan melotot kepadaku, aku jadi sadar kalau keceplosan omongan lagi. Habis masak dalam rekam medisku nanti tertulis aku impoten. Kan malu....
"Sudah kamu laporkan saja pasien tidak nyaman, jadi gagal ejakulasi. Sudah itu saja gitu saja Put. Dan kakak sekarang langsung pulang dan jangan kembali ke klinik ini lagi.... !" Wulan heboh sendiri dan mengusir aku, seperti klinik ini dia yang punya. Tapi aku salut sama ide cerdasnya.
Akhirnya aku melangkah keluar dari ruang klinik setelah sebelumnya berpamitan kepada Putri dengan isyarat mata. Ketika langkahku mendekati pintu, aku dengar jeritan keterkejutan Wulan.....
"Ya...ampun Put..... kenapa celanamu basah... kamu ngompol ya???"...atau jangan-jangan kamu tadi ......" Tak sempat aku simak kata-kata Wulan karena aku segera bergegas keluar dari ruangan takut Wulan lebih mengamuk lagi......
Sesampai di luar ruang periksa, meninggalkan kehebohan Wulan dan Putri, aku tengok kanan kiri mencari dik Ayu. Seharusnya dia duduk di bangku panjang depan ruang periksa. Aku cek hpku barangkali dik Ayu kirim pesan, dan ternyata benar di hp a ada pesan singkat dari dik Ayu.
"MAS... AKU TUNGGU DI TEMPAT PARKIR. AKU TADI LIHAT DIK WULAN DI KLINIK. TAKUT DI KIRA YANG NGGAK-NGGAK, MUMPUNG DIA BELUM LIHAT. AKU LARI MENYELAMATKAN DIRI"
Segera aku menuju tempat parkir, sambil tersenyum sendiri dengan apa yang aku alami hari ini. Tanpa sengaja aku sudah memperawani dua payudara, yang satu payudara pacarku, satunya payudara perawat PKL..... walaupun untuk itu aku sendiri harus kehilangan keperjakaanku..... ahhhh indahnya hidup............
sambung ber...