Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY Akhwat + Tentacle

Mantab ceritanya suhu....
Banyak banged referensi nya..
Joss lah... Semangad terus suhu...
 
Walah mulai mati suri nih
 
20. Deadly Night

Pistol glock itu menyalak tiga kali, melubangi pundak seekor Nosferatu yang menyusup dari langit-langit. Bripda Adelia sempat menarik picu ketika sesosok cacing parasit raksasa yang berdiam dalam tubuh seorang santriwati itu keluar dari rongga mulut yang pucat dan berbau mayat.

Wujut asli alien dari planet Kenthu itu menggeliat ganas berusaha menghisap leher putih Polwan cantik yang mati-matian mempertahankan nyawanya. Tenaga superhuman makhluk asing membuat Bripda Adelia ditindih rubuh di tanah, dengan cacing raksasa berlendir yang melilit lehernya. Termegap, Bripda Adelia berusaha menarip picu, meletupkan sekali, dua kali senjata genggamnya yang berisi peluru UV ke dalam tubuh cacing Nosferatu.

Cairan kimia yang biasa digunakan dalam lampu Ultraviolet itu segera bereaksi, membuat tubuh inangnya mengelepar kepanasan sebelum berhenti bergerak.

Sosok-sosok berkerudung hitam yang berdiri di luar segera mengikik bak sekumpulan kuntilanak. Berterbangan di antara pohon-pohon kamboja dan menguak jendela.

Bripda Adelia memekik ketakutan melihat wajah-wajah pucat berkerudung yang bermunculan dari balik jendela.

Gemetar, Polwan cantik itu segera menyambar hardcase berisi senapan Kriss Vektor, submachine gun compact berisi 50 peluru yang segera ditembakkan dalam mode full auto. Kilatan cahaya menghiasi kegelapan malam diikuti proyektil peluru yang berterbangan ketika satu persatu Nosferatu itu bertumbangan.

Selongsong berjatuhan di kaki Bripda Adelia yang telanjang disusul klip kosong yang berkelotak jatuh. Secepat kilat, Pemegang rekor menembak PON itu mengganti dengan klip kedua ketika seekor Nosferatu berkerudung hitam berusaha memasuki jendela.

Cacing raksasa Nosferatu-nya menggeliat menjulur dari dalam rongga mulut. Menyeringai seram ke arah Bripda Adelia.

Terdengar tiga kali tembakan, sebelum makhluk penghisap darah itu terjungkal di bawah kakinya.

Secepat kilat Bripda Adelia menyambar sabuk berisi klip cadangan. Polwan bertubuh molek itu bahkan belum sempat berpakaian. Tubuhnya yang molek hanya tertutup sehelai celana dalam ketika belasan lain berlarian ke arahnya dari jurusan Pesantren.

“Fuck it,” decih Bripda Adelia menyadari posisinya yang terkepung.

Sebuah tombol merah terletak di dekat konsol pengawasan, dan segera ditekannya. SOP darurat untuk memusnahkan segala bukti keberadaan agen ASW jika lokasi mereka diketahui musuh.

Terdengar suara denging elektrik pertanda sesuatu sedang menghitung mundur. Para vampir berjubah hitam itu berterbangan di udara memasuki kontrakan tempat persembunyian Bripda Adelia dan hanya mendapati ruangan kosong penuh bangkai Nosferatu.

Layar komputer menyala merah dan menampilkan hitungan mundur.

4

3

2

1

Ledakan besar terdengar menyertai kepingan kaca yang pecah berhamburan ketika Bripda Adelia menerjang keluar dari jendela dapur. Disusul bola api raksasa yang menghanguskan belasan vampir sekaligus. Bripda Adelia bisa melihat nyala keunguan di atas kepalanya yang meringkuk berlindung dari reaksi berantai Napalm+Hidrogen yang menimbulkan ledakan UV.

Kobaran api. Lidah api menghanguskan deretan rumah padat yang terbuat dari anyaman bambu itu. Seekor Nosferatu berhasil keluar dari dinding api, menerjang penuh amarah ke arah Bripda Adelia dengan tubuh terbakar.

Polwan cantik itu mengosongkan klipnya dalam rentetan tembakan full auto. Tak jelas mana yang lebih berperan, tembakannya, ataukah kobaran api yang membuat mayat hidup itu tersungkur dan terbakar habis.

Telinganya berdenging, dan tubuhnya yang setengah telanjang dipenuhi pecahan kaca. Bripda Adelia berusaha mengumpulkan kekuatannya, merangkak berdiri berpegangan pada tepian sumur di belakang kontrakannya.

Mobil Dinas diparkir di dekat balai desa, dan diperlukan sprint sejauh 500 meter jika ingin melarikan diri dari tempat ini.

Bripda Adelia menarik napas panjang…. melangkah menjauhi nyala api yang semakin menjalar….

Kali ini yang tersisa hanyalah senapan, para vampir, dan tubuhnya yang setengah telanjang….

+++++++++++++++++++++++++++++

“Ledakan?”

Mata Agen Tuki segera memicing melihat sinyal infra merah di HUD (Head-Up Display) di Helmnya.

Helikopter itu bergerak merendah di antara lereng gunung yang berkabut. Aliran listrik yang padam nyaris tak menampakkan apapun selain pucuk-pucuk pohon dan atap rumah yang terlihat seperti rangkaian batu nisan.

Getaran kencang terasa ketika helikopter siluman itu menghantam udara dingin yang turun dari puncak gunung.

Agen Wakijo tampak berdoa berkali-kali….

“Piye kabar panakmu?” tanya Agen Poniman, partnernya.

“Sehat. Alhamdulillah lahir sehat….” Agen Wakijo tersenyum kecut.

Agen Kwok yang mendengar merespon dengan senyum sinis. “Kita tidak membicarakan keluarga dan orang yang disayang di medan perang. It brings bad omen,” ia berkata dingin, tanpa simpati.

Pedang High Frequencies Blade-nya yang bisa memotong apapun terselip di punnggung. Holdster di pinggang menyimpan sub-machine gun mini Kriss Vector, sementara untuk senjata utama ia memilih tombak dengan ujung Laser UV untuk membantai para vampir.

Oki yang duduk di sebelahnya menimpali dengan senyum yang tak kalah dinginnya. “Ana tidak peduli… orang-orang yang menyakiti keluarga ana harus mati…..”

Tentakelnya mulai menjulur keluar dari dalam vagina…..

“Brace for impact,” berkata Agen Tuki ketika helikopter itu kembali berguncang. Helikopter siluman milik agensi pemburu alien itu melayang di atas tanah lapang….

“Ini akan menjadi malam yang panjang.”

+++++++++++++++++++++++++++++

Bagaimana mungkin seisi desa ini adalah makhluk penghisap darah? batin Bripda Adelia ngeri. Kakinya yang telanjang terpincang-pincang di jalanan yang lenggang, dan yang dilihatnya hanyalah sosok-sosok berkerudung hitam yang berdiri di depan rumah menatapnya dengan wajah pucat dan mata kosong.

Tubuh sintalnya hanya ditutupi oleh sehelai celana dalam kecil, membuat kulitnya yang dipenuhi luka akibat pecahan kaca melelehkan darah segar.

Seorang Nosferatu mendesis lapar ke arahnya. Cacing parasit yang bersemayam di dalam rongga perut menggeliat keluar dari dalam mulut. Bripda Adelia bisa melihat urat-urat kemerahan yang berlendir dan ujung mulutnya yang bergerigi layaknya seekor lintah.

Kabut tebal menyelimuti seluruh desa yang terlihat seperti kota mati. Atap-atap rumah membentuk siliuet seperti rangakaian batu nisan. Sosok-sosok berjubah hitam tampak melayang tanpa gaya berat di atasnya, mengamati buruannya dari kejauhan.

Napas Bripda Adelia semakin tersengal. Udara dingin membuat kabut tipis keluar dari mulut dan hidungnya setiap kali ia menarik napas. Tubuhnya mulai mati rasa akibat kekurangan darah, tapi ia harus bisa sampai ke tempat tujuan.

Wanita itu terkesiap.

Ekor matanya menangkap kelebatan dari sudut buta.

Tangannya gemetar, mengarahkan senjata otomatis ke asal suara, sebelum kelebatan yang sama berkilas di belakangnya….

Kali ini disertai suara rintihan ketawa tanpa wujud.

Polwan itu menjerit sambil memberondongkan senjatanya sisa-sia. Proyektilnya hanya mengenai ranting dan udara kosong.

Detak jantungnya semakin memburu ketika satu persatu bayangan itu menampakkan diri dari dalam kabut dan kegelapan…. awalnya hanya satu, kemudian jalanan disekelilingnya dikepung oleh warga desa yang sudah berubah menjadi vampir….

Tubuh Bripda Adelia menggigil ketakutan menyadari ajalnya… air kencing mulai meleleh membasahi pahanya yang mulus….. tangannya yang menggenggam submachine gun Kriss Vector gemetar hebat….

Ia bahkan tidak memiliki keinginan hidup untuk melakukan perlawanan, tembakan terakhirnya dilepaskan dengan putus asa ketika tubuhnya rubuh di bawah cakar para vampir yang merenggutnya layaknya daging segar….

Celana dalamnya direnggut, dan seluruh rongga tubuhnya dicabuli beramai-ramai oleh para penduduk desa vampir…. Bripda Adelia hanya bisa termegap-megap nikmat ketika digilir di balai desa oleh para pemuda karang taruna…. karena ia tahu, sebelum dimangsa, korbannya harus dibuat orgasme terlebih dalulu…..

+++++++++++++++++++++++++++++++++++

“LEPASKAN ANA!”

“Diam, mata-mata,” hardik Ummi Laila, menjambak rambut Shyndi menuruni ruang bawah tanah rahasia yang terletak di belakang Madrasah.

Jilbabnya telah tercampak dan Shyndi hanya bisa merintih kesakitan ketika tubuhnya diseret oleh kekuatan yang bukan manusia.

Positif sosok bergamis hitam dan bercadar di depannya ini bukan manusia. Bagai seonggok kain, tubuh Shyndi dicampakkan di lantai batu yang dingin.

Bau anyir. Kegelapan sempurna. Mata Shyndi tidak bisa melihat apa-apa, tapi ia benar-benar yakin bahwa di sekelilingnya adalah tempat penyembelihan korban-korban sekte vampir ini….

Tubuh Shyndi gemetar hebat, berusaha melarikan diri dengan sisa-sisa tenaganya…. tapi cengkeraman kasar di lengannya membuat ia tidak memiliki pilihan apapun selain merintih kesakitan…. tubuhnya dicampakkan di atas sebuah altar batu, dipegangi beramai-ramai oleh kekuatan yang sepertinya bukan manusia…

Suara tangisan mulai terdengar dari bibir Shyndi ketika pergelangan tangannya mulai dibelenggu pada altar batu…. lalu cakar-cakar tajam mulai mencabik-cabik gamis dan pakaian dalam yang dikenakannya…. hingga tak ada sisa apapun yang menutupi tubuh suci sang ukhti yang telentang, telanjang bulat….

“Lepaskan saya…. tolong….,” pinta sang ukhti sambil berurai air mata, matanya yang mulai bisa menyesuaikan dengan kondisi kurang cahaya mulai bisa menangkap penampakan sosok-sosok berjubah dan berkerudung hitam yang mengelilingi tubuhnya.

Ummi Laila berdiri di depannya, merangkak naik ke atas altar. Cacing Nosferatu menampakkan diri. Cacing parasit yang bersemayam di dalam rongga perut menggeliat keluar dari dalam mulut. Shyndi bisa melihat urat-urat kemerahan yang berlendir dan ujung mulutnya yang bergerigi layaknya seekor lintah, menciumi urat-urat nadi di leher Shyndi yang putih.

Ummi Laila mulai menyibak gamis hitamnya sendiri hingga sebatas pundak, ternyata di balik jubah hitam akhwat itu, sang ustazah tidak mengenakan apa-apa lagi. Shyndi bisa melihat tubuh STW semok dengan dada berukuran 36 D, dan perut berlemak itu berlutut di antara pahanya yang dibuka lebar-lebar. Dan yang paling mengerikan, ternyata dari dalam vagina Ummi Laila menggeliat sebentuk batangan hitam keras yang menyerupai kelamin laki-laki.

Tangisan Shyndi semakin keras terdengar, ketika sepasang payudaranya mulai digerayangi. Lalu batang kelamin alien itu mulai menggerus belahan lembabnya. Putingnya yang tinggal satu dipilin-pilin, dirangsang sedemikian rupa, sehingga wanita soleha itu tidak bisa menahan suara rintihan pelan yang mengiringi tangisnya. Dan lagi batang berurat yang kini menggerus keintimannya di bawah sana, membuat tubuhnya merespon dengan reaksi fisiologis yang seharusnya.

Air mata meleleh di pipi Shyndi yang mulai bersemu. Setengah karena rasa takut, setengahnya lagi karena malu kepada dirinya sendiri, karena dirinya ternyata menikmati perbuatan cabul ini. Ya Allah, alangkah berdosanya hamba, batin Shyndi ketika kelaminnya merespon bahagia gesekan kelamin alien itu dengan memproduksi semakin banyak lagi lendir pelicin. Tubuhnya yang tadinya tegang mulai bergerak mengikuti gesekan kontol alien itu. Dadanya membusung dan menggelinjang tak bisa menyembunyikan rasa nikmat bersama desahan napasnya sendiri.

“Jangan…. jangan… ana mohon… jangan perkosa ana…..” tangis Shyndi ketika batangan alien itu mulai bergerak menembus kelaminnya yang suci. Gesekan batang tebal di liang kawinnya membuat Shyndi didera kenikmatan tak terkira yang membuatnya terpaksa mengeluarkan rintihan erotis. Wanita yang sehari-hari rajin beribadah itu termegap nikmat ketika batang kontol alien itu memenuhi tubuhnya.

“Sssssh…. nikmati saja sayang… kamu tahu… kami harus membuatmu orgasme…. agar darahmu… terasa semakin nikmath….” desis Ummi Laila sambil mulai menggenjot tubuh Shyndi.

Ustazah Setengah baya itu masih ditutupi hijab dan cadar, sementara gamis hitamnya kini tersingkap hingga pundak, menampakkan tubuhnya yang montok khas ibu beranak. Perut berlemak, dan payudara besar yang berguncang-guncang ketika ia mulai menyetubuhi Shyndi. Satu-satunya anomali di atas tubuh seksi itu adalah sebatang kontol yang keluar dari dalam vagina, dan tentakel penghisap darah yang menggeliat dari dalam mulut, menciumi bibir Shyndi dengan lendirnya yang menjijikkan.

Tapi Shyndi bahkan tidak bisa lagi memperhatikan rasa jijik. Karena kenikmatan yang melanda tubuhnya membuatnya hanya mengeluarkan ceracau binal semata. Bibir sucinya mengeluarkan kata-kata cabul ketika memeknya diewe oleh akhwat berkontol, mengiringi suara mesum lendir yang berasal dari kelaminnya yang kian membanjir.

Tubuh telanjang Shyndi yang atletis dipenuhi oleh lelehan keringat, menggeliat, menggelinjang erotis ditindih oleh akhwat STW. Payudaranya diremas-remas, digelitiki sehingga membuat rintihan Shyndi semakin menggila.

Kesal karena korbannya tidak kunjung orgasme, Shyndi lalu ditunggingkan di atas altar batu. Tubuhnya dipegangi beramai-ramai oleh para vampir, dipaksa melayani Ummi Laila dalam posisi Woman on Top. Tak perlu dipaksa sebenarnya, karena tubuhnya yang membinal, membuat Shyndi semakin kehilangan akal sehatnya. Ia bahkan dengan sukarela menggerakkan pinggulnya, menyambut kedatangan batang kontol Ummi Laila dengan rintihan nikmat yang dikeluarkan dengan sepenuh hati.

Vampir-vampir wanita, para santriwati Ummi Laila yang melihat adegan seks itu sambil masturbasi dan berciuman sesama jenis mulai menggabungkan diri. Dua orang menyusu pada payudara Shyndi, sementara seorang santriwati mengangkangi wajah Shyndi memaksa wanita soleha itu menjilati vaginanya. Seorang lagi yang bertiti, mulai menjilati lubang anus Shyndy membuat dokter cantik yang tak pernah lupa beribadah itu semakin kehilangan jati diri dan menjelma layaknya seorang aktor JAV.

Shyndi mengejang nikmat, lubang analnya dipenetrasi….

Tubuhnya seketika menggelinjang diikuti semburan urin segar…

Tentakel-tentakel penghisap darah membelai lapar pada tubuhnya yang telanjang….

Menghiasi kulit mulus Shyndi dengan lendir indah…..

+++++++++++++++++++++++++++++

“Mudah-mudahan kita tidak terlambat.”

Mendarat di lapangan desa, tim mereka dibagi menjadi 2. Tim Oki dan Agen Kwok yang bertugas menyerbu ke dalam pesantren dan menyelamatkan Shyndi. Serta tim Agen Tuki, agen Poniman, dan agen Wakidi yang bergerak ke arah markas rahasia ASW.

Nyala api terlihat menerangi langit malam.

Perasaan Agen Tuki tidak enak.

Tiga orang mantan anggota pasukan Khusus itu bergerak senyap di jalanan desa yang gelap dan lenggang. Kabut tebal yang turun entah dari mana membuat segala sesuatunya seperti diselubungi oleh kekuatan misterius. Gelap.

Sunyi. Tak ada yang terdengar, bahkan suara jangkerik sekalipun. Seolah segenap makhluk malam takut akan kebangkitan kekuatan kegelapan yang lama bersemayam di tempat itu.

Agen Tuki mengangkat kepalan tangannya.

Dua orang anak buahnya serempak berhenti.

Siluet hitam terlihat berdiri di antara gapura selamat datang.

“Warga sipil?” bisik Agen Poniman waspada, karena yang terlihat adalah sosok gadis manis berusia 5 tahun yang sedang membawa boneka. Tubuhnya mungil hanya ditutupi daster pendek tanpa alas kaki.

Mantan Anggota Kopaska itu nyaris kehilangan kewaspadaannya, ketik layar HUD di helemnya berdenging dan menunjukkan sinyal inframerah yang berasal dari cacing Nosferatu di rongga tubuh si kecil.

Diringi desisan buas, gadis kecil itu melayang dengan kecepatan tak terbayangkan ke arah Agen Poniman yang kurang siaga. Tentakel penghisap darahnya menjulur keluar dari dalam mulut, bersiap memangsa dengan deretan giginya yang menyerupai mulut lintah…

“JANGAN LENGAH COK!!!!”

Tojokan bangsat Agen Tuki menghantam tepat pada muka. Membuat tubuh vampir cilik itu melayang menghantam tugu selamat datang. Wujud anak-anak tak membuat Rambo lokal itu memiliki rasa iba. Tendangan sepatu botsnya menginjak leher gadis kecil yang sedang kesakitan itu, lalu ditariknya cacing raksasa yang melata dari dalam rongga mulut.

“AAAAAAAAKKKKKHHHH!!!!” gadis kecil itu meronta kesakitan ketika alien berbentuk cacing atau lintah raksasa yang menggantikan ususnya ditarik paksa oleh Agen Tuki, hingga akhirnya tubuh sang inang mengejang sekarat saat alien Parasit itu dicabut sepenuhnya.

Geram, Agen Tuki mencekik cacing Nosferatu dengan cengkeraman tangannya. Mayat gadis kecil yang terngangga dengan mulut terbuka itu membuatnya murka dan memecahkan Nukleoid sang alien KNTL dalam satu gerakan, mengakhiri riwayat makhluk penghisap darah itu.

Jeritan makhluk kegelapan terdengar dari dalam desa Hantu. Mengikik. Merintih bersahut-sahutan seperti makhluk yang baru bangkit dari dalam kubur. Lalu dari dalam kabut, merangkak puluhan sosok-sosok bayangan berwajah pucat laksana mayat. Mereka berada di sarang vampir….

“Kita kalah jumlah, Captain,” desis agen Poniman gentar.

“Well, apa boleh buat, Man… ane cuma ikut prihatin, ente nggak bisa ngelihat muka jabang bayi ente..…”

Poniman tersenyum kecut, melepas pengaman pada senapan photonnya.

Agen Wakijo tiba-tiba menyelak.

“KAPTEN! SAYA MENANGKAP SINYAL ALIEN KNTL DARI ARAH JAM 10!!! SPESIES LEVEL-S!!!”

“Jangkrik!”

+++++++++++++++++++++++++++++++++

Para Vampir mendesis waspada ketika dari balik kabut melangkah tiga sosok bayangan. Dua sosok kembar yang mengapit seorang jilbaber berwajah imut dan bertubuh mungil yang tersenyum lucu ke arah mereka.

“Well… well… benar… di sini ada pesta…..” Ria terkikik-kikik riang dalam wujudnya yang lucu….

Agen Tuki memasang kuda-kuda menyadari kehadiran pihak ketiga.

Lawan?

Sekutu?

Karena para vampir malah memasang sikap bermusuhan terhadap tiga orang alien KNTL itu….

++++++++++++++++++++++++++

Sementara itu….

“Anda yakin ini adalah ide yang baik, prof?” tanya Nygta

“Apa? Bekerja sama dengan Kamerad Vladimir dan The Lust?”

Nygta mengangguk ragu.

“Apalagi pilihan yang kita punya? Birokrasi terlalu berbelit. Mereka bahkan tidak mau mengerahkan pasukan karena takut kepada Ormas keagamaan.”

Prof Hardiman tersenyum dingin. “Kamu harus tahu, sayang…. Terkadang untuk mengalahkan Iblis, kita harus bisa…. menjadi Iblis….”

Nygta merinding, tidak tahu mana yang lebih mengerikan, pembunuh antargalaksi, ataukah kegelapan hati manusia….

BERSAMBUNG
 
Terakhir diubah:
Hore hore

Kali ini adegan aksinya jauh lebih menggoda dibanding xxx nya

But im fine with that

The dialogue.the pace.

Its not an orgasme. Its a NERDGASM!!
 
Akhirnyaaaa... ini yg ditunggu tunggu.... terima kasih senpai.. ceritanya makcrot... unsur jepang, indo, amrik (brasa kaya film blade) jadi 1.. super sekali..
Ditunggu update selanjutnya senpai..
 
makin seru update ceritanya ...:Peace:

sayang ya 2 mata2-nya ... apakah R.I.P. :((
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd