Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Bosenin nggak sih?

  • Nggak sih, ceritain sampai ke akarnya dan seluruh kejadiannya walau nggak banyak adegan panasnya

    Votes: 74 85,1%
  • Bosenin, kelamaan, langsung ke intinya aja.

    Votes: 13 14,9%

  • Total voters
    87
  • Poll closed .
Bab 6
SIASAT PERANG GERILYA


"Ini temen ojolmu yang keserempet mobil?, Tega ya?" Suara Elvina terdengar seperti menahan tangis.
"Nggak non, ini pacarnya Putra" sanggahku
"Putra? Masih bawa-bawa dia? Jelas-jelas kamu setiap hari kesini, Kamu jahat by!" Isak tangis Elvina mulai terdengar
"Nggak, kamu salah paham non..." Jawabku.
Mata Elvina menatap tajam kearah Alda
"Lu tau, Kelvin itu calon tunangan gue!, Loe cuman lonte yang berusaha ngrebut laki orang." Bentak Elvina pada Alda. Aku hanya terdiam mendengar dua wanita cantik ini berargumen.
"Plak" tangan Elvina tepat mendarat diwajah Alda, dan dijambaknya rambut panjang Alda. Melihat kelakuan Elvina akupun mulai naik darah
"Bangsat, kamu apa-apaan sih? Aku sama Alda cuma temen, udah ayo keluar."
Aku berusaha mengajak Elvina keluar, kuambil tas Elvina yang terjatuh dibawah kasur Alda dan aku berjalan keluar dengan Elvina yang masih dipenuhi emosi.
Dari luar, ku lihat Alda menangis, darah kembali merembes membasahi perban yang membebat tangannya. Mendengar suara ribut dari kamar Alda, berberapa perawat datang dan mengecek keadaan Alda, aku tidak bisa berbuat banyak.

"Kamu itu kenapa?, Aku kurang apa?" Elvina menangis sejadi-jadinya.
"Apasih non, aku cuma temen" jawabku
"Temen? Masih bisa bilang temen, kamu?" Suara Elvina terdengar miris disertai senggukan tangis.
"Dia pacarnya Putra, aku cuma dititipin buat jaga"
Dalihku pada Elvina.
"Telepon Putra! Aku mau ngomong" jawab Elvina
"Buat apa? Mau ngomong apa?,
Gak usah lah" jawabku
"Aku cuma mau ngomong kalau pacarnya, udah diperawanin sama sahabatnya sendiri" jawab Elvina. Mendengar itu aku kaget bukan main.
"Maksudnya gimana?" Sanggahku
"Udah gausah pura-pura deh. Dia bilang sendiri, kalau Kon***mu yang udah merawanin dia, udah mana nomor putra" Bentak Elvina
"Non, jangan, maaf, aku khilaf. Aku cuma termakan hawa nafsu, maaf." Sambil kupegang tangan Elvina.
"Gini amat ya, punya cowok bajingan, ganteng kaga, kaya kaga, tapi kon***nya kemana-mana" jawab Elvina sambil melepaskan tangannya dari genggamanku.
"Aku mau kita udahan aja, selesai sampe sini, aku bakal ceritain semua ke orang tuaku, ceceku, dan oma!, Mereka selalu menilai kamu orang baik, tapi nyatanya kamu cuma PK Vin" (PK= Penjahat Kelamin) katanya lagi.
Baru pertama kali ini setelah sekian lama Elvina memanggilku dengan menyebut namaku. Biasanya sehebat- hebatnya kami bertengkar, tidak sekalipun dia menyebutku dengan "Vin". Firasatku sudah tidak enak. Rasa bersalah menyeruak.
Elvina berjalan gontai sambil menangis di lorong rumah sakit, rambut panjangnya terurai, jas almamater biru khas kampus, dan celana jeans membuatnya tampak begitu Elegan. Aku baru menyadari betapa berharganya calon tunanganku ini. Aku berusaha mengejarnya kuraih tangannya dan langsung kupeluk, diapun menangis di pelukanku. Hanya kata maaf yang terus menerus terucap dari mulutku. Aku tidak peduli orang-orang disana memandang kami dengan pandangan iba. Mungkin mereka berpikir bahwa kerabat kami
Meninggal, tapi ini rumah sakit, apapun bisa terjadi, banyak hal yang bisa membuat orang tertawa, bahkan menangis. Berbagai luapan emosi pernah kekuar disini.

Elvina yang kupeluk dengan Erat hanya terus berusaha melepaskan pekukanku, gemericik gelang dadu pemberianku yang dipakainya lama kelamaan melemah. Elvina hanya pasrah kupeluk dan menangis dipelukanku. Kuajak dia pulang menggunakan mobilnya, hanya hening yang mengiringi perjalanan kami. Sesampainya di rumah Elvina akupun segera mengejarnya, seperti biasa, rumah Elvina sepi ketika siang hari, hanya suara kllinting-klinting dari genta angin dan suara air mengalir dari airator akuarium yang menghiasi rumah Elvina sepanjang hari. akupun berusaha mengajaknya berbicara. Tetapi dia hanya mengacuhkanku. "Non, maaf.. tolong lah... Jangan kayak gini" akupun tetap berusaha mengajaknya bicara, tetapi dia hanya tetap mengacukanku sambil melihat kearah lain.
"Yaudahlah" melihat sikap acuh tak acuh Elvina, aku akhirnya menyerah. Sambil aku berjalan keluar, kunyalakan rokok dan mulai kuhisap dan kuhembuskan lagi. Tiba-tiba dari belakang Elvina datang, diambilnya rokok ku, dan dipatahkannya lalu dibuangnya keluar. "Dirumah ini, dilarang merokok"
"Kok gitu? Biasanya kan gak papa" Tanyaku dengan bodohnya.
Dia hanya masuk kedalam dan tak menjawab pertanyaanku. Aku bingung melihat tingkah Elvina, baru pertama kali setelah sekian lama aku melihatnya seperti ini, seperti bukan Elvina yang kukenal.

Kulihat dia melepas Almamater dan menguncir rambutnya. Keringat yang membasahi punggungnya menambah keseksiannya dari kejauhan. "Apa liat-liat?" Suara Elvina terdengar dari kejauhan. Aku pun langsung membuang muka kearah lain, "gak kok, aku liat ikan, makin lama, makin cantik ikannya" jawabku spontan. Melihat tingkah dan mendengar jawabanku, aku melihat Elvina tersenyum. Akupun menghampirinya. "Gausah deket-deket" jawab Elvina sambil mendorongku.
Akupun menjauh kembali kedekat akuarium. Dia mulai tertawa. Melihat ada lampu hijau dari Elvina aku langsung duduk didekatnya " non, maaf, serius maaf, aku janji gak bakal ngulangi lagi, aku tau aku salah, aku khilaf non... Maaf...., Bukan maksudku aku begituan sama Alda, nggak, itu semua terjadi secara tiba-tiba, aku nggak bermaksud begitu, sumpah, aku bener- bener nggak sadar.
"Jadi kalau misalnya aku begituan sama cowo lain gara-gara aku juga khilaf dan gak sadar, gak papa ya?" Jawab Elvina
"Ya gak boleh lah!!!" Jawaban ketus reflek keluar dari mulutku.
"Lha kamu kok boleh?, Kok aku gak boleh? Ga adil dong..." Jawabnya
"Nggak, gak boleh, aku juga gak boleh, zinah sama orang lain itu dosa, sama pacar sendiri gakpapa" jawabku.
Mendengar gurauanku, Elvina akhirnya tertawa.
"Serius minta maaf, dan gak ngulangi lagi?" Tanya Elvina.
"Serius non, maaf banget, janji, sumpah, kalau aku ngulangin aku mati deh" jawabku.
"No, aku gamau kamu mati, gini aja deh" dia mencopot kunci rumah dari ring nya, dan memberikan ring kawat itu padaku.
"Apa ini?" Tanyaku.
"Aku gamau kamu mati, kalau kamu emang serius lamar aku sekarang, sementara pakai ini., Dan mulai besok gausah ketemu lonte itu lagi." Mendengar itu aku mati kutu. Aku benar-benar terkena skak mat Elvina.
Pada akhirnya kuturuti semua perkataan Elvina. Ring O kekecilan yang biasa digunakan pada gantungan kunci berpindah tempat di jariku dan jarinya seperti orang konyol.
"Aku boleh ngerokok?" Tanyaku.
"Siapa yang ngelarang?" Jawab Elvina
"Gatau, siapa ya tadi, ada cewe dateng langsung maen ambil aja rokoknya terus dipatah-patahin lalu dibuang kedepan" jawabku
"Oh itu, tadi ada cowo, bajingan banget yang selingkuh dan ngebohongin cewenya, terus enak-enakan ngerokok buat polusi di rumah orang" jawabnya
"Aku dong....." Jawabku sambil berlagak bodoh
"Tuh ngaku orangnya" jawabnya sambil tertawa.
Momen asik bersama Elvina membuatku sejenak melupakan Alda. Momen - momen seperti ini yang mulai hilang sejak lama kami pacaran dan akhirnya kembali.
Aku melihat Elvina yang menggunakan kemeja putih menerawang terkena keringat menambah keseksiannya.
"Panas nih non, ga pengen mandi? Nanti corona nempel dibaju mu lho" celotehku sambil pura pura mengipas-ngipas wajahku dengan tangan.
"No, aku lagi haid" jawab Elvina
Mendengar itu aku langsung lemas.
"Iyadehh iyaa, aku balik dulu ya..., Mau lanjut kerja" sambil bersiap-siap berangkat.
"Ada duit buat balik?" Tanya doi seakan mengerti segala masalahku bak peramal.
Menjawabnya aku hanya memasang muka lesu sambil menggelengkan kepala.
"nih, jangan buat beli rokok" Elvina menyodorkan selembar uang seratus ribuan, sambil meraih hp nya untuk memesankan ku ojek online untuk kembali ke rumah sakit mengambil motor.
"Janji ya jangan ketemu Lonte itu lagi." Kata Elvina sambil memelukku.
Aku balas memeluknya sambil mengangguk.
Tak lama driver pun datang melihat penumpangnya sesama driver, bapak itu hanya tertawa.
"Motornya kemana mas?" Tanya pak Hamidin
"Di rumah sakit pak" jawabku
"Lha sampeyan kok bisa disini?" Tanya beliau lagi.
"Iya pak,ini rumah teman saya." Jawabku
"Elvina Pricillia ini mas? Tak kira tadi mbaknya itu pacarnya pean" Tanya beliau
"Bukan pak, itu teman saya, pacar saya ada di rumah sakit" jawabku.
Perjalanan yang menyenangkan disertai bincang-bincang dengan pak Hamidin menambah pengetahuanku tentang kehidupan.
Aku segera masuk ke dalam rumah sakit, Dan segera masuk ke kamar Alda.
Alda terbangun melihatku datang.
Tangannya yang tadi berdarah sudah diganti perban oleh perawat.
Aku pun duduk disampingnya, dan hanya diam.
Suasana hening menemani kami berdua selama berberapa menit.
"Aku gatau kalau Mas Elvin udah tunangan" Alda membuka percakapan.
Mendengar perkataan Alda, aku hanya diam.
"Tunangan mas Elvin, cantik juga ya" kata Alda memuji Elvina.
Jus alpukat yang tergeletak di meja yang tidak tersentuh sama sekali kuambil dan kusodorkan pada Alda.
Alda mengambil jus itu dan meminumnya. Aku masih diam. Perasaan dilema yang hebat menyerangku. Rasa sayang kepada Alda dan beban moral kepada
Elvina dan keluarganya.
Sungguh masalah rumit yang kuciptakan.
"Mas Elvin dari mana?" Tanya Alda
Aku merasa bersalah kepada Alda. Akupun terdiam, tanpa kusadari akhir-akhir ini aku jadi lelaki yang cengeng. Air mata begitu mudah keluar dari mataku yang sebenarnya menangis adalah hal yang tabu menurut kamus kehidupan ku.
"Maafin mas, me" hanya kata-kata itu yang bisa kuucapkan.
"Mas tau nggak? Tadi kenapa aku cerita sama ce Elvina tentang perbuatan kita?" Tanya Alda.
"Aku hanya menggeleng spechless mendengar pertanyaan Alda.
"Soalnya aku sayang sama Mas, aku tau, dari pandangan mata mas, mas juga sayang sama aku, dari perhatian mas, sampe bela-bela in jual motor nya mas, demi aku, aku sayang sama mas Elvin, dan aku ngga rela mas Elvin dimiliki orang lain selain aku. Aku egois ya? Tapi itulah cinta. Karena aku cinta sama Mas." Peryataan Alda yang tak terduga-duga membuat hatiku semakin tak karuan sekaligus senang. Alda memelukku sambil berbisik, "mas mau kan tetep terus sama meme? Meskipun kadang meme konyol, meme bodoh, meme nyusahin mas, tapi mas mau kan nerima meme?" Tanya Alda.
Mendengar pertanyaan itu, akupun balas memeluk Alda sambil menganggukan kepala. "Gimana dengan Putra?" Tanyaku.
"Aku bakal tetep keep secret bahwa kita punya hubungan, cuma aku sama mas yang tau. Aku pastiin nggak akan ada yang tau. Termasuk mas Putra dan Ce Elvina. Mas tetep jalan seperti biasa sama ce Elvina, aku juga tetep sama mas Putra,
Aku nggak mau, mas Putra menilai mas Elvin sebagai orang yang buruk, cukup aku aja yang dinilai buruk sama Ce Elvina. Kita begini dulu sampai saatnya tiba, saat dimana kita bisa saling memiliki sepenuhnya, mas ngerti kan?" Tanya Alda kepadaku. Aku hanya bengong mendengar pernyataan Alda bak pemeran Antagonis dalam sinetron-sinetron yang pernah kutonton.
"Terus, kenapa kamu kemarin mau bunuh diri?" Tanyaku...
"Mas tau istilah Gambling?" Tanya Alda balik.
"Tau.." jawabku..
"Ya aku gambling, kemarin waktu main sama mas, aku sebenernya nikmatin, aku nangis karena aku bakal gambling nyayat tanganku sendiri. Sebenernya takut sakit, tapi aku percaya, mas Elvin pasti nggak mungkin ninggal aku kan. Aku begini juga supaya aku bisa pisah sama mas Putra. Dan bilang ke orangtuaku dengan kedok bunuh diri karena mas Putra. Licik juga Alda ini pikirku, tapi apa daya, cinta membutakan segalanya. Aku tidak mempermasalahkan hal ini.

Berberapa hari ini tidak ada kabar dari Putra, rupanya dia ditahan karena kasusnya bukan merupakan hukum perdata melainkan Pidana, karena dia merugikan berbagai pihak. Aku juga kurang paham, aku hanya mendapat kabar dari Putra melalui chat Alda dengannya. Hubunganku dengan Alda semakin dekat, demikian juga dengan Elvina. Entah kenapa sekarang aku merasakan hadirnya sosok Elvina kembali selama berberapa waktu ini hilang. Sehingga waktuku dengan Alda menjadi terbagi dengan Elvina, beruntung Alda mengerti keadaanku dan mengijinkanku bertemu Elvina dengan berbagai syarat. Salah satunya gak boleh melakukan "hubungan" dengan Elvina. Bertepatan dengan masa Haid Elvina, jadi aku sama sekali tidak melanggar petuah Alda.

Hanya senggama senggama kecil yang kulakukan dengan Elvina ketika berada di rumahnya, entah bercumbu atau sekedar bermain dokter-dokteran yang meraba-raba pasiennya. Tetapi suatu ketika setelah melihat Elvina melepas Almamaternya, dengan kemeja yang menerawang terkena keringat memperlihatkan garis BH dan payudaranya, bangkitlah nafsu kejantananku dan sudah tak mempedulikan Petuah Alda. Toh ini pacarku juga batinku. Kutarik Elvina masuk ke kamar mandi, ku lumat bibirnya, tanganku mulai menggerayangi belakang telinganya, kulumat, desahan kegelian Elvina membuatku semakin bernafsu, gema suara desaha Elvina di kamar mandi menambah suasana menjadi semakin panas, untuk mendinginkan suasana, kulucuti pakaian Elvina sampai tak tersisa satu helai benang pun di badannya, Kunyalakan shower dan mulai menyirami tubuh Elvina, sabun cair kuambil sambil membelakanginya, mulai kuoleskan di badannya sambil melumat bibirnya, payudaranya kuremas dan kupelintir bagian putingnya, entah keenakan atau kesakitan, tapi lumatan Elvina semakin keras menandakan dia keenakan, jadi kulanjutkan saja permainanku. Payudaranya yang tak terlalu besar memudahkanku untuk memainkannya, sambil dia mengocok konti ku, aku memainkan payudara dan vaginanya, "perih..." Suara lirih Elvina terdengar disertai desahan desahannya... Kulihat tanganku sedikit memerah ketika bermain dengan vagina Elvina, karena dia masih dalam masa Haid, tapi itu sama sekali tidak menghancurkan nafsu ku. Akhirnya kubersihkan vaginanya dari sabun dan kududukan Elvina diatas bak mandi lalu mulai ku lumat klirotisnya sambil sedikit menggetar-getarkan bagian bibir vaginanya dengan lidahku, sementara tanganku terus memainkan payudaranya. rasa anyir darah bercampur asin cairan kenikmatan Elvina merembes ke mulutku menandakan bahwa dia susah organsme. Aku pernah mendengar bahwa ketika wanita sedang haid/ menstruasi, nafsu sex nya akan menjadi semakin tinggi dan dia akan mencapai puncak kenikmatan organsme saat haid dibanding saat tidak menstruasi. Dan kubuktikan hal itu benar adanya. Akhirnya ketika akan kumasukkan kontiku kedalam sarangnya, Elvina menggeleng, "diemut aja ya... Jangan dimasukin..." Mendengar itu awalnya aku tidak menghiraukannya. Tapi melihatnya terus menepis dan menolak, akhirnya akupun
Bertanya "kenapa?"
"Nanti bisa kena kanker rahim by..." Jawab Elvina
Mendengar jawaban itu aku tidak bisa berbuat banyak. Akhirnya aku disuruh naik dan duduk di atas bak mansi menggantikannya, dilumatnya kontiku, diberikannya jilatan jilatan sambil sesekali diberikan kecupan diujungnya, dia mencoba menghimpit kontiku dengan payudaranya, tetapi payudaranya terlalu kecil, sehingga tak sampai menghimpit akhirnya hanya digosokkannya di payudaranya sambil dijilatnya ujung kontiku. Permainan oral Elvina kurang bisa membuatku bernafsu, tetapi dia menyuruhku bangun. "Sini deh"
Dia menghimpit kontiku dengan paha nya yang putih mulus, dan menaikkannya sampai menyentuh bibir vaginannya. "Udah, maju mundurin aja" aku baru tau dengan posisi ini, kami berdua mendapat kenikmatan yang sama, dia mensapat sensasi geli klirotis yang tergesek kontiku, dan aku mendapat sensasi jepitan yang enak. Rambut-rambut halus kemaluan Elvina menyentuh badan kontiku dan menambah sensasi geli karena bergesekan. Sambil bercumbu dan dada kami saling menempel, terus kumaju mundurkan kontiku sambil tetap berciuman. Lalu Elvina memutar tubuhnya membelakangiku, dan layaknya posisi Doggy. Dia menghipit kontiku dengan paha nya, kali ini ujung kontiku yang terkena eksekusi bulu - bulu halus vagina Elvina membuat sensasi geli tak tertahankan, sambil kuremas payudara Elvina dan ku jilat lehernya, spermaku keluar diikuti cairan kenikmatan Elvina merembes ke lantai kamar mandi. Entah ide dari mana yang Elvina dapat.
Tapi permainan ini serasa begitu fresh dan liar. Memberikan pengalaman dan sesasi baru. Akhirnya sedikit bercumbu lalu melanjutkan mandi disertai gurauan kecil kami berdua di kamar mandi. Tak lama, kami pun selesai mandi. Lalu kami keluar satu persatu dari kamar mandi, Elvina keluar terlebih dahulu, lalu kuikuti dibelakang "oh, jadi begini kelakuanmu selama papa nggak dirumah" Suara seorang pria terdengar dari luar saat Elvina keluar.
"Lho Papa?, Udah pulang?" Suara Elvina tergagap menjawab pertanyaan itu.
"Sama siapa kamu di dalam? suruh keluar dari sana SEKARANG!" bentak suara itu dari luar.......

Bersambung....
 
Terakhir diubah:
Ada dan tidak realita pasti ada di real life. Kalau dk sesuai ketentuan calon mantu pasti di pisahkan lain hal kalau sesuai kriteria ny langsung bahas tanggal nikah.
 
Mana ada cewe yang bapaknya rela anaknya diputusin setelah dikentot :v
Ada dan tidak realita pasti ada di real life. Kalau dk sesuai ketentuan calon mantu pasti di pisahkan lain hal kalau sesuai kriteria ny langsung bahas tanggal nikah.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd